Anda di halaman 1dari 6

larutan cuka sebanyak 25 ml dititrasi dengan NaOH 2M. Untuk mencapai titik ekuivalen diperlukan 45ml larutan NaOH.

Jika diketahui Mr Cuka = 60, tentukan kadar asam asetat dalam larutan itu!

2 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

Rincian tambahan
Ketiga baru hitung kadar asam asetat dari larutan tersebut... gram/vol = 5,4g/25 x 100% = 21,6 % b/v Oh.. jadi kadar boleh satuannya b/v ya?
Jawab : langkah pertama adalah mencari mol dari asetat yang ada dalam larutan cuka tersebut... reaksi yang terjadi adalah : CH3COOH + NaOH ------> CH3COONa + H2O berarti mol NaOH = Mol Asam Asetat Mol NaOH = M x V = 2 x 45 = 90 mmol atau 0,09 mol langkah kedua mencari berat dari asam asetat di dalam larutan cuka tersebut... g asam asetat = Mr x mol = 0,09 x 60 = 5,4 gram ketiga baru hitung kadar asam asetat dari larutan tersebut... gram/vol = 5,4g/25 x 100% = 21,6 % b/v

Contoh Soal : 1. Larutan HCl 0,3 M dititrasi dengan larutan NaOH, titik akhir titrasi tercapai bila 10 ml larutan HCl memerlukan 75 ml larutan NaOH. Tentukan molaritas NaOH ! 2. Tentukan konsentrasi 20 ml Ca(OH)2 yang dititrasi dengan 100 ml larutan HCl 0,1 M ! Penyelesaian : 1. Diketahui : MA = 0,3 M VB = 75 ml VA = 10 ml nB = 1 NA = 1 Ditanya : MB ?

Jawab :

MB= 0,04M 2. Diketahui : VA = 100 ml VB = 20 ml MA = 0,1 M nB = 2 NA = 1 Ditanya : MB ? Jawab : VA x MA x nA = VB x MB x nB 100 x 0,1 x 1 = 20 x MB x 2 MB = 0,25 M

Contoh soal 9.5 titrasi netralisasi 0,500 g NH4Cl tidak murni dipanasakan dengan NaOH berlebih menghasilkan amonia NH3 yang diserap dalam 25,0 cm3 0,200 mol dm3 asam sulfat. Diperlukan 5,64 cm3 NaOH 0,200 mol.dm3 untuk menetralkan asam sulfat berlebih. Hitung kemurnian NH4Cl. Jawab Ingat asam sulfat adalah asam diprotik. Dengan mengaasumsikan jumlah mol amonia yang dihasilkan x m mol, jumlah mol amonia dan natrium hidroksida dua kali lebih besar dari jumlah mol asam sulfat. Jadi,
17 1

x (mmol) + 0,200 (mol dm3) x 5,64 x 103 (dm3)= 2 x 0,200 (mol dm3) x 25,0 x 103(dm3) x + 1,128 = 10,0 x = 8,872 (mmol) Karena massa molar amonium khlorida adalah 52,5, 8,872 mmol ekivalen dengan 0,466 g amonium khlorida. Jadi kemurnian sampel adalah (0,466 g/0,500 g) x 100 = 93 %.

2. Berapa volume 0,310 N H2SO4 yang dibutuhkan untuk menitrasi 0,293 g LiOH yang memiliki kemurnian 90%? Jawab:

Ini adalah contoh soal titrasi asam basa. H2SO4 sebagai asam dan LiOH sebagai basa. Soal ditrasi seperti ini dengan mudah dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus VN asam = VN basa. Dan reaksinya: 2LiOH + H2SO4 -> Li2SO4 + 2H2O Massa 90% LiOH yang sebenarnya dalam 0,293 g adalah = 90% x 0,293 g = 0,2637 g Mol LiOH = massa/Mr = 0,2637 / 24 = 0,0122 mol Dan mole ekuivalen LiOH adalah = 0,0122 x 1 = 0,0122 mol-eq Pada saat titik ekuivalen maka mol-eq H2SO4 akan sama dengan mol-eq LiOH shingga: Mol-eq H2SO4 = mol-eq LiOH V x N = 0,0122 mol-eq V x 0,310 = 0,0122 V = 0,0394 L = 39,4 mL Jadi volum 0,310 N H2SO4 yang dibutuhkan adalah 39,4 mL

3. 2. TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT Hasilnya akan berbeda bila asam lemah dititrasi dengan basa kuat. Titrasi 10 x 10-3 dm3 asam asetat 0,1 mol dm-3 dengan NaOH 0,1 mol dm-3 merupakan contoh khas (Gambar 9.2(b)). [1] Titik awal: vB = 0. pH di tahap awal lebih besar dari di kasus sebelumnya. *H++ = MA (9.49) adalah tetapan disosiasi asam asetat.

[2] sebelum titik ekivalen: sampai titik ekivalen, perubahan pH agak lambat. [3] pada titik ekivalen (vB = 10 x 10-3 dm3): pada titik ini hanya natrium asetat CH3COONa yang ada. [H+] dapat diperoleh dengan cara yang sama dengan pada saat kita membahas hidrolisis garam. [4] setelah titik ekivalen. [H+] larutan ditentukan oleh konsentrasi NaOH, bukan oleh CH3COONa. Perubahan pH yang perlahan sebelum titik ekivalen adalah akibat bekerjanya buffer (bagian 9.3 (d)). Sebelum titik ekivalen, terdapat larutan natrium asetat (garam dari asam lemah dan bas kuat) dan asam asetat (asam lemah). Karena keberadaan natrium asetat, kesetimbangan disosiasi natrium asetat CH3COOH H+ + CH3COO- (9.50) bergeser ke arah kiri, dan [H+] akan menurun. Sebagai pendekatan [CH3COO-+ = cS *HA+ c0. cS adalah konsentrasi garam, maka [H+]cS/ c0= Ka, [H+] = (c0/cS)Ka (9.51) Bila asam ditambahkan pada larutan ini, kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena terdapat banyak ion asetat maa asam yang ditambahkan akan dinetralisasi. CH3COOH H+ + CH3COO- (9.52) Sebaliknya, bila basa ditambahkan, asam asetat dalam larutan akan menetralkannnya. Jadi, CH3COOH + OH- H2O + CH3COO- (9.53) Jadi [H+] hampir tidak berubah.

4. Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH (biasanya kita singkat menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O Dan kurva titrasi antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M NaOH 50 mL dapat digambarkan sebagai berikut:

Kurva titrasi 0,1 M CH3COOH dengan 0,1 M NaOH Pada saat sebelum titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat asam asetat. HOAc adalah asam lemah sehingga dalam laruta tidak terdisosiasi sempurna, dan untuk mencari konsentrasi H+ nya kita menggunaka rumus pH asam lemah. 0,1 M HOAc dengan volume 50 mL memiliki pH sekitar 3. pH dihitung dengan rumus:

Setelah titrasi dijalankan dengan penambahan sedikit demi sedikit NaOH maa dalam larutan akan terbentuk NaOAc sebagai hasil reaksi antara NaOH dan HOAc. Dalam larutan sekarang terdapat HOAc yang belum bereaksi serta NaOAc sehingga terbentuk sistem buffer. pH larutan pun sedikit demi sedikit beranjak naik sebagai fungsi perubahan perbandingan [OAc-]/[HOAc]. Penambahan 10 mL NaOH 0,1 M pada analit HOAc akan merubah pH larutan menjadi 4,3 (hitung pH dengan persamaan Henderson-Hasselbalch).

pH = 5 + log 0,0167/0,067 pH = 4,3 Pada titik tengah titrasi dimana setengah dari jumlah total mol baik NaOH dan HOAc telah bereaksi maka konsentrasi OAc- akan sama dengan konsentrasi HOAc ( [OAC-] = [HOAc] ) sehingga pH nya akan sama dengan pKa yaitu 5.

pH = 5 + log 0,033/0,33 pH = 5 Pada titik ekuivalen, HOAc habis bereaksi dan sekarang kita mempunyai larutan NaOAc. NaOAc adalah garam yang dibangun dari basa kuat dan asam lemah, sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian dengan reaksi sebagai berikut: NaOAc -> Na+ + OAc-

OAc- + H2O

-> HOAc + OH-

Adanya OH- sebagai akibat hidrolisis parsial NaOAc akan menyebabkan pH larutan menjadi bersifat basa, sehingga pH pada titik ekuivalen titrasi asam lemah dan basa kuat adalah basa, dan pHnya ditentukan oleh konsentrasi NaOAc.

[OH-] = { (10exp-14/10exp-50 }exp1/2 . 0,05 [OH-] = 7.07.10-6 M pOH = -log 7.07.10-6 M = 5,15 pH = 14 5,15 = 8,85 Jadi pH larutan pada saat titik ekuivalen adalah 8,85. pH ini adalah berada pada trayek pH indicator pp oleh sebab itu titrasi asam asetat dengan NaOH dipakai indicator pp. Jika indicator MO dipakai maka warnanya akan berubah begitu titrasi dimulai dan secara gradual berubah menjadi warna pada kondisi basa pada sekitar pH diatas 6 sebelum titik akhir titrasi di capai. Oleh sebab itulah maka indicator titrasi asam lemah yang diapaki adalah indicator yang memiliki transisi perubahan warna pada kisaran pH 7 sampai 10 dan indicator pp memenuhi kriteria ini. Dengan penambahan NaOH maka OH- dari hasil hidrolisis NaOAc dapat diabaikan sebab OHdari NaOH yang akan mendominasi. Oleh sebab itu adanya penambahan NaOH maka pHnya ditentukan oleh konsentrasi OH- dari NaOH dengan demikian pHnya semakin naik ke pH basa.

Anda mungkin juga menyukai