Anda di halaman 1dari 25

[Type the company name]

25 Makna Rumus Fisika Dalam Kehidupan


[Type the document subtitle]
Lenovo

12

ARTI FISIKA DALAM KEHIDUPAN

A. Tekanan

Rumus di atas mungkin sangatlah familiar bagi para ahli fisika ataupun orang-orang yang menyukai fisika. Namun tahukah anda untuk membaca rumus di atas dapat dibaca dengan berbagai cara. Adapun caracara membaca rumus di atas adalah: 1. Orang matematika akan membaca rumus tersebut sebagai berikut: Tekanan (P) sama dengan Gaya (F) dibagi luas permukaan (A) 2. Orang fisika akan membaca rumus tersebut dengan cara lain yaitu: Tekanan yang diterima suatu benda merupakan besar gaya yang diterima benda tersebut pada luasan tertentu, semakin besar gaya semakin besar pula tekanan, tapi semakin besar luas permukaan semakin kecil tekanan yang diterima benda tersebut Perbedaan cara baca tersebut tidak menjadi masalah, karena setiap ilmu mempunyai sudut pandang tertentu terhadap sebuah fenomena. Hal menarik yang ingin disampaikan adalah ketika seorang guru membaca rumus tersebut dengan cara seperti ini: Kita tidak akan pernah merasakan tekanan dalam kehidupan, sebesar apapun masalah yang menghantam dirri kita bisa melapangkan dada kita Begitulah ilmu pengetahuan, selalu ada keteraturan di dalamnya. Keteraturan yang diciptakan Sang Pengatur. Pernahkan anda diinjak dengan sepatu hak tinggi? Bagaimana rasanya bila dibandingkan ketika aanda diinjak dengan sepatu yang lebar? Mungkin dua-duanya sakit tapi pastinya ketika diinjak dengan sepatu hak tinggi anda akan merasakan lebih sakit. Begitu pun dala menghadapi

permasalahan kehidupan. Pernahkan anda meilhat orang yang kehilangan benda? Apakah ekspresi setiap orang akan sama ketika kehilangan suatu benda? Tentunya tidak, ada orang yang ketika dia kehilangan benda, dia akan pusing minta ampun, gelisah, sampai frustasi. Ada juga orang yang ketika barangnya hilang, dia hanya bersikap tenang dan tidak terlalu memikirkannya. Kedua orang tersebut menampilkan perilaku yang berbeda disebabkan karena hati mereka berbeda. Orang pertama mengatur hatinya menjadi sempit dan sulit, sehingga masalah kecil pun akan menjadi rumit, sedangkan orang kedua mengatur hatinya menjadi luas dan lapang, sehingga bisa menghadapi masalah sebesar apapun dengan tenang. Begitulah fisika selalu mengajarkan tentang kehidupan.Tekanan tidak hanya diajarkan mengatur gaya dan luas permukaan sehingga dapat menghasilkan tekanan maksimum, tetapi dalam kehidupan tekanan diajarkan bagaimana kita dapat mengatur hati kira untuk menghadapi berbagai masalah besar ataupun kecil sehingga kita bisa menerima tekanan yang minimum. Sangat menarik jika kita memperhatikan hokum-hukum fisika (hokum-hukum tentang alam) karena ternyata aa kesamaan prinsip antara hokum-hukum fisika dan prinsip-prinsip dalam kehidupan rohani orang percaya. Bagi saya, ini menyatakan bahwa pencipa alam rohani dan pencipta alam fisika adalah sama. Salah satu contoh mengenai hal ini adalah Hukum tentang tekanan dan gas yang terdapa dalam hokum termodinamika yang pertama. Hukum tersebut memberikan persamaan energy gas pada kondisi isobarik, yaitu: W = P.(V2-V1) Mungkin yang tidak berkecimpung dalam persoalan termodinamika kurang memahami makna persamaan di atas. Karena itu saya akan mencoba menyederhanakannya dalam kata-kata yang lebih sederhana, yaitu: semakin besar tekanan, maka usahapun akan meningkat atau dengan kata lain ada suatu tenaga yang besar jika tekanan semakin besar

Mari kita ambil contoh-contoh praktus pemanfaatan persamaan di atas dalam kehidupan sehari-hari: 1. Teko yang bisa bersiul jika air di dalamnya mendidih. Teko ini menggunakan prinsip tekanan. Air yang mendidih mengubah wujud cairnya menjadi wujud gas, karena gas bertambah, maka tekanan akan bertambah besar, dan tekanan ini berubah menjadi tenaga yang mendorong gas untuk melewati lorong sempit dan energinya sebagian diubah menjadi energy bunyi yang terdengat sebagai siulan, sehingga menjadi indicator bahwa air di dalam teko sudah mendidih. 2. Mesin uap. Mesin ini secara sederhana menghasilkan uap yang dimampatkan. Semakin mampat, maka tekanan gas semakin besar, ketika gas ini dibebaskan keluar dalam suatu lubang yang sempit, maka gas ini akan menggerakkan mesin. Sehingga, semakin besar tekanan gas yang bisa dihasilkan, semakin besar pula tenaga yang dihasilkan. 3. Balon jika ditiup kemudian tutup balon dilepaskan, maka udara dalam balon akan keluar dan mendorong balon untuk bergerak kesana dan kemari. Dalam skala yang besar, prinsip ini digerakkan untuk menaikkan roket ke luar angkasa dengan kecepatan fantastis, minimal roket harus bergerak 11 km setiap detiknya supaya roket tidak jatuh kembali ke bumi, tetapi bisa lepas ke luar angkasa. Bayangkan betapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket yang beratnya ribuan ton itu. Disini dapat kira ambil suatu prinsip, yaitu semakin besar tekanan, maka tenagapun akan semakin besar. Jika kita menariknya ke dalam alam rohani, kita akan menyadari satu prinsip dalam pertumbuhan orang percaya. Orang percaya tidak ada yang tidak bisa lepas dari tekanan yaitu beban, pergumulan, masalah, dan lain-lain. Tekanan ini sangat berguna bagi kehidupan rohani orang percaya, karena dibalik tekanan ini akan dihasilkan satu kekuatan rohani. Boleh dikatakan bahwa semakin besar

tekanan yang pernah dialami oleh orang percaya, maka kita bisa melihat semakin besar juga kekuatan rohaninya, artinya orang tersebut semakin mengenal jalan-jalan Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan dan semakin dewasa dalam rohani. Tekanan demi tekanan, Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan orang percaya adalah untuk kebaikan orang percaya tersebut, yaitu untuk menghasilkan manusia yang rohani dan dewasa. Tekanan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kira ternyata sudah dibatasi olehNya sehingga kita pasti dapat menanggungnya. Tetapi terkadang, jika kira melihat pengalaman kira, seringkali tekanan yang menimpa hidup kira ini dihadapi dengan keluhan, sering dihadapi dengan pemberontakan dan sering dihadapi dengan melarikan diri dari tekanan, padahal menurut prinsip rohani (yang dinyatakan dalam prinsip fisika tentang tekanan) tekanan itu berguna untuk membangkitkan kekuatan rohani kita atau untuk membuat kita semakin dewasa di dalam Tuhan. Disini kita harus mengakui kelemahan kita padaNya dan mullah belajar memandang tekanan hidup dalam cara pandang Allah. B. Pengukuran, Besaran dan Satuan Besaran dan satuan didalam fisika adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai hubungan yang saling menentukan. Kita tidak akan bisa mengatakan suatu besaran tanpa didampingi suatu satuan. Sebagai contoh misalnya kita melakukan suatu pengukuran terhadap suatu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu, misalnya hasil pengukuran mencatat angka 25, kemudian angka 25 ini kita informasikan kepada orang lain bahwa hasil pengukuran itu ada pada angka 25. Tentu oran gyang diberi tahu hasil pengukuran itu akan bertanya pada kira, dengan angka 25 itu apa yang telah diukur, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa dengan menginformasikan angka 25 saja orang tidak akan mengerti apa yang kita ukur. Disinilah pentingnya besaran dan satuan harus berdampingan saling menjelaskan satu sama lain. Jika kita ingin menjelaskan apa yang kita ukur, maka dengan mencantumkan satuan

orang akan akan bisa menjawab apa yang telah kita ukur. Misalnya, 25 cm atau 25 m, centimeter dan meter adalah salah satu satuan dalam fisika, mesku cukup sederhana namun akan mampu memberikan kejelasan pada siapapun tentang apa yang kita ukur. Pembacapun sekarang akan tahu dengan mencatatkan hasil pengukuran 25 cm atau 25 m maka apa yang telah diukur akan mampu dijawab, yaitu yang diukur adalah panjang, atau lebar, atau tinggi. Jadi jelas sekali bagaimana peranan suatu satuan dalam suatu pengukuran yang akan mampu menjelaskan kepada kita apa yang kita ukur. Dengan demikian dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa satuan adalah sesuati yang dapat menjelaskan apa yang kita ukur atau dalam bahasa fisika adalah sesuatu yang dapat menyatakan arti fisis yang kita ukur. Kalau kita perhatikan dari apa yang kita ukur, misalnya panjang benda, tinggi benda atau berat benda, maka jelas bahwa panjang, tinggi atau beray adalah sesuatu yang dapat kita ukur, oleh sebab itu panjang, tinggi atau berar dapat disebut sebagai besaran. Dalam fisika masih banak lagi sesuatu yang dapar diukur atau yang disebut dengan besaran tadi. Kedudukan besaran dan satuan di dalam fisika memiliki arti yang sangat penting. Seluruh proses yang ada dalam fisika tidak lepas dari pengukuran yang sudah barang tentu ada besaran dan satuan di dalamnya. Salah dalam mencantumkan satuan dari suatu hasil pengukuran besaran akan berakibat fatal bagi apa yang kita harapkan dari proses pengukuran tersebut, boleh dikatakan dalam fisika besaran dan satuan yang memiliki kesesuaian adalah pasangan yang tidak boleh dipisahkan, harus selalu berdampingan agar member manfaat yang baik dan benar bagi pembelajaran fisika. Bagaimana denganp erilaku manusia? Manusia pada dasarnya mempunyai ukuran-ukuran perilaku. Didalam fisika ukuran perilaku ini sebagai besarannya. Umumnya manusia menilai perilaku manusia yang lainnya dengan dua kategori yaitu baik atau buruk. Bila perilaku manusia menyenangkan manusia lainnya, kita katakana manusia itu baik, sebalinya jika manusia itu berperilaku menyakiti atau mendzalimi manusia lainnya, kita katakana perilaku manusia itu buruk. Maka baik dan buruk inilah

dalam bahasa kehidupan disebut satuan kehidupan identik dengan satuan dalam fisika. Ukuran-ukuran perilaku manusia itu sangat banyak sekali tetapi sebagai satuannya akan mengarah pada dua kata inti yaitu manusia baik atau manusia buruk. Dalam kehidupan, kita harus memilih salah satu satuan yang mengantarkan kita menjadi manusia yang mempunyai manfaat bagi diri sendiri maupun bagi banyak orang, atau memilih satuan yang secara sadar maupun tidak sadar merugikan kita sendiri ataupun merugikan orang lain. Dua keadaan ini akan muncul ketikan kita melakukan proses pengukuran diri, jika pengukuran kita benar maka akan menghasilkan satuan yang baik dan jika kita melakukan proses pengukuran yang salah maka akan menghasilkan satuan yang salah. Dalam kehidupan yang melakukan pengukuran adalah diri kita sendiri dan juga orang lain. Dari dua sisi pengukuran tersebut tenti akan menimbulkan pandangan yang berbeda untuk suatu tindakan atau perilaku kita, tetapi perbedaan itu tetap akan mengarah pada dua satuan yang baik atau buruk. Tetapi bagi kita sebagai manusia yang mempunya aturanaturan social berupa etika, budaya, estetika, peraturan dan perundangundangan maupun aturan-aturan agama tentu tujuan kita adalah bagaimana agar pilihan kita menjadi manusia dengan satuan baik. Menjadi manusia yang baik maupun menjadi manusia yang buruk dalam berperilaku sebenarnya merupakan hak memilih setiap orang, tetapi apapun pilihan kita dalam berperilaku tidak akan lepas dari pantauan hokum masyrakat, hokum Negara maupun hokum agama. Dan hokumhukum tersebut akan memberikan konsekuensi pada setiap perilaku yang kita lakukan. Untuk menjadi manusia yang baik, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu pengetahuan, perlu belajar, perlu pengorbanan dan perjuangan. Mengapa demikian? Karena kita sadar bahwa Allah SWT menciptakan makhluk lain yang diberi kebebasan menjerumuskan manusia menjadi makhluk berperilaku buruk bahkan bisa lebih buruk dari binatang. Makhluk yang dimaksud itu kita sebut setan.

Manusia dan setan bisa memungkinkan munculnya dua satua yang berbeda, buruk atau baik jika keduanya saling bersentuhan atau menyatu. Bisa jadi ketika setan mempengaruhi kehidupan kita, kita tahan atau kuat atas pengaruhnya, sehingga satuan yang kita sandang itu adalah satuan baik, tetapi bisa sebaliknya, jika pengaruh setan itu tidak dapat kita hadang, sudah dapat dipastikan satuan yang akrab dengan kita adalah satuan buruk. Hidup adalah pilihan, terserah pada kita. Karena kita manusia telah dibekali dengan akan dan pikiran yang mampu membedakan satuan baik dengan satuan yang buruk. Yang jelas, segala apa yang kita putuskan akan pilihan kita pasti akan memiliki konsekuensi kebaikan maupun keburukan juga. Konsekuensi inilah sebenarnya yang menjadi pemikiran dalam kehidupan kita, yang menjadi sesuatu yang kita perjuangkan. Manusia lahir atas dasar cinta kasih, ketika kita lahir maka diri kirapun dalam keadaan suci. Cinta kasih dan kesucian ini merupakan unsure yang tidak mungkin lenyap dan dilenyapkan dari diri kita, karena sampai kapanpun dari awal kita hidup sampai akhir kita hidup dua hal ini akan terus disadari bahwa kesucian dan cinta kasih ini harus terbawa ketika kita meninggal dunia menghadap yang kuasa. Kematian tidaklah pandang bulu, orang baik maupun orang buruk pasti akan bertemu dengan kematian. Jadi kita tidak perlu berpikir kapan kematian itu akan menjelang kita, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menjelang kematian itu dengan cinta kasih dan kesucian diri kita tetap terjaga, untuk kembali terbawa ke alam kematian kita, berada di dalam ruh kita, menuju tempat suci syurga Allah SWT. Ketika kita belajar fisika dalam hal pengukuran, sebenarnya fisika telah mengajarkan pada diri kita suatu kesabaran, ketelitian, kerja sama dan kerendahan hati dalam melakukan suatu proses pengukuran. Sebab tanpa itu semua hanya akan menghasilkan hasil pengukuran yang kurang baik bahkan mungkin salah dan jika ini dilakukan penerapannya dalam suatu teknologi akan sangat merugikan dan membahayakan bagi

pengembang teknologi itu. Maka apa yang diajarkan dalam fisika pengukuran tersebut bagi kita khususnya pembelajaran fisika sebenarnya memiliki makna yang baik bagi hidup dan kehidupan kita. Fisika tidak lepas dari pengukuran, berarti dalam belajar fisika kita senantiasa melakukan pembiasaan diri yang baik pula bagi kehidupan kita, yaitu berupa kesabaran, ketelitian, kerjasama, kerendahan hati dan banyak lagi besaran-besaran perilaku yang seharusnya muncul dalam perilaku kita yang harus membawa kita ke dalam kondisi-kondisi perilaku yang baik, dna situasi perilaku seperti sangat relevan dengan aturan manapun termasuk aturan agama Islam yang tercantum dalam Al-Quran dan sunnah Rasul. Dalam melakukan pengukuran fisika, kita sering menemukan aturan-aturan Allah SWT yang ditampakkan dalam fenomena fisika, baik dari tingkat yang paling sederhana maupun tingkat yang tinggi dan luar bisa. Seperti contohnya gerak melingkar. Mengapa Allah SWT menciptakan gerak melingkar? Ternyata jika kita telaah dengan hati dan pikiran kita, bahwa keseimbangan kedudukan dan keteraturan benda di alam semesta ini dibangun oleh gerak melingkat ini. Bayangkan jika bumi bergerak lurus, maka tidak terbayangkan kita sekarang berada dimana, ataukah mungkin telah hancur karena bertubrukan dengan benda langit lainnya. Jika seperti itu maka setiap saat hidup kita diliputi oleh rasa takur akan tubrukan antar benda langir, bagaimana mungkin kita bisa menikmati hidup seperti sekarang ini jika demikian adanya. Oleh sebab itu yang harus kita lakukan adalah bersyukur bahwa bumi yang kita diami ini digerakkan secara melingkar sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini dengan baik, menikmati matahari, menikmati siang dan malam, menikmati pergantian musim dan lain-lain kenikmatan yang begitu melimpah. C. Besaran Vektor dan Besaran Skalar Di kelas X kita telah mempelajari mengenai besaran vector dan besaran scalar yang hanya mempunya besar dan arah. Beda dengan besaran scalar yang hanya mempunya besar saja. Kalau kita seorang bijak,

ini bisa kita kaitkan antara seorang dengan hartanya. Ada seorang atau kelompok. Ada seorang atau kelompok yang memiliki harta materil bahkan harta yang besar nan banyak. Namun mereka tidak tahu untuk apa uang itu akan digunakan. Mereka hanya menghambur-hamburkannya, berfoya-foya tidak mengetahui arah untuk menggunakan hartanya ke jalan yang benar, tentulah inilah yang dimaksud dengan besaran scalar. Terus ada pula seorang atau golongan yang memiliki harta. Orang ini tahu untuk menggunakan hartanya. Orang itu tidak hanya memiliki harta yang banyak tetapi juga tahu menggunakannya di jalan yang benar. Ini bisa kita masukkan ke dalam besaran vector. D. Gaya Gesek Gaya gesek adalah salah satu gaya dalam fisika dimana gaya ini terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan salah satu dari benda ini diberi gaya. Apabila tidak ada gaya yang diberikan maka tak mungkin terjadi gaya gesek. Sama dengan hakikat manusia bahwa manusia adalah makhluk social. Bayangkan manusia adalah benda pertama dan benda kedua adalah suatu pekerjaan yang berat. Agar terjadi gaya gesek antara kedua benda ini, maka ada pihak lain yang harus memberikannya gata atau sama apabila seseorang manusia dapat mengerjakan suatu pekerjaan berat maka harus ada yang menolongnya entah itu dalam bentuk apapun. Oleh karena itu dapat kita berpikit bahwa seorang manusia adalah makhluk social, tanpa ada bantuan dari pihak lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan, yakin dan percaya terdapat kesulitan dalam mengerjakannya. Ingat, utamakan kerjasama dari pada

individualistis, tapi jangan utamakan kerjasama pada saat ujian. E. Gaya Gravitasi Bumi Apabila kita melemparkan suatu benda ke samping atau ke atas atau kemanapun di dunia ini, pasti akhirnya akan selalu jatuh ke bawah menuju pusat bumi. Begitu pula denga buah kelapa yang jatuh dari pohonnya pasti akan mengarah ke bumi. Mengapa bisa demikian? Pasti semua akan menjawab bahwa ini karena adanya gaya gravitasi bumi.

Begitu pula dengan manusia, entah dia cantik, tampan, jelek, baik, dan sebagainya pada akhirnya mereka semua akan mati dan dikumpulkan pada suatu tempat yang sama yaitu pangkuan sang Pencipta. Tentunya ada sebab akibat mengapa manusia harus dikumpulkan, begitu pula dengan benda yang jatuh menuju pusat bumi, pasti ada sebab akibat mengapa benda ini jatuh dan selalu mengarah ke permukaan bumi, tentu karena gaya gravitasi seperti pada penjelasan sebelumnya. Jadi sebab akibat manusia dikumpulkan sekalian oleh Sang Pencipta itu karena manusia harus mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya selama di hidup. F. Asas Black Teori Asas Black menyatakan apabila dua benda yang suhunya berbeda dipertemukan (dicampurkan), benda yang suhunya tinggi akan memberikan kalor (panas) kepada yang suhunya rendah, pada akhir percampuran suhu kedua benda akan menjadi sama. Berdasar xat lain dapat dihitung dengan menggunakan hokum kekekalan energy. Hokum kekekalan energy menyatakan bahwa banyak kalor yang diberikan sama dengan banyak kalor yang diterima. Hubungannya dengan kehidupan adalah apabila kita berbuat sesuatu yang baik kepada orang lain maka orang yang kita bantu itu akan merasa puas/terbantu atas bantuan yang kita berikan kepadanya, sehingga membuatnya menjadi kembali tenang karena beban yang dia pikul dapat berkurang karena bantuan kita. Terkadang ada orang yang biasanya cepat mata/emosi karena sesuatu hal yang kecil padahal masalah itu dapat diselesaikan dengan cara yang baik yaitu; mempertemukan orang yang cepat marah itu kepada orang yang dia salahkan, lalu dapat dibicarakan secara baik-baik, agar membuat keadaan menjadi lebih baik. Dan apa yang kita lakukan (berikan) kepada orang lain dengan balasan yang nantinya kita akan terima.

G. Asas Black Teori Asas Black menyatakan apabila dua benda yang suhunya berbeda dipertemukan (dicampurkan), benda yang suhunya tinggi akan memberikan kalor (panas) kepada benda yang suhunya rendah, pada akhir percampuran suhu kedua benda akan menjadi sama. Berdasarkan zat lain dapat dihitung dengan menggunakan hokum kekekalan energy. Hokum kekekalan enerrgi menyatakan bahwa kalor yang diberikan sama dengan banyak kalor yang diterima. Hubungannya dengan kehidupan adalah apabila kita berbuat sesuatu yang baik kepada orang lain maka orang yang kita bantu akan merasa puas/terbantu atas bantuana yang kita berikan kepadanya, sehingga membuatnya menjadi kembali tenang karena beban yang dia pikul dapat berkurang karena bantuan kita. Terkadang ada orang yang biasanya cepat mata/emosi karena sesuatu yang kecil padahal masalah itu dapat diselesaikan dengan cara yang baik yaitu: mempertemukan orang yang cepat marah itu kepada orang yang ida salahkan, lalu dapat dibicarakan secara baik-baik, agar membuat keadaan menjadi lebih baik, dan apa yang kita lakukan (berikan) kepada orang lain dengan balasan yang nantinya kita akan terima. H. Perpindahan Kalor Perpindahan kalor seacara raadiasi dari perapian akan

menghangatkan udara di sekitarnya. Sebagian besar kalor akan naik kea tap melalu cerobong asap yang terbawa oleh koneksi udara. Jika berada di dekat perapian, kamu akan merasa hangat karena hantaran kalor radiasi dari perapian. Hubungannya dengan kehidupan adalah terkadang orang yang ingin selalu memperlihatkan kebaikannya kepada orang lain agar dapat dipuji, disanjung dan sebagainya. Dalam Islam, sifat ini disebut Riya orang yang selalu mengingat kebaikan yang dia lakukan. Sesungguhnya itu sebagian besar hilang bagaikan kayu diperapian.

I. Cermin Datar Cermin awalnya terbuat dari kepingan atau lembaran logam mengkilap. Biasanya logam perak atau tembaga apabila bayangan yang dipantulkan kembali adalah untuk dilihat tetapi juga bisa dari logam lain apabila hanya digunakan untuk memfokuskan cahaya kepantulan pelapisan cermin bergantung pada panjang gelombang cahaya dan juga pada logam itu sendiri. Hal ini digunakan dalam kerja optic untuk menghasilkan cermin sejuk dan panas. Cermin dapat memantulkan 90 % hingga 95 % dari cahaya yang dating. Pemantulan cermin dapat teratur. Hubungannya dengan kehidupan adalah bila kita seorang manusia yang ingin bermanfaat bagi orang lain, contoh yang dapat diikuti adalah sebuah benda yang bernama cermin. Menurut saya, cemrin memiliki makna yang dalan yaitu apabila kita berbuat sesuatu yang baik maupun buruk maka pada akhirnya akan kembali juga pada diri kita karena seperti itulah sifat cermin datar yang dimana apabila sebuah sinar yang dating, maka sinar yang dipantulkan sama dengan sinat yang dating atau sudut dating cahaya sama dengan sudut pemantulannya. J. Gaya Gravitasi Bumi Apabila kita melemparkan suatu benda ke samping atau ke atas atau kemanapun di dunia ini, pasti akhirnya akan selalu jatuh ke bawah menuju pusat bumi. Begitu pula dengan buah kelapa yang jatuh dari pohonnya pasti akan mengarah ke bumi. Mengapa bisa demikian? Pasti semua akan menjawab bahwa ini karena adanya gaya gravitasi bumi. Begitu pula dengan manusia, entah di cantik, tampan, jelek, baik, dan sebagainya pada akhirnya mereka semua akan mati dan dikumpulkan pada suatu tempat yang sama yaitu pangkuan sang Pencipta. Tentunya ada sebab akibat mengapa manusia harus dikumpulkan, begitu pula dengan benda yang jatuh menuju pusat bumi, pasti ada sebab akibat mengapa benda ini jatuh dan selalu mengarah ke permukaan bumi, tentu karena gaya gravitasi seperti pada penjelasan sebelumnya. Jadi sebab akibat manusia dikumpulkan sekalian oleh Sang Pencipta itu karena manusia

harus mempertanggung jaawabkan apa yang telah dilakukannya selama dia hidup. K. Gaya Gesek Gaya gesek adalah salah satu gaya dalam fisika dimana gaya ini terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan salah satu dari benda ini diberi gaya. Apabila tidak ada gaya yang diberikan maka tak mungkin terjadi gaya gesek. Sama dengan hakikat manusia bahwa manusia adalah makhluk social. Bayngkan manusia adalah benda pertama dan benda kedua adalah suatu pekerjaan yang berat. Agar terjadi gaya gesek antara kedua benda ini, maka ada pihak lain yang harus memberikannya gaya atau sama apabila seseorang manusia dapat mengerjakan suatu perkerjaan berat maka harus ada yang menolongnya entah itu dalam bentuk apapun. Oleh karena itu dapat kita berpikir bahwa seorang manusia adalah makhluk sosial. Tanpa ada bantuan dari pihak lain dalam mengerjakan suatu perkerjaan, yakin dan percaya terdapat kesulitan dalam mengerjakannya. Ingat, utamakan kerjasama dari pada

individualistis, tapi jangan utamakan kerjasama pada saat ujian. L. Lintasan Planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Uranus, Neptunus, dan lain sebagainya. Bagi kebanyakan orang sudah kenal berbagai kata di atas. Itu adalah beberapa nama planet yang telah diakui NASA yang berada di alam semesta ini. Planet-planet ini memiliki yang namanya orbit, edar, atau garis lintas. Tapi, sadarkah kita, ini sejalan dengan takdir seorang manusia. Seorang manusia telah ditentukan langkahnya, arahnya Sang Pencipta yaitu Alah. Tinggal manusia yang menjalankan takdir itu. Disini kita dapat berpikir bahwa Allah begitu Maha Kuasa, kita tidak boleh meragukanNya. Bayangkan dari milyaran manusia di dunia, Allah telah menentukan takdirnya masing-masing dan tiap-tiap takdir itu tidak ada yang sama.

M. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Hidup yang real dimulai dari 0 tapi kita bergerak dengan kecerpatan konstan. Tidak terlalu ambisius, dan juga tidak terlalu mulukmuluk. Hidup seperti sebuah GLB sama seperti kita menjalani semuanya dengan hal-hal yang biasa. Tidak ada perubahan. Tipe ini mengarah pada kita, jika kita menganggap sebuah cara yang kita temukan ternyata merujuk pada kebaikan dan kita mencoba memeprtahankannya saja. Tidak mencoba untuk meningkatkan efisiensi kehidpan kita. Cara pandang yang sama dan selalu sama. KONSTAN! N. Gerak Lurus Berubah Beraturan Hidup yang dimulai dari sebuah kecepatan yang tak tentu. Mungkin dari nol atau mungkin dari atas. Kehidupan seperti GLBB ini dibagi menjadi 2 macam: yang satunya adalah GLBB diperlambat adalah ketika kita berada dalam tempat teratas. Kehilangan keseimbangan emosi kita dan pada akhirnya jatuh menyentuh tanah samapi kita temukan titik nol (0) akibat adanya percepatan gravitasi yang turut menyeret kita ke dalam pusaran bumi. Atau apakah kita memiliki GLBB dipercepat? Hidup yang dimulai dari titik nol (0) kemudia berarah naik menempati titik tertinggi. Mungkin susah bagi kita untuk melawan percepatan gravitasi yang ada, tapi ada Tuhan. Thats the point. He is holding our hand. Di dalam GLBB dipercepat terdapat sebuah proses yang amat berat untuk naik ke atas. Namun yakinlah bahwa proses out yang membuat kita indah. Kehidupan ini seperti GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan). Hasil atau kenyataan yang akan kita peroleh mendatang atau saat ini adalah usaha/kerja yang kita lakukan dikalikan dengan waktu yang kita tempuh. Karena itu hiduplah seperti rumus percepatan (a) dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan bukan rumus Gerak Lurus Beraturan (GLB), dimana rumus GLB, tidak ada nilai perubahan kecepatan, dengan kata lain kecepatannya tetap atau konstan, sehingga nilai percepatannya nol. Itu sama artinya seorang tak maju-maju dalam hidupnya. Terus menerus dalam keadaan yang sama sepanjang waktu.

Pada rumus GLBB, dikenal pula istilah perlambatan ( nilai percepatannya minus). Rumus ini pun jangan ditiru, karena nilai minus muncul akibat kecepatan akhir yang dilakukaan lebih kecil dari pada kecepatan awal (v = Vt Vo). Ini sama artinya seorang mengalami kemunduran dalam hidupnya. O. Gerak Parabola Hidup yang dimulai dari titik 0 naik dan berarak membentuk sebuah sudut elevasi tertentu (semakin menuju 45 derajat, semakin menuju pada sebuah keselarasan hidup, dimana relasi antara sesame manusia dan sang pencipta seimbang). Pada gerak parabola, ada titik dimana kira naik dan ada pula titik dimana kita akan jatuh. Kebanyakan dari kita menggunakan gerak parabola ini dalam kehidupan. Just sweet beginning but better ending. P. Gerak Melingkar Beraturan Jika digambarkan dalam kehidupan gerak ini seperti hidup yang memutar tak berujung dilengkapi dengan gerakan sentripetal yang membuat kita hanya berjalan dalam suatu lintasaan yang sama. Kalau menurut saya, sebaiknya kita melawan gaya, atau kita hanya ingin berada di tempat yang sama tanpa ada perubahan yang signifikan. Hidup jangan pernah disia-siakan. Hidup adalah sebuah pembelajarang dan proses intuk menjadikan hidup kita indah. Gerak ini didefinisikan sebagai jalur usia manusia. Dimulai dari titik ol ibaarat manusia yang belum mempunyai pengalaman. Dengan semakin bertambahnya derajat pada gerak ini, maka usia dan pengalaman pun kian bertambah, dan sampai di titik 360, manusia mengalami pengalaman yang sempurna dan bekal yang lengkap untuk menuju dunia yang baru. Di titik 0 dan 360 manusia mengalami perilaku yang sama yaitu seperti bayi. Thass the point.

Q. Hukum Termodinamika Hukum termodinamika sangat dikenal dengan sebutan hokum kekekalan energy. Dimana bunyi dari hokum tersebut adalah energy dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang ain, tetapi energy tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan Hukum tersebut sangat pas sekali hubungannya dengan cinta. Cinta sebenarnya adalah suatu energy juga, karena dengan cinta seseorang bisa kuat dan semangat, serta menjadi pemberani. Tidak mungkin tidak adanya cinta bisa seperti itu, sama halnya tidak mungkin orang yang kuat tak berenergi. Jadi sangat pas sekali bila diganti dengan cinta dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi cinta tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Sudah terbukti kan, cinta itu tidak bisa dimusnahkan dengan nuklir sekalupun, dan cinta dapat berubah-ubah bentuknya, misalkaan kadang tinggi dan kadang rendah. Oleh sebab itu, yang pertama kali harus diingat adalah hokum kekekalan cinta. R. Hukum Gerak Newton Hukum geraka newton sebenarnya dibedakan menjadi 3 hukum. Tapi saya ambil satu hokum saja yang mudah dihafalkan atau diingat. Hokum gerak Newton agar tak asing bisa juga disebut hokum aksi dan reaksi yang berbunyi Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik dan segaris Arti dari hokum tersebut adalah apbila benda A memberikan gaya sebesar X kepada benda B, maka benda B memberikan gaya sebesar X kepada benda A. Agar lebih mudah dimengerti, maknanya adalah benda A dan B memiliki gaya yang sama. Ketika benda A lebih dahulumemberikan gaya kepada benda B, berarti A menambahkan gaya ke B, dan B akan memberikan gaya sebesar X juga kepada A, karena B memberikan balasan maka disebut dengan mengurangi gaya yang ada pada dirinya tersebut, sehingga ditulis dengan X. jika dihubungkan dengan cinta maka berbunyi

gaya aksi dan reaksi dari dua cinta memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik dan segaris. Artinya pun sama, dua cinta yang saling cinta memiliki kekuatan yang sama besar, karena apabila si A memberikan cintanya ke B, maka B pun akan membalas cintanya kepada si A. Pengertian dari member dan membalas disimbolkan dengan X dan X yang artinya X itu adalah aksi dan X adalah reaksi. Jadi siapa yang beraksi akan mendapatkan reaksi. Barang siapa yang memberika cinta, pasti akan diberi cinta atau balasan yang setimpal. Ini terjadi juga pada agama, jika kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasannya, begitu juga dengan kejahatan. S. Hukum Tekanan Pascal Ketika anda sedang tertekan, jangan biarkan hari Anda yang menanggung keseluruhannya. Berbagilah dengan bagian tubuh Anda yang lainnya sehingga luas daerah semakin besar dan tekanan dalam diri Anda berkurang. T. Hukum Kekekalan Energi Mekanik Energi Total merupakan jumlah antara Energi Kinetik dan Energi Potensial. Dalam mewujudkan impian Anda, Anda hanya memiliki dua pilihan yaitu terus melakukan gerak atau tetap diam. Semakin besar energy gerak Anda, kediaman Anda akan berkurang. Lakukan bukan menunggu. U. Usaha Usaha adalah hasil kali antara gaya Anda dan perpindahan yang Anda capai. Seberapa besarpun gaya yang Anda berikan, namun bila Anda tidak semakin maju, maka usaha Anda sama saja dengan nol. V. Hukum Kekekalan Einstein Energi merupakan hasil perkalian massa dan kecepatan cahaya kuadrat. Sadar ataupun tidak sadar, Anda telah dianugerahkan cahaya dalam diri Anda. Tingkatkan bobot , tekad, dan usaha Anda, maka Anda akan memperoleh energy yang luar biasa besarnya (pangkat 16).

W. Kecepatan Kecepatan berbanding lurus dengan jarak dan berbanding terbalik dengan waktu. Jika jarak diibaratkan sebagai seberapa jauh jarak untuk mencapai tujuan dan waktu adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kehidupan, semakin jauh jarak yang harus kita tempuh, semakin kita harus meningkatkan kecepatan. Semakin sedikit waktu yang tersedia, maka kecepatan harus semakin tinggi. Semakin hari, durasi hidup manusia semakin berkurang, makanya manusia harus lebih cepat mendekat kepada Allah. Mengenai jarak dalam kehidupan, jika diibaratkan sebagai garis lurus, maka kehidupan di dunia adalah satu titik di antara garis yang sangat panjang. Oleh karena itu, semakin hauh jarak yang akan kita tempuh, maka kecepatan pun harus semakin ditingkatkan. X. Gaya Fisika: Gaya Hidup Seperti yang kita ketahui, dan sangat hafal dengan semua gerak0gerik di sekeliling kita. Mobil yang bergerak, meja, kursi, dan banyak macam benda lainnya. Maka kali ini, dengan satu kata yang sama, yaitu gerak tetapi jelas bukan gerak benda. Saya akan membahas tentang gerak tubuh manusia dan maag jika sebagian besar akan sangat subyektif karena saya sedang belajar. Belajar membuat perumpamaan, juga belajar mengaitkan berbagai macam rumus, cara, gerak, dan apapun yang ada di alam dengan tubuh dan hidup manusia yang menurut saya selalu memiliki hubungan yang saling menguatkan satu sama lain, saling berkaitan tentunya. Banyak sekali gerak dan gaya yang ada di sekitar kita. Saya gambarkan seperti ini saja, ada tiga macam gaya yang perannya begitu besar. Yang pertama adalah gaya magnet. Yang kedua adalah gaya gravitasi dan yang ketiga adalah gaya gesek. Tiga macam gaya dalam ilmi pengetahuan akan saya masukkan penjelasan, kaitan dan akibat serta manfaat yang timbul dari adanya beberapa gaya tersebut.

1. Gaya magnet Gaya magnet berarti gaya yang dapat menggerakkan benda lain, meski tidak kesemuanya dapat mendapatkan tarikan dari gaya tersebut. (agar lebih mudah, saya gunakan istilah pengaruh dan mempengaruhi). Dalam gaya ini ada dua macam lagi sisi yang berseberangan, bertolak belakang, sisi magnetis, yaitu sisi yang bisa ditarik, mudah digerakkan dengan adanya gaya pengaruh mempengaruhi ini. Dalam kehidupan manusia, gaya ini sering sekali digunakan dan hal yang paling jelas bisa dilihat adalah karena adanya harta kekuasaan. Maka gaya magnet atau pengaruh mempengaruhi ini akan berperan aktif di dalamnya, seringkali disalahgunakan. Kalau dikaitkan dengan hati manusia, maka sisi yang tertarik (kutub berseberangan) bisa jadi karena wajah, hati, tindak tanduk, kesopanan, kepandaian dan kelihaian mengolah kata atau bisa juga karena terbiasa. Dan untuk sisi yang menolak (kutub yang sama) adalah dengan kata lain adalah kebencian, dengki, iri yang muncul dari beberapa pengaruh yang melingkupi. Entah karena persamaan seperti yang ada dalam magnet, atau alasan-alasan lain yang bila dikemukakan akan panjang sekali daftarnya. Hebatnya lagi dengan harta dan kekuasaan yang bisa dikatakan sebagai magnet ini, orang rela berbuat apa saja, lepas kesadaran, perintah serta larangan agama tak dihiraukan, asal senang maka semua halal. Munculnya sifat dalam gaya magnet yang saling tarik menarik atau tolak menolak ini sudah termasuk dalam dualitas, yang adanya untuk mengetahui mana yang baik, mana yang tulus, mana yang ikhlas dan kebaikan yang tertera dalam sikap yang ditunjukkan, meski dalam banyak kasus, tak ada seorangpun yang benar-benar hanya memiliki sifat jahat saja dalam hatinya. Dengan kata lain, hatinya berwarna abuabu. Pasti masih tertanam sedikit kebaikan di dalamnya. Tiap orang sudah diselipkan sikap welas asih oleh Tuhan-Nya masingmasing. Jadi, tak ada namanya manusia yang sempurna baiknya, dan

juga manusia yang sempurna jahatnya. Begitu juga dengan gaya magnet/pengaruh mempengaruhi ini, gaya ini selalu sifatnya abu-abu, ada yang tertarik, perlahan, tergantung bagaimana sifat benda dan juga kondisinya. Jadi, hati itu sudah punya instruksi. Punya dua kutub sama seperti magnet, kadang suka, kadang benci dan itu hanya urusan waktu yang member petunjuk juga intuisi. 2. Gaya gravitasi Gaya ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang dilempar ke atas, berada dan posisinya di atas akan selalu jatuh (dan jatuh itu selalu ke bawah. Sudah banyak aplikasi yang membuktikan, termasuk dalam hal menunggu buah durian yang masak dan masih berada di atas pohon, maka tunggu saja, buah durian itu, cepat atau lambat akan jatuh juga. Atau pernah melihat daun? Bunga? Dan air? Semuanya selalu jatuh dan mengalit ke arah yang lebih rendah bukan? Itu sudah jadi rumus kehidupan. Ini bisa diartikan bahwa hidup selalu mendongak (baca:sombong) itu tak akan pernah baik hasilnya, seperti gaya gravitasi ini (karma). Karena hidup dengan kesombongan, dengan hati berserakan dan penuh dengan besar hati lama-lama akan menjatuhkan wibawa sendiri. Seperti orang sedang berjalan, harusnya dia awas pada sekelilingnya, melihat ke kanan dank e kiri, atau sesekali menengok ke belakang. Dengan begitu maka jalan seseorang bisa jadi lebih hati-hati karena mematuhi aturan main. Bagaimana lagi kalau orang yang sedang berjalan itu terlalu banyak melihat ke atas? Tidak memperhatikan sekeliling, sudah pasti dia akan terjatuh berdebum dan itu pasti menyakitkan. Buat apa melihat ke atas terlalu lama? Buat apa mendongak seperti itu, mengangkat wajah tinggi-tinggi. Lagi pula kalau sedang panas terik, apa tidak kepanasan? Dan sudah tentu

lehernya akan pegal sekali karena dinaikkan ke atas. Tidak dibuat refresh saja dengan enak menoleh kemana-mana. Kenapa saya artikan gaaya gravitasi ini dengan sombong dan karma? Karena pada dasarnya hidup itupun begitu. Kadang bisa dilemparkan setinggi-tingginya ke atas dan melambung jauh, bebas mengudara ke angkasa, tapi suatu saat nanti lemparan itu pun akan kembali juga ke bumi yaitu pada kejadian faktannya, atau hidup aslinya. Dan perumpamaan lemparan tadi boleh jadi dikatakan mimpi tanpa usaha yang jelas (harus sadar kualitas dan kuantitas diri dulu). Tapi itu hanya dilihat dari sisi buruknya saja, dan apabila diihat dari manfaatnya dengan persitiwa bumi yang ada untuk bumi, alam, dan manusia, maka bisa disebutkan seperti ini: a. Kalaulah air itu alirannya ke atas, maka sungai, danau, laut, waduk dan semua tempat penampungan air akan habis dengan segera, karena serapan bbukan lagi di tanah, tapi menghilang ke angkasa. Pergi begitu saja! Dan kita pasti akan sangat merugi karena kekurangan air yang juga penyeimbang tubuh kita. b. Kalau gaya gravitasi itu bukan turun ke bawah, seperti jalannya roda. Maka apa jadinya kalau manusia diberi kebahagiaan tanpa masalah lebih dulu? Kapan akan mendapat tambahan pengalaman yang membuat dewasa pemikiran? Karena menurut saya, internsitas masalah yang dating, dan kemudian membuat jatuh itu (walaupun tak pernah ada yang berharap jatuh dulu baru tersadar) akan membuat perubahan besar. Dengan kata lain, turunnya segala sesuatu ke bawah ini sudah jelas diatur, dan ada ketentuan baiknya (tentu saja. Semua yang ada di dunia dan seisi lngit memang sudah ditentukan yang di atas sana). c. Kalau gaya ini tak ada, sulit sekali kita harus memaksa air hujan turun dari langit, sulit melihat dedaunan berguguran ke tanah, sulit melihat air terjun yang mengalir menyejukkan mata memandang. Dan dalam hidup, bisa saja tak ada lagi belas kasih, rasa belaa

sungkawa, dan rasa menentramkan lain yang hadirnya iru untuk saling berbagi duka (karena berbagi suka itu sangat mudah, jadi tidak perlu dibahas). 3. Gaya gesek. Gaya ini terjadi karena tidak pernah ada permukaan yang benar-benat halus di permukaan bumi ini. Makin kasar benda itu, maka makin besar pula gaya gesek yang ditimbulkan. Begitu juga sebaliknya, makin halus permukaan benda, maka makin kecil pula gaya gesek yang terjadi antara kedua benda (ini sedikit banyak seperti warna abuabu yang saya kemukakan di gaya sebelumnya). Maksud secara lebih jelasnya bisa dikaitkan dengan kehidupan real manusia dan lingkuangan sekitarnya. Manusia itu dianugerahi berbagai macam keanekaragaman. Ada kelebihan dan juga kekurangan. Dan setiap hubungan manusia itu selalu menimbulkan gesekan. Kaitan dengan orang yang lain pula. Sambung menyambung. Mengulat seperti antrian kendaraan (truk) di sepanjang jalan menuju tempat

penyeberangan. Ada yang cantik, maka ada pula yang sedikit tidak cantik. Kalau ada yang tinggi maka lawannya adalah tidak tinggi. Ada yang kurus maka ada yang tidak kurus. Dalam keadaan seperti ini, gaya gesek ini selalu terjadi. Dimanapun, kapanpun dank arena apapun. Maksud dari makin besar permukaan maka makin besar juga gaya geseknya seperti ini kurang lebihnya. Manusia itu punya watak, pemikiran dan pengalaman yang berbeda jenisnya. Maka ini selalu akan jadi masalah kalau tidak berusaha selalu dibesar-besarkan alias diminimalisir. Emosi manusia itu labil sekali. Fluktuatif, seperti kadar keimanan seseorang, kadang naik, kadang juga turun, pasang surut, timbul tenggelam. Kalau perbedaan ini dibesarkan (emosi sedang naik) apa saja bisa terjadi, dan permukaan emosi manusia ini akan naik, tinggi, dan semakin kasar sehingga gesekan yang terjadi inipun akan lebih besar pula. Ego yang dibalas ego, gengsi dibalas dengan gengsi, cacian makin bertebaran, buruk

yang dibalas buruk itu akan menghancurkan, meleburkan semua sifat baik yang ada. Dengan kata laina, bisa saja membuat tertutup mata batinnya. Ini yang saya maksud dengan permukaan kasarnya, makin dibesarkan dan tak direm, maka gayanya pun semakin besar, masalah jadi lebih besar, emosi, gengsi, arogan dan sifat sombogn yang semakin besar pula. Dan arti sebaliknya adalah sebagai peredamnya. Sifat buruk yang tadi harusnya diperkecil (seperti kebalikannya, makin halus permukaan, maka makin kecil pula gaya gesek yang ditimbulkan). Kalau semua orang menanggapi dan menyikapi masalah dengan halus, dengan kepada dingin, sabar, senyuman menyejukkan dan tanpa praduga yang berlebihan atau memojokkan, atau justru menyalahkan orang lain, maka bisa jadi dengan cepat ia akan mengambil pelajaran. Maka dengan cepat pula dia bisa mengambil benang merah dan tiap permasalahan, karena hati dan otaknya ringan bekerja sama, saling control, saling mengawasi dan saling

mengingatkan maka, dengan cepat pula ia bisa mengambil benang merah dari tiap permasalahan. karna hati dan otaknya ringan bekerja sama. saling control, saling mengawasi, dan saling mengingatkan. masing-masing bekerja sesuai porsinya, kalau bisa dilihat dari dua sisi atau lebih banyak lagi, kenapa dan mengapa harus menggunakan sisi yang merusak hati? (saya selalu suka mengemukakan hal dari sifatnya yang dualitas). tetapi, ada pula manfaat yang ditimbulkan dari gaya gesek ini dalam kehidupan sehari-hari. kalau dalam benda ia berperan memperlambat laju

motor/sepeda/mobil dan kendaraan lain untuk waspada. maka dalam hidup pun sama halnya harus begitu.

kita, saya dan kamu, harus selalu berhati-hati dalam melangkah. meski jalanan kasar, atau licin sekalipun. banyak gaya yang harus dipertimbangkan, agar kita tak harus tergelincir dulu baru menyadari kesalahan. (Rem otomatis dalam berbicara itu pikiran, dan rem otomatis untuk perbuatan itu keduanya, hati dan juga akal) (kalau jalan di permukaan kasar, maka sesuaikan. dan kalau berjalan di permukaaan licin, berhati-hatilah).

Anda mungkin juga menyukai