Anda di halaman 1dari 58

HERNIA INGUINALIS, HIDROCELE, UNDESCENSUS TESTICULORUM

Pembimbing : Prof. DR. Chairul Ismael, dr., Sp.B., Sp.BA.


OLEH :

Sudira Ependi Adhi Dwiyana H Rova Martika

HERNIA INGUINALIS

DEFINISI
Hernia adalah suatu protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia terdiri dari : cincin, kantong, dan isi

Bagian Hernia

Hernia inguinalis adalah keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan

EPIDEMIOLOGI
Jenis tersering dari seluruh hernia abdominal terjadi di daerah inguinal/ lipat paha yaitu 75% Banyak terjadi pada laki-laki Meningkat seiring usia Hernia indirect > direct (3:1)

ETIOLOGI
Kongenital : pada anak-anak - processus vaginalis masih terbuka Akuisita - tekanan intraabdomen meningkat
o Batuk kronik, hipertropi prostat, konstipasi, asites

- kelemahan otot dinding perut


o Usia semakin bertambah o Post appendictomy yang disertai komplikasi kerusakan N. Iliofemoralis

KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya : - kongenital (bawaan) - akuisita (didapat) Berdasarkan letaknya : - hernia inguinalis Indirect / lateralis - hernia inguinalis Direct / medialis

Berdasarkan sifatnya :
o Reponible : isi dapat keluar (bila berdiri, mengedan, batuk, bersin) masuk (bila berbaring/didorong masuk perut) o Ireponible : isi tidak dapat keluar masuk Akreta Inkarserata Strangulata

HERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIRECT


Keluar dari rongga peritoneum melalui Anulus Inguinalis Internus (sebelah lateral A.V. Epigastrika Inferior) kanalis inguinalis anulus inguinalis eksternus

Bisa berlanjut menjadi : hernia skrotalis atau hernia labialis

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIRECT


Biasanya tampak karena kelemahan fascia transversalis defect atau

Menonjol langsung ke depan melalui trigonum Hasselbach (dibatasi oleh ligamentum inguinale, A. epigastrika inferior, conjoint tendon)

GEJALA KLINIS
Benjolan di lipat paha Nyeri di epigastrium/periumbilikal nyeri viseral karena regangan pada mesenterium Mual, muntah timbul bila terjadi inkarserasi

PEMERIKSAAN FISIK
FINGER TIP TEST
Os dalam posisi berbaring Masukkan 1 jari kita melalui pangkal skrotum untuk mencari anulus inguinalis eksternus Minta os mengedan :
Bila benjolan menyentuh jari HIL Bila benjolan di samping jari HIM

Pada Bayi dan Wanita


Tidak bisa dengan FTT Letakkan jari di atas Anulus Inguinalis eksternus Minta os mengedan bila pada bayi dibuat nangis Bila benjolan menyentuh jari kita HIL

PENATALAKSANAAN
Reposisi
Dilakukan secara bimanual

Operatif
Herniotomi
Pemotongan leher hernia

Hernioplasty
Memperkecil anulus inguinalis internus Memperkuat fascia transversa Menjahit conjoint tendon

Metode hernioplasty
Basini
Memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup, dan memperkuat fascia transversa Menjahit conjoint tendon dengan lig. Paupart

Mc. Vay
Menjahit conjoint tendon dengan lig. Cooper/lig. Iliopectineal

HIDROKEL

PENDAHULUAN
Definisi Hidro = Air

Cell = rongga/celah

Kumpulan cairan di dalam prosessus vaginalis yang menghasilkan pembengkakan di daerah inguinalis atau skrotum Kumpulan cairan serosa yang dihasilkan dari suatu defek atau iritasi tunika vaginalis pada skrotum

PATOFISIOLOGI
Selama janin berkembang testis dibawah ginjal (rongga peritoneal) beberapa saat sebelum lahir testis turun (kanalis inguinalis) skrotum disertai perpanjangan kantung peritoneum (Prosessus Vaginalis) testis turun PV obliterasi fibrous cord with no lumen ujung distal PV menjadi membran di sekitar testis (tunika vaginalis)

3 bentuk hidrokel secara struktural :


Hidrokel Komunikans (kongenital) : PPV memungkinkan
aliran cairan peritoneum ke dalam skrotum Hidrokel Unkomunikans : terdapat PPV, namun tidak ada komunikasi dengan rongga peritoneal Hidrokel Of The Cord : defek penutupan tunika vaginalis. Ujung distal PV menutup sempurna, tetapi bagian tengah PV tetap paten, ujung proksimal mungkin terbuka atau tertutup.

ANGKA KEJADIAN
AS : bayi baru lahir, 80% PPV, Insiden pada bayi prematur. Pria dewasa (40 th), 1 % hidrokel (hidrokel sekunder) Bayi : >> menutup spontan dalam waktu (usia) 18 bulan Hidrokel ditemukan HANYA pada laki-laki >> hidrokel kongenital, dilaporkan anak usia 1-2 tahun

ETIOLOGI
1. >> bawaan 2. Setelah usia bayi : keganasan (tumor testis germ sel), infeksi, gangguan peredaran darah 3. Dewasa (sekunder) : orkitis, epididimitis, tuberkulosis, filariasis, torsio testis, trauma 4. Terapi radiasi 5. Transplantasi ginjal

DIAGNOSIS
Anamnesa - Asimtomatik - Evaluasi onset, durasi, dan keparahan gejala. - Identifikasi riwayat genitourinari, seksual, trauma, penyakit sistemik. - Keluhan pasien : sensasi berat atau penuh, ketidaknyamanan daerah inguinal, nyeri skrotum.

Pemeriksaan Fisik
Tanda vital dan status generalis normal, kecuali bila infeksi Inspeksi : superior dan anterior testis 7-10 % bilateral >> bersamaan dengan hernia dekstra Palpasi : lebih kecil dan lembut saat berbaring, membesar dan menegang setelah berdiri lama Transilluminasi sumber cahaya diarahkan melalui hidrokel

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
o o Hitung jumlah sel ( akut atau kronik) Urinalisis (proteinuria atau pyuria)

b. Pencitraan
1. USG skrotum inguinalis
Hidrokel berupa masa kistik dalam spermatic cord atau masa sekitar testis Identifikasi testis abnormal, masa kistik, tumor hernia Untuk menilai perfusi, walaupun tanda klinis akut belum muncul Harus dilakukan pada keadaan emergency jika curiga torsio testis atau trauma hemoragik Sensitivitas 86-100%, spesifitas 100%

2. USG Doppler

3. Skintigrafi
Scan nuklir, terutama anak-anak dengan kecurigaan torsio testis Menurunnya atau tidak adanya tanda aliran pada testis menunjukkan torsio testis Sensitivitas maupun spesifitas untuk torsio testis 90%

4. Rontgen abdomen
Gambaran normal pada hidrokel Gambaran gas obstruktif pada hernia

5. Aspirasi hidrokel *. Aspirasi hidrokel : cairan jernih kekuningan *. Aspirasi tidak terapeutik : reakumulasi cairan cepat. *. Aspirasi tidak dianjurkan karena kekambuhan dan risiko infeksi tinggi, juga bila ada hernia,perforasi usus bisa terjadi.

c. Prosedur Penanganan Transilluminasi : #. Sumber cahaya diarahkan melalui skrotum sehingga hidrokel teriluminasi (terang) #. Usus dapat beriluminasi, sehingga transiluminasi (+) tidak hanya pada diagnosis hidrokel. #. Prosedur ini tidak dapat diandalkan untuk diagnosis akhir.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
a) b) c) d) e) Orkitis Torsio testis Hernia Inguinalis Indirek Epididimitis Trauma Testis

TERAPI
1. Anak : insisi inguinal dengan ligasi tinggi prosessus vaginalis paten dan eksisi kantung distal (Hydrocelectomy) 2. Segera konsultasi pada ahli urologi jika dicurigai ada torsio testis

FOLLOW UP
a. Kontrol teratur setiap bulan sebelum diputuskan harus operasi b. Komplikasi :
Langsung : atrofi testis ( penurunan kesuburan) Pasca Bedah : cedera vas deferens, infeksi luka operasi, cedera pembuluh spermatika Sangat baik untuk hidrokel kengenital (hilang pada tahun pertama kehidupan, mudah diperbaiki melalui pembedahan) Hidrokel dewasa tergantung etiologi, tidak jarang berkaitan dengan keganasan

c. Prognosis :

UNDESCENSUS TESTICULORUM

PENDAHULUAN
Suatu kondisi testis tidak dijumpai pada tempat yang semestinya (skrotum) Merupakan kelainan kongenital Dikenal dengan istilah kriptokismus

ANGKA KEJADIAN
Insidensi 3% 5% pada bayi cukup bulan, 30% pada bayi prematur Bertambahnya usia, testis desensus spontan Setelah usia 1 tahun, testis yang letaknya abnormal jarang dapat desensus spontan.

ETIOLOGI
Kelainan Gubernakulum Testis masa gubernakulum yang besar mendilatasi jalan testis, kontraksi, dan traksi serta fiksasi pada kantong skrotum. Kelainan instriksi testis pada disgenesis gonadal testis tidak sensitif terhadap hormon gonadotropin. Defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis Hormon gonadotropin maternal inadekuat : desensus inkomplet.

PATOFISIOLOGI
Normal suhu dalam rongga abdomen + 1C lebih tinggi daripada suhu skrotum jadi Testis abdominal selalu mendapat suhu lebih tinggi dari testis normal sehingga Sel sel epitel germinal testis terganggu.

Usia 2 tahun

1/5 bagian sel sel germinal mengalami kerusakan

Usia 3 tahun

Hanya 1/3 sel germinal yang masih normal

Kerusakan semakin progresif

Kriptokismus

Mudah torsio

Mudah trauma

Mudah berdegenerasi maligna

Beberapa faktor diduga berpengaruh pada penurunan testis ke skrotum : 1. Adanya tarikan gubernakulum testis dan refleks dari otot kremaster 2. Perbedaan pertumbuhan gubernakulum dengan pertumbuhan badan 3. Dorongan dari tekanan intraabdominal Mekanisme yang berperan pada proses turunnya testis belum sepenuhnya dimengerti, pembuktian perlu aksi androgen dan aksis hipothalamus, hipofisis, testis

GAMBARAN KLINIS
Anak : Orang tua tidak menemukan testis dalam skrotum. Dewasa : -. Keluhan infertilitas -. Keluhan benjolan di perut bawah Inspeksi skrotum : hipoplasia kulit skrotum. Palpasi skrotum : testis tidak teraba di kantong skrotum.

Palpasi Skrotum
1. Penentuan lokasi testis -. Posisi anak : supine, squatting, sitting -. Pada posisi tidur diraba dari inguinal ke arah skrotum -. Satu tangan di skrotum, tangan lain menyusur SIAS hingga kantong skrotum 2. Penentuan apakah testis palpable -. Testis teraba (testis retraktil, testis ektopik) -. Testis tidak teraba (intrakanalikuler, intraabdominal, atropi testis, agenesis)

Jika kedua testis tidak diketahui tempatnya, bedakan dengan ANORKISMUS BILATERAL tidak punya testis). Periksa hormon testosteron serta uji pemberian hormon hCG. Uji hCG untuk mengetahui keberadaan testis : -. Periksa kadar testosteron awal, lalu injeksi hCG 2000U/hari selama 4 hari. -. Apabila pada hari ke-5 kadar testosteron meningkat 10X lebih tinggi dari awal, maka testis ada. Keberadaan testis sering sulit dilakukan (gemuk), sehingga perlu bantuan pemeriksaan : -. Flebografi selektif : mencari keberadaan plexus pampiniformis -. Diagnostik laparoskopi : mencari keberadaan testis mulai dari fossa renalis hingga anulus inguinalis internus dengan bedah terbuka.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Testis refraktil / kriptokismus fisiologis testis yang biasanya di skrotum, tiba tiba berada di inguinal dan pada keadaan lain, kembali ke tempat semula (refleks otot kremaster terlalu kuat akibat cuaca dingin atau setelah beraktifitas) Anorkismus tidak ada testis (kongenital/testis atrofi akibat torsio in utero atau torsio saat neonatus)

TINDAKAN
Medikamentosa -. Pemberian hormon hCG Operasi -. Orkidopeksi meletakkan testis ke dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada kantong sub dartos. -. Tujuan operasi : *. Mempertahankan fertilitas *. Mencegah terjadi degenerasi maligna *. Mencegah kemungkinan torsio testis *. Melakukan koreksi hernia *. psikologis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai