Anda di halaman 1dari 17

RUANG DISKUSI VIRTUAL

KELAS A9-51
KELOMPOK 2

1.1.A.5 RUANG KOLABORASI REFLEKSI


FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL
KI HADJAR DEWANTARA
RUANG DISKUSI VIRTUAL
KELAS A9-51

FASILITATOR KELOMPOK 2 PENGAJAR PREKTEK


KARWO ARIFIN

ANDRIANI DIAN IWANSYAH YULIS PUJI SRI SURYANTI


ISLAMIATY ASTUTI
SOSIO-KULTURAL MERUJUK PADA INTERAKSI
ANTARA ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA DALAM
SUATU MASYARAKAT ATAU KELOMPOK
MANUSIA

"SAMAWA SABALONG SAMA LEWA"


KEARIFAN LOKAL DALAM BENTUK ETIKA ATAU PRINSIP MORAL MASYARAKAT SUMBAWA
YANG DISEBUT SABALONG SAMALEWA. ETIKA TERSEBUT MENJADI PEDOMAN HIDUP
MASYARAKAT SUMBAWA DALAM MENJAGA EKSISTENSI KEHIDUPAN MANUSIA DAN
KESEIMBANGAN ALAM. PRINSIP TERSEBUT MENUGASKAN MASYARAKAT UNTUK
MENGHORMATI HUBUNGAN ANTARA KEHIDUPAN MANUSIA DENGAN MAKHLUK HIDUP
LAINNYA, TERUTAMA KARENA ADANYA PERUBAHAN MATERI DAN LINGKUNGAN YANG
MENGAKIBATKAN KETIMPANGAN SOSIAL SEBAGAI AKIBAT DARI PEMBANGUNAN LOKAL.
ETIKA SABALONG SAMALEWA MEMBERIKAN PEDOMAN UNTUK MENJAGA
KESEIMBANGAN ANTARA PERKEMBANGAN MATERI ATAU FISIK DAN PERKEMBANGAN
MENTAL ATAU SPIRITUAL, SEBAGAI NILAI-NILAI BERSAMA DAN TINDAKAN UNIVERSAL
BAGI MASYARAKAT SUMBAWA LINTAS KELAS SOSIAL. KAJIAN INI MENYIMPULKAN
BAHWA ETIKA SABALONG SAMALEWA BAGI MASYARAKAT SUMBAWA ADALAH SUATU
EMBODIMEN ATAU PENGEJAWANTAHAN NILAI DAN PERANGKAT KERAMAHTAMAHAN
(CONVIVIALISME) DALAM PENCAPAIAN KEHIDUPAN HARMONIS ANTARA WARGA DAN
LINGKUNGANNYA MELALUI PERWUJUDAN NILAI-NILAI LOKAL DAN PRAKTIK
PENGHORMATAN TERHADAP PENGHUNI LAIN DI MUKA BUMI AGAR TAK MUSNAH
ISTANA DALAM LOKA
SOSIO-KULTURAL MERUJUK PADA INTERAKSI
ANTARA ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA DALAM
SUATU MASYARAKAT ATAU KELOMPOK
MANUSIA

"NGGAHI RAWI PAHU"


NGGAHI ITU ADALAH KONSEP ATAS NILAI KEHORMATAN DALAM
BERBICARA ATAU MENGATAKAN.KALAU DITERAPKAN PADA PENDIDIKAN
BAHWA PENDIDIKAN ITU HARUSNYA MENDIDIK . DAN RAWI ADALAH
PRILAKU SIMPATI DAN EMPATI TERHADAP SESUATU YANG KITA
BICARAKAN SEDANGKAN PAHU (DALAM BAHASA DOMPU) ADALAH
UNTUK MENGHORMATI HAKIKAT YANG DIBICARAKAN YANG DAPAT
DIAPLIKASIKAN SEHINGGA DAPAT MENGHASILKAN BENTUK ATAU
WUJUD YANG BERSIFAT NYATA.

ADAPUN DARI SEMBOYANG NGGAHI RAWI PAHU, KERANGKA BERPIKIR


DARI KHD YANG DAPAT KITA AMBIL ADALAH NILAI KEJUJURAN, DISIPLIN,
TANGGUNG JAWAB DAN SELALU MENJAGA ATITUDE, DAN TAAT KEPADA
SANG PENCIPTA, JADI APA YANG DI UCAPKAN DAN DI PERBUAT PUN
HARUS SESUAI DENGAN AJARAN AGAMA ISLAM DAN SUNAH RASUL
UMA LENGGE
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN
DENGAN NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG
RELEVAN MENJADI PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU
SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL
SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA

HARMONI
(H)
KONSEP HARMONI DALAM KHD DAPAT DIHUBUNGKAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP KEARIFAN LOKAL YANG
MENGAJARKAN TENTANG PENTINGNYA HIDUP BERDAMPINGAN SECARA DAMAI DENGAN ALAM DAN SESAMA
MANUSIA. MELALUI PEMBELAJARAN TENTANG NILAI-NILAI TOLERANSI, GOTONG ROYONG, DAN RASA SALING
MENGHORMATI, SALING PEDULI DALAM BUDAYA LOKAL, MURID DAPAT BELAJAR UNTUK MENCIPTAKAN
HARMONI DALAM HUBUNGAN ANTARINDIVIDU DAN MASYARAKAT. DALAM ADAT SUMBAWA DIKENAL DENGAN
ISTILAH BASIRU, YAITU SALING MEMBANTU

KEMANDIRIAN
(K)

PENDIDIKAN BERBASIS KHD AKAN MENDORONG MURID UNTUK MENJADI INDIVIDU YANG MANDIRI
DAN MEMILIKI KEPERCAYAAN DIRI. DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH, NILAI-NILAI KEMANDIRIAN
YANG RELEVAN DAPAT DIAMBIL DARI TRADISI LOKAL YANG MENGHARGAI USAHA MANDIRI,
KEULETAN, DAN INOVASI. MISALNYA, PENGEMBANGAN KETERAMPILAN TRADISIONAL ATAU SENI
DAERAH BISA MENGAJARKAN MURID TENTANG USAHA MANDIRI DALAM MENGEMBANGKAN
BAKAT MEREKA.
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN
DENGAN NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG
RELEVAN MENJADI PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU
SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL
SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA

DINAMIKA (D)

1.DALAM PEMIKIRAN KHD MENCERMINKAN FLEKSIBILITAS DAN ADAPTASI


TERHADAP PERUBAHAN. DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH, NILAI-NILAI
FLEKSIBILITAS DAN ADAPTASI TERHADAP LINGKUNGAN SERTA KEBERAGAMAN
BUDAYA LOKAL DAPAT DITANAMKAN. INI AKAN MEMBANTU MURID
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN
SOSIAL DAN TEKNOLOGI TANPA KEHILANGAN AKAR BUDAYA DAN IDENTITAS
LOKAL MEREKA. MISALNYA ADANYA MUSIK SAKECO, MUSIK DENGAN TARABA
YANG BERISI PUJIAN DAN PESAN-PESAN MORAL. PADA MASYARAKAT DOMPU,
ADA NAMANYA PATU MBOJO, ATAU PANTUN. PATU MBOJO BERISIKAN PESAN –
PESAN MORAL TENTANG KEHIDUPAN DAN PUJIAN KEPADA SANG PENCIPTA.
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN DENGAN
NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG RELEVAN MENJADI
PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA

BASIRU (SUMBAWA)
KATA BASIRU SENDIRI ADALAH KATA YANG IDENTIK DENGAN BUDAYA ORANG
SUMBAWA ATAU LEBIH FAMILIARNYA TAU SAMAWA. BASIRU SENDIRI MERUPAKAN
TRADISI YANG BERKEMBANG DITENGAH-TENGAH MASYARAKAT SUMBAWA YANG
SELALU DILAKUKAN KETIKA ADA SATU ACARA YANG MELIBATKAN ORANG BANYAK.
BASIRU DALAM BUDAYA TAU SAMAWA MERUPAKAN SINGKATAN DARI ” BAYAR SIRU ”
YANG BERARTI KEGIATAN SALING BANTU MEMBANTU ATAU KEGIATAN BALAS BUDI
ANTARA ORANG YANG SATU DENGAN ORANG YANG LAIN ATAU LEBIH BESAR BALAS
BUDI ANTARA MASYARAKAT YANG SATU DENGAN MASYARAKAT YANG LAIN. KEGIATAN
INI PADA AWALNYA TERUS BERKEMBANG DENGAN BAIK KARENA DIANGGAP PENTING
DAPAT MERINGANKAN BEBAN SESAMA SERTA DAPAT DIJADIKAN AJANG MEMPERERAT
TALI SILATURRAHMI ANTAR MASYARAKAT.
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN DENGAN
NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG RELEVAN MENJADI
PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA

MBOLO WEKI (DOMPU)


Dalam budaya tanah Dompu, kegiatan adat yang serupa adalah “ Mbolo Weki “. “MBOLO WEKI” Mbolo Weki
Adalah kegiatan dimana jika ada hajatan yang hendak dilaksanakan oleh salah satu warga, maka sebelum
memulai acara tersebut yang berhajat hendaknya menghubungi tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat,
juga tokoh pemuda untuk mengundang masyarakat bahwa akan ada hajatan di rumah salah satu warga
tersebut.
Dari penjabaran kegiatan adat MBOLO WEKI di atas maka terwujudlah kegiatan adat yang kuat di dalam
lingkungan masyarakat dimana Nilai-nilai gotong royong, kebersamaan dan solidaritas dan penghargaan
terhadap budaya Lokal terbentuk secara terus menerus yang tidak akan mudah lekang oleh waktu ataupun
zaman, sebab masyarakat Kita khususnya Dompu secara terus menerus tetap melaksanakan hajatan, contoh :
Hajatan Nikahan, Hajatan Sunatan, Hajatan selamatan dll
Maka kegiatan MBOLO WEKI ini sejalan dengan pemikiran KHD yang menginginkan budaya lokal yang memiliki
nilai-nilai luhur tertap dipertahankan sebagai contoh warisan pendidikan budaya bagi anak di lingkungan
masyarakat tempat tinggalnya.
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN DENGAN
NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG RELEVAN MENJADI
PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA

SAKECO (SUMBAWA)
Sakeco merupakan salah satu bentuk seni yang bersumber dari Lawas. Sakeco banyak digemari oleh
masyarakat (Tau Samawa) Sumbawa. Sakeco dimainkan oleh dua orang pria yang merupakan pasangannya
dan masing-masing memegang satu rabana (rebana). Rebana yang digunakan adalah bisa Rabana Ode atau
Rabana Rango/Rabana Kebo (Rebana Besar). Penggunaan dua jenis rebana ini didasarkan pada temung yang
akan digunakan. Hanya saja, pada saat Sakeco, rabana yang digunakan harus sejenis.
Sakeco merupakan seni yang sangat luwes dan dinamis dibandingkan dengan yang lain. Sakeco dapat dimuati
oleh Lawas Nasihat (pamuji); Lawas Tau Loka, Lawas Muda-mudi, Lawas tode yang dibuat dalam bentuk tutur
(cerita naratif).

PATU MBOJO (DOMPU)


Patu Mbojo adalah salah satu seni pantun daerah yang hidup dan berkembang di
daerah Bima dan Dompu Nusa tenggara Barat yang memiliki kaidah-kaidah
penulisan tertentu. Lazimnya pantun melayu Kapatu Mbojo banyak bersyairkan
nasehat, jenaka, muda-mudi dan sebagainya
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

01 PENERAPAN NILAI-NILAI LOKAL

Identifikasi nilai-nilai budaya lokal yang penting dalam masyarakat di daerah Anda. Kemudian, gunakan nilai-
nilai ini sebagai landasan untuk membangun pendekatan pembelajaran yang mendorong kemandirian, harmoni,
dan dinamika. Contohnya, jika gotong royong adalah nilai yang kuat dalam budaya daerah, Anda dapat
mengintegrasikan proyek-proyek kolaboratif di kelas yang mendorong murid untuk bekerja bersama dalam
mencapai tujuan bersama.
Contoh BASIRU
Jumat Indah NGAHA KAWIRI di wilayah dompu ( MAKAN BUBUR D SEKOLAH PADA HARI JUMAT)
Kegiatan ini sangat relevan dimana nilai luhur GOTONG ROYONG, KEBERSAMAAN DAN SALING MEMBANTU
terbentuk dengan sendirinya, sebab pada saat perencanaan pembuatan bubur pihak sekolah dan wali siswa
akan berbaur bergotong royong membuat bubur dengan jadwal yang sudah ditentukankan dan di sini anak-anak
pun diajarkan kebersamaan rasa ketika makan bubur yang rasanya sama lalu mereka makan bersama dalam
satu wadah khusus untuk ber 3 atau ber 4 siswa.
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

PENEKANAN PADA EMPATI DAN


02
KERJASAMA

Dorong murid untuk memahami dan menghargai pandangan dan perasaan orang lain. Dalam konteks sosial
budaya lokal, keterampilan empati dan kemampuan bekerja sama sangat penting. Ajarkan murid untuk
mendengarkan dengan cermat, berbicara dengan hormat, dan merasakan kebutuhan orang lain untuk
menciptakan lingkungan yang harmonis. Misalnya dengan menggunakan yang halus pada saat berbicara
dengan ldengan orang tua.

Pada budaya Dompu, penggunaan kata SANTABE (permisi), KALEMBO ADE (sabar disertai maaf), dipergunakan
oleh siswa di lingkungan Sekolah dan telah mendarah daging sebagai ucapan yang telah membudaya.
pada budaya Sumbawa, pengunaan kata SIA, kata SIA di tujukan kepada lawan bicara yang lebih tua.
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

PROYEK KREATIF DAN


03 INOVATIF

Dorong murid untuk berpikir kreatif dan inovatif, sejalan


dengan nilai dinamika dalam KHD. Ajak mereka untuk
menggabungkan gagasan-gagasan baru dengan tradisi
lokal dalam proyek-proyek yang menantang. Ini bisa
termasuk pengembangan produk lokal yang inovatif atau
penyusunan rencana aksi untuk memecahkan masalah di
komunitas mereka.

Di sekolah dengan adanya muatan pelajaran MULOK PATU


MBOJO (Puisi) dengan sendirinya anak-anak mampu
melahirkan ide-ide baru terkait PATU MBOJO, dengan
demikian dari segi bahasa perbendaharaan Bahasa daerah
bisa lahir inovasi-inovasi baru dan SEKECO (pantun
benasehat) untuk wilayah sumbawa
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

04 PENGUATAN IDENTITAS LOKAL:

Bantu murid merasa bangga dan terhubung dengan identitas


budaya daerah mereka. Ini dapat dilakukan melalui perayaan
tradisi lokal, kegiatan seni dan budaya, atau pelibatan dalam
komunitas. Ketika murid merasa terhubung dengan akar budaya
mereka, mereka lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku
yang mencerminkan nilai-nilai KHD NGUMANG (adat SUMBAWA)

Sebagai contoh kecil, sekolah melatih siswa tarian khas daerah,


seperti di Dompu tarian “BUJA KADANDA” (tarian penyambutan
menggunakan pedang) untuk penari laki-laki
ada juga tarian “WURA BONGI MONCA” (tarian penyambutan
menggunakan taburan beras kuning) untuk penari perempuan
sedangkan untuk wilayah Sumbawa adalah "NGUMANG" alah satu
jenis seni vokal yang umumnya dilakukan oleh satu atau dua orang
sambil mengucap lawas (pantun atau syair daerah Sumbawa) dengan
teriakan teriakan atau pekikan sebagai pengiring, pemanis, atau
"BUJA KADANDA(adat Dompu)")
daya tarik
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

05 MENTORSHIP DAN PERAN MODEL

Melibatkan tokoh-tokoh lokal yang memiliki karakter kuat, termasuk pemimpin komunitas atau orang-orang
yang menghargai nilai-nilai KHD dalam kehidupan sehari-hari, bisa menjadi contoh yang baik bagi murid. Mereka
dapat berbagi pengalaman dan kisah sukses mereka yang berkaitan dengan kemandirian, harmoni, dan
dinamika.
Salah satu contoh kegiatan yang ada lingkungan sekolah ialah pemilihan ketua osis yang di lakukan secara
demokrasi, dimana siswa selaku pelaksana untuk kelangsungan kegiatan, mulai dari pemasangan tenda,
mempersiapkan surat suara dan bilik suara dan pemungutan suara semua dilakukan oleh siswa. Dari kegiatan
ini terdapat cara berpikir bapak KHD yaitu terdapatnya kegiatan kerja sama, saling gotong royong, bersikap jujur
dan bertanggung jawab.
dan
Di Dompu khususnya untuk perayaan HUT daerah Dompu atau HUT-HUT lainnya GURU dimandatkan untuk
mengenakan pakaian khas daerah DOMPU “RIMPU” (untuk yang wanita), dengan filosofi wanita wajib menutup
auratnya dan “SAMBOLO”(untuk kostum pria) dengan filsofi laki-laki pemberani dan jantan
Guru menjadi rol model bagi anak didiknya dalam mengenalkan pakain khas daerah Dompu.
dan untuk di wilayah sumbawa mengenakan pakaian adat sumbawa yang di namakan dengan "LAMUNG PENE",
biasa di gunakan saat acara adat maupun acara pernikahan.
contohnya kegiatan pemilihan
ketua osis di sekolah
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DIKELAS
ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA
DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN.

06 KETERLIBATAN ORANG TUA DAN


KOMUNITAS

Melibatkan orang tua dan anggota komunitas dalam


pendidikan dapat memperkuat aplikasi nilai-nilai KHD.
Ini dapat dilakukan melalui diskusi kelompok,
lokakarya, atau acara budaya yang melibatkan
kolaborasi antara sekolah dan komunitas.

Rapat komite atau KKG mini di sekolah bisa


ditampilkan berbagai atraksi anak-anak khas daerah
masing-masing, begitu pula suguhan kue tamunya Kegiatan rapat Komite
menyuguhkan kue-kue khas daerah masng-masing
misalnya di Dompu ada makanan Khas yang di kenal
dengan nama “TIMBU”(lemang)
Sekian
dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai