Menjelang pelaksanaan Ujian Praktik Kejuruan Akuntansi, banyak pertanyaan-pertanyaan yang masuk kepada saya seputar KOREKSI FISKAL, maklum sudah 2 tahun pelaksanaan UPK, soal yang dikeluarkan terdapat materi Koreksi Fiskal, meskipun materi ini tidak tercover dalam silabus Kompetensi Kejuruan Versi kurikulum spektrum 2008. Alhasil banyak guru maupun siswa yang kebingungan bagaimana koreksi fiskal itu. Tulisan ini saya dedikasikan untuk para Guru Akuntansi dan Siswa Akuntansi yang akan menghadapi UPK.... Selamat Menyimak....
Dalam Pelaporan Keuangan Perusahaan, khususnya Laporan Laba Rugi, kita mengenal
adanya LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL dan LAPORAN LABA RUGI FISKAL. Mengapa ada Laporan Laba Rugi Komersial dan Laporan Laba Rugi Fiskal? Apa saja perbedaannya? Bagaimana caranya membuat Laporan Laba Rugi Fiskal? Bagaimana jika tidak dibedakan? Mungkinkah kedua laporan laba rugi ini dijadikan satu? Bagaimana caranya? Akan kita bahas di artikel ini sebentar lagi. Artikel ini saya dedikasikan bagi mereka yang belum sepenuhnya memahami dan belum bisa membuat laporan laba rugi fiskal. Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan detail. Seperti biasa saya akan memberikan langkah-langkah pembuatannya. Termasuk TRICK Bagaimana menyatukan Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal ke dalam satu lembar laporan saja.
KOREKSI FISKAL. Ada 2 (dua) macam penyesuaian fiskal, yaitu: Penyesuaian Fiskal Positif: adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan terhutangnya juga akan meningkat. Penyesuaian Fiskal Negatif: adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena pajak. Berikut ini adalah tabel rincian jenis-jenis penyesuaian tersebut:
Jika kita susun menjadi Laporan Laba Rugi, kita akan menghasilkan laporan seperti dibawah ini:
Apakah Laporan Laba Rugi diatas benar? Laporan Komersial iya benar, hanya saja Pajak Penghasilan nya belum benar.Bukankah seharusnya ada penyesuaian-penyesuaian?. Okay, kita bandingkan dengan table rincian penyesuaian fiskal positif dan negative di atas. Menurut table, ada beberapa yang harus disesuaikan, yaitu:
Bunga Jasa Giro telah dikenakan pajak oleh pihak bank, maka ini dimasukkan sebagai Pendapatan dikenakan Pajak Final, sehingga ini tidak seharunya dikenakan pajak lagi. Kita jadikan faktor pengurang Laba Kena Pajak. Pengambilan Oleh Direktur ini adalah bukan beban perusahaan. Direktur hanya boleh menerima Gaji dan Dividen saja. Maka kita masukkan ke dalam koreksi fiskal positif (faktor penambah laba kena pajak). Makan Untuk Pegawai ini adalah bentuk kenikmatan (natura) yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawai, ini tidak diakui sebagai beban perusahaan. Catatan : saya pribadi kurang setuju dengan anggapan ini, karena pemberian incentive berupa makan, minum atau bentuk kenikmatan lainnya kepada pegawai adalah salah satu usaha perusahaan untuk merangsang semangat kerja pegawai, sangat bisa dihubungkan dengan potensi peningkatan revenue perusahaan. Seharunya tidak alasan untuk menggap ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas perusahaan, jelas-jelas ini beban (biaya) yang bisa di set off dengan revenue. Saya pernah argue dengan pihak kantor pajak tentang hal ini. Lebih detailnya saya akan bahas di artikel lain. Sumbangan ini bukan beban perusahaan, tidak bisa dihubungkan dengan revenue. Sehingga kita masukkan ini ke dalam kelompok koreksi fiskal positif. Saya tidak menemukan koreksi fiskal negative dalam contoh kasus ini.sehingga nanti koreksi fiskal negatifnya akan 0 (nol). Setelah unsur koreksi fiskal kita masukkan, maka Laporan Laba Rugi akan menjadi seperti dibawah ini:
Laporan Fiskal Iya benar. Bagaimana dengan laporan komersialnya?, apakah laba setelah pajak di atas bisa kita masukkan ke dalam neraca (Laba Tahun Berjalan)?. Coba pikirkan baik-baik .. yakin?. NO. big no! Bukankah di neraca nanti laba ini akan di off set dengan mutasi rekening-rekening di kelompok asset (aktiva)?. Sudah ada clue?.....belum? Okay, diakui atau tidak diakui semua koreksi fiskal tersebut (bunga jasa giro, pengambilan direktur, makan untuk pegawai, sumbangan) adalah berpengaruh langsung terhadap posisi (saldo) kas. Jika semua itu tidak diakui, sementara di sisi lainnya, laba kita paksakan masuk ke neraca, maka sudah pasti NERACA TIDAK AKAN BALANCE!. Lalu, bagaimana? Kita harus kembalikan semua koreksi tersebut. Dikembalikan?, berarti labanya menjadi salah lagi?. Maksud saya, semua unsure tadi tetap kita koreksi, setelah kita peroleh laba fiskal setelah pajak, baru kita kembalikan semua koreksi fiskal tersbut. Caranya? Perhatikan Laporan Laba Rugi dibawah ini:
Bahkan kita berhasil memperoleh Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu lembar laporan saja, anda tidak perlu lagi membuat laporan laba rugi dalam 2 (versi) :-)