Anda di halaman 1dari 4

Kreatinin merupakan produk penguraian ginjal, kreatinin disintesis di

hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan
kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.
Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine
diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim
kreatin kinase (creatin kinase, CK) (Junaedi, ade. 2009)

Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang
ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. Senyawa ini dihasilkan
ketika terjadi kontraksi pada otot. Dalam darah, kreatinin dihilangkan
dengan proses filtrasi melalui glomerulus ginjal dan disekresikan dalam
bentuk urin. Ginjal yang sehat menghilangkan kreatinin dari darah dan
memasukkannya pada urin untuk dikeluarkan dari tubuh. Analisis
kadar kreatinin dalam tubuh merupakan indeks medis yang penting
untuk mengetahui kondisi laju filtrasi glomerulus, keadaan ginjal, dan
berfungsinya kerja otot (Spiritia, 2009)

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin


disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang
berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP),
suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine
triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah
menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase,
CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara
ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus
dan diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).
Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih
bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat
metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek.
Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera
fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan
masif pada otot (Riswanto, 2010). Ginjal mempertahankan kreatinin
darah dalam kisaran normal. Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi
indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal (Siamak, 2009)

Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan


volume plasma darah yang dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi
ginjal per menit. Bersihan kreatinin biasanya dinyatakan dalam mililiter
per menit. Karena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui
filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan
peningkatan kreatinin serum akibat berkurangnya laju bersihan kreatinin.

1. Uji Kreatinin

Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau


plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena dalam tabung
bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau (heparin).
Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat
yang dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin
serum. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman, namun
sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan, penderita dianjurkan
untuk tidak mengkonsumsi daging merah. Kadar kreatinin diukur dengan
metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer atau
analyzer kimiawi (Riswanto, 2010).
Pengujian kreatinin dilakukan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal. Kreatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika
fungsi ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah
(karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin Anda). Tingkat
kreatinin juga bervariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot
(National Institutes of Health, 2007).
Bersihan kreatinin penting diketahui karena banyak obat yang
dieliminasi oleh ginjal. Jika fungsi ginjal pasien menurun, laju eliminasi
obat untuk disekresikan di urin juga akan menurun, disertai dengan
peningkatan konsentrasi plasma. Peningkatan konsentrasi obat dalam
plasma yang signifikan dapat menyebabkan obat mencapai kadar
toksiknya; oleh karena itu, dosis mungkin perlu disesuaikan dengan
berkurangnya eliminasi obat (Ansel, 2006).
Kadar normal kreatinin berdasarkan umur yaitu sebagai
berikut :
Kadar normal kreatinin pada orang dewasa adalah :
Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl.
Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl
(Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah
daripada pria) (Riswanto, 2010).
Kadar normal kreatinin pada anak adalah :
Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl.
Bayi : 0,7-1,4 mg/dl.
Anak (2-6 tahun): 0,3-0,6 mg/dl.
Anak yang lebih tua: 0,4-1,2 mg/dl.
Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat
pertambahan massa otot (Riswanto, 2010).
Kadar normal kreatinin pada lansia adalah :
Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan
penurunan produksi kreatinin (Riswanto, 2010).

ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) maka diperlukan alat ukur yang
sudah diakui secara internasional karena kalau pengukuran dengan menggunakan
anggota tubuh misalnya jari seperti contoh di atas tentu tidak akurat dan berubah-
ubah.

Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu pengukuran sedangkan akurasi


menunjukan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya.
Presisi bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.
Umumnya semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin teliti(pesisi) hasil
pengukuran alat tersebut.
PALIO 100 - adalah instrument untuk kesehatan yang mampu menganalisa
sample data dari pasien. Kemampuan membaca data analisa dari pasien yang
cepat dalam sekali baca mampu membaca lebih dari sample dari pasien dengan
berbagai parameter uji.

Meskipun kemampuan instrument ini sangat tinggi, terkadang sumber daya


manusia nya yang kwalahan dalam proses analisa. Karena data dari pasien harus
dimasukkan satu per satu kedalam software PALIO 100 sebelum dilakukan
analisa. Apabila terdapat 15 pasien dengan masing masing melakukan uji 5
sampai 10 uji kesehatan. Maka bisa dibayangkan waktu yang di butuhkan oleh
operator untuk memasukkan data ke software instrument. Sedangkan analys di
laboratorium dituntut untuk cepat dalam menganalisa sample dari pasien yang
sedang sakit di rumah sakit.

Oleh karena itu, kini Dian Aptana Tekindo telah mengembangkan LIS (laboratory
information system) yang khusus di rancang dan dibuat untuk klinik/lab kesehatan
dengan kemampuan mengirim data dan menerima data dari dan ke
mesin/insttument PALIO 100.

Sehingga operator alat atau instrument tidak perlu memasukkan parameter satu
per satu kedalam software PALIO. Operator hanya perlu menekan 1 tombol klik
di komputer dan data akan langsung masuk dari bagian registrasi pendaftaran.

LIS dari Dian Aptana Tekindo dan PALIO 100 akan mempercepat dan
mempermudah pekerjaan analis di laboratorium kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai