Anda di halaman 1dari 20

1.

Arti Pendidikan Kecakapan Hidup


Yang dimaksud dengan pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan dirinya. Kemampuan mencakup daya pikir, daya kalbu dan daya raga.

Kesanggupan sangat dipegaruhi oleh kepentingan yaitu sesuatu yang dianggap penting oleh siapa dalam bentuk apa. Keterampilan adalah kecepatan, kecekatan dan ketepatan. Orang yang terampil mengerjakan sesuatu adalah orang cepat, cekat dan tepat dalam mengerjakan sesuatu.

2. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup


Tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relavansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik nilai yang bersifat preservatif maupun progressif. Tegasnya, tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mengembangkan dirinya.

Lebih spesifiknya, pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk: 1) memberdayakan aset kualitas batiniyah, sikap dan perbuatan lahiriyah peserta didik melalui pengenalan nilai (logos), penghayatan nilai (etos), dan penerapan nilai (patos) kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya

2) memberi bekal dasar dan dan latihanlatihan yang dilakukan secara benar mengenai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi masa depan yang sarat persaingan dan kolaborasi sekaligus; 3) memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan hidup yang dihadapi sehari-hari atau yang akan dihadapi, misal menjaga kesehatan mental dan fisik, mencari nafkah dan memilih serta mengembangkan karir.

3. Jenis Kecakapan Hidup


Kecakapan hidup dapat dikategorikan menjadi dua yaitu kecakapan dasar dan kecakapan instrumental/fungsional. Kecakapan dasar adalah kecakapan yang bersifat universal dan merupakan fondasi/pilar bagi peserta didik untuk bisa mengembangkan kecakapan hidup yang bersifat instrumental/fungsional. Sedang kecakapan hidup yang bersifat universal adalah kecakapan bersifat kondisional dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, situasi dan harus diperbarui secara terus menerus sesuai dengan derap perubahan.

Mengingat perubahan kehidupan berlangsung secara terus menerus, maka diperlukan kecakapan-kecakapan yang mutakhir, adaptif dan antisipatif. Oleh karena itu prinsip belajar sekali selesai dan tidak perlu belajar lagi, sudah tidak relevan. Adapun kategori dimensi kecakapan hidup yang bersifat dasar dan instrumental yang dimaksud dapat dirinci sebagai berikut

a. Kecakapan dasar
1. Kecakapan belajar terus menerus 2. Kecakapan membaca, menulis dan mendengar 3. Kecakapan berkomunikasi secara lisan, tertulis, tergambar, dan mendengar 4. Kecakapan berpikir induktif, deduktif, ilmiah, nalar, kritis, kreatif, lateral, eksploratif, diskoveri dan berpikir sistem

5. Kecakapan kalbu: spiritual, emosional, rasa, moral, dsb 6. Kecakapan mengelola kesehatan badan 7. Kecakapan merumuskan kepentingan dan upaya-upaya yang diperlukan untuk memenuhinya, dan 8. Kecakapan berkeluarga dan bersosial

b. Kecakapan instrumental/ fungsional


1. Kecakapan menggunakan dan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan 2. Kecakapan mengelola sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dsb)
3. Kecakapan bekerjasama dengan orang lain

4. Kecakapan memanfaatkan informasi 5. Kecakapan menggunakan sistem dalam kehidupan 6. Kecakapan berwirausaha 7. Kecakapan keterampilan kejuruan, termasuk olahraga dan seni (citarasa)

8. Kecakapan memilih, menyiapkan dan mengembangkan karir


9. Kecakapan menjaga harmoni dengan lingkungan (pisik dan nirpisik) 10.Kecakapan menyatukan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila

Jenis kecakapan hidup juga dapat dipilahkan dengan cara seperti berikut: 1. Kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill/GLS), yang mencakup kecakapan personal (personal skill/PS) dan kecakapan sosial (social skill/SS). Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill), sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill)

2. Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS), yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran, sehingga mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel dan hubungan antara satu dengan lainnya (identifying variables and describing relationship among them),

kecakapan merumuskan hipotesis (constructing hypotheses), dan kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian (designing and implementing a research). Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill). Secara skematik, rincian kecakapan hidup ditunjukkan pada gambar 1

Gambar 1

Kesadaran Diri Kecakapan Hidup Personal (PS) Kecakapan Hidup Generik (GLS) Kecakapan Berfikir

Kesadaran diri sbg mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk lingkungan Kesadaran akan potensi diri dan t erdorong untuk mengembangkannya Kecakapan menggali informasi Kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan dg cerdas Kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif Kecakapan mendengarkan

Kecakapan Hidup

Kecakapan Sosial (SS)

Kecakapan Komunikasi

Kecakapan berbicara Kecakapan menulis pendapat/ gagasan

Kecakapan Bekerjasama

Kec. sbg teman kerja yg menyenangkan Kec. sbg pimpinan yg berempati

Kecakapan Akademik (AS) Kecakapan Hidup Spesifik (SLS) Kecakapan Vokasional (VS)

Kec. mengidentifikasi variabel & hubungan satu dg lainnya Kec. merumuskan hipotesis Kec. merancang & melaksanakan penelitian Sesuai dg kejuruan yg ditekuni dg sikap dasar menjadi produktif

4. Strategi Pelaksanaan
Pertama:
Kurikulum pendidikan sekolah yang ada sekarang lebih berorientasi pada penguasaan mata pelajaran yang cenderung parsial bagi kehidupan nyata dan berorientasi pada produk, sehingga diperlukan reorientasi isi yang lebih mengarah pada penguasaan kecakapan hidup yang holistik, berorientasi pada produk dan proses sekaligus.

Karena kurikulum yang ada sekarang tidak sepenuhnya dirancang berdasarkan kecakapan hidup, maka diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap isi kurikulum yang ada saat ini sehingga lebih mengarah kepada kompetensi kecakapan hidup.

Kedua:
Penyelenggaraan proses belajar mengajar juga perlu disesuaikan dengan tuntutan kompetensi kecakapan hidup sehingga kesiapan masukan instrumental sangat diperlukan, seperti misalnya bahan ajar, guru, metode pembelajaran, media pembelajaran, fasilitas pembelajaran, tempat belajar, durasi pembelajaran dan lingkungan belajar

Ketiga:
Evaluasi yang biasanya hanya difokuskan pada produk dan kurang memperhatikan proses perlu ditata kembali agar tidak saja menilai produk, tetapi juga proses sekaligus, terutama proses pendidikan diri peserta didik agar mampu belajar terus menerus. Selain itu, model evaluasi yang biasanya hanya menekankan pada pencil and paper test juga perlu ditinjau kembali dan perlu dirancang alat evaluasi yang benar-benar komprehensif mencakup dimensi-dimensi kecakapan hidup. Evaluasi otentik sangat cocok untuk hal ini.

Anda mungkin juga menyukai