Anda di halaman 1dari 8

BAB X Dhaman dan Khafalah A. DHAMAN 1.

Pengertian Dhaman Dhaman yaitu jaminan yang dinyatakan oleh seseorang kepada pihak yang memerlukannya, baik berupa jaminan uang, maupun jaminan barang. Contoh : a. A menjamin untuk membayar utang B kepada C. maka C boleh menagih kepada A, dan A harus melunasi utang yang dijaminnya manakala sudah jatuh tempo. b. A menjamin untuk mengembalikan barang yang dipinjam oleh B dari C. maka A wajib mengembalikan kepada C. c. A menjamin untuk mendatangkan barang buktu dalam suatu perkara di penagadilan. 2. Hukum Dhaman Dhaman hukumnya mubah ( boleh ), dan apabila situasi membutuhkan adanya jaminan, maka hukumnya menjadi sunnah. Pinjaman hendaklah dikembalikan, dan orang yang menanggung hendaklah membayar. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud) 3. Rukun Dhaman a. b. c. d. e. Orang yang berutang Orang yang berpiutang Orang yang menjamin pembayaran utang Barang atau uang Lafal jaminan

4. Syarat-syarat Dhaman a. Orang yang menjamin hendaklah baligh, berakal, atas kehendak sendiri. b. Utang atau barang yang dihadirkan atau orang yang dihadirkan harus diketahui ukurannya, keadaan dan jumlah serta waktunya dan tetap keadaannya. c. Jaminan tidak mengandung penipuan. d. Jaminan tidak merupakan kewajiban orang yang menjamin. e. Jaminan harus pasti. f. Masing-masing pihak tidak boleh berkhianat.

B. KAFALAH 1. Pengertian Kafalah Kafalah adalah sinonim dari Dhaman, yaitu jaminan atau tanggungan seseorang kepada pihak lain yang memerlukannya. Perbedaan dari Kafalah dengan Dhaman, Kalau Dhaman adalah tanggungan harta, maka kafalah adalah tanggungan badan yang terkenal dengan Tanggungan muka. 2. Hukum Kafalah Jumhur Ulama membolehkan adanya tanggungan badan berdasarkan ketentuan syara, apabila disebabkan oleh harta. Kecuali Imam SyafiI berpendapat bahwa tanggungan itu tidak boleh. Fuqaha yang membolehkan tanggungan beralasan kepada sabda Nabi saw.: Penanggung itu menanggung kerugian. C. HIKMAH DHAMAH DAN KAFALAH 1. Dhaman dan Kafalah dapat mendidik manusia bahwa selain harus bertanggung jawab pada dirinya, juga bertanggung jawab atas nasib orang lain, tidak boleh membiarkan orang lain sengsara. 2. Sebagai suatu bentuk hubungan kerja sama yang baik dalam menyelesaikan sesuatu masalah di masyarakat. 3. Mempermudah proses atau mekanisme kerja. 4. Bentuk tolong-menolong terhadap orang lain yang sangat membutuhkan pertolongan.

BAB XI Riba, Bank, Asuransi, dan Tabungan A. RIBA DAN HIKMAH DILARANGNYA

1. Pengertian dan Hukum Riba Riba menurut bahasa berarti al-ziyadah ( tambahan ). Menurut istilah, riba adalah suatu bentuk tambahan pembayaran tanpa ada ganti / imbalan sebagai syarat terjadinya transaksi jual utang-piutang atau pinjam-meminjam. Memberikan utang dengan syarat adanya tambahan merupakan praktik eksploitasi (pemerasan) si kaya terhadap si miskin. 2. Macam-macam Riba Riba (nilai lebih) yang diharamkan dalam proses pinjammeminjam atau dalam utang-piutang tersebut, macam-macamnya sebagai berikut : a. Riba Fadhi, yaitu menukarkan dua jenis barang yang kuantitasnya sama tetapi kualitasnya berbeda b. Riba Qardh, yaitu menarik keuntungan dari barang yang dipinjamkan atau diutangkan c. Riba Nasa ( Nasiah ), yaitu riba yang terjadi karena adanya penundaan waktu pembayaran, dengan menetapkan adaya dua harga yaitu harga kontan atau harga yang dinaikkan karena pembayaran tertunda. 3. Hikmah Dilarangnya Riba Allah mengharamkan riba tentu banyak hikmahnya, antara lain disebabkan: a. Riba dapat mengkikis sifat belas kasih dan rasa kemanusiaan serta dapat menimbulkan permusuhan antar sesama manusia b. Riba dapat memupuk sifat enak sendiri, mementingkan diri sendiri, dan memperkaya diri tanpa upaya yang wajar, rela melihat orang lain menderita. c. Riba dapat menjauhkan diri dari Allah. d. Riba sebagai salah satu bentuk penjahatan manusia terhadap manusia lainnya. 4. Menjauhi Praktik Riba Praktik riba dalam bentuk apa pun pasti membawakan madharat (kesulitan) da mafsadat (kerusakan) bagi pihak-pihak yang mempraktikkannya. Karenanya Allah mengharamkan riba. B. PRAKTIK DAN HUKUM BANK 1. Pengertian dan Tujuan Bank

Yang dimaksud dengan bank ialah sebuah lembaga keuangan uang bergerak menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian dana tersebut disalurkan kepada yang memerlukan dengan system bunga. Tujuan bank ialah untuk membantu masyarakat yang memerlukan, baik berupa uang maupun barang berharga lainnya. 2. Jenis-jenis Bank a. Bank Primer, yaitu bank yang mempunyai fungsi sebagai perantara dan dapat juga menciptakan serta menghancurkan uang. b. Bank Sekunder, yaitu bank yang berfungsi sebagai perantara saja. Dilihat dari fungsi, tugas dan operasionalnya, bank juga dapat dikelompokkan: a. Bank Sentral, yaitu sebuah bank milik Negara sebagai sendi perekonomian pemerintah b. Bank Umum, yaitu bank yang mengumpulkan dananya terutama dalam bentuk simpanan dan deposito. c. Bank Pembangunan, yaitu bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluarkan surat-surat berharga berjangka menengah dan panjang dapat dinegosiasikan. d. Bank Dagang, yaitu sebuah bank dengan tujuan selain melakukan usaha bank pada umumnya juga menyediakan kredit bagi pengusaha-pengusaha nasional untuk mengembangkan usahannya. e. Bank Tabungan (Tabungan Post), yaitu suatu bank yang berusaha mendorong masyarakat untuk menabung uangnya berupa Current account (bantuk pencatatan/laporan pemasukan dan pengeluaran uang). f. Bank Hipotik, yaitu sebuah bank yang melakukan karya pembangunan dan kemakmuran dengan suatu jaminan. g. Bank Asuransi Agraria, yaitu sebuah bank yang memberikan pinjaman. h. Bank Pertanian-Bank Tani, yaitu sebuah bank yang memberikan pinjaman kepada para petani untuk mengembangkan usahan dan memenuhi kebutuhan mereka. i. Bank Industri, yaitu bank yang memeberi layanan peminjaman untuk kepentingan perindustrian dan pertambangan. Dilihat dari penerapan system bunga dan landasan administrasinya, bank dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Bank Konvensional ( Convensional Bank ), yaitu sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang memerlukan. b. Bank Islam, yaitu sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum syariat Islam 3. Hukum Bank dan Perbandingan antara Bunga Bank dengan Riba a. persamaanya, bahwa keduanya sama-sama merupakan tambahan pembayaran atas pinjaman sesuai dengan ketentuan atau kesepakatan antaea pihak yang meminjam dengan pihak yang memberikan pinjaman. b. Perbedaannya, kegiatan yang dilakukan bank tidak hanya memberikan pinjaman tetapi juga menerima simpanan. 4. Bank yang Sesuai Syariat Islam Yang dimaksud dengan bank yang sesuai dengan syariat Islam adalah bank yang praktik operasionalnya didasarkan kepada Al-Quran dan Al-Hadits.

5. Produk-produk Bank Syariah Bank Islam menggunakan beberapa cara yang bersih dari unsure riba, antara lain sebagaimana di bawah ini: a. Wadiah ( titipan uang, barang, dan surat-surat berharga atau deposito) b. Mudharabah ( kerjasama antara pemilik mofal dengan pelaksana atas dasar perjanjian profit dan sharing ) c. Musyarakah / syirkah ( persekutuan antara pihak bank dengan pengusaha dalam saham pada usaha patungan ) d. Murabahah ( jual beli barang dengan tambahan harta atau cost plus atas dasar harga pembelian yang pertama secara jujur ) e. Qardl hasan (pinjaman yang baik atau bank memberikan pinjaman tanpa bunga) C. PRAKTIK HUKUM DAN ASURANSI 1. Pengertian dan Tujuan Asuransi

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 dinyatakan bahwa asuransi ialah sebagai bentuk persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh pihak yang dijamin. Pada umumnya tujuan asuransi ini adalah untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama melalui semacam iuran yang dikoordinir oleh asurator. 2. Asuransi Yang Islami Asuransi pada umumnya termasuk kajian ijtihadiyah, sebab di dalam Al-Quran dan Sunnah tidak ditemukan hukumnya secara eksplisit. Dalam buku Masail Fiqhiyah karangan Masjfuk Zuhdi dinyatakan, bahwa di kalangan ulama dan cendikiawan muslim terdapat empat pendapat mengenai hukum asuransi ini: a. Pendapat pertama mengharamkan segala bentuk asuransi yang ada sekarang ini, termasuk asuransi jiwa. Dasar yang digunakan, antara lain ialah: 1. Asuransi pada hakikatnya sama dengan judi 2. Mengandung unsure tidak jelas dan tidak pasti 3. Mengandung unsure Riba 4. Mengandung unsure eksploitasi 5. Premi-premi yang telah dibayarkan oleh para pemegang polis 6. Asuransi termasuk akad sharfi, jualbeli atau tukar menukar mata uang tidak dengan tunai 7. Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, yang berarti mendahului takdir tuhan b. Pendapat kedua menyatakan kebolehannya semua asuransi dalam praktik sekarang ini. Alasan yang mereka pakai antara lain: 1. Tidak ada nash Al-Quran dan Hadist melarang asuransi 2. Adanya kesepakatan / kerelaan kedua belah pihak 3. Saling menguntungkan kedua belah pihak 4. Mengandung unsure kepentingan umum ( Maslahah ammah ) 5. Asuransi termasuk akad mudharabah 6. Asuransi termasuk koperasi ( syirkah ta awuniyah ) 7. Diqiyaskan ( analogi ) dengan system pension, seperti Taspen. c. Pendapat ketiga membolehkan asuransi yang bersifat social dan mengharamkan yang bersifat kormesial.

d. Pendapat keempat menganggap asuransi sebagai syubhat, karena tidak ada dalil syari yang secara jelas mengharamkan dan menghalalkannya.

D. PRAKTIK DAN HUKUM TABUNGAN 1. Pengertian dan Tujuan Menabung Yang dimaksud menabung ialah mnyimpan uang sebagai tabungan, celengan, atau simpanan. Adapun tujuan menabung ialah mempersiapkan masa depan yang lebih baik. 2. Hukum Menabung Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk hidup hemat dan cermat. 3. Macam-macam Tabungan a. Tabanas ( Tabungan Pembangunan Nasional ) merupakan tabungan yang bersifat bebas dari masyarakat, tidak terikat oleh waktu, jumlah penyetoran dan jumlah penarikan atau pengambilan. b. Taska ( Tabungan Asuransi Berjangka ), merupakan tabungan yang sudah ditentukan besarnya tabungan dan jangka waktunya. c. Deposito, adalah tabungan masyarakat pada bank yang hanya dapat diambil kembali setelah jangka waktu yang dibuat dalam perjanjian berakhir. d. Tappelpram ( Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka ), yaitu merupakan tabanas khusus bagi para pemuda, pelajar dan pramuka.

4. Hikmah dan Manfaat Menabung a. 1. 2. 3. 4. 5. Hikmah dan manfaat menabung bagi penabung Merupakan salah satu pembentukan modal Membiasakan hidup hemat Membiasakan mengatur kehidupan secara berencana Menyiapkan kebutuhan yang tak terduga Merintis modal bagi kelompok secara bersama-sama dan gotong royong

6. Sebagai realisasi dalam menjalankan ajaran tentang keharusan hidup hemat ( tidak boros )

Islam

b. Hikmah dan manfaat menabung bagi masyarakat dan Negara 1. Menambah kuatnya investasi modal 2. Membina hidup secara gotong royong 3. Semakin mantap dan kuatnya ekonomi Negara 4. Semakin pesat lajunya pembangunan 5. Mencegah dan mengurangi praktik-praktik renten 6. Dapat mempertinggi income perkapita 5. Membiasakan Menabung Kegiatan menabung adalah salah satu kegiatan positif, maka bagi orang yang rajin menabung akan dapat tertolong dengan tabungannya. Bagi pelajar kebiasaan menabung, selain mempersiapkan hari esok juga berarti hidup hemat.

Anda mungkin juga menyukai