B. Tingkat akurasi yang kedua dimiliki oleh bahan acuan sekunder Syarat bahan acuan sekunder sama dengan bahan acuan primer (komposisi matriks, kadar analit, homogenitas, kestabilan) Bahan acuan sekunder dibuat melalui kalibrasi oleh bahan acuan primer Bahan acuan sekunder Mampu telusur ke bahan acuan primer
D. Nilai acuan berupa nilai konsensus Dimiliki oleh bahan acuan yang nilai acuannya diperoleh dari: Hasil uji banding antar laboratorium Nilai konsensus belum tentu dekat dengan nilai benar/true value
2.
3.
Untuk hasil Pengujian: Mengestimasi akurasi hasil uji suatu contoh uji (validasi/keabsahan) Untuk metode pengujian analisis a. Memvalidasi metode tersebut b. Mengevaluasi unjuk kerja (akurasi,presisi) metode tersebut c. Memperbaiki, mengembangkan metode yang ada Untuk analis/teknisi atau lab. : mengetahui unjuk kerjanya
4. Untuk peralatan: a. Kalibrasi b. Memeriksa unjuk kerja c. Perlu perbaikan?service? d. Perlu kalibrasi? 5. Hasil uji dari - Banyak LAB, analisis dan sebagainya - Beberapa metode - Mengintergrasikan semua data uji tersebut - Di dapat data yang absah
6. Untuk QC suatu proses pengujian a. Control chart - unjuk kerja analis vs. Waktu - unjuk kerja Lab vs. Waktu - unjuk kerja metode vs. Waktu dan sebagainya b. Mengecek akurasi hasil uji 7. Kalibrasi standar lain (yang lebih rendah tingkat akurasinya) a. Standar/bahan acuan sekunder
Perlu diperhatikan
Apabila CRM atau bahan acuan sekunder digunakan sebagai QC (Quality Control) sampel atau kontrol material yang diuji bersama-sama dengan contoh-contoh lain dalam analisis rutin, maka hasil-hasil uji yang diperoleh dapat dijamin keabsahannya. Penjaminan tersebut berlaku apabila : - Komposisi matrik contoh menyerupai/mendekati matrik CRM (atau bahan acuan sekundernya) - Hasil uji CRM sama dengan nilai sertifikat