KISI DIFRAKSI
Disusun Oleh :
Siti Zainab (12302241030)
A. Tujuan
1. Menentukan panjang gelombang warna tertentu pada spektrum cahaya.
2. Menentukan frekuensi warna spektrum cahaya.
C. Dasar teori
Difraksi merupakan gejala pembelokan (penyebaran) gelombang ketika menjalar
melalui celah sempit atau tepi tajam suatu benda. Difraksi terjadi bila ukuran celah lebih
kecil dari pada panjang gelombang yang melaluinya. Sedangkan interferensi merupakan
perpaduan dua atau lebih gelombang sebagai akibat berlakunya prinsip superposisi.
Interferensi terjadi bila gelombang-gelombang tersebut koheren, yakni mempunyai
perbedaan fase yang tetap. Interferensi dan difraksi dianggap sebagai suatu ciri khas dari
gelombang, dan tidak dimiliki oleh partikel. Dua atau lebih partikel yang bertemu dalam
suatu medium, tidak akan terjadi perpaduan. Demikian pula partikel yang bergerak bebas
melalui celah, tidak akan dibelokkan. Cirri khas ini tak lain sebagai akibat prinsip
superposisi linier, yang merupakan sifat gelombang. (Taufik Ramlan Ramalis, 2001).
Teori yang mendasari dari gejala difraksi ini adalah prinsip Huygens-Fresnel.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam proses perambatan gelombang bebas, setiap titik
pada suatu muka gelombang berfungsi sebagai sumber sekunder sferis untuk anak
gelombang (wavelet), dengan frekuensi yang sama dengan gelombang primernya.
(Taufik Ramlan Ramalis, 2001).
Kisi difraksi merupakan sistem N buah celah, dengan lebar celah dan jarak antara
celah yang teratur. Difraksi oleh kisi seperti ini akan menghasilkan pola yang merupakan
gabungan antara pola difraksi tunggal sempit dengan pola interferensi N buah sumber
yang sinkron. (Taufik Ramlan Ramalis, 2001).
Pola pada kisi difraksi dapat menghasilkan warna yang beraneka macam. Warna
cahaya berhubungan dengan panjang gelombang atau frekuensi cahaya tersebut. Cahaya
tampak yaitu cahaya yang sensitif bagi mata kita- jatuh pada kisaran 400 nm-750 nm.
Kisaran ini dikenal sebagai spektrum tampak, dan di dalamnya terdapat warna-warna dari
ungu sampai merah, seperti pada Gambar 2. Warna- warna inilah yang kemudian dikenal
dengan pelangi, sebagai spektrum gelombang elektromagnetik (GEM). Cahaya dengan
panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm disebut Ultraviolet (UV) dan cahaya
dengan panjang gelombang lebih besar dari 750 nm disebut inframerah (IR-Infra Red).
Walaupun mata manusia tidak sensitif terhadap UV dan IR, beberapa jenis film fotografi
bereaksi terhadap cahaya-cahaya ini. (Douglas C. Giancoli, 2001: 297)
Berikut gambar kisi difraksi :
Jika suatu celah sempit diberi berkas sinar sejajar, maka dibelakang celah tersebut
akan terjadi garis terang yang dibatasi oleh garis gelap. Demikian juga berkas cahaya
yang dijatuhkan kisi akan terjadi spektrum cahaya, dengan menggunakan persamaan:
d sin n dan c f
Dengan :
d= lebar celah (cm)
λ=panjang gelombang cahaya (cm)
f=frekuensi gelombang cahaya (Hz)
c=cepat rambat cahaya (c=3.108 m/s) (Tim fisika Dasar, 2013).
Persamaan untuk mencari panjang gelombang menggunakan persamaan:
dp
n
p 2 L2
Dengan :
n= jumlah kisi
λ=panjang gelombang cahaya (cm)
d= lebar celah (m)
p=jarak celah dengan warna (m)
L=jarak kisi dengan celah (m) (Tim fisika Dasar, 2013).
Besar panjang gelombang masing- masing warna cahaya adalah:
Warna 𝝀 (𝒏𝒎)
Ungu 380-450
Biru 450-495
Hijau 495-570
Kuning 570-590
Jingga 590-620
Merah 620-750
Pink 750-1000
Tabel 1. Spektrum Kasat Mata
(Sumber: http://id.wikipedia. org/wiki/Spektrum_kasat_mata)
Gambar panjang gelombang dan frekuensi dari beberapa spectrum cahaya tampak:
(sumber: http://Image-edukasi-pustaka.blogspot.com.)
D. Data percobaan
No. L (cm) d=1/N (cm) Orde (n) Warna P (cm)
1. 100 10-3 Merah 5,5
1 Kuning 5,25
Hijau 5
Biru 4,5
Merah 11,25
2 Kuning 11
Hijau 10,25
Biru 7,5
2. 100 1 Merah 18
𝑥10−3
3 1 Kuning 16
Hijau 14
Biru 13
Merah 38
2 Kuning 35
Hijau 31,5
Biru 26
3. 100 1 Merah 38
𝑥10−3
6 1 Kuning 34
Hijau 30
Biru 27
Keterangan:
1. N1 100lines / mm 103 lines / cm
dp
n p 2 L2
d. Ralat panjang gelombang (Δλ)
p L
p L
𝑑𝑝 𝑑𝑝
𝜕 𝜕
𝑛 𝑝 2 +𝐿 2 𝑛 𝑝 2 +𝐿 2
∆𝜆 = ∆𝑝 + ∆𝐿
𝜕𝑝 𝜕𝐿
Penurunan terhadap p
u vu'uv'
f ( x) maka f ( x)
v x v2
dp
p p n p 2 L2
d p
p n p p L2
2
u p
u ' p 1
p
1
v p L
2
v' p( p L )
2 2 2 2
v 2
1 1 1
1 2 ( 1)
v' p L2 2 p L2 2 (2 p) p p 2 L2 2
p p 2
1
d vu'uv' d p L (1) p p( p L ) 2
2 2 2 2
p n v 2 n ( p 2 L2 ) 2
d d
1
p 2 L2 p 2 ( p 2 L2 ) 2
n n
p p L
2 2
Penurunan terhadap L
dp 1
L n L p 2 L2
dp 2
1
p L2 2
L n L
2
1 1 3
1 2 ( 1)
p L2 2 p L2 2 (2 L) L p 2 L2 2
L 2
dp
3
L p 2 L2 2
L n
3
dpL 2
p L2 2
L n
Sehingga:
p L
p L
d d
1
p 2 L2 p 2 ( p 2 L2 ) 2
n n p dpL p 2 L2
3
2 L
(p L )
2 2
n
d
1
p 2 1 d p 2 ( p 2 1) 2
2,5 10 3 dp p 2 1 2 5 10 4
3
( p 2 1)
d d
1
p 2 1 p 2 ( p 2 1) 2
2 2 2,5 10 3 dp p 2 1 2 5 10 4
3
( p 2 1) 2
5
1
5
0,055 1 10 0,055 ( 0,055 1) 2
2 2 2
10
3
3 5 2 4
2,5 10 10 0,055 0,055 1 2 5 10
2
( 0,055 1)
5
1
5
0,0525 1 10 0,0525 (0,0525 1) 2
2 2 2
10
3
3 5 2 4
2,5 10 10 0,0525 0,0525 1 2 5 10
2
(0,0525 1)
( ) (5,2 0,2) 10 7 m
3) Hijau (p=5 cm =0,05 m)
dp 10 5 0,05
4,9938 10 7 m
p L2 2
(0,05) 1
2
5
1
5
0,05 1 10 0,05 (0,05 1) 2
2 2 2
10
3
3 5 2 4
2,5 10 10 0,05 0,05 1 2 5 10
2
(0,05 1)
( ) (5,0 0,2) 10 7 m
4) Biru (p=4,5 cm =0,045 m)
dp 10 5 0,045
4,4954 10 7 m
p L2 2
(0,045) 1 2
5
1
5
0,045 1 10 0,045 (0,045 1) 2
2 2 2
10
3
3 5 2 4
2,5 10 10 0,045 0,045 1 2 5 10
2
(0,045 1)
( ) (4,5 0,2) 10 7 m
Data 1 (orde 2)
N1 100lines / mm 105 lines / m
1 1
d1 5 10 5 m
N1 10
1) Merah (p=11,25 cm =0,1125 m)
dp 10 5 0,1125
5,6605 10 7 m
2 p L 2 2
2 (0,1125) 1 2
10 5 10 5
1
0,1125 1
2 2 2
0,1125 ( 0,1125 1) 2
2 2 5
0,11252 1 2 5 104
3
3 10 0,1125
2,5 10
2
( 0,1125 1) 2
105 105
1
2
0,11 1 2 2 2
2 2 0,11 (0,11 1) 5
0,112 1 2 5 104
3
3 10 0,11
2,5 10
2
(0,11 1) 2
( ) (5,5 0,1) 10 7 m
3) Hijau (p=10,25 cm =0,1025 m)
dp 10 5 0,1025
5,1518 10 7 m
2 p L 2 2
2 (0,1025) 1 2
105 105
1
0,1025 1 0,1025 (0,1025 1) 2
2 2 2
2 2 5
3
3 10 0,1025 2 4
2,5 10 0,1025 1 2 5 10
2
(0,1025 1) 2
( ) (5,2 0,1) 10 7 m
5) Biru (p=7,5 cm =0,075 m)
dp 10 5 0,075
3,7605 10 7 m
2 p L 2 2
2 (0,075) 1 2
105 105
1
0,075 1
2 2 2 2
2 2 0,075 (0,075 1) 5
3
3 10 0,075 2 4
2,5 10 0,075 1 2 5 10
2
(0,075 1) 2
( ) (3,8 0,1) 10 7 m
Data 2 (orde 1)
N 2 300lines / mm 3.105 lines / m
1 1 1
d1 5
.10 5 m
N 2 3.10 3
1) Merah(p=18 cm =0,18 m)
1 5
10 0,18
dp
3 5,9051 10 7 m
p L
2 2
(0,18) 1
2
1 5
1
1 10 5
0,18 1 10 0,18 (0,18 1) 2
2 2 2
3
3
3
3 1 5 2 4
2,5 10 10 0,18 0,18 1 2 5 10
2 3
( 0,18 1)
1 105 1 5
1
1 10 0,16 (0,16 1) 2
2 2 2
3 0,16
3
3
3 1 5 2 4
2,5 10 10 0,16 0,16 1 2 5 10
2 3
(0,16 1)
( ) (5,3 0,1) 10 7 m
3) Hijau (p=14 cm =0,14 m)
1 5
10 0,14
dp
3 4,6216 10 7 m
p L
2 2
(0,14) 1
2
1 105 1 5
1
1 10 0,14 (0,14 1) 2
2 2 2
3 0,14
3
3
3 1 5 2 4
2,5 10 10 0,14 0,14 1 2 5 10
2 3
(0,14 1)
( ) (4,6 0,1) 10 7 m
4) Biru (p=13 cm =0,13 m)
1 5
10 0,13
dp
3 4,2972 10 7 m
p L
2 2
(0,13) 1
2
1 105 1 5
1
1 10 0,13 (0,13 1) 2
2 2 2
3 0,13
3
3
3 1 5 2 4
2,5 10 10 0,13 0,13 1 2 5 10
2 3
(0,13 1)
( ) (4,3 0,1) 10 7 m
Data 2 (orde 2)
N 2 300lines / mm 3.105 lines / m
1 1 1
d2 5
.10 5 m
N 2 3.10 3
1) Merah (p=38 cm =0,38 m)
1
10 5 0,38
dp
3 6,7752 10 7 m
2 p L
2 2
2 (0,38) 1
2
105 10 5 1
1 0,38 (0,38 1) 2
2 2 2
23 0,38
23 5
3
3 10 0,38 2 4
2,5 10 0,38 1 2 5 10
2 23
(0,38 1)
( ) (6,78 0,04) 10 7 m
2) Kuning (p=35 cm =0,35 m)
1
10 5 0,35
dp
3 6,38839 10 7 m
2 p L
2 2
2 (0,35) 1
2
105 105 1
1 0,35 (0,35 1) 2
2 2 2
23 0,35
23 5
3
3 10 0,35 2 4
2,5 10 0,35 1 2 5 10
2 23
(0,35 1)
( ) (6,39 0,04) 10 7 m
3) Hijau (p=31,5 cm =0,315 m)
1
10 5 0,315
dp
3 5,5043 10 7 m
2 p L
2 2
2 (0,315) 12
105 2 10
5
1
2
0,315 1
2 2
23 2 3 0,315 (0,315 1) 5
3
3 10 0,315 2 4
2,5 10 0,315 1 2 5 10
2 23
(0,315 1)
( ) (5,50 0,04) 10 7 m
4) Biru (p=26 cm =0,26 m)
1
10 5 0,26
dp
3 4,4774 10 7 m
2 p L
2 2
2 (0,26) 12
105 105 1
1
2 2 2
0, 26 (0, 26 1) 2
23 0, 26
23 5
0,262 1 2 5 104
3
3 10 0, 26
2,5 10
2 23
(0, 26 1)
( ) (4,48 0,04) 10 7 m
Data 3 (orde 1)
N 3 600lines / mm 6.105 lines / m
1 1 1
d3 5
.10 5 m
N 3 6.10 6
1) Merah (p=38 cm =0,38 m)
1 5
10 0,38
dp
6 5,9202 10 7 m
p L
2 2
(0,38) 1
2
10 5 1 5
1
0,38 1 10 0,38 (0,38 1) 2
2 2 2
6 6
3
3 10 5 2 4
2,5 10 0,38 0,38 1 2 5 10
2 6
(0,38 1)
( ) (5,92 0,04) 10 7 m
2) Kuning (p=34 cm =0,34 m)
1 5
10 0,34
dp 6
5,3650 10 7 m
p L
2 2
(0,34) 1
2
10 5 10 5
1
0,34 1
2 2 2
0,34 (0,34 1) 2
6 6
3
3 10 5 2 4
2,5 10 0,34 0,34 1 2 5 10
2 6
(0,34 1)
( ) (5,36 0,05) 10 7 m
3) Hijau (p=30 cm =0,30 m)
1 5
10 0,30
dp 6
4,7891 10 7 m
p L
2 2
(0,30) 1
2
10 5 10 5
1
2
1 2 2 2
6 0,30
6 0,30 (0,30 1)
0,300,30 1 2 5 10
3
3 10 5 2 4
2,5 10
2 6
(0,30 1)
( ) (4,79 0,04) 10 7 m
4) Biru (p=27 cm =0,27 m)
1 5
10 0,27
dp
6 4,3444 10 7 m
p L
2 2
(0,27) 1
2
10 5 10 5
1
0, 27 1
2 2 2
0, 27 (0, 27 1) 2
6 6
3
3 10 5 2 4
2,5 10 0, 27 0, 27 1 2 5 10
2 6
(0, 27 1)
( ) (4,34 0,04) 10 7 m
h. Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna merah
1
No. 𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m) Wi
Wi 𝛌i
i
2
1. (5,5 ± 0,2) 25 137,5
2. (5,7 ± 0,1) 100 570
3. (5,9 ± 0,1) 100 590
4. (6,78 ± 0,04) 625 4237,5
5. (5,92 ± 0,04) 625 3700
Jumlah 1475 9235
W
i i
9235
10 7 6,2610 10 7 m
W i 1475
1 1
10 7 0,0260 10 7 m
Wi 1475
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
Jadi panjang gelombang cahaya warna merah adalah
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
i. Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna kuning
1
No. 𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m) Wi
Wi 𝛌i
i
2
1. (5,2 ± 0,2) 25 130
2. (5,5 ± 0,1) 100 550
3. (5,3 ± 0,1) 100 530
4. (6,39 ± 0,04) 625 3993,75
5. (5,36 ± 0,05) 400 2144
Jumlah 1250 7347,75
W
i i
7347,75
10 7 5,8782 10 7 m
W i 1250
1 1
10 7 0,0283 10 7 m
Wi 1250
( ) (5,88 0,03) 10 7 m
W i i
7536,25
10 7 5,1093 10 7 m
W i 1475
1 1
10 7 0,0260 10 7 m
Wi 1475
( ) (5,11 0,03) 10 7 m
W i i
6491,25
10 7 4,4008 10 7 m
W i 1475
1 1
10 7 0,0260 10 7 m
Wi 1475
( ) (4,40 0,03) 10 7 m
Jadi panjang gelombang cahaya warna merah adalah
( ) (4,40 0,03) 10 7 m
l. Menghitung frekuensi spektrum cahaya
Persamaan:
c f
c
f
Ralat:
f f
f c
c
1 c
f c
2
Karena c merupakan ketetapan cahaya,maka nilainya tidak memiliki ralat, sehingga:
c
f
2
Frekuensi spektrum cahaya warna merah
c 3 108 m / s
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
c 3 108 m / s
f 4,7923 1014 s 1 4,7923 1014 Hz
7
6,26 10 m
c 3 108
f 2 0,03 10 7 2,2966 1012 Hz
7 2
(6,26 10 )
3 108 m / s
c
f 5,1020 1014 s 1 5,1020 1014 Hz
5,88 10 m
7
c 3 108
f 0,03 10 7 2,6031 1012 Hz
2 7 2
(5,88 10 )
3 108 m / s
c
f 5,8708 1014 s 1 5,8708 1014 Hz
5,11 10 m7
c 3 108
f 0,03 10 7 3,4467 1012 Hz
2 7 2
(5,11 10 )
3 108 m / s
c
f 6,8182 1014 s 1 6,8182 1014 Hz
4,40 10 m
7
c 3 108
f 0,03 10 7 4,6488 1012 Hz
2 7 2
(4,40 10 )
F. Jawaban pertanyaan
1. Tentukan panjang gelombang cahaya untuk setiap spektrum pada setiap orde
a. Panjang gelombang warna merah orde 1
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,5±0,2)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,9±0,1)x10-7 m
Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(5,92±0,04)x10-7 m
b. Panjang gelombang warna merah orde 2
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,7±0,1)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(6,78±0,04)x10-7 m
c. Panjang gelombang warna kuning orde 1
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,2±0,2)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,3±0,1)x10-7 m
Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(5,36±0,05)x10-7 m
d. Panjang gelombang warna kuning orde 2
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,5±0,1)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(6,39±0,04)x10-7 m
e. Panjang gelombang warna hijau orde 1
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,0±0,2)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,6±0,1)x10-7 m
Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(4,79±0,04)x10-7 m
f. Panjang gelombang warna hijau orde 2
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,2±0,1)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,50±0,04)x10-7 m
g. Panjang gelombang warna biru orde 1
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(4,5±0,2)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,3±0,1)x10-7 m
Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(4,43±0,04)x10-7 m
h. Panjang gelombang warna biru orde 2
Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(3,8±0,1)x10-7 m
Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,48±0,04)x10-7 m
2. Tentukan pula frekuensi gelombang cahaya masing-masing warna tersebut
Jawab:
Frekuensi gelombang cahaya warna merah ( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz
Frekuensi gelombang cahaya warna kuning ( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz
G. Kesimpulan
1. Panjang gelombang berbagai spektrum cahaya:
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
Gelombang warna merah
Gelombang warna kuning ( ) (5,88 0,03) 10 m
7
H. Pembahasan
Percobaan yang berjudul kisi difraksi ini antara lain bertujuan untuk menentukan
panjang gelombang warna tertentu pada spectrum cahaya dan menentukan frekuensi
warna spectrum cahaya. Dalam percobaan kali ini, kami melakukan pengamatan
menggunakan celah tunggal. Adapun jumlah kisi yang kami gunakan bermacam-macam,
yaitu terdiri dari N=100line/mm, N=300line/mm, dan N=600line/mm.
Data yang kami ambil berupa panjang gelombang dan frekuensi dari cahaya yang
terdifraksi menjadi beberapa spektrum cahaya tampak. Namun, yang kami amati
hanyalah spektrum cahaya warna merah, kuning, hijau dan biru. Setiap kisi kami ambil 2
orde kecuali untuk kisi yang 600 line/mm hanya 1 orde saja.
Untuk jarak antara kisi dengan celah kami buat tetap yaitu sepanjang 100 cm. data
yang kami ambil berupa jarak antara celah dengan spektrum warna yang terbentuk (p).
berdasarkan data yang kami peroleh kemudian saya analisis menggunakan persamaan
dp
untuk mencari panjang gelombangnya, dengan n= jumlah orde. Lalu
n p 2 L2
c
dengan persamaan f untuk mencari frekuensinya. Adapun panjang gelombang (λ)
yang digunakan untuk mencari frekuensi dari masing-masing spektrum cahaya yang akan
dicari adalah hasil dari nilai terbaik dari panjang gelombang spektrum tersebut untuk
semua orde. Lalu c atau cepat rambat cahaya menggunakan cepat rambat cahaya diudara
yaitu sebesar 3x108 m/s.
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, maka diperoleh hasil panjang gelombang
untuk cahaya warna merah pada orde pertama dengan menggunakan kisi N=100line/mm
diperoleh hasil ( ) (5,5 0,2).10 7 m , lalu untuk N=300line/mm diperoleh hasil
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Ramalis, Taufik Ramlan. 2001. Gelombang dan Optik.. Bandung: Jurusan Pendidikan
Fisika FMIPA UPI.