Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGAWAS KOPERASI PEMUDA INDONESIA (KOPINDO) TAHUN BUKU 2011

A. PENDAHULUAN Alhamdulillah adalah kata yang selayaknya kita panjatkan kepada Allah SWT Sang Pencipta. Atas perkenan dan keberpihakan-Nya yang luar biasa, KOPINDO bisa terus berkiprah dan berjuang dalam mencapai mimpinya. Atas nama kelembagaan, kami mengucapkan selamat kepada pengurus atas terselenggaranya Rapat Anggota Tahunan ke-31 ini tepat waktu. Keterlaksanaan RAT merupakan salah satu indikator sehat dan tertibnya sebuah organisasi yang berinisial koperasi. Selaku pengemban amanah anggota, secara kelembagaan pengawas bermaksud menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada segenap anggota, baik hasil pengawasan kami atas kinerja pengurus maupun pengawasan kualitas dan kuantitas partisipasi anggota dalam mencapai targetan-targetan yang merupakan hasil kesepakatan kita bersama. Satu hal yang hendaknya menjadi pemahaman kita bersama, capaian-capaian KOPINDO sampai saat ini dipandang sebagai hasil bersama dan sekaligus indikator obyektif kebersamaan yang terbangun diantara segenap unsur organisasi. Untuk itu, selaku pengawas kami mengingatkan pada kita semua agar memiliki semangat yang sama baik dalam hal membangun maupun dalam menjaga karya-karya yang sudah ada dalam artian luas. II. DASAR HUKUM PENGAWAS Pengawas menjalankan tugas dan tanggungjawab berlandaskan pada: a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian b. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) KOPINDO c. Keputusan RAT tutup buku tahun 2010 tentang pengangkatan Pengawas periode 2011-2014 III. KELEMBAGAAN PENGAWAS Sesuai dengan keputusan RAT tutup buku tahun 2011, Kelembagaan Pengawas periode 2011-2014 terdiri dari: Susunan Pengawas KOPINDO Periode 2011-2013 1 2 3 4 5 Ketua Angggota Anggota Anggota Anggota Muhammad Arsad Dalimunte Iis Muhibah Aris Sutomo Agus Effendi Hendra Suhendra

IV. LINGKUP KEPENGAWASAN Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan, lingkup kepengawasan yang kami lakukan fokus pada 2 (dua) hal yaitu pengurus dan anggota. Secara umum pengawasan terhadap pengurus mengarah pada pengawasan kinerja dalam konteks

menyeluruh. Sementara itu, pengawasan terhadap anggota berkaitan dengan tingkat partisipasi anggota dalam mendukung dan ikut mengambil tanggungjawab membesarkan KOPINDO. IV.1. Lingkup kepengawasan kinerja kepengurusan/manajemen. Pengawasan kinerja kepengurusan meliputi: 1. Organisasi, kelembagaan dan kepersonaliaan. Dalam bidang organisasi dan kelembagaan , pengawas melakukan pemantauan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan pengurus dalam hal : (i) membangun iklim organisasi yang sehat dan kuat dengan me-referensi pada nilai-nilai perjuangan koperasi; (ii) membangun eksistensi kelembagaan kaitannya dengan pembangunan dan penjagaan citra organisasi KOPINDO. Sementara itu, pada bidang kepersonaliaan pengawas memantau langkah-langkah pengurus dalam membina dan memberdayakan segenap sumber daya manusia yang ada. 2. Manajemen Usaha, keuangan dan Investasi Dari sisi manajemen usaha, pengawas fokus pada pola pemberdayaan segenap asset dan potensi kaitannya dengan pertumbuhan kebermanfaatan dan produktivitas koperasi dalam arti luas. Dalam bidang manajemen keuangan, pengawas melakukan pengawasan terhadap langkah-langkah pengurus dalam hal penggalian sumber-sumber keuangan, pola pemanfaatannya dan kontrol keamanannya. Untuk mendukung hal itu, pengawas juga mengontrol ketertiban administrasi dan pelaporan. IV.2. Lingkup kepengawasan anggota. Berbicara tentang anggota merupakan hal yang sangat mendasar, karena anggota adalah subyek dan obyek pembangunan KOPINDO. Hal ini juga berkaitan dengan kualitas kebersamaan yang terbangun dikalangan anggota. Mengingat pentingnya hal ini, pengawas mengontrol langkah-langkah pengurus dalam membangun partisipasi anggota baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. V. POLA PENGAWASAN Dalam menjalankan fungsi kepengawasan, untuk mendapatkan informasi obyektif, akurat dan bisa diandalkan, pengawas menerapkan 2 (dua) pola pengawasan, yaitu; (i) pengawasan reguler dan; (ii) pengawasan irregular. Untuk kepentingan pengawasan regular, pengawas berbagi tugas kepada 5 (lima) personal dalam mengawasi segala obyek-obyek aktivitas di lingkungan KOPINDO. Sementara itu, pengawasan ir-regular merupakan pola penyerapan data lapangan yang di lakukan sewaktu-waktu. Kombinasi kedua pola ini sebagai cara pengawas untuk mendapatkan informasi valid tentang detail operasional organisasi dan usaha koperasi. Disamping itu, pengawas juga senantiasa melakukan dorongan spirit dan mental perjuangan pengurus baik melalui pola pendekatan motivasional maupun korektif. Hal ini kami anggap penting sebagai bagian dari cara menjaga dan sekaligus menumbuhkembangkan KOPINDO dalam arti luas.

VI. HASIL-HASIL PENGAWASAN A. Umum Crowded, itulah kesan kuat dari kepengurusan periode 2011-2013 di tahun I (pertama) ini. Kepengurusan yang gemuk ternyata belum mampu melahirkan produktivitas yang optimal. Semangat keterwakilan berbagai kalangan sebagai langkah akomodatif dalam proses penyusunan kepengurusan yang alot di Makasar, ternyata kurang efektif di sisi operasionalisasi organisasi dan usaha. Gairah dan emosi di tahap penyusunan struktur di RAT, ternyata tidak berlanjut di tahapan gairah dan emosi dalam melahirkan karya nyata di sesi penterjemahan amanah. Apa yang terjadi sesungguhnya bukan disebabkan oleh persoalan kapasitas diri, tetapi disebabkan oleh persoalan konsentrasi dan distribusi energi yang dialami sebagian oleh pengurus. Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut didapat jawaban bahwa sebagian dari pengurus masih berkutat pada persoalan mendasar, yaitu pejuangan untuk bisa survive di ibu kota yang lekat dengan high living cost. Kondisi ini ditambah pula dengan kondisi keuangan organisasi yang minus pasca RAT di Makasar yang pada akhirnya berdampak luas pada segala aspek. Keadaan saat ini tidak lepas dari masa lalu dimana KOPINDO terlalu asik dengan agenda politik organisasi sehingga terjadinya pergantian pengurus di paro waktu tidak terelakkan. Tak ada yang perlu dipersalahkan atau disesalkan, sebab sikap itu tidak akan bisa merubah apapun. Apapun kondisi saat ini harus dibaca sebagai karya kolektif dari seluruh unsur organisasi. Semua itu harus di fahami sebagai dinamika organisasi dan selanjutnya semua pihak harus belajar dan mau mengambil hikmah, sehingga keterulangan tidak akan terjadi lagi di masa berikutnya. Namun demikian, di RAT KOPINDO ke-30 Makasar telah berhasil membentuk kepengurusan melalui proses musyarawah mufakat. Ini situasi yang jarang terjadi dan semoga menandakan keterlahiran budaya baru yang men-cirikan kekeluargaan kuat di tubuh KOPINDO. Ini Era baru yang melahirkan harapan baru lewat penataan organisasi dan usaha KOPINDO secara bertahap dan berkesinambungan. Hal ini tampak aneh untuk disampaikan, tetapi perlu diungkapkan oleh pengawas sebagai penggambaran realitas KOPINDO dan sekaligus diharapkan bisa menjadi pemicu adrenalin dalam menata organisasi agar lebih berpengharapan di masa mendatang. KOPINDO harus mulai mengusung kemandirian walau hal ini memerlukan pentahapan dan waktu. Seluruh unsur organisasi harus memiliki kesabaran dan kebijaksanaan serta mengambil peran proporsional dalam setiap pentahapan yang dilakukan. Saatnya KOPINDO merubah mindset dan meminimalisir ketergantungan terhadap projek dan bantuan temporal yang sesungguhnya kurang memiliki kontribusi bagi keterbangunan organisasi yang kuat dalam jangka panjang. Saatnya KOPINDO membangun kebanggaan diatas karya nyata yang bermakna perluasan makna dan peningkatan kebahagiaan di segenap stake holder KOPINDO, walau untuk hal itu diperlukan komitmen yang kuat dan energi yang tidak sedikit.

Selanjutnya, kebijakan ikat pinggang yang diambil pengurus di tahun I adalah tuntutan keadaan walau di sisi lain berdampak pada pupusnya spirit berjuang dari sebagian pengurus dan pada akhirnya berdampak pada minimnya kinerja. Fakta bahwa organisasi belum mampu menopang seluruh biaya operasional,

memaksa pengurus melakukan pengorbanan pribadi sehingga organisasi tidak mengalami kelumpuhan. Akhirnya, pengurus yang bertahan dan berkontribusi nyata terhadap kinerja adalah mereka yang memiliki tingkat adaptasi yang kuat terhadap kehidupan Jakarta. Namun demikian, disatu sisi pengawas mengkritisi ketidakefektifan beberapa pengurus, di sisi lain pengawas apresiate terhadap upaya-upaya bertahap dan berkesinambungan yang telah dilakukan oleh pengurus. Hal ini tercermin dari mulai produktifnya unit-unit layanan KOPINDO dan munculnya harapan-harapan baru. Hal ini harus ditingkatkan dalam membangun performa organisasi dan usaha KOPINDO. B. Khusus : Pengurus B.1. Organisasi dan Kelembagaan Dalam hal organisasi, di tahun pertama periode kepengurusan, pengurus terlihat sangat berhati-hati dalam melangkah. Hal ini disebabkan minimal oleh 2 (dua) hal yaitu : (i) realitas struktur financial KOPINDO yang kurang dan; (ii) minimnya informasi dan komunikasi dari pengurus sebelumnya, sehingga terjadi missing link. Berbagai langkah dilakukan, mulai dari konsolidasi internal, menutup defisit keuangan akibat pelaksanaan RAT di makassar dan menata sumber-sumber lain yang dinilai mampu menopang operasional pengurus dalam menjalankan roda organisasi. Kompleksitas permasalahan internal KOPINDO telah menjadi prioritas untuk di selesaikan dan terlihat cukup menyedot energi pengurus. Sementara itu dalam bidang kelembagaan, pengurus mencoba membangun komunikasi dan kemitraan produktif dengan pihak-pihak eksternal yang sejalan dengan visi dan misi KOPINDO. Tidak terlalu banyak yang bisa di realisasikan pengurus, hal ini disebabkan singkatnya waktu efektif kepengurusan ditahun buku 2011 (baca: lebih kurang 6 bulan terhitung pasca RAT KOPINDO Makasar). Namun demikian, komunikasi yang di bangun pengurus dengan berbagai pihak eksternal tampaknya bernilai harapan di tahun buku 2012 dan tahun-tahun selanjutnya. B.2. Kepersonaliaan In-efektifitas sebagian pengurus telah menciptakan kepincangan, sehingga beberapa program tidak bisa dijalankan sebagaimana mestinya. Disamping karena permasalahan keuangan KOPINDO yang minim, lemahnya kontribusi beberapa pengurus telah berperan dalam ke-belum tercapaian programprogram yang sudah direncanakan. Apalagi tahun buku 2011 adalah tahun I kepengurusan periode 2011-2014, dimana proses konsolidasi terus dilakukan baik dalam penumbuhkembangan semangat maupun dalam mengkoordinasikan langkah-langkah terbaik di keadaan yang serba sulit. Dari hasil pengamatan kami, berbagai pola dinamis di uji cobakan dalam rangka membangun soliditas di tingkat kepengurusan. Bahkan pengurus melakukan rotasi jabatan sebagai bagian dari upaya menciptakan iklim kondusif bagi pembangunan KOPINDO. Sebagai pengawas, kami memahami hal ini sebagai bagian dari adaptasi untuk melahirkan sinergitas produktif jangka pendek maupun jangka panjang. B.3. Manajemen Usaha, Keuangan dan Investasi. Dalam hal keuangan, pengurus terus melakukan serangkaian langkah dengan fokus pada penyehatan kondisi keuangan. Sementara itu dalam hal manajemen

usaha kaitannya dengan peningkatan produktivitas usaha, pengurus mengambil langkah pertama dengan membentuk kelompok kerja (pokja) yang secara umum bertugas melakukan mapping dan analisa terhadap usaha-usaha milik KOPINDO. Diakhir masa kerjanya POKJA membuat laporan yang berisi peta realitas usaha dan disertai dengan rekomendasi-rekomendasi. Mengingat bahwa Pokja selesai bekerja pada Desember 2011, maka hasil kerja pokja ini belum berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha KOPINDO. Sementara itu, dalam hal keuangan kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan organisasi dan usaha, secara umum pengurus melakukan beberapa hal berikut ini : Melaksanakan upaya efisiensi segala bentuk pengeluaran termasuk penundaan re-numerasi kepada pengurus dan pengawas. Hal yang sama juga dilakukan dalam segala aspek, yaitu menekan segala bentuk pengeluaran. mengoptimalkan pendapatan usaha yang berjalan dengan lancar. Melakukan peminjaman pada pihak ketiga. Sementara itu, ditahun buku 2011 pengurus masih kesulitan melakukan aktivitas investasi. Hal ini semata-mata karena kondisi keuangan yang kurang mendukung. C. Khusus : Anggota Pengawasan atas partisipasi anggota menjadi bagian penting dalam mewujudkan koperasi yang mengakar (meng-anggota). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, membangun koperasi yang mengakar memang bukan perkara mudah. Namun demikian, upaya-upaya konstrukstif menggairahkan anggota harus menjadi titik fokus mengingat bahwa anggota adalah subyek dan obyek pembangunan koperasi itu sendiri, termasuk di KOPINDO. Koperasi selalu menekankan kebersamaan dan pemberdayaan . Artinya, segala potensi harus dimobilisasi menjadi kesatuan yang akan membentuk lompatan energi dalam melakukan hal-hal besar yang berpeluang meningkatkan kesejehteraan segenap stake holder KOPINDO. Secara obyektif kami mengamati, sebagaian besar anggota masih memposisikan diri menjadi pengamat dan bila ada peluang kemudian me-reposisi diri menjadi penikmat. Partisipasi barisan anggota belum terlihat mempengaruhi jalannya organisasi KOPINDO baik dari sumbangan secara materil (seperti simpanan wajib dan simpanan lainnya) maupun bersifat im-materil seperti gagasan, kritik maupun saran konstruktif. Disisi lain, kami juga mengawasi langkah-langkah pengurus dalam men-stimulan partisipasi anggota, khususnya dalam hal sosialisasi dan edukasi (pendidikan). Dalam pemahaman pengawas, sosialisasi merupakan bagian dari upaya membangun kesamaan persepsi dan sekaligus membangun keberphakan dan daya dukung. Sementara itu, pendidikan anggota merupakan prinsip pokok yang harus dilaksanakan dan sekaligus menjadi parameter eksistensi KOPINDO sebagai koperasi kader dan kader koperasi tingkat nasional. Berdasarkan laporan pengurus dan pengamatan pengawas selama perjalanan kepengurusan ditahun 2011, langkah-langkah sosialisasi dan edukasi dinilai masih perlu di tingkatkan dan memerlukan perhatian di tahun 2012. Kolektivitas anggota sebagai modal terbesar KOPINDO belum terbangun dan berkontribusi nyata bagi perjalanan organisasi dan usaha KOPINDO.

VI. REKOMENDASI Mereferensi realitas tahun buku 2011, Pengawas menilai perlu menyampaikan beberapa rekomendasi yang memerlukan tindak lanjut di tahun 2012, yaitu : VI.I. Organisasi 1. Penegasan Visi dan Misi dalam tingkatan aksi. Visi membangun KOPINDO sebagai organisasi mandiri perlu diwujudkan melalui aksi-aksi produktif bertahap dan berkesinambungan berlandaskan JATI DIRI Koperasi. 2. RAT KOPINDO XXXI perlu melakukan kajian tentang efektivitas kepengurusan, khususnya dalam hal jumlah dan integritas. Disatu sisi, spirit keterwakilan yang di usung pengurus periode 2011-2014 membuat struktur kepengurusan menjadi begitu gemuk, disisi lain kualitas komitmen yang rendah dari sebagian pengurus telah menjadi faktor penghambat laju pertumbuhan kualitas organisasi KOPINDO secara menyeluruh. Faktor kesiapan pribadi pengurus untuk mengemban amanah juga dipandang perlu menjadi pertimbangan. Hal ini mengingat bahwa KOPINDO belum mampu memberi apresiasi yang layak. 3. Optimalisasi peran perwakilan KOPINDO di masing-masing wilayah, sehingga pelayanan terhadap anggota lebih meningkat. Disamping itu, anggota juga lebih mudah mengakses KOPINDO. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas komunikasi KOPINDO dengan anggota akan lebih intensif baik dalam hal pembinaan, advokasi maupun menggagas ide-ide brilian yang mutual. 4. Anggota. Khusus dalam hal anggota ada 2 (dua) hal yang direkomendasikan pengawas, yaitu : a. Kuantitas. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kuantitas anggota sebab pertumbuhan kuantitas bermakna perkuatan barisan KOPINDO. Perwujudan hal ini tidak hanya menjadi tugas pengurus KOPINDO, tetapi juga oleh koperasi-koperasi primer berstatus anggota melalui kampanye nilai-nilai kebaikan yang ada pada KOPINDO. b. Kualitas. Satu hal yang menjadi catatan bersama bahwa koperasi menjunjung tinggi nilai kolektivitas. Artinya, koperasi harus di drive lewat metode empowering (pemberdayaan) dimana terjadi distribusi peran proporsional dari segenap unsur organisasi. Untuk itu, khusus kepada anggota diharapkan mengambil inisiatif proporsional dalam percepatan keterwujudan mimpi bersama membangun KOPINDO yang kokoh. Pada titik ini, diperlukan formula efektif untuk meningkatkan kualitas anggota sehingga menyadari dengan sepenuhnya apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Hal ini menjadi penting dan merupakan faktor penentu masa depan KOPINDO. 6. Segera menuntaskan dan sekaligus mengaplikasikan sistem kaderisasi sebagai bagian dari upaya membentuk kader-kader koperasi militan yang memahami konsepsi dan juga implementasi koperasi. Kaderisasi juga menjadi bagian dari menjawab masa depan koperasi Indonesia, khususnya KOPINDO. 7. Sebagai bagian dari upaya menyatukan persepsi dan membangun keberpihakan produktif, maka kaitannya dengan sosialisasi dan edukasi anggota perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Perlu sosialisasi hasil-hasil RAT XXXI, AD/ART,program kerja dan perkembangan informasi terkini seputar KOPINDO. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah anggota dalam mengakses informasi dan juga melakukan evaluasi terhadap efektivitas langkah-langkah organisasi. b. Sebagai bagian dari upaya pendidikan anggota perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : (i) analisa relevansi materi edukasi dengan kebutuhan lapangan; (iii) analisa jumlah peserta didik dan; (iv) pemantauan pasca pendidikan

kaitannya dengan tumbuhnya budaya dan nilai-nilai koperasi dikalangan kader KOPINDO. 8. Membangun komunikasi produktif yang intensif dengan para pendiri dan atau senior KOPINDO. Disamping napak tilas KOPINDO, re-fresh spirit dan perluasan wawasan, komunikasi ini juga dimaksudkan menjadi bagian dari strategi perkuatan KOPINDO melalui perluasan akses kelembagaan KOPINDO. Gagasan pembentukan Yayasan KBK (Keluarga Besar Kopindo) juga patut diapresiate dan diwujudkan sampai ke tingkat operasional. Disatu sisi, Pembentukan Yayasan ini bisa menyatukan kembali keluarga besar kopindo, di sisi lain juga diyakini akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan KOPINDO. 9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi dengan pihak-pihak eksternal yang berpeluang membentuk sinergitas. Hal ini bisa diupayakan lewat membangun komunikasi dengan pemerintah (cq. Kementrian yang relevan dengan perjuangan KOPINDO), DEKOPIN dan juga pihak-pihak lain yang sepakat dengan perjuangan KOPINDO dalam membudayakan kehidupan berkoperasi di Indonesia. Hal ini tidak menutup kemungkinan juga dilakukan komunikasi dengan organisasi internasional yang peduli dengan perjuangan koperasi. VI.II. Usaha Dalam bidang usaha beberapa hal yang memerlukan perhatian dan tindaklanjut yaitu : 1. Perlu dikaji pola hubungan bisnis strategis antara KOPINDO dengan primer. Sinergitas usaha harus tertemukan, sehingga terjadi interaksi mutual yang saling memperkuat satu sama lain. 2. Kopindo harus berinisiatif mempersonifikasikan dirinya sebagai tempat konsultasi anggota dalam mengembangkan usaha-usaha anggota. 3. Sebagai bagian dari membangun kemandirian, saatnya KOPINDO menyatukan barisan manajemen yang dipimpin oleh seorang General Manager (GM). Hal ini akan mempermudah pola koordinasi, kontrol dan evaluasi. Hal terpenting dari pengangkatan GM adalah memperbesar peluang KOPINDO untuk survive dan mengembangkan usahanya dalam jangka panjang. Dengan adanya GM sebagai komanda di lini manajemen, maka membangun kultur profesionalisme menjadi sangat mungkin. Ketika kultur profesionalisme terbangun maka efektivitas strategi akan menjadi lebih efektif. 4. Sebagai langkah awal membangun di bidang usaha, KOPINDO harus membuat prototype pengembangan usaha dengan berlandskan pada : (i) capaian masa lalu; (ii) realitas saat ini dan; (iii) peta amunisi dan peluang dan; (iv) strategi penggarapan peluang. Dengan demikian, prototype yang tersusun akan memiliki peluang ketercapaian yang tinggi. VIII. PENUTUP Demikian laporan ini disampaikan kepada segenap anggota KOPINDO sebagai bentuk pertanggungjawaban amanah yang dipercayakan kepada kami. Sebagai manusia biasa yang pasti memiliki ragam kekurangan, kami sampaikan permohonan maaf yang sebesarbesarnya. Atas nama pengawas , kami mengucapkan terimakasih kepada pengurus yang bersifat kooperatif saat kami menjalankan tugas dan tanggungjawab kepengawasan KOPINDO. Kami juga mohon maaf bila dalam proses menjalankan tugas kepengawasan terdapat halhal yang kurang berkenan di hati para pengurus. Kami juga mengajak seluruh unsur organisasi untuk senantiasa menumbuhkembangkan kualitas kolektivitas (kebersamaan) di segenap unsur organisasi, sebagai modal terbesar KOPINDO untuk terus berkarya. Kami menyadari bahwa membangun kondisi ideal dari

sebuah kebersamaan memang bukanlah pekerjaan mudah. Namun demikian, kesamaan persepsi atas pentingnya kebersamaan, bisa menjadi sumber lipatan energi bagi segenap unsur organisasi KOPINDO untuk saling asah, saling asih dan saling asuh. Akhirnya, marilah kita berdoa semoga Allah SWT senantiasa mengkaruniai KOPINDO dengan rahmat dan hidayah dalam ragam langkah dan upaya mewujudkan cita-citanya. Amin.

Jakarta, 20 Juni 2012 Penyusun, Pengawas Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO)

1. Ketua 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota 5. Anggota

: Muhammad Arsad Dalimunte : Iis Muhibah : Hendra Suhendra : Agus Effendi : Aris Sutomo

(.............................) (.............................) (.............................) (.............................) (.............................)

Anda mungkin juga menyukai