Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK WIRAUSAHA Kewirausahaan bukanlan sekadar ketrampilan manajerial dan bisnis belaka, karena kewirausahaan juga meliputi aspek

sikap mental dan perilaku yang mencerminkan karakteristik seorang wirausaha. Jadi pembahasan masalah kewirausahaan berarti juga menyoroti mengenai profil seorang manusia yang memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat khas. Kesukaan pemirsa televisi terhadap film Mac Gyver adalah karena Mac Gyver senantiasa menampilkan keunikan dan kreativitas yang berkesinambungan. Bahwa ia selalu mengubah kesempitan menjadi kesempatan. Film ini telah mengilhami Stephen Covey, dalam bukunya First Thing First, menyebutnya Mac Gyver factor. Kesamaan antara entrepreneur, keunikan, kreativitas yang berkesinambungan dan seringkali susah ditebak sebelumnya. Kewirausahaan selalu tak terpisahkan dari kreativitas dan inovasi. Inovasi tercipta karena adanya daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan, karena lingkungan cepat sekali berubah. Untuk dapat memberikan respons terhadap perubahan, manusia harus kreatif. Manusia kreatif mempunyai ciri-ciri, antara lain : keterbukaan pada pengalaman; melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa; rasa keingintahuan yang tinggi; menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan; dapat menerima perbedaan; independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan; percaya pada diri sendiri; mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan. Sebaliknya hal-hal yang dapat merintangi munculnya sebuah kreativitas adalah sebagai berikut: Lebih menekankan pada perilaku dan struktur birokrasi; mengagungkan tradisi dan budaya yang dibuat; menekankan pentingnya prosedur yang baku; memperkecil ketersediaan sumber-sumber yang dibutuhkan; komunikasi yang lemah; sistem pengendalian yang kuat; menekankan denda atau hukum atas sebuah kegagalan; dan menekankan pada nilai yang menghalangi pengambilan resiko. Kreativitas berbeda dengan inovasi. Kreativitas merujuk kepada pembentukan ide-ide baru, sementara inovasi adalah upaya untuk menghasilkan uang dengan menggunakan ide-ide baru tersebut. Dengan demikian, kreativitas merupakan titik permulaan dari setiap inovasi. Inovasi adalah kerja keras yang mengikuti pembentukan ide dan biasanya melibatkan usaha banyak orang dengan keahlian yang bervariasi tetapi saling melengkapi.

William Bygrave (1994) mendeskripsikan karekteristik wirausaha ke dalam sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D. Kesepuluh konsep itu adalah, Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Details, Destiny, Dollars, and Distribute. Konsep dream, dimaksukan bahwa seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut. Konsep decisiveness, bahwa seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya. Konsep doers, begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak lanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin yang dia sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Konsep determination, seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada rintangan yang mustahil diatasi. Konsep dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadangkadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah. Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya dan produk yang dihasilkannya secara gila-gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya. Konsep details, seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor kecil sekalipun yang dapat menghambat kegiatan usahanya. Konsep destiny, seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung pada orang lain. Konsep dollars, seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan untuk memperoleh uang. Baginya, uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi, jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas memperoleh uang atau keuntungan.

Konsep distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orangorang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis. Menurut Meredith (1996) wirausahawan adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan. Dengan kata lain, para wirausaha adalah individu yang berorentasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Ciri dan Watak Wirausahawan menurut Meredith (1996), seperti tergambar dalam tabel berikut :

Karakteristik wirausaha, menurut McClelland, adalah sebagai berikut: Pertama, keinginan untuk berprestasi. Penggerak utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai need of achievement (n-Ach). Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang, yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Kedua, keinginan untuk bertanggungjawab. Seorang wirausaha menginginkan tanggungjawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumberdaya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggungjawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

Ketiga, preferensi kepada resiko-resiko menengah. Wirausaha bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras, tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. Keempat, persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan kemudian menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut. Kelima, rangsangan oleh umpan balik. Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. Keenam, aktivitas energik. Wirausahawan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan. Ketujuh, orientasi ke masa depan. Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan. Kedelapan, ketrampilan dalam pengorganisasian. Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Kesembilan, sikap terhadap uang. Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Pada akhirnya kita perlu membedakan, wirausaha dengan usaha kecil. Di Amerika Serikat, pada mulanya, wirausaha diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri. Apakah usaha kecil identik dengan wirausaha? Tidak setiap bisnis kecil identik dengan wirausaha. Tidak setiap bisnis kecil bersifat wirausaha. Suami-istri yang membuka warung tegal (warteg) yang baru, di daerah pinggiran kota, pasti menghadapi resiko, tetapi mereka umumnya bukanlah wirausaha. Apa yang mereka lakukan adalah yang telah berulangkali mereka lakukan sebelumnya. Mereka mengadu untung dengan makin banyaknya orang yang suka makan di luar rumah di daerah itu, tetapi mereka sama sekali tidak menciptakan kepuasan baru atau permintaan konsumen yang baru.

Sebaliknya usaha McDonald adalah wirausaha. Usaha ini memang tidak menciptakan sesuatu. Produk akhir yang dihasilkannya, juga dapat dibuat oleh setiap restoran Amerika lainnya yang dilakukan jauh sebelumnya dan biasa-biasa saja. Akan tetapi dengan penerapan konsep manajemen dan teknik manajemen, yaitu dengan bertanya, nilai apa yang berharga bagi pelanggan? Kemudian standarisasi produk, perancangan proses dan peralatan, dan dengan mendasarkan pelatihan pada analisis pekerjaan yang akan dilakukan serta menetapkan standar yang diinginkan, maka McDonald secara drastis meningkatkan hasil dari sumber-sumber yang ada, dan menciptakan pasar serta pelanggan baru. Inilah yang menjadi alasan bahwa McDonald adalah wirausaha. Gagasan Nasution, Noer dan Suef (2001), dan Soemanto (2002) tentang watak, jiwa, dan ciri wirausaha secara lebih meyakinkan, menyatakan bahwa kewirausahaantidak saja dapat diberlakukan sebagai etika ekonomi, tetap juga sebagai tika sosial (kewirausahaan sosial). Hal ini dapat dicermati pada tabel-2 berikut ini:

Tabel-2 dan gagasan McClelland (1987) menunjukkan bahwa watak, jiwa dan ciri wirausaha adalah bermuatan tipe ideal yang bersifat umum sehingga dapat diterapkan dalam bidang ekonomi maupun kemasyarakatan. Bahkan yang tidak kalah pentingnya, watak, jiwa, dan ciri wirausaha dapat pula dihubungkan dengan ciri-ciri manusia modern sebagai berikut: 1. Manusia modern adalah manusia yang punya pola pikir terbuka kepaa inovasi dan perubahan, dan siap untuk menerima pengalaman baru. 2. Manusia modern mempunyai pandangan yang luas terhadap sejumlah masalah dan isu yang terjadi tidak hanya di lingkungan langsung tetapi juga di lingkungan yang lebih luas. Ini berarti bahwa manusia modern tersebut perlu terarah kepada kejadian-kejadian yang terjadi di tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggalnya, dan ini biasanya diperoleh melalui mass media dan pendidikan. Manusia modern juga harus mempunyai yang lebih demokratis, bersedia dan menghargai kepercayaan, sikap dan pendapat yang berlainan. 3. Manusia modern lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan, kurang berorientasi ke masa lampau. Mereka menghargai tepat waktu, disiplin kerja, dan hidup teratur. 4. Manusia modern menjalankan kehidupan secara berencana dan terorganisasi. Hanya dengan cara-cara seperti itulah persoalan hidup dapat diselesaikan dengan baik. 5. Manusia modern percaya bahwa manusi dapat belajar mengendalikan lingkungan alamnya dalam rangka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Manusia modern tidak pasrah kepada lingkungan alamnya.

6. Manusia modern percaya bahwa kehidupan alam dunia dapat diatur dan diperhitungan. Orangorang di sekeliling mereka dapat dipercayai akan memenuhi kewajiban dan tanggung jawab merea masing-masing. 7. Manusia modern menyadari akan harga diri dan kemudian oarng lain, karena itu mereka lebih punya kesiapan uuntuk menghormati oarng lain. 8. Manusia modern percaya akan keampuhan ilmu dan teknologi. 9. Manusia modern percaya bahwa penghargaan dan kemuliaan diberikan sesuai dengan apa yang telah diperbuat seseorang, bukan menurut kedudukan, keturunan, dan apa yang dimiliki orang tersebut (Ikeles, 1980:87- 100; Marzali, 2005:100-101) Pendek kata, dengan mencermati ciri-ciri manusia modern, lalu dibandingkan dengan watak, jiwa, dan ciri wirausaha, tampak bahwa keduanya memiliki prinsip yang sama. Karena itu, maka cita-cita mewujudkan manusia yang memiliki watak, jiwa, dan cirri wirausaha secara substansial sama dengan cita-cita membentuk manusia modern dalam bidang ekonomi maupun sosial. Berkenaan dengan itu Suparman (1978) menyatakan, bahwa wirausaha pada dasarnya adalah pendekar kemajuan. Dalam Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995, pemerintah mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dankemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memeroleh keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausahawan adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, atau orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdayasumberdaya yang dibutuhkan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai