Anda di halaman 1dari 2

Penegakan Diagnosis Akut Abdomen Dibuat oleh: Mu'allim Hawari,Modifikasi terakhir pada Wed 16 of May, 2012 [12:32 UTC]

Penegakan Diagnosis Akut Abdomen Abstrak Akut abdomen adalah suatu keadaan perut yang dapat membahayakan penderita dalam waktu singkat jika tidak dilakukan tind akan yang cepat dan tepat. Penyebab akut abdomen adalah Radang Akut, Trauma pada perut, Tumor intraabdomen, Obstruksi, Perforasi, Torsi, Kelainan Kongenital. Ka ta kunci : akut abdomen, gawat abdomen Kasus Seorang wanita berusia 55th, datang dengan keluhan utama nyeri perut. nyeri perut dirasakan sejak 3 hari yang lalu, nyeri perut awalnya dirasakan di daerah pusar, kemudian menjalar ke seluruh bag ian perut disertai muntah warna putih, BAB terakhir 2 hari yang lalu, diare (-), flatus terakhir 1 hari yang lalu, BAK lancar. RPD: HT -, DM -, Asma -, Peny. Ja ntung -, dan riwayat operasi sebelumnya disangkal. Perut : Inspeksi : distensi + , dump contour -, dump stefung -, sikatrik -. Auskultasi : peristaltik menurun, metalik sound , Perkus i : hipertimpani semua kuadran, Palpasi : nyeri tekan se mua kuadran, defans muskular +, masa +. USG Abdomen : Gambaran : Abdomen mengabu r/ Faekal material prominent . Kesan : Curiga peritonitis/ Ileus. Ro. Abdomen 3 posisi : Gambaran : Dilatasi usus (+), Hearing bone (+), Air fluid lever (+), Ud ara bebas (-), Kesan : Ileus obstruktif letak tinggi Diagnosis Peritonitis denga n ileus obstruktif Terapi Direncanakan Laparatomi, Puasa, Infus RL 20 tpm, Inj. Ceftriaxon 2x1 gram, Inj. Metronidazol 3 x 500 mg Diskusi Akut abdomen adalah su atu keadaan perut yang dapat membahayakan penderita dalam waktu singkat jika tid ak dilakukan tindakan yang cepat dan tepat. Penyebab akut abdomen adalah sebagai berikut : Penyebab Contoh Radang Appendisitis akut, perforasi appendiks, perforasi tukak lambung, perforasi usus tifus, pankreatitis akut, adneksitis aku t, kolesistisis akut Ileus obstruktif Hernia inkarserata, volvulus usus Iskemi a Hernia strangulata, volvulus, kelainan atau penyumbatan vaskular Perdara han Kehamilan ektopik, aneurisma pecah Cedera Perforasi organ berongga , perdarahan limpa atau hati Tanda permeriksaan fisik pada berbagai gambaran gaw at abdomen Keadaan Tanda klinis penting Awal perforasi saluran cerna atau s aluran lain Perut tampak cekung (awal), tegang, bunyi usus menurun, pekak ha ti hilang, nyeri tekan, defans muskular Peritonitis Penderita tidak bergerak ,bunyi usus hilang (lanjut), nyeri batuk, nyeri gerak, nyeri lepas, defans musku lar, tanda infeksi umum, KU merosot Massa infeksi atau abses Massa nyeri (abd omen, pelvis, rektal), nyeri tekan, uji lokal (psoas), tanda umum radang Obstruk si usus Distensi perut, dump steafung, terdengar borborigmi, nyeri kolik, tak ad a rangsang peritoneum Ileus paralitik Distensi, peristaltik menurun atau hilan g, tidak ada nyeri lokal Perdarahan Pucat, syok, mungkin distensi, berdenyut jika aneurisma aorta, nyeri tekan lokal jika KET Ro. Abdomen 3 posisi Sebelum t erjadi peritonitis, jika penyebabnya adanya gangguan pasase usus (ileus) obstruk tif maka pada foto polos abdomen 3 posisi didapatkan gambaran radiologis antara lain: 1. Posisi tidur, untuk melihat distribusi usus, preperitonial fat, ada tidaknya penjalaran. Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksim al daerah obstruksi, penebalan dnding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring bone appearance). 2. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkina n perforasi usus. Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila a ir fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedang jika panjang panjan g kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang diperoleh adalah adanya udara beb as infra diafragma dan air fluid level. 3. Posisi setengah duduk atau berdi ri. Gambaran radiologis diperoleh adanya air fluid level dan step ladder appeara nce. Jadi gambaran radiologis pada ileus obstruktif yaitu adanya distensi usus p artial, air fluid level, dan herring bone appearance. Sedangkan pada ileus paral itik didapatkan gambaran radiologis yaitu: 1. Distensi usus general, dimana pe lebaran usus menyeluruh sehingga kadang kadang susah membedakan anatara intestin um tenue yang melebar atau intestinum crassum. 2. Air fluid level 3. Herring bone appearance Bedanya dengan ileus obstruktif : pelebaran usus menyelu ruh sehingga air fluid level ada yang pendek pendek (usus halus) dan panjang pan jang (kolon) karena diameter lumen kolon lebih lebar daripada usus halus. Ileus obstruktif bila berlangsung lama dapat menjadi ileus paralitik. Pada kasus perit

onitis karena perdarahan, gambarannya tidak jelas pada foto polos abdomen. Gamba ran akan lebih jelas pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Gambaran radiologis peritonitis karena perforasi dapat dilihat pada pemeriksaan foto polos abdomen 3 posisi. Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum, pecahnya usus buntu atau karena sebab lain, tanda utama radiologi adalah. 1. Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan kekaburan pa da cavum abdomen. 2. Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air subdiafra gma berbentuk bulan sabit (semilunair shadow). 3. Posisi LLD, didapatkan f ree air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi. Letaknya antara h ati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen. Jadi gamba ran radiologis pada peritonitis yaitu adanya kekaburan pada cavum abdomen, prepe ritonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra peritoneal. Kesimpulan Dari keluhan pasien nyeri perut yang dominan, munt ah, gangguan defekasi, flatus (-), dapat mengarah pada gejala peritonitis dengan kemungkinan lainnya ileus. Dari pemeriksaan fisik pun juga menunjukan hal serup a, berupa distensi, defans muskular, peristaltik menurun, nyeri tekan seluruh ba gian perut. Ro. Abdomen 3 posisi juga mendukung ileus obstruktif. Sehingga jatuh pada kesimpulan peritonitis dengan ileus, setelah dilakukan laparatomi ternyata penyebabnya adalah appendisitis perforasi yang pada akhirnya menyebabkan adesi usus yang menyebabkan obstruksi. Penatalaksanaan dari peritonitis adalah laparat omi eksplorasi itu sendiri. Daftar pustaka Sjamsuhidayat, R., dan De Jong, 2010, Buku Ajar ILMU BEDAH, EGC, Jakarta Penulis Mu allim Hawari, program profesi pendi dikan dokter, bagian Bedah RSUD Panembahan Senopati.

Anda mungkin juga menyukai