Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nola Fitria BP : 1121215006

Uas Linguistik Forensik

1. Sejauhmanakah Anda mengetahui LF? Dari sekian referensi LF yang Anda baca, referensi manakah yang paling Anda sukai? Mengapa? a. Menurut saya linguistik forensik adalah ilmu interdisipliner dari linguistik yang membahasa tentang bagaimana pemanfaatan ilmu linguistik dalam kasus yang membutuhkan identifikasi lingustik seperti dikutip dari artikel tentang forensik linguistik oleh Bhatia (2006) yaitu (1) identifikasi pembicara atau suara, biasanya menggunakan alat pendeteksi fonetik atau biasa juag disebut dengan spektograf, (2) speaker profiling, atau analisa karakter pembicara yang biasanya digunakan untuk menganalisa jati diri dari penghasil teks ataupun suara dari sebuah rekaman yang biasanya dari kasus pengakuan, surat bunuh diri, bahasa polisi ataupun bentuk data linguistik lainnya yang merupakan bahan sengketa, (3) autorisasi dari sebuah teks, biasanya untuk melihat kepenulisan sebuah teks apakah teks itu asli atau merupakan bajakan atau hasil plagiat dari karya orang lain, (4) bahasa dan hukum; mengalisis tentang adanya pelanggaran hak cipta, hasil keputusan pengadilan yang salah, ketidakseimbangan kekuatan hukum dalam pengadilan, testimoni yang dinyatakan oleh saksi, penerjemahan dalam ruang pengadilan, dan analisis adanya ancaman biasanya dari surat ataupun telepon ancaman. b. Dari beberapa referensi linguistik forensik, ada dua buku yang saya sukai. Yang pertama adalah buku berjudul Forensic linguistics karya McManim (2002) karena dalam buku ini penulis menjelaskan teori linguistik dari dasar ilmu bahasa itu sendiri seperti bagaimana pada tahapan fonologi, morfologi dan semantiknya baru menjelaskan hubungannya dengan kasus-kasus dengan memberikan contohcontoh kasus yang pernah terjadi, bagi saya yang masih awam terhadap ilmu linguistik forensik buku ini bisa menjadi panduan dasar dalam mempelajari linguistik forensik. Yang kedua yaitu buku dari penulis Coulthard, dia menulis beberapa buku tentang linguistik forensik dan juga tentang ilmu terapan dari linguistik forensik. Salah satu bukunya yang menarik bagi saya yaitu yang

berjudul The Routledge Handbook of Forensic Linguistics karya Coulthard dan Johnson, buku ini sangat membantu bagi yang mau mendalami linguistik forensik lebih lanjut, karena langsung menghubungkannya dengan kasus-kasus legal terbaru yang berkaitan dengan data linguistik. Dalam buku ini Coulthard juga menjelaskan tantangan dan masalah yang dihadapi linguis dewasa ini dalam pengembangan linguistik forensik.

2. Perbedaan dan persamaan landasan ontologis, aksiologis, epistemologis, material dan objek formal antara LF dengan Wacana? No Kriteria 1 Landasan ontologis Linguistik Forensik Analisis Wacana

objek

Kajian tentang teks dan konteks Kajian tentang teks dan konteks linguistik baik lisan maupun tertulis linguistik tertulis baik lisan maupun

Landasan aksiologis

Sebagai

pembantu

analisa

teks Menjelaskan

bagaimana

posisi

dalam pemecahan masalah yang dari aktor sosial, posisi gagasan, berkaitan authorship 3 Landasan epistemologis Pendekatan digunakan kualitatif dan yaitu dengan metode dengan legal dan atau peristiwa yang ditempatkan dalam sebuah teks. yang Pendekatan dan yaitu metode yang

pendekatan digunakan

pendekatan

menggunakan kualitatif dengan menggunakan metode analasis teks berkaitan Data linguistik yang berkaitan dengan tindakan, konteks, historis kekuasaan, dan ideologi

metode analasis teks 4 Objek material Data linguistik yang

dengan hukum atau tidak kejahatan

Objek formal

Ilmu hukum, kriminologi, psikologi, Sosiologi, fonologi, morfologi, dan

etnografi,

fonologi,

ilmu morfologi, dan ilmu linguistik lainnya

linguistik lainnya

3. Bagaimanakah upaya Anda untuk mengembangkan LF? Linguistik forensik merupakan ilmu multidisipliner yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu seperti ilmu hukum, ilmu kriminologi, ilmu psikologi,

pragmatik, diskursus, ilmu sosial dan ilmu neurologi juga berperan dalam linguistik forensik. Maka, untuk mengembangkan ilmu linguistik forensik, terlebih dahulu harus memahami ilmu-ilmu yang terdapat dalam payung linguistik forensik walaupun tidak secara detail tapi setidaknya memahaminya secara umum teori-teori yang biasanya berhubungan dengan kasus-kasus yang biasanya muncul. Selanjutnya, ahli linguistik harus mengikuti perkembangan terbaru dari kasus-kasus yang berhubungan dengan linguistik forensik sehingga bisa melihat peluang pengembangan dari ilmu LF itu sendiri. 4. Apakah manfaat LF bagi kehidupan menurut Anda? Manfaat LF bagi kehidupan saya adalah bisa lebih jeli melihat dan mempelajari ujaran-ujaran atau data linguistik yang bersumber dari kehidupan sehari-hari sehingga bisa menelaah kasus sehari-hari dengan ilmu LF yang sudah dipelajari. Misalnya ketika melihat pemberitaan dari media baik televisi maupun media cetak, saya akan bisa mempelajari kasus-kasus yang ada dengan melihat kecenderungan pemilihan kata yang mereka pilih sehingga tidak hanya didoktrin oleh pendapat media itu saja tapi juga bisa melihat dengan analisis ilmu linguistik. Ketika menikmati suatu karya sastra saya juga bisa mengidentifikasi keotentikan sebuah teks yang dihasilkan dengan melihat gaya bahasa yang digunakan oleh penulis.

5. Kemanakah LF harus dikembangkan di mata Anda? Menurut saya LF dikembangkan dengan bagaimana contoh pengaplikasiannya pada kasus-kasus kriminal tetapi lebih menitikberatkan pada landasan linguistik yang digunakan. Selama ini LF yang telah berkembang lebih cenderung merupakan cabang kecil dari ilmu kriminologi atau ilmu hukum. Padahal LF bisa dikembangkan lebih luas, seperti bagaimana penerapannya dalam pembentukan Undang-undang dan kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah. Mungkin untuk kedepannya bisa dibentuk semacam yayasan atau perkumpulan ahli linguistik forensik yang bisa menjadi rujukan bagi pemecahan berbagai kasus dan rujukan dalam pembentukan kebijakankebijakan dan juga pemecahan kasus-kasus koruptor yang sangat marak di Indonesia. 6. Bagaimanakah strategi Anda untuk mengangkat citra linguis(tik) mengatasi kasuskasus kemanusiaan?

Menurut saya strategi yang bagus untuk mengangkat citra linguistik adalah dimulai dari para linguis itu sendiri. Mereka harus bangga dengan ilmu linguistik, tidak lagi merasa ter-marginal kan dengan ilmu lain yang lebih dahulu popular dibandingkan ilmu linguistik. Ketika para linguis sudah bangga dengan ilmunya, mereka akan memahami bagaimana cara pemanfaatan ilmu linguistik terhadap kemanusiaan karena sejatinya ilmu linguistik yang merupakan bagian dari humaniora sangat berperan penting bagi kemanusiaan. Selanjutnya sosialisasi terhadap masyarakat juga dibutuhkan seperti menghasilkan tulisan atau artikel kebahasaan yang bisa dipahami oleh masyarakat yang buta ilmu linguistik sehingga mereka juga tahu pentingnya ilmu linguistik. Terakhir adalah peran pemerintah dengan mengikutsertakan linguis dalam lembaga-lembaga yang membutuhkan keahlian linguistik, salah satu contohnya dalam linguistik forensik seperti mengoptimalkan jasa linguis untuk membantu penyelesaian kasus-kasus kriminal.

Referensi: Bhatia, Tei K. Forensic Linguistic. 2006. Syracuse University Coulthard, R. M. and Johnson, A. 2010. The Routledge Handbook of Forensic LinguisticsLondon: Routledge. Mc Manim, Gerald R. 2002. Forensic linguistics. CRC Press LLC: United States of America.

Anda mungkin juga menyukai