Anda di halaman 1dari 4

Nama : Choirun Arif NIM : 09350030 Indonesia Papua New Guinea

Di bidang kerjasama teknik, PNG selama ini telah memanfaatkan dan mengikuti secara aktif programprogram "Kerjasama Teknik antara Negara Berkembang (KTNB)" Indonesia. Program-program KTNB yang diikuti adalah di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pembangunan desa, pekerjaan umum dan koperasi. Pemerintah PNG menghargai bantuan yang telah diberikan Pemerintah Indonesia di bidang ini. Untuk mengembangkan sumberdaya manusia di masa yang akan datang, Pemerintah PNG juga mengharapkan agar latihan yang diberikan selama ini terus dapat dilanjutkan terutama di bidang pertanian. Pada dasarnya kerjasama bilateral di bidang pertanian antara Indonesia - Papua New Guinea belum dilakukan secara optimal. Dasar hubungan bilateral RI-PNG mengacu pada Basic Arrangement yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 1990. Pertemuan bilateral I RI-PNG dilaksanakan pada tanggal 12-13 Februari 2001, di Jayapura, Irian Jaya, sebagai Review Basic Arrangement yang mengatur tentang masalahmasalah di perbatasan kedua negara tahun 1990, yang telah diperpanjang selama 1 (satu) tahun. Pada pertemuan tersebut telah dihasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk perubahan/usul-usul kedua negara antara lain tentang pengaturan masalah-masalah pabean dan karantina. Pada tanggal 16 Nopember s/d 2 Desember 1996 telah berkunjung ke Indonesia rombongan Mahasiswa dari Higlands Agricultural College, Mt. Hagen, Papua New Guinea yang berjumlah 50 orang. Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka mempelajari dari dekat tentang perkembangan pertanian di Indonesia, khususnya bidang peternakan, perikanan, manajemen pelayanan penyuluhan, strategi pemasaran dan fasilitas-fasilitas pinjaman keuangan dalam menunjang pengembangan pertanian. Pada tanggal 8 s/d 18 Juli 1996 telah berkunjung rombongan dari PNG yang terdiri dari petani dan asosiasi kelapa sawit. Maksud kunjungan adalah dalam rangka : (a) Menambah pengetahuan/pengalaman para petani/ pejabat terkait tentang kemajuan-kemajuan di bidang "Processing dan Marketing" kelapa sawit di Indonesia, (b) Mengadakan pertemuan dengan para petani, tenaga ahli maupun para peneliti di pusat-pusat penelitian kelapa sawit, (c) Mengadakan kunjungan ke lapangan (petani kelapa sawit) yang telah sukses mengembangkan perkebunan kelapa sawit, (d) Mengadakan tukar menukar informasi/pengalaman dengan sesama petani kelapa sawit di Indonesia. (e) Mengunjungi instansi terkait lainnya yang mempunyai kontribusi penting di dalam mengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dalam rangka melakukan studi banding teknik pengembangan tanaman padi, Tim Studi Banding PNG meninjau dan belajar tentang sistim tanaman/ pertanian padi di Jayapura dan sekitarnya, pada tanggal 11-12 Maret 2000 telah berkunjung rombongan dari Gulf Province salah satu propinsi di PNG. Rombongan terdiri dari para pejabat Pemerintahan, Ketua Kelompok Pertanian serta wakil dari para petani setempat. Pelaksanaan kunjungan dimaksud diatur dan dikoordinir oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Irian Jaya. Hasil pertemuan Sidang I Komisi Bersama RI PNG di Port Moresby 4 6 Juni 2003 disepakati untuk membentuk Working Group Agriculture, Quarantine, Marine and Fisheries. Departemen Pertanian diharapkan

menjadi Focal Point untuk Working Group tersebut. Sebagai anggota Working Group Dep. Kelautan dan Perikanan telah Menindaklanjuti kesepaktan pada Sidang I Komisi Bersama melalui pertemuan berskala internasional guna membahas masalah pulau-pulau kecil di perbatasan. Pada saat ini sedang dipelajari kemungkinan pembuatan Kepres yang berkaitan dengan pulau-pulau kecil terluar. Ditjen Pesisir dan Pulaupulau Kecil serta Ditjen Perikanan Tangkap diusulkan untuk ikut berperan dalam hal ini. Pada tanggal 28 30 Oktober 2003 telah dilaksanakan Sidang Perundingan Joint Border Committee (JBC) RI PNG ke-22 di Madang, Papua New Guinea. Hasil dari sidang tersebut yang berkaitan dengan bidang pertanian adalah :

a.

Kedua belah pihak sepakat akan mebuka Pos Lintas Batas, apabila dimungkinkan akan dibuka pada

bulan Juni 2004. Hal ini didukung pihak PNG karena waktu pembukaan pos perbatasan pada bulan Juni 2004 bersamaan dengan waktu pelaksanaan Launching Cross-Border Vehicle Movements Arrangements.

b.

Telah ditandatangani MoU on Collaborative Plant and Animal Health and Quarantine Activities between Pengiriman tenaga ahli pertanian Indonesia, melalui kerjasama Tripartite Indonesia PNG Jepang,

PNG and Indonesia. pada tanggal 27 Oktober 2003 24 Januari 2004 telah dikirimkan expert dari Indonesia dibidang Rice Cultivation untuk kegiatan Promotion of Smallholder Rice Production Development, dan telah dilaksanakan dengan baik, dan untuk saat ini telah dilakukan perpanjangan selama 1 tahun. Dibidang pertukaran informasi, memenuhi permintaan pihak East Britain Provincial Administartion (ENBPA), PNG Indonesia telah menyampaikan informasi tentang processing kelapa sawit di Indonesia, sebagai berikut : Historical Statistics (development, production, export, Indonesian consumption): a. Structure of the Industry b. Location of the Industry c. Intended Expansion d. Soils (most suitable) e. Planting Material f. Climate (rainfall, sunlight/solar radiation) most suitable g. Transport Infrastructure h. Social Infrastructure (schools, hospitals, community centers) i. Production Models (eg. Nucleus Estate/Settlers) j. Incentive to Develop.

k. What is meant by "plasma/tree crop transmigration program"


Pada tanggal 1 9 Maret 2004 telah diadakan kunjungan 4 (empat) orang pejabat Deptan PNG dengan dikoordinir oleh JICA yang akan mempelajari bidang Rice Farmers, Group and Activities dalam rangka kerjasama teknik dengan Pemerintah Jepang (JICA). Pada tanggal 24 26 Juni 2004 telah dilaksanakan Informal Bilateral Meeting RI PNG di Jayapura. DELRI dipimpin oleh Kepala Badan Karantina. Agenda yang dibahas adalah (1) Agribusiness and Trade Consultation dan (2) Sanitary and Phytosanitary Consultation. Pada tanggal 6 13 Desember 2004 telah berkunjung 2 (dua) orang pejabat Deptan PNG dan 2 (dua) orang petani PNG dan JICA bertindak sebagai fasilitator bermaksud untuk mempelajari Rice Farmers, Group and Activities terutama untuk dataran tinggi.

CHOIRUN ARIF 09350030 Review Hubungan Internasional Indonesia dengan negara lain Hubungan Indonesia dengan Papua New Guinea Hubungan Internasional, adalah cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi antar pemerintah, organisasi-organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Indonesia dengan Papua New Guinea melakukan hubungan dibidang pertanian, dan Pemerintah Papua New Guinea menghargai bantuan yang telah diberikan Pemerintah Indonesia di bidang ini. Meski pada dasarnya belum dilakukan secara optimal. Dasar hubungan bilateral RI-Papua New Guinea mengacu pada Basic Arrangement yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 1990. Pertemuan bilateral I RI-Papua New Guinea dilaksanakan pada tanggal 12-13 Februari 2001, di Jayapura, Irian Jaya, sebagai Review Basic Arrangement yang mengatur tentang masalah-masalah di perbatasan kedua negara tahun 1990, yang telah diperpanjang selama 1 (satu) tahun. Pada pertemuan tersebut telah dihasilkan kesepakatan-kesepakatan untuk perubahan/usul-usul kedua negara antara lain tentang pengaturan masalahmasalah pabean dan karantina. Pada tanggal 16 Nopember s/d 2 Desember 1996 telah berkunjung ke Indonesia rombongan Mahasiswa dari Higlands Agricultural College, Mt. Hagen, Papua New Guinea yang berjumlah 50 orang. Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka mempelajari dari dekat tentang perkembangan pertanian di Indonesia, khususnya bidang peternakan, perikanan, manajemen pelayanan penyuluhan, strategi pemasaran dan fasilitas-fasilitas pinjaman keuangan dalam menunjang pengembangan pertanian. Pada tanggal 8 s/d 18 Juli 1996 telah berkunjung rombongan dari Papua New Guinea yang terdiri dari petani dan asosiasi kelapa sawit. Maksud kunjungan adalah dalam rangka : (a) Menambah pengetahuan/pengalaman para petani/ pejabat terkait tentang kemajuan-kemajuan di bidang "Processing dan Marketing" kelapa sawit di Indonesia, (b) Mengadakan pertemuan dengan para petani, tenaga ahli maupun para peneliti di pusat-pusat penelitian kelapa sawit, (c) Mengadakan kunjungan ke lapangan (petani kelapa sawit) yang telah sukses mengembangkan perkebunan kelapa sawit, (d) Mengadakan tukar menukar informasi/pengalaman dengan sesama petani kelapa sawit di Indonesia. (e) Mengunjungi instansi terkait lainnya yang mempunyai kontribusi penting di dalam mengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Hasil pertemuan Sidang I Komisi Bersama RI Papua New Guinea di Port Moresby 4 6 Juni 2003 disepakati untuk membentuk Working Group Agriculture, Quarantine, Marine and Fisheries. Departemen Pertanian diharapkan menjadi Focal Point untuk Working Group tersebut. Pada tanggal 28 30 Oktober 2003 telah dilaksanakan Sidang Perundingan Joint Border Committee (JBC) RI Papua New Guinea ke-22 di Madang, Papua New Guinea. Hasil dari sidang tersebut yang berkaitan dengan bidang pertanian adalah : a. Kedua belah pihak sepakat akan mebuka Pos Lintas Batas, apabila dimungkinkan akan dibuka pada bulan Juni 2004. Hal ini didukung pihak Papua New Guinea karena waktu pembukaan pos perbatasan pada bulan Juni 2004 bersamaan dengan waktu pelaksanaan Launching CrossBorder Vehicle Movements Arrangements. b. Telah ditandatangani MoU on Collaborative Plant and Animal Health and Quarantine Activities between Papua New Guinea and Indonesia. Pada tanggal 24 26 Juni 2004 telah dilaksanakan Informal Bilateral Meeting RI Papua New Guinea di Jayapura. DELRI dipimpin oleh Kepala Badan Karantina. Agenda yang dibahas adalah (1) Agribusiness and Trade Consultation dan (2) Sanitary and Phytosanitary Consultation. Pada tanggal 6 13 Desember 2004 telah berkunjung 2 (dua) orang pejabat Deptan Papua New Guineadan 2 (dua) orang petani Papua New Guinea dan JICA bertindak sebagai fasilitator bermaksud untuk mempelajari Rice Farmers, Group and Activities terutama untuk dataran tinggi. Dari contoh hubungan internasional Hubungan Indonesia dengan Papua New Guinea ini merupakan bentuk atau peran pemerintah indonesia di dalam kncah hubungan internasional.

Anda mungkin juga menyukai