Anda di halaman 1dari 8

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Dalam mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh diperlukan suatu komponen gas dan unsur vital yaitu oksigen (O2). Adapun penyampaian oksigen ke jaringan tubuh yang ditentukan oleh : 1. SISTEM RESPIRASI / PERNAFASAN Terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernafasan di otak. Pada frekuensi pernafasan normalnya antara 16-24 x/menit. Langkah-langkah proses oksigenasi : a) Ventilasi Yaitu proses keluar masuknya udara dari paru-paru dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500ml. Factor yang mempengaruhi ventilasi : Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan / obstruksi jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari paru-paru dan ke paru-paru. Adekuatnya system saraf pusaat dan pusat pernafasan. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru. Kemampuan otot-otot pernafasan, seperti diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta, dan otot abdominal. b) Perfusi paru Yaitu gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah memperfusi paru bagian respiarsi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung dan bersifat fleksibel serta mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume / tekanan darah sistemik. Keadaan ventilasi dan perfusi mempengaruhi adekuatnya pertukaran gas dalam paru.

Besarnya rasio ini menunjukkan keseimbangan pertukaran gas, misalnya jika ada penurunan ventilai maka rasio V/Q akan menurun sehingga darah mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksogen. Demikian halnya dengan perfusi kepiler terganggu sedangkan ventilasinya adekuat, maka terjadi peningkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan rendah. c) Difusi Yaitu pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan CO2 terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Perbedaan tekanan pada area membrane respirasi akan mempengaruhi proses difusi. 2. SISTEM KADIOVASKULAR Kemempuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kepiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium dextra kemudian masuk ke dalam ventrikel dextra melaui katup trikuspidalis. Kemudian keluar ke arteri pulmonalis melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru untuk di difusi oleh darah. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium sinistra dan bersirkulasi secara sistemik sehingga tidak adekuatnya sirkulasi, sistemik berdampak pada kemampuan transport gas O2 dan CO2. 3. HEMATOLOGI Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan paru-paru. Sekitar 97% CO2 dalam darah dibawa eritrosit yang berkaitan dengan hemoglobin dam 3% CO2 larut dalam plasma. Reaksi pengikatan Hb dengan O 2 adalah Hb + O2 Hb O2 (oksihemoglobin). Anifitas / ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Jadi besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.

Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen 1. Faktor fisiologi a) Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada anemia. b) Menurunnya konsentrasi O2 yagn diinspirasi pada obstruksi saluran nafas bagian atas. c) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu. d) Meningkatnya metabolisme. e) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada. 2. Faktor perkembangan a) Bayi premature : disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan. b) Bayi dan Toddler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan. c) Anak usia sekolah dan remaja : infeksi saluran pernafasan dan merokok. d) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress berakibat penyakit jantung dan paru-paru. e) Dewasa tua : proses penuaan yang mengakibatkan kemunginan arteriosclerosis, elastisitas menurun, menurunnya ekspansi jantung. 3. Faktor perilaku a) Nutrisi : pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk, menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arteriosclerosis. b) Exercise : meningkatkan kebutuhan oksigen. c) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner. d) Substance abuse : intake nutrisi menurun, Hb menurun, alcohol menyebabkan depresi pusat pernafasan. e) Kecemasan : berakibat metabolisme meningkat. 4. Faktor lingkungan a) Tempat kerja (polusi) b) Suhu lingkungan c) Ketinggian tempat dari permukaan laut

Perubahan Fungsi Jantung Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen 1. Gangguan konduksi 2. Perubahan cardiac output 3. Kerusakan fungsi katup 4. Myocardial Iskhmialinfark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium. Perubahan Fungsi Pernafasan 1. Hiperventilasi Adalah upaya tubuh meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Penyebab : Kecemasan Infeksi / sepsis Keracunan obat Ketidakseimbangan asam basa seperti pada osidosis metabolic. Tanda-tanda dan gejala : Takirodia nafas pendek Nyeri dada Konsentrasi menurun Disorientasi Tinnitus 2. Hipoventilasi Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Tanda-tanda dan gejala : Nyeri kepala Penurunan kesadaran Kejang Ketidakseimbangan elektrolit Kardiakdisritmia

3. Hipoksia Adalah tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatkannya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Penyebab : Menurunnya Hb Berkurangnya konsentrasi O2 Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 menurunnya difusi dari alveoli ke dalam darah menurunnya perfusi jaringan kerusakan atau gangguan ventilasi Tanda-tanda dan gejala : Kelelahan Kecemasan Nadi meningkat Pernafasan cepat dan dalam Sesak nafas Sianosis Konsentrasi menurun Clubbing Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi Dignosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah : 1. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran nafas. Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan secret / slem sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernafasan dalam rangka mempertahankan saluran pernafasan. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Menurunnya energi dan kelelahan. b) Infeksi trakheobronkhial. c) Gangguan kognitif dan persepsi. d) Trauma. e) Bedah thoraks.

Kemungkinan data yang ditemukan : a) Suara nafas tidak normal. b) Perubahan jumlah pernafasan. c) Batuk. d) Sianosis. e) Demam. f) Kesulitan bernafas. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a) ARDS, cystic firosis. b) Pneumonia, injuri dada. c) Ca. paru, gangguan neuromuskuler. d) COPD. Tujuan yang diharapkan : a) Saluran pernafasan pasien menjadi bersih. b) Pasien dapat mengelurkan secret. c) Suara nafas dan keadaan kulit kembali normal. 2. Tidak efektifnya pola pernafasan Definisi : kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Obstruksi tracheal. b) Perdarahan aktif. c) Menurunnya ekspansi paru. d) Depresi pusat pernafasan. e) Kelemahan otot pernafasan. Kemungkinan data yang ditemukan : a) Perubahan irama pernafasan dan jumlah pernafasan. b) Dispnea. c) Penggunaan otot tambahan pernafasan. d) Suara pernafasan tidak normal. e) Batuk disertai dahak. f) Menurunnya kapasitas vital. g) Kecemasan.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a) Penyakit kanker, infeksi pada dada. b) Penggunaan obat dan keracunan alcohol. c) Trauma dada. d) Myasthenia gravis, Gullian Barre Syndrome. Tujuan yang diharapkan : a) Pasien dapat mendemonstrasikan pola pernafasan yang efektif. b) Data objektif menunjukkan pola pernafasan yang efektif. c) Pasien merasa lebih nyaman dalam bernafas. 3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh Definisi : kondisi di mana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Vasokontriksi. b) Hipovolemia. c) Thrombosis vena. d) Menurunnya aliran darah. e) Edema. f) Perdarahan. g) Immobilisasi. Kemungkinan data yang ditemukan : a) Edema. b) Pulsasi perifer kecil. c) Capilarry refill lambat. d) Perubahan warna kulit / pucat. e) Menurunnya sensasi. f) Penyembuhan luka lama. g) Cyanosis. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a) CHF. b) Infark miokardial. c) Peradangan pada jantung. d) Pipertensi.

e) Syok. f) COPD. Tujuan yang diharapkan : a) Menurunnya infusiensi jantung. b) Suara pernafasan dalam keadaan normal. 4. Gangguan pertukaran gas Definisi : suatu kondisi di mana pasien mengalami penurunan pengiriman oksigen dan karbondioksida diantara alveoli paru dan system vaskuler. Kemungkinan berhubungan dengan : a) Penumpukan cairan dalam paru. b) Gangguan pasokan oksigen. c) Obstruksi saluran pernafasan. d) Bronkhospasme. e) Atelaktasis. f) Edema paru. g) Pembedahan paru. Kemungkinan data yang ditemukan : a) Sesak nafas. b) Penurunan kesadaran. c) Nilai AGD tidak normal. d) Perubahan tanda vital. e) Sianosis / takhikardia. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a) COPD. b) DHF. c) Asma. d) Pneumonia. Tujuan yang diharapkan : a) Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas. b) Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan pertukaran gas seperti : tanda vital, nilai AGD, dan ekspresi wajah.

Anda mungkin juga menyukai