Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN DAN TIK

“MEDIA BERBASIS MANUSIA DAN MEDIA VISUAL”

Oleh :

RONI LAKSAMANA (186610827)

DOSEN PENGAMPU : Romi Cendra, S.Pd., M.P.d.i

JURUSAN PENJASKESREK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, dan
hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Media
Berbasis Manusia dan Media Visual” sebagai tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan Tik.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatannya. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis ucapkan kepada Rasulullah saw yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan
ke zaman yang berilmu pengetahuan. Selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Media Pembelajaran dan Tik bapak Romi Cendra, S.Pd., M.P.d.i yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
kalimat maupun bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala
saran dan kritikan dari pembaca agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Media Pembelajaran dan Tik yang berjudul
"Media Berbasis Manusia dan Media Visual" dapat memberikan manfaat bagi pembaca
terutama bagi penulis.

Pekanbaru, 6 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Berbasis Manusia

2.2 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran

2.3 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates

2.4 Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif

2.5 Media Berbasis Visual

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media merupakan alat atau perantara untuk memudahkan seseorang memberikan pesan
kepada orang lain. Jika kata media, dikaitkan dengan pendidikan maka media tersebut
bermakna alat atau perantara yang digunakan untuk memudahkan pendidikan baik dalam hal
proses belajar, mengajar, dan belajar mengajar. Media pendidikan berkembang dari dulu
hingga sekarang mengikuti keadaan zaman. Banyak media pendidikan yang dapat dijadikan alat
untuk memudahkan pendidikan, dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang bersifat
modern.

Beragamnya media pendidikan berarti menunjukkan berkembangnya penggunaan media.


Seiring dengan perkembangannya, maka penggunaannya pun sangat beragam. Dimulai dari
yang klasik seperti media berbasis manusia yang menjadikan manusia langsung sebagai media,
maupun media yang modern seperti media yang berbasis komputer yang menjadikan komputer
sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan. Dibawah ini adalah pembahasan mengenai
macam-macam media pendidikan dan cara menggunakannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Media Berbasis Manusia ?

2. Bagaimana langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran ?

3. Bagaimana langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates ?

4. Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif ?

5. Apa itu Media Berbasis Visual?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Media Berbasis Manusia.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates.

4. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif.

5. Untuk mengetahui apa itu Media Berbasis Visual.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan
mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial
Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang
timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka anatar-manusia
agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”.

Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara
langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat
mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan
menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau
instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai
menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat
dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan
terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami
pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur
manusia-sebagai media-secara intuitif adapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberikan
pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.

2.2 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat
pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah
dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah
rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Masalah yang relevan;


2. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;

3. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan
bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;

4. Tuntutan eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah,
perannya adalah:

a. Meksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya;

b. Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu;

c. Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas;

d. Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang
lalu yang berisikan masalah yang serupa. Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana;

e. Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan
masalah;

f. Gunakan representasi grafik masalah itu yang dihubungkan dengan uraian verbal.

5. Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;

6. Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.

2.3 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates

Meskipun pada hakikatnya pelajaran yang berpusat pada masalah sejalan dengan teknik
pertanyaan ala Socrates (karena pelajaran yang berpusat pada masalah di mulai dengan
mengajukan pertanyaan), teknik pertanyaan lain dapat digunakan untuk menggugah pikiran
siswa dan mendorongnya untuk berpikir. Pertanyaan dapat diajukan bukan hanya dari guru,
tetapi juga dari siswa. Yang terpenting adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar
pikirannya dapat berkembang melalui penyelidikan kognitif.

Penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-
gagasan melalui penggunaan pertanyaan pertanyaan pancingan. Sebagai suatu teknik
pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditatar dengan baik. Instruktur yang menggunakan teknik
ini harus belajar bagaimana mendengar dengan hati-hati apa yang ditanyakan dan dibahas, dan
menuntun diskusi dengan cara bermakna yang menampilkan alasan dan bukti. Ia juga harus
membantu siswa untuk menemukan implikasi, konsekuensi, dan jalur pemecahan. Langkah-
langkah teknik pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis,


mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:

· Bagaimana cara mengubah sikap negatif personalia di jurusan kita?

· Bagaimana tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar?

· Mengapa jarang sekali siswa bercita-cita untuk berprofesi di bidang pendidikan/keguruan?

b. Mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi.
Siswa kemudian dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu
dan gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.

c. Menentukan apakah siswa harus belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok,


perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.

2.4 Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif

Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah
ranvangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam
proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang
terstruktur dengan baik bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk
percobaan mental dan pemecahan masalah yang kreatif. Di samping itu, pelajaran interaktif
mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar
dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif
dikemukakan langkah-langkah berikut:

a) Mengidentifiksi pokok bahasan pelajaran;

b)Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan


siswa harus dikuasai;

c) Membaca / mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana dialog-dialog


interaktif adapat digabung dan disisipkan;

d) Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau
strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalis, mensitesis, mengevaluasi, atau
membuat keputusan;

e) Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif;

f) Menetapkan butir-butir diskusi penting; butir-butir penting ini dapat disajikan setelah
melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategis lainnya.

Beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penarik perhatian adalah: (a) memulai
pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang relevan dengan siswa-
bagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan informasi baru ini, (b)
menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan merekadapat dikerjakan; dan (c)
memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan masalah yang memusatkan
perhatian terhadap informasi yang musti dipelajari oleh siswa.

Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk. Berikut ini


dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif. Pembelajaran partisipatori yaitu jenis
pembelajaran yang yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa. Guru
kemudian mengelompokkan, mengevalusasi, dan membahas hasil curah pendapat itu bersama
dengan siswa. Pembelajaran main peran dimulai dengan main peran yang diberi tahapan
dengan pelaku yang terdiri atas siswa dengan suka rela. Setelah bermain peran, butir-butir
informasi penting dibahas dan akhirnya disimpulkan. Pembelajaran kuistim dimulai dengan
mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-
kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Teknik
bukan saja meriah tetapi juga membantu menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih
berkonsentrasi ketika mereka mengetahui bahwa mereka akan ditanya, dan mereka berusaha
untuk memberikan yang terbaik untuk timnya. Pembelajaraan kooperatif menciptakan tim-tim
atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau
pengetahuan khusus.

Secara konseptual, siswa akan belajar lebih baik dan lebih banyak jika mereka harus atau
bertanggungjawab untuk mengajarkan pesan atau informasi kepada yang lainnya. Debat
terstruktur amat bermanfaat apabila ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang
berlawanan. Pertama-tama isu diuraikan kepada siswa. Siswa kemudian ditunjuk (atau memilih)
posisi pada pandangan yang sesungguhnya bertentangan dengan pandangan merek sendiri.
Setiap tim mempersiapkan butir-butir yang mendukung pandangan yang dibelanya. Kemudian
tim bergantian menyajikan posisi dan dukungan argumentasi timnya. Kegiatan ini diikuti
dengan pembahasan oleh guru mengenai isu yang diperdebatkan. Pembelajaran 99 detik
merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan
meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih
dari 99 detik. Organisasi ringkasan tersebut memuat butir-butir penting keseluruhan informasi.

2.5 Media Berbasis Visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui
elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
niat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi afektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa
harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa : (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-
hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi material; (c) peta yang menunjukkan hubungan-
hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan
chart(bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan
seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk
penggunaan afektif media berbasis visual sebagai berikut.

1. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan
dan diagram. Gambar realitas harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci
dengan realism sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa
untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.

2.Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

3.Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit
demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

4. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian
visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan
dengan hati-hati. Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk menggantinya,
kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan
memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada
informasi penting secara rinci.

5.Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan


menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.

6. Hindari visual yang tak berimbang.

7. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

8. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.


9. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.

10. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan afektif apabila :
(a) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (b)
jumlah aksi terpisah yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar
sebaiknya terbatas, dan (c) semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistic
sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.

11. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari
unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.

12. Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk; (a) menambah informasi
yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan, dan lain-lain, (b) memberi nama
orang, tempat, atau objek, (c) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual
sebelum atau sesudahnya, dan (d) menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang
kerjakan, pikirkan, atau katakana.

13. Warna harus digunakan secara realistic.

14. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
membedakan komponen-komponen.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan
mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial
Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang
timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka anatar-manusia
agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”. Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran :
Merumuskan masalah yang relevan. Langkah-langkah Tekink Pembelajaran adalah
Mengidentifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka. Langkah-Langkah Untuk
Mengembangkan Pelajaran Interaktif sebagai berikut: Mengidentifiksi pokok bahasan pelajaran.

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui
elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
niat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi afektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa
harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

3.2 Saran

Penulis menyadarai makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.Guna membangun untuk kebaikan makalah
penulis selanjutnya.Dan harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.       

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algensindo

http://www.slideshare.net/dewii24/makalah-pemanfaatan-dan-penggunaan-media-
pembelajaran-2

http://simba-corp.blogspot.com/2012/03/penggunaan-media.html

Anda mungkin juga menyukai