I.
1. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Suku/Bangsa Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat Tanggal Masuk Rumah Sakit Cara Masuk Rumah Sakit Diagnosa Medis Alasan dirawat : Tn. A : 32 Tahun : Laki-laki : Sunda/Indonesia : Islam : Petani : SLTA : Desa Cinyasag Kabupaten Ciamis : 13/12/2012 : Masuk melalui UGD atas rujukan
dokter umum
Dan kemerahan di lipat paha sebelah kanan Keluhan Utama Upaya yang telah dilakukan Terapi/Operasi yang pernah dilakukan : Nyeri selangkangan sebelah kanan : Berobat ke dokter praktek swasta : Terapi tidak diketahui / Operasi
tidak pernah
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY) 1) Riwayat Penyakit Sekarang Klien masuk RSUD Majalengka melalui UGD atas rujukan dokter umum dengan keluhan utama nyeri di selangkangan sebelah kanan, nyeri sedang dengan skala 3 (1-5) terlokalisir pada daerah lipat paha sebelah kanan, nyeri
bertambah jika dibawa beraktifitas seperti berjalan dan berkurang jika beristirahat. 2) Riwayat Penyakit Dahulu Terdapat benjolan dilipat paha sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu, 1 minggu terakhir benjolan menjadi nyeri, bengkak, kemerahan dan keluar cairan. Sebelumnya klien belum pernah mengalamai penyakit parah atau menderita penyakit kronis dan belum pernah dirawat di rumah sakit. 3) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan diantara anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami kejadian seperti yang dialami klien saat ini dan tidak ada anggota keluarga lainnnya yang menderita penyakit menular maupun kronis.
GENOGRAM
perokok. 5) Riwayat Kesehatan Lainya Tidak ada riwayat penggunaan narkotikapsikotropika dan zat adiktif.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1) Keadaan Umum Penampilan Kesadaran 2) Tanda-tanda Vital Suhu Nadi Tekanan Darah Respirasi 3) Pengkajian a. Pemeriksaan Fisik 1. Sistem Pengindaran
a Penglihatan Konjungtiva kedua mata ananemis, sklera kedua mata anikterik, reflex cahaya (+), reflex kornea (+), ptosis (-), distribusi kedua alis merata, tajam penglihatan normal (klien dapat membaca huruf pada koran pada jarak baca sekitar 30 cm) , strabismus (-), lapang pandang pada kedua mata masih dalam batas normal, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan pada kedua mata. b Penciuman Fungsi penciuman baik ditandai dengan klien dapat membedakan bau kopi dan kayu putih.
: : Tampak lemah dan meringis : Composmentis, GCS 15 (E4V5M6) : : 36,6 o C : 88 x/menit : 120/80 mmHg : 24 x/menit
c Pendengaran Tidak ada lesi pada kedua telinga, tidak ada serumen, fungsi pendengaran pada kedua telinga baik ditandai dengan klien dapat menjawab seluruh pertanyaan tanpa harus diulang, tidak ada nyeri tekan pada kedua tulang mastoid, tidak ada massa pada kedua telinga. d Pengecapan/Perasa Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis, asam, asin dan pahit. e Peraba Klien dapat merasakan sentuhan ketika tangannya dipegang, klien dapat merasakan sensasi nyeri ketika dicubit. 2. Sistem Pernafasan Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi pada hidung, polip (-), keadaan hidung bersih, sianosis (-), tidak ada nyeri tekan pada area sinus, tidak ada lesi pada daerah leher dan dada, tidak ada massa pada daerah leher, bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan pada daerah leher dan dada, pergerakan dada simetris, tidak tampak pernapasan cuping hidung dan retraksi interkosta, tidak ada kesulitan saat bernafas atau berbicara. Pola nafas reguler dengan bunyi nafas vesikuler. 3. Sistem Pencernaan Keadaan bibir simetris, mukosa bibir lembab, stomatitis (-), tidak ada gigi yang tanggal maupun berlubang, lidah berwarna merah muda, tidak ada nyeri saat menelan, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 9 x / menit. 4. Sistem Kardiovaskuler Tidak ada peningkatan vena jugularis, Capillary Refill Time (CRT) kembali kurang dari 2 detik, bunyi perkusi dullness pada daerah ICS 2 lineasternal dekstra dan sinistra, terdengar jelas bunyi jantung S1 pada ICS 4 lineasternal sinistra dan bunyi jantung S2 pada ICS 2 lineasternal sinistra tanpa ada bunyi tambahan, irama jantung reguler. 5. Sistem Urinaria Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan nyeri atau sulit BAK, tidak terdapat distensi pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada daerah supra pubis. 6. Sistem Endokrin Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tremor (-). 7. Sistem Muskuloskeletal a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif pada kedua tangan. ROM (range of motion) pada kedua tangan maksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse pada tangan kiri. b) Ekstremitas Bawah Kedua kaki masih bisa digerakkan dan klien dapat berjalan ke kamar mandi, terdapat luka, sekret/pus (+), bengkak, kemerahan dan nyeri pada lipat paha sebelah kanan, reflek patella (+), reflek babinski (-). Kekuatan otot : 5 5 5 5
Keterangan : Skala 0 Skala 1 : Paralisis berat : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya kontraksi otot sedikit Skala 2 Skala 3 Skala 4 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi : Rentang gerak lengkap / normal menentang gravitasi : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu dan panggul) gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan penahanan penuh 8. Sistem Reproduksi Tidak ada benjolan pada penis dan kedua testis. Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. 9. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut tumbuh merata, turgor kulit baik, terdapat lesi/luka pada lipat paha sebelah kanan.
10. Sistem Persyarafan Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik. a) Nervus I (Olfaktorius) Fungsi penciuman hidung baik, terbukti klien dapat membedakan bau kopi dan kayu putih.
b) Nerfus II (Optikus) Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca koran pada jarak sekitar 30 cm. c) Nerfus III (Oculomotorius) Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena cahaya, klien dapat menggerakkan bola matanya ke atas. d) Nerfus IV (Tochlearis) Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah. e) Nerfus V (Trigeminus) Klien dapat merasakan sensasi nyeri dan sentuhan. f) Nerfus VI (Abdusen) Klien dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri. g) Nerfus VII (Facialis) Klien dapat menutup kedua mata, menggerakkan alis dan dahi, klien dapat tersenyum, ada rangsangan nyeri saat dicubit. h) Nerfus VIII (Aksutikus) Fungsi pendengaran baik, tanpa diulang. i) Nerfus IX (Glosofaringeal) Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis, asin dan pahit. j) Nerfus X (Vagus) Reflek menelan baik. k) Nerfus XI (Asesorius) Leher dapat digerakkan ke segala arah, klien dapat menggerakkan bahunya. l) Nerfus XII (Hipoglosus) Klien dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya. klien dapat menjawab pertanyaan perawat
b. Pola Aktifitas Sehari-hari 1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Klien berpandangan bahwa sehat itu sangat berharga karena saat sakit ia tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas. Klien berusaha untuk selalu berperilaku hidup sehat seperti cuci tangan sebelum makan dan gosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan, mengkonsumsi makanan bergizi serta tidak menyalahgunakan obat-obatan.
2.
3.
Pola Eliminasi
BAK/BAB dilakukan di toilet secara mandiri, frekuensi BAK 3-4 kali sehari dengan warna urine kuning jernih dan berbau ammonia. BAB 1 kali sehari pada pagi hari, warna feses kuning dengan konsistensi lunak. Di rumah atau di rumah sakit klien tidak pernah menggunakan obat-obat untuk memperlancar BAB maupun BAK.
4.
5.
Pola Kognitif dan Perseptual Klien dapat melihat dengan baik, klien mampu melihat dengan jelas tulisan dari jarak kurang lebih 30 cm. Indra perasa klien juga berfungsi baik, klien dapat mengecap rasa asin, manis dan pahit.
Klien mengetahui penyakitnya dari dokter, klien berharap proses penyembuhan penyakitnya jangan sampai melalui tindakan pembedahan.
6.
c) Harga diri Sejak klien dirawat di Rumah Sakit, semua kebutuhan klien banyak dibantu oleh keluarganya serta perawat sehingga klien merasa sangat diperhatikan. d) Identitas diri Klien mampu menyebutkan nama, umur, pekerjaan dan lain-lain pada saat dilakukan pengkajian. e) Peran diri Klien adalah seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan merasa dengan konsisi sakitnya klien tidak dapat menjalankan perannya.
7.
8.
Pola Reproduksi Seksual Klien pertama kali mimpi basah pada saat kelas 1 SMP, klien sekarang sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
9.
12. Ketergantungan
Klien tidak mempunyai riwayat ketergantungan terhadap obat-obat tertentu, termasuk alkohol, namun klien seorang perokok.
c. Aspek Psikologis Klien merasa khawatir apakah penyakitnya dapat segera sembuh dengan obat saja, klien merasa takut jika harus dioperasi. d. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap dokter dan perawat.
e. Aspek Spiritual Klien beragam islam, klien menganggap penyakitnya sebagai cobaan dari Tuhan. Klien dan keluarga selalu berdoa untuk kesembuhanya.
::::
Jam
Intra vena Per oral Intra vena Per oral Per oral
5. ANALISA DAN SINTESA DATA DATA Data subjektif Klien mengeluh nyeri pada selangkangan sebelah kanan Data objektif Klien tampak kesakitan Skala nyeri 3 (1-5) Benjolan dilipat paha kanan tampak kemerahan transpor nutrisi antar sel terganggu merusak jembatan antar sel Mengeluarkan enzim hyaluronidase dan enzim koagulase ETIOLOGI Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus Streptococcus mutans) MASALAH Nyeri
Jaringan rusak/mati/nekrosis
Jaringan terinfeksi
Peradangan
Nyeri
(Pre Operasi)
DATA Data subjektif Klien mengatakan benjolan di lipat paha sebelah kanan pecah dan keluar pus Data objektif Tampak luka di lipat paha sebelah kanan Sekret/Pus (+) Area luka tampak bengkak dan kemerahan
Jaringan rusak/mati/nekrosis
Jaringan terinfeksi
Pecah/luka terbuka
DATA Data subjektif Klien mengatakan takut jika lukanya tidak sembuh dengan obat dan harus dioperasi. Data objektif Klien tampak tegang Ekspresi wajah tegang setiap kali dilakukan ganti verban dan selalu bertanya tentang kondisi lukanya.
MASALAH Kecemasan
Reaksi psikis
Timbul kecemasan
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS 1. 2. 3. Nyeri berhubungan dengan reaksi peradangan Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan luka terbuka
3) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4) Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5) Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi
14/12/2012
Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya yang ditandai dengan : Data subjektif Klien mengatakan takut jika lukanya tidak sembuh dengan obat dan harus dioperasi. Data objektif Klien tampak tegang Ekspresi wajah tegang setiap kali dilakukan ganti verban dan selalu bertanya tentang kondisi lukanya.
1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya 3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan 4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan
1. Mengetahui klien
koping
efektif
2. Pengetahuan yang baik mengurangi tingkat kecemasan 3. Kerjasama positif untuk program perawatan
4. Dukungan tertinggi
spiritual
yang
TGL 14/12/2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN/DATA PENUNJANG Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan luka terbuka yang ditandai dengan : Data subjektif Klien mengatakan benjolan pada selangkangan sebelah kanan pecah dan keluar Pus Data objektif Tampak luka di lipat paha sebelah kanan Sekret/Pus (+) Area luka tampak bengkak, kemerahan
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Setelah dilakukan tindakan perawatan luka selama 2 x 24 jam klien tidak mengalami infeksi, dengan kriteria hasil : Klien bebas dari tanda dan gejala penyebaran infeksi Luka bersih Sekret/Pus (-) Udema di sekitar luka berkurang
RENCANA TINDAKAN 1) Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
RASIONAL 1) Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya. 2) Merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka. 3) Menghilangkan infeksi penyebab kerusakan jaringan.
PARAF
2)
3)
Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik.
IV.
2.
2.
3. 4.
5.
Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. Memberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri dengan teknik relaksasi yang meliputi : Pengertian nyeri dan teknik relaksasi Tujuan relaksasi Prosedur relaksasi Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
3. 4.
5.
14/12/2012
11.00 WIB
1. Mengidentifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Menjelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya 3. Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan 4. Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan 1. 2. Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. Merawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik.
Memberikan obat analgetik oral, ketopropen 1 tablet dan meloksicam 7.5 mg 1 tablet. 1. Klien masih bertanya apakah lukanya masih basah, dan takut dioperasi 2. Klien mendengarkan dan bertanya masih lamakah penyembuhan lukanya 3. Klien kooperatif 4. Klien mengatkan selalu berdoa kepada Allah SWT dalam sholatnya untuk kesembuhanya. 1. Luka masih bengkak, kemerahan, sekret/pus (+) 2. Verban luka diganti dengan menggunakan alat dan bahan dan cara yang steril 3. Memberikan injeksi starxon 1 gr iv
14/12/2012
11.30 WIB
3.
V.
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL 14/12/2012 JAM 10.00 NO. DX KEPERAWATAN 1 EVALUASI Subyektif : Klien mengatakan luka masih nyeri terutama jika dibawa berjalan dan jika ditekan saat ganti verban Obyektif : Skala nyeri 3 (1-5), TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, R : 20 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri. 3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi Implementasi : 1. Mengobservasi TTV Respon : TD : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit R : 20 x/menit 2. Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri. Respon : Skala nyeri 3 (1-5) 3. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. Respon : Klien mengikuti latihan yang diberikan 4. Kolaborasi dokter untuk memberikan analgetik oral Evaluasi : Klien masih mengeluh nyeri, skala nyeri 3 (1-5) Lanjutkan intervensi PARAF
11.00
Subyektif : Klien mengatakan takut di operasi karena luka belum kering dan masih bengkak Obyektif : Klien tampak tegang, TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, R : 20 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya 3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan 4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan Implementasi : 1. Mengidentifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Menjelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya 3. Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan 4. Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan Evaluasi : Klien masih cemas Lanjutkan intervensi 11.30 3 Subyektif : Klien mengatakan luka masih bengkak dan sakit Obyektif : Are luka bengkak, kemerahan, secret (+) Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik. Implementasi : 1. Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Merawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik. Evaluasi : Luka masih bengkak, sekret (+) Lanjutkan intervensi
15/12/2012
14.00
Subyektif : Klien mengatakan luka masih sakit jika dibawa berjalan, dan jika ditekan saat di ganti verban Obyektif : Skala nyeri 3 (1-5), TD 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, R : 20 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri. 3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi Implementasi : Mengobservasi TTV Respon : TD : 130/80 mmHg Nadi : 88 x/menit R : 20 x/menit Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri. Respon : Skala nyeri 3 (1-5) Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. Respon : Klien mengikuti latihan yang diberikan Evaluasi : Klien masih mengeluh nyeri Lanjutkan intervensi Subyektif : Klien mengatakan masih takut dioperasi karena lukanya belum kering Obyektif : Klien masih tampak tegang dan banyak bertanya, TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit R : 20 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya 3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan 4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan
16.00
Implementasi : Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan Respon : Klien kooperatif Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada tuhan Respon : Klien mengatkan pasrah kepada Allah SWT Evaluasi : Klien masih cemas Lanjutkan intervensi 17.00 3 Subyektif : Klien mengatakan luka masih bengkak dan sakit Obyektif : Luka masih bengkak, secret/pus (+) Analisa : Masalah belum teratasi Planning : 1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik Implementasi : Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. Respon : Area luka masih tampak bengkak, sekret (+) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik Evaluasi : Luka masih bengkak, skret (+) Lanjutkan intervensi
VI.
EVALUASI
TGL 16/12/2012 JAM 10.00 NO. DX KEPERAWATAN 1 EVALUASI Subyektif : Klien mengatakan luka tidak terasa sakit jika dibawa berjalan, hanya sedikit sakit jika ditekan saat di ganti verban Obyektif : Skala nyeri 2 (1-5), TD 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, R : 20 x/menit Analisa : Masalah belum teratasi Planning : Lanjutkan intervensi 1. Observasi TTV 2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri. 3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. 4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi. 5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi Subyektif : Klien mengatakan merasa lega karena lukanya sudah kering Obyektif : Klien masih tampak rilek, TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit R : 20 x/menit Analisa : Masalah teratasi Planning : Intervensi hentikan PARAF
11.00
11.30
Subyektif : Klien mengatakan luka masih bengkak dan sakit Obyektif : Luka masih bengkak, secret/pus (-) Analisa : Masalah belum teratasi Planning : Lanjutkan intervensi 1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik