Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN KREATIN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis . Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas batasan ini menunjukkan semakin berkurangnya nilai ginjal secara pasti.Di samping itu terdapat hubungan jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah. Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot. Sejumlah besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan ditapis keluar bersama dengan urin, dan tidak diserap kembali ke dalam darah. Oleh karena itu rasio konsentrasi kreatinina di dalam darah dan urin, dapat digunakan untuk menghitung rasio tapis kreatinina (creatinine clearance, CrCl), yang setara dengan laju filtrasi glomerular.

B. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin darah dengan metode Jaffe kinetik. 2. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kreatinin darah pada praktikum setelah membandingkan dengan nilai normal. 3. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan biomarker keracunan zat nefrotoksin.

C. MANFAAT

1. Bagi Tenaga Analis Kesehatan Sebagai informasi kepada analis kesehatan tentang pemeriksaan kreatinin darah cara deproteinasi dan tanpa deproteinasi. 2. Bagi Akademi Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah di perpustakaan Universitas Jendral Soedirman. 3. Bagi Penulis Dapat menambah ketrampilan kerja di Laboratorium Klinik dan memperluas pengetahuan dalam pemeriksaan kimia darah khususnya pemeriksaan kreatinin darah cara deproteinasi dan tanpa deproteinasi dengan metode jaffe kinetik

Anda mungkin juga menyukai