Anda di halaman 1dari 51

sumber : Administrasi dan pemegang program UPK Puskesmas Sempaja Samarinda

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS SEMPAJA 2011

Disusun Oleh: Ririn Megawati Elsa Indah Suryani Amaliaturrahmah 04.45427.00217.09 06.55356.00299.09 06.55372.00315.09

Pembimbing : dr. H.O Boedi Ichwanto dr. M. Khairul Nuryanto, M.Kes

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas PUSKESMAS Sempaja/FK Unmul Samarinda 2011

BAB I PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas)

adalah unit pelaksana

pembangunan kesehatan yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten (KEPMENKES No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas). Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga, serta pelayanan kesehatan masyarakat yang mencakup usaha pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Wujud dari pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas hadir dalam program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan Kesehatan (UPK). Pada perkembangan terakhir, Upaya Pelayananan Kesehatan (UPK) dibagi menjadi UPK wajib dan UPK pengembangan. UPK wajib merupakan upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia dan merupakan kesepakatan secara nasional. UPK wajib terdiri atas 6 kegiatan pokok atau yang disebut Basic Six antara lain: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan Lingkungan, (3) KIA dan KB, (4) Peningkatan Gizi, (5) Penanggulangan Penyakit Menular/P2M, (6) Pengobatan Dasar. UPK

pengembangan merupakan program yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten dengan berbagai pertimbangan kebutuhan kesehatan diwilayah kerja masing-masing seperti UPK kesehatan Lansia dan Usaha kesehatan Sekolah (UKS). Puskesmas Sempaja mengemban tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Kelurahan Sempaja Utara dan Selatan. Guna memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di wilayah kerjanya,

Puskesmas Sempaja juga melaksanakan UPK wajib dan UPK pengembangan. Diharapkan dengan berjalannya upaya pelayanan kesehatan tersebut, puskesmas Sempaja dapat memberikan pelayanan yang merata dan menyeluruh dan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan mengenai UPK merupakan hal yang penting, karena UPK merupakan wujud dari fungsi puskesmas secara keseluruhan dan merupakan tonggak pelaksanaan program di Puskesmas dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan. Hal tersebut harus diketahui dan dipahami agar peran dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik. Pembuatan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas, khususnya UPK Puskesmas Sempaja.

BAB II PROFIL PUSKESMAS SEMPAJA

A. VISI, MISI, MOTTO DAN JANJI PELAYANAN 1. Visi : Mewujudkan Masyarakat Sempaja Sehat & ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) 2. Misi : a. Ciptakan Managemen Kesehatan yang Bermutu b. Sempurnakan Pelayanan Kesehatan c. Padukan Lintas Program & Lintas Sektoral di Bidang Kesehatan d. Mewujudkan Masyarakat Sempaja ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih& Sehat) e. Jadikan Masyarakat Sempaja yang Mandiri untuk Hidup Sehat 3. Motto Pelayanan : Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami 4. Janji Pelayanan Santun, Sabar, Cermat, Ikhlas

B. DATA DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI 1. Data Demografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2011 Wilayah kerja puskesmas sempaja terdiri dari 2 kelurahan, yaitu kelurahan Sempaja Selatan dan kelurahan Sempaja Utara. Jumlah total penduduk wilayah kerja puskesmas Sempaja adalah 29.326 jiwa. Sasaran dihitung berdasarkan dari jumlah penduduk kelurahan masing-masing. a. Kelurahan Sempaja Utara, terdiri dari 16 RT, dimana : Jumlah KK : 1.357 Jumlah Penduduk : 5.252 Jiwa 1) 5 RT (RT 7, 34, 35, 36, dan 37) yang sulit dijangkau. 2) 9 RT (RT 1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36) yang tidak memiliki posyandu 3) sasaran PUS 945, WUS 2836, BUMIL 104

b. Kelurahan Sempaja Selatan, terdiri dari 64 RT, dimana : Jumlah KK : 5.945 Jumlah Penduduk : 24.074 Jiwa 1) Seluruh RT mudah dijangkau 2) 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50) yang belum memiliki posyandu 3) sasaran PUS 4.333, WUS 13.000, BUMIL 478

2.

Data Geografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2011

Sumber : Administrasi Puskesmas Sempaja Samarinda.

C. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2011 sumber : Administrasi Puskesmas Sempaja Samarinda

D. Jumlah Tenaga dan Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Sempaja Tabel 1. Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sempaja
TENAGA KESEHATAN Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi SKM D4 Keb Akper Akbid Akfar Ak Analis Akzi SPK SPRG SMF SE SMA SMP PKM Sempaja 4 1 5 1 5 5 2 2 1 3 1 1 1 6 2

Fasilitas kesehatan di Wilayah Puskesmas Sempaja 1) Puskesmas Induk : 1 buah

2) Puskesmas Pembantu : 2 buah (Gunung Cermin dan Sempaja Lestari Indah) 3) Puskesmas Keliling : 4 lokasi (Langsat, Ayu, Keledang, Kitadine) 4) Posyandu : 27 buah (25 posyandu bayi & balita; 2 posyandu lansia) a. Sempaja Utara 4 posyandu, 9 RT (1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36) belum memiliki posyandu b. Sempaja Selatan 21 posyandu, 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50) belum memiliki posyandu. 5) Mobil Ambulance 6) Motor dinas : 1 buah : 3 buah

E. UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK)

1. UPK Promosi Kesehatan Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan merubah perilaku masyarakat agar mandiri untuk hidup sehat. Pemegang program ini di Puskesmas Sempaja adalah seorang ahli kesehatan masyarakat (SKM/sarjana kesehatan masyarakat). Pokok kegiatan UPK ini di Puskesmas Sempaja, yaitu : a. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Hidup Sehat ( PHBS ) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakatnya. Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah tangga, institusi (sekolah, tempat kerja) dan tempat-tempat umum lain. Adapun rincian kegiatan yang dicanangkan UPK ini adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kegiatan UPK Promosi Kesehatan
No 1. 2. 3. Kegiatan Penyuluhan di Posyandu Penyuluhan PHBS sekolah Penyuluhan kesehatan diorganisasi kemasyarakatan dan keagamaan Pelatihan dokter kecil Pelatihan Kader Kesehatan Remaja ( KKR ) Pelatihan guru UKS Sasaran Seluruh ibu-ibu dilingkungan posyandu TK,SD,SMP,SMA diwilayah kerja PKM Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan diwilayah kerja PKM Siswa TK dan SD diwilayah kerja PKM Siswa SMP dan SMA 8 sekolah yang memiliki UKS diwilayah kerja Target Pelaksanaan 1x / bulan 1x/tahun tiap sekolah 1x/tahun

4. 5. 6.

2x/tahun 2x/tahun 2x/tahun

7. 8. 9.

Revitalisasi kader posyandu Pelatihan kader PHBS Survey PHBS Rumah Tangga dan Sekolah

Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM Anggota PKK dan Kader posyandu Seluruh KK dan sekolah diwilayah kerja PKM Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM Seluruh lansia di wilayah kerja PKM SMP dan SMA diwilayah kerja PKM Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM Seluruh kader jumantik diwilayah kerja PKM Guru UKS dan dokter kecil diwilayah kerja PKM Seluruh sekolah diwilayah PKM Seluruh masyarakat dan petugas diwilayah kerja PKM

1x/tahun 1x/tahun 1x/tahun 1x/tahun 1x/bulan 1x/bulan 1x/tahun 1x/bulan 1x/tahun 1x/tahun 1x/tahun Situasional

10. Kelas ibu hamil 11. Senam ibu hamil 12. Senam Lansia 13. Penyuluhan NAPZA ( bermitra dengan BNK ) 14. Pertemuan dan Pembinaan kader 15. Revitalisasi kader Jumantik 16. Pembinaan UKS 17. Praktik cuci tangan dan sikat gigi 18. Penyebaran informasi kesehatan melalui pembuatan brosur,poster,spanduk

2. Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi: 1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). 9

2.

Pengembangan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat (pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan UKS). Posyandu adalah wadah kegiatan masyarakat, dimana

masyarakat dapat memperoleh pelayananan kesehatan, serta sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan petugas kesehatan tentang masalah kesehatan. Posyandu memiliki beberapa tingkatan yaitu : a. Posyandu pratama Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara rutin, serta jumlah kader sangat terbata yakni kurang 5 orang. b. Posyandu madya Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatannya masih rendah yakni kurang dari 50%. c. Posyandu purnama Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan lebih dari 8 kali per tahundengan jumlah kader 5 orang atau lebih, dan cakupan kegiatan lebih dari 50% kecuali cakupan dana sehat. d. Posyandu mandiri Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan lebih dari 8 kali per tahun dengan jumlah kader sebanyak 5 atau lebih, cakupan kelima kegiatan lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 % KK. 3. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat seperti

pelatihan kader-kader posyandu, kader kesehatan remaja dan kader PKK, kelas ibu hamil

10

4.

Peningkatan pendanaan operasional Puskesmas dan revitalisasi Puskesmas kesehatan. Saat ini masyarakat yang terlibat dalam upaya kesehatan berbasis sebagai Pusat Promotif dan Preventif bidang

masyarakat yaitu 142 orang kader aktif posyandu, 25 orang juru pemantau jentik (Jumantik) dan 50 orang kader PHBS.

2. UPK Kesehatan Lingkungan UPK ini terdiri dari 1 orang sebagai pemegang program ahli kesehatan lingkungan dengan 2 anggota yang juga ahli kesehatan lingkungan. Tujuan dari UPK kesehatan lingkungan adalah : a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif secara terpadu, terarah dan terus menerus. b. Mewujudkan pelayanan Klinik Sanitasi secara terpadu. c. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup sehat. d. Meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih sehat guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya e. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan. f. Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup sehat serta menumbuhkan kemandirian masyarakat. Kegiatan dari UPK kesehatan lingkungan adalah : a. Penyehatan Makanan Minuman 1) Meningkatkan pengawasan secara berkala terhadap TPM 2) Pengawasan rumah makan/restoran, industri rumah tangga, jasa boga, kantin sekolah, makanan jajanan, TPM institusi khusus dan pedagang kaki lima. 3) Penyuluhan kepada pemilik/pengelola usaha dan penjamah makanan minuman agar dapat mendapatkan Sertifikat Laik Sehat. 4) Mengkoordinir peserta pelatihan/kursus pengelola/penjamah makanan & minuman dari wilayah Puskesmas Sempaja yang dilatih di DKK.

11

5) Pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan minuman secara bakteriologis dan kimia. 6) Meningkatkan koordinasi dengan dinas DKK dalam hal penyelesaian rekomendasi kesehatan. Target 2011 : 1. 80 % Restoran dan rumah makan yang diperiksa. 2. 80 % jasa boga yang diperiksa 3. 80 % industri rumah tangga yang diperiksa 4. 80 % kantin sekolah/ makanan jajanan yang diperiksa. 5. 70 % pedagang kaki lima/ makanan jajanan yang diperiksa. 6. 70% penjamah makanan dan minuman/ pengelola yang telah mengikuti kursus/penyuluhan keamanan pangan. 7. 50 % sampel makanan dan minuman yang diperiksa secara bakteriologis dan kimia. Hasil Kegiatan Januari Juni 2011: Tempat penyehatan makanan dan minumam Rumah makan Kantin sekolah Pedagang kaki lima Industri rumah Jasa Boga Institusi Jumlah Jumlah yang diperiksa (%) Memenuhi syarat (%)

112 18 73 41 8 34

32 39 69 95 67 94

22 57 59 89 100 67

b. Penyehatan Tempat-tempat umum 1) Penyuluhan kepada pemilik/pengelola usaha tempat-tempat umum agar mendapatkan Sertifikat Layak Sehat. 2) Meningkatkan koordinasi dengan DKK dalam hal penyelesaian rekomendasi kesehatan.

12

3) Melaksanakan dan meningkatkan kerjasama antara petugas sanitasi DKK dengan petugas sanitasi Puskesmas dalam hal pengawasan tempat-tempat umum. 4) Meningkatkan pengawasan secara berkala terhadap tempat umum. Target 2011 : 1. 80% tempattempat umum yang harus diawasi. 2. 60% tempattempat umum memiliki sertifikat laik sehat atau rekomendasi kesehatan dari DKK. 3. 75% petugas sanitasi puskesmas yang melakukan pembinaan tempat tempat umum di wilayah kerjanya.

Hasil kegiatan bulan Januari-Juni 2011: Jumlah data tempattempat umum di wilayah kerja Puskesmas Sempaja berjumlah 26 sarana dari pemerintah dan 256 sarana dari swasta. Yang diperiksa sebanyak 127 sarana (45%) , memenuhi syarat 90 dengan presentase 70,9%, dan tidak memenuhi syarat 37 dengan presentase 29,1%. c. Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan 1) Monitoring kualitas air bersih PDAM dan Non PDAM. 2) Inspeksi sanitasi sarana air bersih secara berkala. 3) Pembinaan dan investigasi Depo Air Minum (DAM). 4) Meningkatkan kerjasama petugas sanitasi DKK dengan petugas sanitasi Puskesmas dalam hal pengawasan, penyuluhan & pembinaan air bersih. Target 2011: 1. 95% sampel air minum yang dikelola oleh PDAM/ swasta yang diperiksa secara mikrobiologi memenuhi syarat. 2. 100% depot air minum diawasi & terdaftar pada DKK serta uji kualitas air minum. 3. 80% sarana air bersih yang dilakukan inspeksi sanitasi. Hasil Kegiatan Januari-Juni 2011:

13

Jumlah data kualitas air di Kelurahan Sempaja Utara berjumlah 259 sarana, yang diperiksa sebanyak 34 dan yang memenuhi syarat sebanyak 22 dengan persentase 64,7%, sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 12 dengan persentase 35,3%. Jumlah data kualitas air di Kelurahan Sempaja Selatan berjumlah 416 sarana, yang diperiksa 67 sarana, memenuhi syarat 51 dengan persentase 76,1%, tidak memenuhi syarat 16 dengan persentase 23,9%. Jumlah data kualitas air untuk sarana air bersih berjumlah 646 sarana, yang diperiksa untuk fisik sebanyak 86 sarana, yang memenuhi syarat 66 dengan persentase 76,7%, yang diperiksa untuk kimiawi 86, yang memenuhi syarat 57 dengan presentase 66,2%, untuk pemeriksaan bakteriologis sebanyak 15 dengan persentase yang memenuhi syarat 0%. Jumlah data penduduk menurut jenis sarana air bersih dan bukan air bersih. Untuk sarana PDAM/ledeng/DAM berjumlah 24.719 sarana dengan persentase 83,7%, untuk sarana SPT berjumlah 1.095 dengan persentase 3,7%, untuk sarana SGL berjumlah 2.120 dengan persentase 7,2%, untuk sarana lain berjumlah 7003 sarana dengan persentase 23,7%.

d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1) Memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis terhadap usaha kebersihan lingkungan. 2) Melaksanakan kegiatan Survey Pola Hidup Bersih dan sehat (PHBS). 3) Melaksanakan penyuluhan langsung di masyarakat dan meningkatkan kerjasama lintas sektor untuk memperbaiki kualitas lingkungan pemukiman. 4) Melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi dan kunjungan lapangan untuk tindak lanjut dari klinik sanitasi. 5) Melaksanakan pengawasan terhadap tempat pembuangan sampah. 6) Mendorong dan membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan pengawasan kebersihan lingkungan.

14

7) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pengedar dan pemakai pestisida. Target 2011 : 1. 60% jumlah konsultasi dan kunjungan klinik sanitasi. 2. 60% TPS yang diawasi. Hasil Kegiatan Januari Juni 2011: Jumlah data kunjungan klinik sanitasi berjumlah 220 pasien, jumlah data konsultasi klinik sanitasi menurut jenis penyakit terdapat 12 penyakit. Konsultasi untuk penyakit terbanyak yaitu scabies sebanyak 70 pasien. Terdapat 12 tempat pembuangan sampah sementara yang diawasi oleh UPK ini. Semua TPS dalam kondisi tidak memenuhi berjumlah syarat, terdapat banyak larva dan lalat dewasa dan 7 diantaranya berbau dari rumah terdekat. Kegiatan harian dari UPK kesehatan lingkungan di puskesmas Sempaja adalah menerima konsulan dari bagian / poli lain seperti KIA, umum, dan lansia, bila ditemukan penyakit-penyakit infeksi yang berbasis lingkungan misalnya diare. Selain itu, juga bekerja sama dengan pemegang program lain bila ditemukan adanya KLB terhadap suatu penyakit yang berbasis lingkungan.

3.

UPK KIA dan KB UPK KIA dan KB bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)

dan angka kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui. Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan (bidan) di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan.

15

Pertolongan persalinan dilakukan oleh Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan. Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu 1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009. Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester

16

pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai dengan standar 5T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang dimaksud adalah: Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus Pemberian imunisasi TT Pemberian tablet besi

Pokok Kegiatan : 1. Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) 1) Menentukan sasaran tiap kelurahan dan keseluruhan wilayah. 2) Pengumpulan data, dengan cara pencatatan PWS bumil perkelurahan, register kegiatan harian, kegiatan pemantauan ibu hamil, kegiatan ANC ibu hamil di posyandu dan di lapangan bidan praktek swasta. 3) Pengolahan data 2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi (KIB) 1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1). 2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4). Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk kunjungan lengkap. Target sasaran : 95%. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan dukun oleh tenaga kesehatan. Target sasaran 90%.

17

Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standar KN2. Target sasaran : 90%. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi. Target sasaran : 100%. Penanganan dan/atau rujukan neonatus resiko tinggi. Target sasaran : 100%.

Hasil kegiatan : Pencapaian sasaran PWS-KIA Puskesmas Sempaja Januari-Agustus 2011


Kegiatan K1 K4 Deteksi Resti Nakes Masy . Sasaran Target Pencapaian Pencapaian (%) Pencapaian 2010 (%) 49,5 45,5 582 582 458 78,7 582 582 460 79 582 116 113 582 116 556 556 421 24 529 423 410 529 423 386 556 500 114 Persalinan Nakes Dukun KN1 KN2 ASI Ekslusif Neonatus

97,4

75,7

4,3

77,5

73

20,5

3. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah Pelaksanaan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang) Pelayanan deteksi dilakukan waktu bayi atau balita kontak dengan petugas di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, play group dan TK. Kegiatan DDTK meliputi : 1) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (untuk kontak pertama). Target sasaran : 80% Sasaran : Balita yang tersebar di 2 kelurahan Sempaja Utara dan Sempaja Selatan tahun 2011. Sarana : KPSP dan KMS 2) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang apras (untuk kontak pertama) di TK. Target sasaran : 90%

18

Sasaran : Anak pra sekolah (apras) yang tersebar di 2 kelurahan Sempaja Utara dan Sempaja Selatan tahun 2011. Sarana : KMS dan KPSP 3) Pemeriksaan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / guru UKS / dokter kecil. Target : 100% Sasaran : anak sekolah dasar di 2 kelurahan Sempaja Utara dan Sempaja Selatan tahun 2011. 4) Pelayanan kesehatan remaja. Target : 80% Sasaran : Remaja di kelurahan Sempaja Utara & Selatan tahun 2011. Hasil kegiatan : Sasaran DDTKA adalah 529 bayi diwilayah kerja PKM Sempaja. Cakupan DDTKA KN I 60,3 %, DDTKA KN II 57,29 %, dan DDTKA III 56,3 %. Jumlah sasaran anak balita adalah 3842 dan cakupan APRAS di PG & TK 23%.

4. Pelayanan Imunisasi Tujuan dan Sasaran Imunisasi di Indonesia 5.1 Tujuan a. Tujuan Umum Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). b. Tujuan Khusus Program Imunisasi dengan tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% pada tahun 2010 sebesar 86% sehingga target telah tercapai, dan secara merata pada bayi dengan target 100% di desa/kelurahan pada tahun 2011. 5.2 Sasaran Program Imunisasi Target sasaran ; 100% Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi 1) imunisasi rutin Bayi, WUS dan Bumil

19

Cakupan imunisasi rutin bayi bulan Januari-September 2011 :


Sasaran Pencapaian BCG Target 529 Kumulatif Presentasi 95% 399 75 1 95 % 438 83 Polio 2 3 90 90 % % 403 327 76 62 Jenis Vaksin HB 4 0 85 75 % % 343 364 65 69 Combo 2 90 % 412 78 Camp ak 90% 376 71

1 95 % 381 72

3 85 % 349 66

Imunisasi Rutin Wanita usia subur (WUS) : wanita usia 15-39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil) & calon pengantin (Catin). Cakupannya sebagai berikut : TT WUS Januari- Juni 2011
Sasaran Pencapaian 1593 Kumulatif Presentasi Target 100% 1 59 2 31 Status TT 3 21 7% 4 7 5 4

TT Bumil Januari September 2011


Sasaran 582 Pencapaian Kumulatif Presentasi Target 1 100% 73 13% 2 100 Status TT 3 4 88 60 48% 5 32

2) Imunisasi tambahan Bayi dan anak

a) Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan 1) Imunisasi dasar Bayi

2) Imunisasi lanjutan Anak usia sekolah tingkat dasar Wanita usia subur

b) Sasaran wilayah/lokasi Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja

c) Sasaran wilayah/lokasi Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja.

20

Kebijakan dan Strategi 1. Program Imunisasi a. Kebijakan Penyelenggaraan imunisasi oleh pemerintah, swasta & masyarakat dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.

Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu. Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran yang bermutu.

b. Strategi Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat. Membangun kemitraan dan jenjang kerja. Menjamin ketersediaan & kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin, dan alat suntik. Menerapkan sistem PWS dalam penentuan prioritas kegiatan & tindakan perbaikan Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih. Pelayanan sesuai dengan standar. Memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efisien. Meningkatkan kerjasama, fasilitas dan pembinaan. c. Sumber Dana Sumber dana yang digunakan adalah DPA APBD (Dokumen anggaran, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Tahun 2011. d. Alat/Sarana yang Digunakan Vaksin Alat suntik Kapas Vaksin carier

21

Cold chain KMS/Buku KIA Buku pencatatan harian Puskesmas maupun Posyandu Buku monitoring Buku rekapan bulanan Buku pencatatan vaksin Buku-buku pedoman imunisasi

5. Pelayanan KB o Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT. o Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri. o Pencatatan dan pelayanan KB baru dan KB aktif di puskesmas, pusban, posyandu, laporan bidan praktek swasta. o Membuat laporan KB o Pemetaan bidan o Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan praktek swasta dan dokter praktek. Target tahun 2011 = 70%

Hasil kegiatan: Data tahun per Oktober 2011, PUS berjumlah 5279, WUS berjumlah 15.836. Akseptor KB baru pada wilayah kerja puskesmas Sempaja hingga September 2011 sebanyak 613 akseptor. Akseptor KB Januari-September 2011
Metode Kotrasepsi IUD MOW MOP Kondom Implant Suntikan Pil Jumlah Klinik KB Baru Ulangan 1 2 29 19 2 40 10 30 5 91 47 Jumlah Peserta yang dilayani Dokter praktik swasta Bidan praktik swasta Baru Ulangan Baru Ulangan 44 3 1 12 1 253 3548 212 1869 522 5421 Total 48 32 34 3851 2116 6081

22

Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB. Pemegang program UPK ini adalah seorang bidan, terdiri dari 1 orang dokter umum di bagian konsultasi KIA, seorang Bidan dibagian KB, imunisasi, DDTK, dan PWS dibantu oleh 3 orang perawat. Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB setiap hari kerja dengan jadwal pelayanan harian, yaitu :

Jadwal Kegiatan Pelayanan poli KIA dan KB Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 4. UPK Gizi Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli Gizi dengan pokok kegiatan berikut ini, yaitu : a. Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu Sindroma kurang gizi yang berat pada anak-anak umur 0-5 tahun biasanya mudah ditemukan dengan melihat bentuk fisiknya. Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi dapat menggunakan beberapa cara, yaitu : 1) Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang setiap bulan yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan usia 5 tahun. Kegunaan KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk memonitor pertumbuhan tersebut, diperlukan data berat badan anak balita setiap bulannya. 2) Indikator pemantauan pertumbuhan Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah). S : seluruh balita di wilayah kerja Pelayanan Imunisasi, KB, ANC Imunisasi (BCG), KB, ANC Imunisasi, KB, ANC Imunisasi, KB, ANC Imunisasi, KB, ANC Imunisasi (campak), KB, ANC

23

K D N

: jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS : jumlah seluruh balita yang ditimbang : balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan

BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada KMS D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan program. Cara menghitung : 3) Pengumpulan Data Sumber data berasal dari register bayi dan balita posyandu yang dikumpulkan oleh kader setiap bulan. 4) Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data a) Data S,K,D,N, dan BGM di posyandu dicatat oleh kader posyandu pada buku register bayi dan balita. b) Data S,K,D,N, dan BGM dicatat dan diolah dalam bentuk D/S, N/D dan BGM/D oleh Pembina posyandu sebagai bahan laporan ke puskesmas dan bahan PWS tingkat desa. c) Data S,K,D,N dan BGM dicatat dan diolah dalam bentuk D/S, N/D dan BGM/D oleh TPG Puskesmas sebagai bahan laporan ke tingkat kota dan bahan PWS tingkat Puskesmas. d) Target K/S=80%, D/S=80%, N/D=80%, BGM/D=<15%. Sasaran 4371 (bayi 529 & balita 3842): cakupan bulan agustus 2011 D/S=15,2 %, 24

N/D=36,8 %; cakupan bulan september 2011 D/S=13,6 %, N/D=46 %; cakupan bulan oktober 2011 D/S=12,6%, N/D=37,8 %

b. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Vitamin A merupakan komponen dari rodopsin yang berfungsi pemeliharaan sel-sel epitel, metabolisme & reproduksi. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja, xerophthalmia, kebutaan, dan mudah terkena diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin A dapat juga menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini dapat ditempuh dengan 2 cara : 1) Penyuluhan peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami(sayuran hijau) 2) Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : - Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul biru 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun). - Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan. Tujuan : Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A. Sasaran : Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun Balita dengan xerophtalmia Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare Ibu dalam masa nifas

Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali/tahun Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A ini berupa kapsul vitamin A

25

berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan kepada bayi umur 611 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan. Cara Perhitungan/rumus Cakupan balita dapat kapsul vitamin A Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi balita yang ada di satu wilayah kerja Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A : Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A x 100% Ibu nifas yang ada di suatu wilayah 1 0 0 % Pengumpulan Data : Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A baik dari posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan maupun dari petugas gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit yang dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya. x 100% x

Pencatatan dan Pelaporan a) Bayi (usia 6-11 bulan) Menggunakan data sasaran dari register bayi di posyandu atau buku bantu, kohort bayi. Mencatat setiap bayi yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh bayi yang diberi vitamin A menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A Di tingkat Puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh bayi yang akan diberi vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A Menghitung cakupan dengan rumus di atas b) Balita (usia 12-59 bulan) 26

Menggunakan data sasaran dari register balita di posyandu /buku bantu. Mencatat anak balita yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi. Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A menggunakan formullir distribusi kapsul vitamin A Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh balita yang diberi vitamin A dari seluruh wilayah kerja puskesmas, menggunakan formulir distribusi kapsul vitamin A.

c) Bufas Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA, atau buku bantu. Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda Al untuk pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul yang ke 2 di dalam kohort ibu. Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada menggunakan formulir bantu. Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.

c. Ibu Hamil Yang mendapat 90 tablet Fe Definisi : 1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester III 2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Defisiensi Besi yang diberikan kepada ibu hamil 3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau Haemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal. Batasan nilai normal Hb yaitu : Anak prasekolah 11gr% Anak Sekolah 12 gr% Wanita Dewasa 12 gr% Wanita Hamil 11 gr% Ibu Menyusui 12 gr% Laki-laki Dewasa 13 gr% gr% 27

Kebijaksanaan program 1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan pada penggunaan preparat besi khusus untuk ibu hamil. 2. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.

Tujuan Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja berpenghasilan rendah. Kegiatan

Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan balita. Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat penyuluhan gizi

Sumber data Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Sempaja dihitung dengan formula 1.05 x CBR wilayah kerja x jumlah penduduk.
Kegiatan Kapsul vit.A dosis tinggi bayi (6-11 bln) Kapsul vit.A balita Vit.A Bufas Bumil yang dapat tablet Fe1 & Fe3 Sasaran Target 90 % 3842 548 583 90% 100% 80% Cakupan 72,7% 48,13 % 73,54% 78,5 % dan 72,2 %

d. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita dari keluarga miskin Definisi :
a)

Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-24 bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/ Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang disesuaikan. 28

b)

MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat dari campuran beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein hewani/nabati, terigu, margarine, gula, susu, lesitin, kedelai, garam bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.

Tujuan : Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya

meningkatkan status gizi balita Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita gizi buruk

Pemantauan dan Penilaian : Pemantauan dan Penilaian dilakukan selama PMT yang berlangsung selama 90 hari berturut-turut.

Indikator pemantauan :
a. b. c.

Berat badan bayi balita (kenaikan BB setiap bulan) Kunjungan/kehadiran di posyandu Penerimaan terhadap PMT yang diberikan

Pencatatan kegiatan PMT dan MP-ASI bayi balita : o o o Form pemantauan bayi balita Form pemantauan pertumbuhan bayi balita yang mendapat PMT Form pemantauan penerimaan PMT

Sasaran: Bayi dan balita dari keluarga miskin (yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah). Target sasaran : 100%. Sumber Data : Laporan khusus MP ASI, RI Gizi, LB3-SIMPUS

29

e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Definisi

Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sempaja

Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor).

Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup - Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi - Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB - Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta

memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi - Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta - Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Z-score-1 - Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak. Sasaran : Balita gizi buruk menurut standar BB/TB Z-score <-3 atau ada tandatanda klinis yang berada di wilayah kerja PKM sempaja dalam kurun waktu tertentu. Sumber Data R1/Gizi, LB3-SIMPUS, W1 (laporan wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk Puskesmas.

f. Pemberian ASI Eksklusif Pengertian ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.

30

Su mber Data Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas. Langkah Kegiatan - Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sempaja tahun 2010. - Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja dari catatan Puskesmas. Sasaran : Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI. Target=80%, cakupan=16,6 %. Kegiatan : 1) Konsultasi perorangan di poli KIA 2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu g. Pencegahan dan penanggulangan KEK Tujuan : Untuk meningkatkan kesehatan WUS dan ibu hamil serta mencegah BBLR. Kelompok sasaran : WUS dan Bumil

Jenis kegiatan: Penapisan penderita resiko KEK melalui pengukuran LILA dan IMT. Intervensi penderita KEK melalui pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan. Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA dan pelayanan kesehatan. Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi Target=20%.

h. Konsultasi Gizi Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan 31

ini diberikan pada pasien dengan masalah gangguan Gizi. Pasien yang dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi kurang, hipertensi, dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan diet harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Tujuan
a)

Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah -masalah yang dihadapi klien/pasien.

b)

Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya.

Sasaran Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien


a)

Wawancara Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab, diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

b)

Pengembangan media konsultasi gizi Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet

Perencanaan konsultasi Di dalam perencanaan konsultasi ditetapkan tujuan, materi, metode dan media. Pelaksanaan konseling
1)

Tahap pencairan Membina suasana yang dapat menumbuhkan kepercayaan, menyiapkan kondisi yang menyenangkan, menumbuhkan sikap keterbukaan pasien.

2)

Tahap penjelasan Membantu pasien mengurutkan cerita dengan benar misal urutan kebiasaan makan dari mulai bangun tidur sampai dengan mau tidur malam hari. Dalam tahapan ini boleh mengarahkan pasien pada pokok permasalahan dan belum diperbolehkan memberi nasehat.

3)

Tahap pemecahan masalah Menyampaikan cara pemecahan masalah dengan jelas sesuai dengan harapan pasien. Menjelaskan anjuran diit sesuai dengan kondisi pasien.

32

Menunjukkan contoh menu dan jumlah makanan sehari, serta cara memilih dan mengolah bahan makanan yang baik. Menggunakan alat bantu berupa leaflet, contoh makanan. Memberi pujian kepada pasien yang sudah pintar.

4)

Tahap kesimpulan Ulangi hal-hal yang perlu diingatkan oleh pasien dan memberi kesempatan bertanya bila belum jelas. Konselor menyampaikan kesimpulan dari konsultasi dan memberi waktu kepada pasien untuk merenung sebentar tentang alternative pemecahan masalah. Memberi semangat dan dorongan kepada pasien terhadap keputusan yang telah diambil dan membuat kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.

5)

Penilaian/evaluasi Evaluasi dalam proses konsultasi ada 2 yaitu evaluasi proses dan evaluasi dampak. Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi pasien, isi materi dan metode yang dipilih sesuai . waktu yang digunakan sesuai, tujuan konseling tercapai dan lain-lain. Evaluasi dampak untuk melihat keberhasilan konselor dalam pelaksanaan konseling,misalnya pasien melakukan kunjungan ulang, terjadi perubahan berat badan, perubahan positif sikap dan perilaku pasien terhadap makanan dan kesehatan.

5. UPK Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) UPK P2M memiliki beberapa program kerja berdasarkan jenis penyakit yaitu DBD, TB paru, Malaria, Kusta, Diare, pneumonia, demam tifoid, campak, PMS, dan beberapa penyakit lain. Pemegang program ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat, dan khusus bagian ini memiliki sub divisi tersendiri yang dipegang juga oleh ahli kesehatan masyarakat yaitu untuk kasus DBD serta sub diviai Kusta dan TB yang juga dipegang oleh sorang perawat. Kegiatan pada UPK ini adalah :

1. Surveilans

33

Pencatatan dan Pelaporan untuk Penyakit-penyakit Menular. 2. Penyelidikan epidemiologi Kegiatan terjun langsung ke lapangan bila ditemukan adanya KLB yang dicurigai dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kemudian akan berkoordinasi dengan pemegang program lain untuk tindak lanjut kasus tersebut. 3. TB a. Penemuan tersangka penderita TB b. Pelayanan dan Pengobatan penderita TB c. Kunjungan rumah pasien TB d. Monitoring pengobatan e. Penyuluhan f. Pengiriman slide untuk cross cek g. Target sasaran kesembuhan TB paru : > 85% 4. DBD a. Pengamatan jentik berkala oleh Jumantik b. Kegiatan Abatisasi massal c. Penyelidikan epidemiologi dan pemetaan kasus d. Fogging Focus dan abatisasi selektif e. Penyuluhan Kesehatan f. Target sasaran penderita yang ditangani : 80%. 5. Kusta a. Penemuan tersangka penderita Kusta b. Pelayanan dan Pengobatan Penderita Kusta c. Kunjungan Rumah Pasien Kusta d. Pemeriksaan kontak penderita e. Penyuluhan f. Target sasaran penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) : >90% 6. Malaria a) Pengobatan penderita malaria klinis b) Pengobatan penderita malaria (plasmodium positif) c) Pemeriksaan sampel darah

34

d) Target sasaran penderita malaria yang ditangani : 100%. 7. ISPA a) Penemuan kasus ISPA b) Pengobatan penderita ISPA c) Target sasaran balita dengan pneumonia yang ditangani : 100%. 8. Diare a) Penemuan kasus diare b) Pengobatan penderita diare c) Target sasaran balita dengan diare yang ditangani : 80%. 9. Thypoid a) Penemuan kasus typoid b) Pengobatan penderita typoid 10. Campak a) Penemuan kasus campak, memakai formulir penyelidikan kasus campak b) Pengobatan penderita campak 11. Penyakit Menular Seksual a) Penemuan kasus Penyakit Menular Seksual b) Pengobatan penderita Penyakit Menular Seksual c) Target sasaran pasien dengan menular seksual yang diobati : 100%. 12. Difteri Tahap pengendalian dan penanggulangan difteri 1. Penyelidikan Epidemiologi Dilakukan setiap adanya 1 kasus difteri (Rumah Sakit, Puskesmas, Masyarakat) untuk memastikan terjadinya KLB dan menemukan kasus tambahan serta kelompok rentan. 2. Penanggulangan a. Tata laksana kasus Confirmed case (isolasi di RS) Probable case (isolasi di rumah) Carrier b. Pemberian profilaksis bagi kelompok kontak

35

c. Pemberian vaksinasi bagi kelommpok kontak dan kelompok kontak dan kelompok rentan sesuai indikasi dan umur. 3. Surveilans ketat Oleh Rumah Sakit, petugas Puskesmas dan masyarakat. 4. Promosi kesehatan Melalui Tim Penggerak PKK Kota Samarinda (Peserta Semua Ibu Lurah selaku TP PKK Tingkat Kelurahan) 5. Rapat koordinasi LS dan LP terkait Pertemuan Koordinasi dengan Rumah Sakit di seluruh Samarinda dalam rangka SKD-KLB difteri. Review difteri bagi petugas analis Puskesmas oleh dokter spesialis Patologi Klinik. Review difteri bagi dokter & perawat Puskesmas oleh dokter Spesialis anak. Instruksi kerja pemberian imunisasi difteri yaitu : 1. Mengisi identitas pasien oleh petugas kesehatan yang memberi imunisasi. 2. Kepada semua petugas kesehatan yang memberikan imunisasi harus melihat status imunisasi klien: a) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien belum mencapai 18 bulan tidak perlu diimunisasi. b) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien antara 18 bulan sampai dengan 4 tahun maka diberikan imunisasi DT satu kali dengan dosis 0,5 cc im deltoid. c) Jika kontak dengan penderita/carrier difteri: Booster I : 5 tahun dari imunisasi terakhir Booster II : 10 tahun booster I d) Jika DPT 1, 2, 3 tidak lengkap/tidak ingat imunisasi sebelumnya dan sudah lebih dari 5 tahun maka diberi imunisasi.

36

No 1 2 3

Umur < 7 tahun 7-15 tahun > 15 tahun

X Imunisasi 2x 2x 2x

Jenis Vaksin Dt dT dT

Interval 4 minggu 4 minggu 0 minggu 4 minggu 6 bulan

Dosis 0,5 cc 0,5 cc 0,5 cc 0,5 cc 0,5 cc

Lokasi im im im im im

3. Harus mencatat semua KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda. 4. Pastikan semua klien yang perlu diimunisasi ulang untuk dating dengan memberikan kartu kontrol kunjungan vaksin berikutnya. Hasil Kegiatan survailens Januari Juni 2011 Penyakit Diare Diare berdarah Tifoid TB paru BTA + TB paru klinis Pnemonia Hepatitis klinis M.Falsifarum M.vivax DBD Campak GO Influenza Jumlah penderita 386 266 174 7 4 93 13 2 1 1 14 8 1692 Tahun 2010 686 371 182 14 Tidak ada data 106 16 16 5 47 Tidak ada data 25 Tidak ada data

37

6.

UPK Pengobatan Dasar Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi oleh pengetahuan dan

keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan pengobatan yang rasional. Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan yang melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang rawat inap. Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan seseorang karena sakit, mencegah dan mengurangi kecacatan, meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila diperlukan. Pelayanan di Poli Umum Puskesmas Sempaja berupa pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan : Kuratif (pengobatan) Preventif (pencegahan) Promotif (peningkatan kesehatan) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Pemegang program UPK ini adalah seorang dokter umum. Proses pelayanan di Poli Umum meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis, terapi dan tindakan, dan pelayanan rujukan. Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas Sempaja, meliputi : 1) Konsultasi langsung dengan dokter Umum (2 orang), dibantu 1 orang perawat. 2) Pemeriksaan penunjang diagnostik (Doppler, otoskop). 3) Nebulizer untuk serangan asma. 4) Pembentukan klinik DM dan hipertensi.

38

5) Persiapan pelaksanaan safety pasien dan universal protection. 6) Pengobatan memakai protap buku pedoman dasar pengobatan puskesmas. 7) Melakukan konsul pasien ke bagian kesehatan lingkungan dan Gizi bila ditemukan kasus penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah gizi. 8) Melakukan rujukan ke unit kerja yang lebih tinggi untuk kasus yang dianggap memerlukan sarana diagnostik & terapi yang lebih kompleks. 9) Melakukan tindakan pencegahan melalui edukasi yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kecacatan. 10) Kegiatan puskesmas keliling yang diadakan di posyandu-posyandu yang terdapat di wilayah kerja dengan frekuensi 2 kali/bulan pada wilayah kerja yang sama. Kegiatan yang dilakukan serupa dengan kegiatan harian di puskesmas pelayanan kesehatan di poli umum dengan melibatkan dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas apotek, dan ahli gizi. 11) Melakukan koordinasi, monitoring, pencatatan&pelaporan dipoli umum

Daftar 10 penyakit yang terbanyak di PKM sempaja bulan Januari- Oktober 2011, yaitu :
9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
ISPA Myalgia Faringitis Gastritis Hipertensi Dermatitis Alergica Peny.Pulpa dan jaringan periapikal Dermatitis infektif DM Peny. Gusi dan jaringan periodontal

8610

10 Penyakit Terbanyak

4051 2822 2806 2520 1251 1146 1052 1053 863

39

7. UPK Pengembangan / Inovatif a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pemegang program UPK ini adalah seorang perawat yang khusus menangani masalah UKS. UKS memiliki tiga pelayanan utama yang dikenal dengan TRIAS UKS 1. Pendidikan kesehatan 2. Pelayanan kesehatan 3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah dasar Sasaran: SD, SMP dan SMU di wilayah puskesmas Sempaja Kegiatan : - Pengawasan terhadap kantin, sekolah, sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah. - Pendataan murid baru. - Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan penjaringan kesehatan (pengukuran BB, TB, ketajaman penglihatan dan pendengaran, serta pemeriksaan kesehatan gigi). - Program dokter kecil dilaksanakan 2 tahun sekali. - Program Palang Merah Remaja (PMR) mulai tahun 2008. - Mengadakan pertemuan dengan guru UKS di sekolah. - Pencatatan dan pelaporan.

b.

UPK Kesehatan Gigi dan Mulut 1) Upaya kesehatan gigi masyarakat - Pelatihan kader UKGM. - Pemeriksaan gigi geligi dan gusi pada balita dan bumil. - Penyuluhan oleh kader dan petugas kepada masyarakat pengunjung posyandu.

40

- Perujukan pasien dengan masalah kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Sempaja. 2) Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) - Pemeriksaan gigi seluruh murid TK dan murid kelas 1 SD meliputi pemeriksaan karies gigi dan gigi geligi, jaringan penyangga gigi dan kebersihan mulut. - Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 3) Pelayanan medik dasar di puskesmas - Dilaksanakan setiap hari kerja. Perawatannya berupa pencabutan gigi susu dan gigi permanen, penambalan dengan bahan amalgam, pembersihan karang gigi, penambalan sementara, insisi abses serta pengobatan lainnya. - Penyuluhan terhadap individu pasien yang datang serta melayani kasuskasus rujukan dan merujuk kasus-kasus yang tidak dapat dilayani di puskesmas. - Pencatatan dan pelaporan UPK ini memiliki 1 dokter gigi yang khusus menangani pasien dengan permasalahan gigi dan mulut dengan 1 perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien tersebut.

c. UPK Kesehatan Lansia Pelayanan kesehatan usia lanjut meliputi upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna bagi diri mereka sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang : kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri, makanan dengan menu gizi seimbang, kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut, pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, membina keterampilan agar dapat

41

mengembangkan kegemaran sesuai kemampuan, meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat. Selain upaya promotif, juga dilakukan upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan antara lain: pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut, kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur, penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya alat bantu dengar, penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut, pembinaan mental dalam meningkatkan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan bagi usia lanjut, meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialisasi melalui system rujukan. Terakhir adalah upaya rehabilitatif, meliputi kegiatan: memberikan informasi, pengetahuan, dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu, mengembalikan kepercayaan diri dan memperkuat mental, pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas didalam maupun di luar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita, serta perawatan fisioterapi. Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat. Unit kegiatan harian UPK ini di puskesmas adalah adanya poli lansia yang dilakukan 1 dokter umum yang khusus menangani pasien lansia dengan 1 perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien lansia. Tujuan : Meningkatkan kesehatan dan kemandirian lansia (berusia 60 tahun atau lebih) baik secara jasmani, rohani dan sosial.

Sasaran : 1. Langsung : a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-59 tahun) b. Kelompok usia lanjut dalam masa prenisivirum (60-69 tahun)

42

c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( 70 tahun) 2. Tidak langsung : a. Keluarga dimana usia lanjut berada b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan permasalahan usia lanjut c. Masyarakat luas Target sasaran : 70% Kegiatan : - Pembentukan Posyandu Lansia yang diadakan 1 kali/bulan di posyandu yang sama dengan melibatkan dokter umum, perawat, pemegang program, petugas laboratorium, petugas gizi, dan petugas apotek. - Perbaikan kartu status pasien lansia - Pembentukan puskesmas peduli lansia

Jenis kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia adalah : 1. Pemantauan aktifitas sehari hari - Makan minum - Berjalan - Mandi, buang air besar/kecil - Berpakaian - Naik turun tangga 2. Pemeriksaan status mental Mengetahui gangguan mental emosional yang terjadi pada usia lanjut melalui pertanyaan : - Mengalami susah tidur - Sering merasa gelisah - Sering murung/menangis sendiri - Sering was was/kuatir 3. Pemeriksaan status gizi Untuk mengetahui status gizi usia lanjut melalui : - Pengukuran tinggi badan - Penimbangan berat badan

43

- Pengukuran tekanan darah - Pemeriksaan kadar darah/ HB - Pemeriksaan kadar gula darah 4. Penyuluhan dan konseling Bertujuan memberikan pengetahuan kepada usia lanjut untuk memahami perilaku hidup sehat. 5. Pengobatan dan rujukan Pengobatan dan rujukan dilakukan terhadap usia lanjut yang memerlukan yaitu usia lanjut yang sakit pada saat kegiatan dilakukan. 6. PMT penyuluhan/ pemulihan Tujuan memberikan contoh makanan sesuai kebutuhan & kondisi usia lanjut 7. Kunjungan rumah Bertujuan mengetahui keadaan anggota kelompok yang tidak hadir pada saat kegiatan misalnya sakit. 8. Kegiatan lain - Kegiatan olah raga/ latihan fisik (senam, gerak jalan santai, dll) - Kerohanian - Rekreasi - Arisan - Iuran kematian - Forum diskusi - Penyaluran dan pengembangan hobi - Kegiatan yang bersifat produktif (disesuaikan dengan kondisi) Hasil kegiatan:10 Penyakit terbanyak lansia di Puskesmas Sempaja Januari-Juni 2011 1. Hipertensi 1442 jiwa 2. Myalgia / Reumatoid 1405 jiwa 3. ISPA 701 jiwa 4. Gastritis/Syndrom dispepsia 663 jiwa 5. Diabetes Mellitus 583 jiwa 6. Dermatitis Alergika 203 jiwa

44

7. Pharingitis 202 jiwa 8. Penyakit Infeksi lainya 130 jiwa 9. Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 108 jiwa 10. Dermatitis infektif 99 jiwa

Hasil kegiatan : 10 Penyakit terbesar lansia di Posyandu Lansia 2011 1. Myalgia/Rhematoid 2. Hipertensi 3. Gastritis 4. ISPA 5. Diabetes Mellitus 6. Dermatitis alergika 7. Anemia 8. Penyakit mata lainnya 9. Penyakit degenerative 10. Asma Bronchiale

Konsultasi Gizi lansia Puskesmas Sempaja Tahun Jumlah 2008 81 orang 2009 236 orang 2010 123 orang

Grafik Kunjungan lansia dengan kelainan di Puskesmas Sempaja dan Posyandu Lansia 2008-2010 Kelaianan Kemandirian A Kemandirian B Mental emosional BB lebih BB kurang Hipertensi Hipotensi Anemia Diabetes Mellitus Puskesmas Sempaja 2008 2009 2010 5 2 37 18 30 98 19 29 688 272 567 1462 120 343 415 1779 2107 2072 255 519 787 30 124 95 490 716 762 Posyandu lansia 2008 2009 2010 0 0 0 0 14 11 20 12 154 103 135 135 29 63 61 165 240 17 27 123 53 21 43 17 22 1 37

45

Gagal Ginjal

42

34

46

21

10

d. Upaya Kesehatan Mata Kunjungan Dokter Spesialis Mata 1 x / bulan pada hari selasa minggu kedua. Kegiatan : Melakukan pemeriksaan dan konsultasi mata. JADWAL KUNJUNGAN DR.SPESIALIS MATA UNTUK THN 2011 BULAN Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember TANGGAL 18 16 15 12 10 14 12 16 15 11 15 13

e. Upaya Kesehatan Jiwa Kunjungan Dokter Spesialis Jiwa 1 x / bulan pada hari rabu minggu kedua. Kegiatan : Konsultasi untuk masalah-masalah kejiwaan, termasuk

diantaranya masalah gangguan tidur untuk para lansia.

f. UPK Penanggulangan HIV dan AIDS (Klinik VCT)dan IMS Pemegang program UPK ini langsung ditangani oleh seorang dokter umum (pimpinan puskesmas) yang melayani untuk konsultasi dan konseling, serta dibantu petugas laboratorium untuk konfirmasi pemeriksaan darah (antibodi HIV) pasien yang dicurigai. Tujuan : Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS 46

Kegiatan : - Penyuluhan berupa sosialisasi program, promosi. - Pemeriksaan bagi penderita yang dicurigai penderita HIV dan AIDS - Rujukan ke RS bagi penderita yang terbukti menderita HIV dan AIDS Sasaran : - Penjasun/IDU - WPS/PSK - Pelanggan - Gay - Waria Sumber data : Diambil dari tempat yang menjadi sasaran : Lokalisasi Bandang, bayur, Loa hui, lapas kelas IIA samarinda, rutan kelas IIA samarinda. Harapan : Masyarakat mengerti tentang penyakit HIV serta bahayanya sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS. Target sasaran klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS : 100%. Hasil kegiatan Februari Mei 2011
Bulan Februari Maret April Mei Kasus IMS yang diberi pengobatan 40 36 11 13 Kunjungan VCT 20 3 1 17

8. Pelayanan Tambahan a. Customer service Bagian ini melayani saran, kritik, dan informasi yang diperlukan oleh pasien agar mendapatkan pelayanan yang tepat. b. Kantin Penyediaan kantin yang memenuhi syarat kesehatan dan mendapat Sertifikat Laik Sehat yang diberikan oleh dinas kesehatan kota dengan kondisi kantin yang bersih dan rapi.

47

48

BAB III PENUTUP

Puskesmas Sempaja telah menyelenggarakan Puskesmas program upaya kesehatan wajib yang tercermin dalam 6 Unit pelayanan kesehatan pokok setiap Puskesmas di Indonesia. Pelaksanaan 6 UPK pokok tersebut dinilai dapat berjalan dengan baik sehingga puskesmas juga menyelenggarakan beberapa program pengembangan unit pelayanan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sempaja, ketersediaan sumber daya manusia, serta pendanaan. Program inovatif yang dilaksanakan adalah UKS, UPK gigi dan mulut, Lansia, Mata, jiwa, dan Klinik VCT. Setiap bulan Puskesmas Sempaja mengadakan mini lokakarya yang bertujuan untuk membahas pelaksanaan kegiatan secara mendetail. Dilakukan juga pertemuan-pertemuan yang sifatnya situasioal bila ada hal-hal penting yang menyangkut kegiatan dan tanggung jawab puskesmas. Sedangkan untuk evaluasi dilakukan pada akhir tahun untuk melihat pencapaian masing-masing program, pembahasan permasalahan yang timbul, pembahasan kemungkinan pemecahan masalah, serta pengajuan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun yang sedang berjalan. Dengan diadakan mini lokakarya dan evaluasi tahunan, Puskesmas Sempaja diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya yang ada, dengan tetap mengembangkann dan membina peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja.

49

Lampiran

Pemeriksaan Fisik NO Jenis Sarana Air Bersih Jumlah Sarana Jumlah Sampel Diambil

Pemeriksaan Kimiawi Terbatas

Pemeriksaan Bakteriologis Keterangan Memenuhi Syarat %

Jumlah Sampel diperiksa

Memenuhi Syarat

Jumlah Sampel diperiksa

Memenuhi Syarat

Jumlah Sampel diperiksa

SGL

836

275

100

46

46,00

80

45

56,25

Pemeriksaan Kimia Terbatas di lapangan pH, Fe (besi)

SPT / S. BOR

497

140

80

38

47,50

33

24

72,73

Jumlah

1333

415

180

84

46,67

113

69

61,06

50

Anda mungkin juga menyukai