Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern yang terkenal dengan sebutan “Era Globalisasi” ini, makin

dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Arus komunikasi saat ini datangnya melalui berbagai sumber, baik berupa media

cetak maupun elektronik. Hal tersebut makin menuntut semua orang untuk dapat

lebih terampil memilih dan memilah bahasa yang digunakan dalam komunikasi.

Dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki di bidang bahasa

setiap orang akan mampu mengarungi lajunya arus modernisasi dalam bidang

komunikasi dalam berbagai bentuk dan medianya.

Terkait dengan lajunya arus informasi dalam bidang komunikasi tersebut,

sudah pasti perkembangan IPTEK menuntut semua orang untuk mempersiapkan

diri dan membekali diri dengan bahasa tulis dalam menghadapi semuanya. Untuk

menopang kemampuan untuk melakukan komunikasi maka setiap orang harus

mulai dididik dan dibina sejak dini. Semua potensi atau talenta yang dimiliki

harus benar-benar dibina dan dikembangkan.

Jika kita berbicara masalah informasi maka kita tidak mungkin menghindar

dari berbicara alat komunikasi. Alat komunikasi adalah bahasa. Komunikasi itu

sendiri secara umum tampil dalam bentuk kalimat - kalimat sesuai kesepakatan

masyarakat pemakai bahasa. Seseorang yang membutuhkan informasi maka

secara pasti dia akan mencari berita. Berita - berita tersebut sebagaimana di awal,

1
tertuang dalam berbagai bentuk sarana, prasarana dan media, baik berupa media

cetak maupun elektronik. Disinilah dibutuhkan kejelian dan kemahiran seseorang

untuk membongkar informasi–informasi yang terurai dalam bentuk kalimat –

kalimat berita tersebut.

Dalam hal ini sekolah dasar yang merupakan pondasi yang bersifat sangat

strategis dan fundamental harus betul-betul mengambil bagian optimal, sebab di

sinilah segenap potensi yang mendukung komunikasi tersebut umumnya di

tempat yang formal.

Berdasarkan ragam yang digunakan, berita–berita tersebut dapat tersaji

dalam bentuk lisan maupun tulisan. Ragam tulisan dan lisan bisa tersaji melalui

media cetak maupun elektronik.

Sebelum timbulnya kemajuan teknologi di bidang komunikasi ini, banyak

anggapan yang mengatakan bahwa media cetak dan elektronik masih berdiri

sendiri secara terpisah. Artinya informasi–informasi tertulis hanya dapat tersaji

lewat media cetak seperti koran, majalah, buku – buku, prasasti dan lain – lain.

Namun akhir – akhir ini dikotomi semacam itu sudah tidak dapat dibenarkan lagi.

Lebih jauh jika mau dicermati tentang pertentangan pendapat tersebut

apabila dikaitkan dengan keberadaan media dan alat komunikasi saat ini dapat

kita ambil contoh yang mewakili. Penulis mengambil contoh dengan lingkungan.

Sebab di era sekarang penggunaan Hp (handphone) dan televisi merupakan

benda yang sangat dekat di lingkungan masyarakat. Melalui Hp dan televisi kita

bisa memperoleh informasi berupa berita–berita lisan maupun tertulis.

2
Dalam skripsi ini penulis tidak akan banyak bebicara tentang hal tersebut.

Yang diutamakan adalah usaha–usaha apa yang dapat dlakukan oleh para

pendidik dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami

informasi khususnya informasi tertulis dan menuangkannya kembali dalam

bentuk kalimat – kalimat berita.

Menulis, sebagaimana halnya keterampilan berbahasa yang lain,

merupakan suatu proses perkembangan yang terkait juga dengan tingkat

kematangan. Selain itu keterampilan menulis sangat terkait dengan pengalaman,

waktu, kesempatan dan latihan-latihan. Terkait dengan fungsinya sebagai alat

komunikasi tertulis maka tulisan-tulisan itu akan sangat bermanfaat jika dapat

memberikan informasi kepada orang lain (pembaca). Oleh karena itu dibutuhkan

tulisan-tulisan yang baik. Morris dalam Tarigan menjelaskan bahwa tulisan yang

baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif dan tepat guna

(2008:7).

Jika berbicara informasi maka tidak mungkin terlepas dari bahasa tulis

yang dituangkan sebagai kalimat berita. Oleh karena itubagian tersebut harus

benar-benar dilatihkan sejak dini. Sekolah Dasar dalam hal ini harus benar-benar

berupaya optimal dalam membina siswa. Pembinaan dapat dilakukan dengan

berbagai cara, seperti dengan menyuruh siswa mengungkapkan langsung berita-

berita terbaru yang mungkin pernah mereka dengar melalui berbagai sumber,

atau dengan menugaskan mereka membaca berita-berita surat kabar lalu menulis

kembali intisari dari berita tersebut.

3
Pada kenyataannya pengajaran menulis di Sekolah Dasar Negeri 39

Mataram khususnya kelas VI mengalami banyak kendala, baik yang berasal dari

dalam maupun dari luar diri siswa sendiri. Kendala yang berasal dari dalam diri

siswa dapat berupa masih kurangnya kemampuan siswa dalam mengolah kata-

kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi wacana.

Selain itu penulis temukan masih ada siswa yang tidak berani atau ragu untuk

menulis dengan menggunakan bahasanya sendiri karena mereka tidak

tahubagaimana cara mulai menulis. Begitu juga dalam penggunaan kosa kata,

dimana banyak kata-kata yang ditulis secara berulang. Contohnya adalah

penulisan kata ganti. Banyak diantara mereka yang menggunakan kata ganti yang

berbeda padahal yang dimaksudkan adalah orang yang sama.

Adapun alasan lain dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan menulis berita di kelas VI yang memiliki daya serap

berupa nilai rata-rata ketuntasan 60 serta dengan KKM (60).

Sehubungan dengan hal di atas penulis beramsumsi bahwa salah satu

langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

memahami dan menulis kembali pokok – pokok berita adalah melalui metode

diskusi model Student Teams Achievement Division (STAD). Metode tersebut

dianggap dapat membantu proses pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan (pembelajaran PAKEM). Dengan demikian diharapkan hasil

yang diperoleh lebih baik dan memuaskan.

B. Rumusan Masalah

4
Berangkat dari pemaparan pada latar belakang di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan

menulis berita dengan pembelajaran kooperatif model STAD siswa kelas VI

SDN 39 Mataram Tahun Pelajaran 2022/2023 ?“.

C. Hipotesis Penelitian / Tindakan

Berdasarkan permasalahan di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah “jika pembelajaran kooperatif model student teams achievement divisions

dapat dilaksanakan dengan optimal, maka kemampuan siswa menulis berita akan

meningkat“.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN 39 Mataram tahun pelajaran

2022/2023 dalam menulis berita dengan menggunakan pendekatan kooperatif

model Student Teams Achievement Division (STAD).

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran menulis berita

b. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara menulis berita

c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis berita

2. Bagi Guru / Peneliti

5
a. Dapat dijadikan pedoman dalam memperbaiki strategi pembelajaran

melalui optimalisasi penggunaan keterampilan bimbingan kelompok

diskusi, baik kelompok maupun diskusi kelas.

b. Sebagai motivasi untuk menemukan dan menggunakan metode baru.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui hasil yang diperoleh

siswa setelah selesainya proses pembelajaran.

b. Dapat dijadikan acuan oleh teman sejawat dalam melakukan

pembelajaran yang sejenis.

6
7

Anda mungkin juga menyukai