Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Pokok Pembahasan Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu Penyuluh I. : Leukemia (Kanker Darah) : Definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan penatalaksanaannya : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 7B : Ruang 7B IRNA IV : Kamis, 16 Juni 2011 : 1 x 30 menit : Wahyu Prasetyo

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit leukemia (kanker darah), meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan penatalaksanaannya.

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu: 1. Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit leukemia (kanker darah) dengan cara: 1.1 1.2 1.3 Menyebutkan pengertian penyakit leukemia Menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang termasuk leukemia

2. Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga atau masyarakat yang terkena penyakit leukemia. 2.1 Mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga dan masyarakat terkena penyakit leukemia. 2.2 Mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia 3. Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga, dan masyarakat yang terkena penyakit leukemia. 3.1 Menyebutkan tindakan tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah dan pengobatan penyakit leukemia. 3.2 Menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia III. SASARAN Pasien dan keluarga pasien

IV.

PEMBAHASAN MATERI 1. Pengertian leukemia 2. Etiologi leukemia 3. Klasifikasi osteoarthritis 4. Tanda dan gejala leukemia 5. Penatalaksanaan leukemia 6. Cara perawatan pasien leukemia

V.

METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab

VI.

MEDIA Leaflet

Flipchart

VII.

KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 7A dan 7B IRNA IV Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di 7A dan 7B IRNA IV Kesiapan SAP Kesiapan media: Leaflet, flipchart Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan tempat saat penyuluhan Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil

2. Evaluasi Proses

Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang penyakit leukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi leukemia, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatannya.

VIII. No. 1.

KEGIATAN PENYULUHAN WAKTU 3 Menit KEGIATAN PENYULUH Pembukaan : Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. KEGIATAN PESERTA Menjawab salam MEDIA dan METODE Ceramah

2.

15 menit

3.

10 Menit

4.

2 Menit

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan Pelaksanaan : Menjelaskan tentang pengertian leukemia Menjelaskan tentang macam-macam penyebab leukemia Menjelaskan klasifikasi penyakit leukemia Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan leukemia Menjelaskan cara perawatan pasien dengan leukemia Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada para lansia, keluarga lansia, dan kader lansia yang dapat menjawab pertanyaan. Terminasi : Menyampaikan Kesimpulan Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan rhatikan ngarkan Mempe Mende Ceramah dengan menggunaka n flipchart dan membagikan Leaflet

Bertan ya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

Tanya jawab Menja wab pertanyaan

Ceramah Mende ngarkan Menja wab salam

IX.

DAFTAR PUSTAKA

Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996 Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC. Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC. Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC. Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC

Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI. Ismayadi. 2004. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) pada Lansia. http://images.nersgun.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RmlKtAoKCpYAAATuug1/askep%20rematik.pdf?nmid=45426672 MATERI PENYULUHAN LEUKEMIA (KANKER DARAH) DEFINISI Suatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai anemia, perdarahan dan infeksi. Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah abnormal (blastosit), disertai penyebaran ke organ-organ lain. (Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya,1994). Leukimia akut adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta Kedokteran 2, Tahun 2000) KLASIFIKASI LEUKEMIA 1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA) LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. 2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK) LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar. 3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK) LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA) LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. PENYEBAB LEUKEMIA 1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV) 2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya 3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik. 4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol 5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot 6. Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, trisomi 21 (Sindrom Downs), Trisomi G (Sindrom Klinefelters), Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia. TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA 1. Anemia Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas. 2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal. 3. Perdarahan Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan. 4. Penurunan kesadaran Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma. 5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik 1. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot. 2. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat. 3. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan haluaran urin. 4. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas. 5. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB dan disfagia 6. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia, aktivitas kejang, otot mudah terangsang. 7. Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah 8. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi nafas 9. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe. 10. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia. KOMPLIKASI 1. Gagal sumsum tulang 2. Infeksi 3. Hepatomegali 4. Splenomegali 5. Limfadenopa CARA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN 1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: - Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm, maka diperlukan transfusi trombosit. - Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. 2. Pengobatan spesifik Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut: - Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi

sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak. - Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi. - Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat - Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi 1. Pelaksanaan kemoterapi 2. Irradiasi kranial 3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : a. Fase induksi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%. b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat. c. Konsolidasi Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi. CARA PERAWATAN Perawatan di Rumah : Mendukung klien tetap beraktivitas. Monitor reaksi klien setelah beraktivitas. Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna hijau, daging), vitamin C. Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan. Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.

Tindakan saat terjadi kekambuhan : Pada umum nya serangan yang timbul adalah pusing, pucat dan sesak nafas, hal-hal yang perlu diperhatikan :

Segera ambil posisi nyaman dengan tinggikan kepala di tempat tidur. Hindari kerumunan orang. Sirkulasi udara yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai