Anda di halaman 1dari 8

BOOK REPORT

MULTI-MEDIA LEARNING

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran

disusun oleh : Nida Afifah (0807103)

PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

BAB I KARAKTERISTIK BUKU 1.1. COVER BUKU

1.2. IDENTITAS BUKU Judul Buku : MULTI-MEDIA LEARNING Penulis : Richad E. Mayer Penerbit : Cambridge University press Cetakan Pertama : 2001 Edisi Bahasa Indonesia ; Penyunting : Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si Penerjemah : Teguh Wahyu Utomo Editor : Utami Maska Desain Cover : Haetami El-Jaid Cetakan Pertama : Juli 2009 Penerbit : Pustaka Pelajar Dari sekian banyak media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sampai saat ini media multi-media merupakan media yang paling mutakhir dan terus mengalami perkembangan. Buku ini fokus membahas mengenai multi-media, mengemukakan prinsipprinsip dan aplikasinya, begitu pula buku ini banyak dijadikan referensi oleh para penullis buku mengenai pendidikan, pembelajaran, khususnya learning media. Buku ini menggali cara-cara dan mengemukakan alternatif proses

pembelajaran yang pada umumnya penyampaian pesan dilakukan secara verbal saja, misalnya melalui buku-buku cetak yang menjadi media utama menjelaskan materi-materi kepada learner (pembelajar). Demikian pula mengemukakan cara-cara melompati ambang batas verbal murni, yaitu salah satunya adalah dengan presentasi menggunakan multimedia. Buku ini memiliki orientasi teoritis sekaligus praktis mengenai multimedia learning berikut praktik medisain presentasi multi-media secara efektif. Ditinjau dari pengarangnya pun, Richard Mayer adalah seorang profesor psikologi, tidak mengherankan bahwa Multimedia Pembelajaran ditulis dengan gaya yang akademis. Demikian hal yang mengundang ketertarikan saya untuk membuat laporan mengenai buku yang sangat menarik ini.

BAB II ISI BUKU Pada awal bab buku ini dijelaskan mengenai pengertian multimedia dan kasus mendukung yang menyatakan bahwa learner lebih bisa memahami penjelasan jika disampaikan dalam kata-kata dan gambar-gambar dari pada hanya disajikan dalam kata-kata. Juga mengemukakan tiga kemungkinan hasil dari pembelajaran; tidak ada hasil pembelajaran sama sekali, pembelajaran yang buruk ( diindikasi kinerja transfer yang buruk dan kinerja retensi yang buruk), dan meaningful learning atau pembelajaran yang penuh makna. Sebagai tujuan dari proses pembelajaran yaitu hasil pembelajaran yang penuh makna maka akan bergantung pada aktivitas kognitif si murid daripada aktivitas prilakunya saat pembelajaran. Selanjutnya sebagai bahasan pokok pada buku ini, multimedia learning dikemukakan mulai dari definisi, maknanya bagi orang-orang dengan pandangan yang berbeda mengenai multi-media, dan menurut penulis bahwa multi media sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambargambar, dengan makna dari kata adalah materi yang disajikan dalm verbal form atau bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan, sedangkan gambar adalah materi yang disajikan dalam pictorial form atau bentuk gambar. Terdapat pula pandangan tentang desain multimedia yaitu pendekatan multimedia yang berpusat pada teknologi yaitu; pendekatan yang dimulai dengan kapabilitas-kapabilitas-kapabilitas fungsional dalm multimedia, dan pendekatan

berpusat ke-murid, pendekatan ini terpusat pada mereka yang sedang belajar dan dimulai dengan pengalaman bagaimana otak bekerja. Pemabahasan lainny mengenai metafora bagi multimedia learning (dua pandangan yang kontras terhadap multi-media learning), yaitu; Multimedia learning sebagai akuisisi informasi

Pandangan ini biasa juga disebut empty vessel atau kapal kosong, artinya otak siswa sebagai pembelajar seperti kotak kosong yang perlu diisi penuh oleh guru. Metafora ini terdapat ketidaksesuaian dengan konsep multi-media learning pada saat tujuan pembelajaran adalah untuk menambah informasi/meningkatkan pemahaman atas materi yang disajikan. Multi-media sebagai konstruksi pengetahuan

Pandangan ini menunjukan bahwa multi-media learning adalah aktivitas sensemaking atau penalaran masuk akal, tugas murid adalah memahami materi yang disajikan,aktif mencari pemahaman, mengindra pesan multi media dan mencoba menata lalu merepresentasikannya, kemudian tugas guru adalh membimbing murid dalam proses pemahaman (pemandu kognitif), sedangkan multi-media adalah sense-making guide yakni alat konstruksi bagi pengetahuan. Penulis buku menyatakan keberpihakannya pada paham multi-medi learning sebagai konstruksi pengetahuan.

Pada buku Richad E Mayer ini, setiap bab memperkenalkan prinsip, menggambarkan metodologi yang digunakan untuk mempelajarinya, dan merangkum hasil penelitian.

1. Prinsip Koherensi I. Pembelajaran murid jadi terganggu jika kata-kata dan gambargambar yang tidak sesuai, namun tidak relevan, ditambahkan ke pusat gramedia. II. Pembelajaran murid tergangu jika suara dan music menarik, namun tidak relevan , ditambahkan pada presentasi multi-media III. Pembelajaran murid meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multmedia 2. Prinsip Modalitas Orang belajar lebih baik bila isyarat yang menekankan pada organisasi material penting ditambahkan. Murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi dan text on the screen. 3. Prinsip redundansi Pembelajar dapat belajar dengan lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi, narasi dan teks. 4. Prinsip perbedaan Individual Pengaruh desain lebih kuat bagi murid-murid berpengetahuan rendah daripada murid-murid ayng berpengetahuan tinggi, dan bagi murid-murid dengan emampuan spatial tinggi daripada kemampuan spatial rendah. 5. Prinsip keterdekatan Ruang Orang belajar lebih baik bila kata-kata yang sesuai dan gambar yang disajikan dekat daripada jauh dari satu sama lain pada halaman atau layar. 6. Prinsip Keterdekatan Waktu

Orang belajar lebih baik bila kata-kata yang sesuai dan gambar disajikan secara bersamaan daripada berturut-turut. 7. Prinsip Segmentasi Orang belajar lebih baik bila pelajaran multimedia disajikan dalam segmen pengguna yang serba bukan sebagai unit kontinyu. 8. Prinsip Pra-pelatihan Orang-orang belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila mereka tahu nama dan karakteristik konsep utama. 9. Prinsip modalitas Orang-orang belajar lebih baik dari grafis dan narasi dari pada belajar dari animasi dan teks pada layar. 10. Prinsip Multimedia Orang-orang belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar dari pada hanya kata-kata saja. I. Prinsip Personalisasi Orang-orang belajar lebih baik dari multimedia pelajaran ketika kata-kata dalam gaya percakapan daripada gaya formal. II. Prinsip suara Orang belajar lebih baik ketika narasi dalam pelajaran multimedia diucapkan dengan suara manusia ramah daripada suara mesin. III. Prinsip Gambar Orang tidak selalu belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila gambar pembicara ditambahkan ke layar

BAB III KESIMPULAN Dengan mengungkap prinsip-prinsip pengadaan dan penggunaan multimedia, buku ini memiliki kekuatan materi dengan contoh-contoh kongkrit, meskipun contoh pembelajarannya adalah materi-materi ilmu alam, namun pada umumnya buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan karena intisari buku ini adalah umum dan aplikatif dalam hal multi-media learning. Buku Multi-media learning mengungkap apa saja yang seharusnya diperhatikan dan dipertimbangkan dalam proses pembuatan media, khususnya multi media. Adakalanya mitos-mitos dan kebiasaan lama dikupas dan dibandingkan dengan pandangan baru yang cerdas mengenai pembelajaran dan penyampaian pembelajaran misalnya dalam hal penyampaian verbal yang biasanya terlalu dominan, ataupun ketidak sesuaian komposisi media sehingga media tidak berfungsi efektif. Buku ini akan sangat tepat untuk dibaca oleh stakeholder pendidikan, bagi para profesor, guru, dan pelatih yang sering terlibat dengan desain slide, para public speaker, para instruktur, dan juga khususnya mahasiswa studi kependidikan,
karena tuntutan menjadi seorang guru sehingga sudah seharusnya menguasai kemampuan membuat media pembelajaran yang sesuai perkembangan zaman. Begitu pula dalam pembuatan tulisan mengenai multi-media learning buku ini cocok untuk dijadikan referensi karena dalam buku ini mengungkap hal ikhwal mengenai prinsi-prinsip dan aplikasi dan akan banyak teori-teori yang sangat layak untuk di-adaptasi.

Anda mungkin juga menyukai