Anda di halaman 1dari 30

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 GEMPA TEKTONIK

Pendahuluan | Proses Terjadinya | Kekuatan Gempa | Jaringan Stasiun Pengamat Gempa | Daftar Stasiun Seismograf | Pencatat Gempa | Penutup

Pendahuluan Sebuah guncangan gempa berkekuatan 5,9 skala Richter yang terjadi pada pagi hari, pukul 05.55 WIB, tanggal 27 Mei 2006, telah menyebabkan kerusakan yang serius di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan beberapa kabupaten lain di sekitarnya, serta menimbulkan ribuan korban luka dan lebih dari 5.000 warga meninggal dunia (berdasar laporan hingga pukul 13.30 WIB, 29/05/2006). Sebelumnya banyak pihak menyangka bahwa gempa yang terjadi diakibatkan dari meningkatnya aktivitas Gunung Merapi. Namun informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyebutkan bahwa penyebab goncangan ialah kegiatan tektonik, yaitu adanya pergeseran lempeng Australia yang menumbruk lempeng Asia. Inilah salah satu contoh gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Gempa semacam ini dapat terjadi pada batas pembentukan lempeng samudera, pada batas pertemuan antara dua lempeng (daerah subduksi) dan pada daerah sesar aktif pada lempeng benua. Pada daerah-daerah tersebut terjadi pengumpulan tegangan secara terus menerus. Jika tegangan tersebut telah sedemikian besar sampai melampaui kekuatan struktur batuan maka akan terjadi deformasi pada struktur batuan yang terlemah.

Pada gambar di atas terlihat lempeng tektonik. Tempat pertemuan dua lempeng merupakan daerah yang terlemah sehingga menjadi daerah terjadinya pusat-pusat gempa tektonik

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Proses Terjadinya Gempa Tektonik Gempa bumi tektonik yang biasanya disebut dengan gempa bumi mengalami proses pengumpulan energi sebelum terjadi pelepasan energi. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan oleh lempeng tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang elastis yang disebut gelombang seismic atau gempa yang sampai kepermukaan bumi dan menimbulkan getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di permukaan bumi. Besarnya kerusakan tergantung dengan besarnya getaran yang sampai ke permukaan bumi.

Menentukan Kekuatan Gempa Tektonik Ada dua cara untuk mengukur kekuatan gempa tektonik, yaitu Magnitude dan Intensitas. Berikut penjelasannya. Magnitude Yaitu kekuatan gempa yang terjadi di pusat gempa ( hiposenter) dengan menggunakan Skala Richter (SR). Skala ini diciptakan pada tahun 1935 oleh Charles F. Richter, seorang ahli ilmu gempa bumi (seismologi) yang terkenal dari Amerika, lahir di Ohio pada 26 April 1900. Pada tahun 1935, skala Richter pada mulanya hanya digunakan di California, kemudian dipakai secara luas setelah dimodifikasi. Kekuatan gempa bumi ditentukan berdasarkan logaritma besaran amplitude gelombang gempa yang tercatat pada seismograf. Terdapat dua tipe utama gelombang gempa , gelombang P dan gelombang S. Gelombang P adalah gelombang gempa yang pertama kali tercatat pada seismograf kemudian diikuti oleh gelombang kedua atau sekunder yang disebut dengan gelombang S.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 5: Cara menentukan magnitude gempa berdasarkan besarnya amplitudo gelombang S Menurut skala Richter, kekuatan gempa bumi digambarkan dengan pecahan desimal dan ada hubungan dengan energi gempa . Sebagai contoh, gempa dengan kekuatan 2.0 atau lebih kecil dianggap gempa mikro, biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia dan hanya tercatat pada seismograf terdekat. Gempa bumi dengan kekuatan 4.5 dapat tercatat pada seismograf di seluruh dunia dan terjadi ribuan kali dalam setahun termasuk gempa kecil. Kekuatan 5.3 diklasifikasikan sebagai gempa bumi sedang atau menengah dan kekuatan 6.3 termasuk klas gempa bumi kuat. Karena skala Richter menggunakan kelipatan logaritma, maka setiap angka mewakili kekuatan yang 10 kali lebih kuat dibandingkan angka sebelumnya. Intensitas Intensitas menyatakan kekuatan gempa di suatu tempat di permukaan bumi. Skala yang digunakan adalah Skala MMI ( Modified Mercalli Intensity). Skala Mercalli diciptakan oleh seorang ahli gunung berapi berbangsa Itali bernama Giuseppe Mercalli, yang mengukur kekuatan gempa bumi pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi kepada 12 skala intensitas dengan memakai angka Rumawi dari I sampai XII. Penentuan skala intensitas gempa dilakukan tanpa peralatan tapi berdasarkan pengamatan terhadap tingkat kerusakan bangunan , jalan dan infra struktur lainnya akibat getaran gempa, sehingga penilaiannya sangat subjektif tergantung dengan pengalaman seseorang. Misalnya gempa dengan intensitas III MMI berarti getaran dirasakan seperti truk yang lewat , gempa dengan V MMI berarti getaran dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak berjatuhan, sedangkan intensitas XII MMI berarti hampir seluruh bangunan rubuh dan hancur, gelombang gempa terlihat di permukaan tanah.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Intensitas gempa merupakan efek getaran terhadap orang , bangunan dan tanah di suatu tempat. Kerusakan akibat efek getaran tersebut tergantung dengan struktur bangunan dan kondisi tanah setempat. Struktur bangunan yang terbuat dari kayu akan lebih tahan terhadap gempa dibandingkan dengan bangunan dari tembok batu bata. Membuat bangunan bertingkat di daerah yang rawan gempa harus memperhitungkan kekuatan gempa yang terbesar yang pernah terjadi di daerah tersebut selama minimal dalam seratus tahun. terakhir.

Gambar 6. : Kerusakan rumah yang sangat parah akibat gempa di Kolumbia. Kerusakan yang terjadi sangat tergantung dengan kondisi tanah setempat yang dapat memperbesar getaran tanah dan tergantung desain bangunan yang mempunyai respon dinamik terhadap getaran tanah Sumber : Nature Debates 29 Feb 1999.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Definisi 1. Acceleration : percepatan yang disebabkan oleh gempa, seperti gambar 1 dibawah ini

Gambar 1: percepatan gempa, kecepatan gempa dan perpindahan gempa

2. Active fault : patahan aktiv adalah patahan akibat pergeseran dua lempeng yang setiap saat dapat melakukan pergerakan. Didaerah ini sebaiknya tidak diperbolehkan melakukan pembangunan infrastruktur ataupu pembangunan lainnya karena tidak akan bertahan lama. Contoh aktive fault dapat dilihan digambar digambar 2.

Gambar 2: Active Fault

3. Amplification : faktor pembesaran peecepatan gempa yang terjadi pada permukaan bumi akibat jenis tanah tertentu. Contoh amplificationa dapat dlihat digambar 3

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 3 : Amplification faktor pada suatu daerah d USA

4.Amplitudo : adalah besar simpangan yang terjadi pada saat beban dinamis sepert beban gempa pada gambar 4.

Gambar 4: amplitudo akibat beban gempa

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 5. Bedrock : tanah keras tempat mulainya gaya gempa bekerja seperti pada gambar 5.

Gambar5:Bedrock

6. Benioff zone : adalah tempat yang berpotensi terjadinya pergeseran lapisan bumi. Seperti gambar 6

Gambar 6 : Benioff Zone

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 7. Core : Inti Bumi dapat dilihat di Gambar 7

Gambar 7: Penampang Bumi.

8. Epicenter dan Hypocenter: Epicenter adalah proyeksi dari tempat terjadi pergeseran tanah atau sumber gempa ke permukaan bumi, sedangkan hipocenter adalah tempat terjadinya gempa atau pergeseran tanah didalam bumi. Lihat gambar 8.

Gambar 8: Epicenter dan Hpocenter

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 9. Fault plane : Bidang Patahan yang terjadi akibat gempa, lihat gambar 9

Gambar 9 : Fault Plane

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 10.Focal depth : Kedalaman Gempa. Dapat dilihat di Gambar 10

Gambar 10 : Focal depth.

11 Intensity : Adalah suatu Skala gempa yang berdasarkan derajat kerusakan pada permukaan bumi yang disebabkan oleh Gempa.Contoh peta Inensity dapat dilihat digambar 11.

Gambar 11 : Peta Intensity akibat suatu gempa.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

12. Landslide : kelongsoran tanah yang terjadi akibat gempa. Contoh kejadian Landslide dapat dilihat di Gambar 12.

Gambar 12: Landslide

13. Liquifaction adalah adanya lapisan pasir jenuh air dibawah pondasi yang mana jika terjadi gempa lapisan pasir tersebut tidak mempunyai kekuatan lagi untuk memikul beban pondasi sehingga mengakibatkan bangunan miring dan terguling. Contoh liquifaction dapat dilihat digambar 13.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 13: liquifaction pada tanah

14.Microzonation : adalah peta percepatan gempa disuatu daerah yang dibuat agar besar gaya gempa yang dimasukkan dalam perencanaan menjadi lebih akurat. Yang mana dalam peta tersebut faktor amplifikasi sudah termasuk didalamnya. Contoh peta microzonasi dapat dilihat digambar 14.

Gambar 14 : peta microzonasi

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

15.Gelombang Gempa, adalah gelombang yang diakibatkan gempa dari hypocenter kepermukaan bumi. Lihat Gambar 15.

Gambar 15: Gelombang Gempa

16. Richter Skala : Skala Gempa yang diukur berdasarkan besar energie yang diakibatkan oleh Gempa. Cara mengukurnya dapat dilihat digambar 16.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 16 Cara mengukur Skala Richter

17. Tsunami : Gelombang yang terjadi akibat gempa yang mana hypocenternya terdapat dibawah laut, sehingga gelombang tersebut dapat mencapai ketinggian sekitar 30 m. Gelombang tersebut dapat menyapu dan memporakporandakan selurauh bangunan dan isinya ditepi pantai tempat kejadian tsunami tersebut. Gelombang tersebut dapat mencapai 4 km menjorok kedaratan. Terjadinya tsunami dapat dilihat digambar 16.

Gambar 17: Terjadinya tsunami

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 18. Seismograph : adalah alat untuk mencatat gempa seperti dilihat di gambar 17.

Gambar 18 : Alat seismograph

19. Ground Motion : adalah pergerakan tanah akibat gempa dihasilkan oleh alat seismograph. Contoh ground motion suatu gempa dapat dilihat di gambar dibawah.

Gambar 19; Ground motion

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 20. Seismic Hazard : Tingkat bahaya gempa terhadap masyarakat berdasarkan peta gempa. Semakin dekat ke epicenter semakit besar bahayanya. Seismic hazard untuk USA dapat dilihat digambar 20.

Gambar 20 : Seismic Hazard USA

21. Subduction : masuknya lempeng laut ke lempeng daratan. Lihat gambar 21.

Gambar 21 : subduction

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 21. Peta Lempeng dunia

22. Jenis fault/patahan

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Jaringan Stasiun Pengamat Gempa di Indonesia Pada tahun 1898, di Indonesia mulai dipasang alat pencatat gempa bumi (seismograf) oleh pemerintah kolonial Belanda. Kemudian tahun 1908 secara resmi dipasang alat seismograf mekanik Wiechert 3 komponen di Jakarta. Sampai tahun 1980 berkembang menjadi 10 stasiun seismograf dan tahun 1974 atas bantuan UNDPUNESCO bertambah menjadi 27 stasiun seismograf. Instansi pemerintah yang menangani masalah gempa tektonik adalah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Sejak tahun 1989 BMG menambah jaringan stasiun pemantau gempa menjadi 57 seismograf yang terpasang di Indonesia, 28 diantaranya memakai sistem pemantau jarak jauh(telemetri). Jaringan seismograf dengan sistem pemantau jarak jauh di Indonesia terbagi dalam 5 (lima ) wilayah:

Wilayah I meliputi Sumatera Utara dan sekitarnya Wilayah II meliputi Jawa Barat dan sekitarnya Wilayah III meliputi Bali dan sekitarnya Wilayah IV meliputi Sulawesi dan sekitarnya Wilayah V Papua dan sekitarnya

Jaringan Seismograf Telemetri di Wilayah I

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Jaringan Seismograf Telemetri di Wilayah II

Jaringan Seismograf Telemetri di Wilayah III

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Jaringan Seismograf Telemetri di Wilayah IV

Jaringan Seismograf Telemetri di Wilayah V

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Daftar Stasiun Seismograf Non Telemetri di Indonesia

No.

Nama Stasiun

Kode

Lokasi

Lintang

Bujur

1 BANDA ACEH 2 TUNTUNGAN 3 PARAPAT** 4 GUNUNG SITOLI 5 PADANG PANJANG 6 KEPAHIANG 7 KOTA BUMI

BSI TSI PSI GSI PPI KSI KLI

Sumatera Sumatera Sumatera Nias Sumatera Sumatera Sumatera Sumatera

05 29 42.0 N 03 30 03.0 N 02 41 42.0 N 01 34 13.0 N

95 17 36.0 E 98 33 52.2 E 98 55 26.4 E 97 34 34.0 E

00 27 24.5 S 100 23 49.2 E 03 38 01.8 S 102 35 32.4 E 04 51 47.4 S 104 51 24.0 E 02 45 27.0 S 107 39 12.6 E 06 10 18.0 S 106 38 46.2 E 06 11 00.0 S 106 50 10.2 E 06 49 34.8 S 107 07 03.0 E 07 44 03.0 S 111 45 57.6 E 08 09 30.0 S 112 27 09.0 E 07 42 14.4 S 112 38 06.0 E 07 19 58.9 S 109 42 33.3 E 08 21 51.6 S 115 36 29.4 E 08 40 37.8 S 115 12 36.6 E

8 TANJUNG PANDAN TPI 9 TANGERANG 10 JAKARTA 11 LEMBANG* 12 SAWAHAN 13 KARANGKATES 14 TRETES** 15 WONOSOBO

TNG Jawa DJA Jawa LEM Jawa SJI Jawa

KRK Jawa TRT Jawa WNB Jawa

16 KAHANG-KAHANG KHK Bali 17 DENPASAR DNP Bali

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

18 WAINGAPU 19 KUPANG 20 BALIK PAPAN 21 UJUNG PANDANG 22 PALU 23 MANADO 24 TERNATE* 25 AMBON 26 TUAL 27 SAUMLAKI 28 SORONG 29 JAYAPURA

WSI Sumba KUG Nusa Tenggara Timur BKB Kalimantan MKS Sulawesi PCI Sulawesi

09 40 37.0 S 120 17 34.0 E 10 09 04.8 S 123 36 19.2 E 01 15 21.1 S 116 54 55.8 E 05 13 04.2 S 119 28 11.4 E 00 54 17.4 S 119 50 12.0 E 01 26 34.8 N 124 50 22.2 E 00 50 55.0 N 127 14 25.0 E 03 41 13.2 S 128 11 40.2 E 05 38 15.0 S 132 44 58.8 E 07 58 54.0 S 131 17 54.0 E 00 51 46.1 S 131 15 35.4 E 02 30 53.4 S 140 42 16.8 E

MNI Sulawesi TNE Ternate AAI Ambon TLE Kai SLKI Tanimbar SWI Papua JAY Papua

Peralatan Pencatat Gempa Gempa tektonik yang terjadi dapat direkam getarannya dengan suatu alat yang disebut dengan Seismograf (Seismograph). Alat ini terdiri dari dua bagian : 1. Sensor gempa ( Seismometer) 2. Pencatat gempa ( Recorder) Kemudian alat ini juga telah dikembangkan sesuai dengan kemajuan tehnologi baik dari segi kepekaan maupun dari tehnik pencatatan getaran, misalnya dengan tehnik digital sehingga getaran tanah dapat dilihat pada layar komputer

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 12 : Seismograf mencatat getaran saat terjadi gempa . Alat ini dapat mencatat getaran tanah dalam 3 (tiga ) komponen: vertical, horizontal Timur-Barat dan horizontal Utara- Selatan Sumber: http://aquarium.ucsd.edu/learning/learning_res/voyager/earthquake Parameter Gempa yang Tercatat oleh Seismograf Parameter gempa yang tercatat oleh seismograf meliputi :

Tipe gelombang gempa : gelombang P dan S Waktu datang gelombang gempa Amplitudo atau simpangan maksimum dari gelombang yang tercatat

Dari parameter gempa yang tercatat pada seismograf kita dapat menentukan jarak gempa, lokasi , kekuatan, waktu terjadinya dan kedalaman suatu gempa

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010

Gambar 13: Parameter gempa yang tercatat pada seismograf Gambar pertama menyatakan gelombang gempa yang sampai ke pencatat stasiun gempa. Gambar kedua menunjukkan tipe-tipe gelombang yang tercatat pada seismograf di stasiun pencatat gempa A, B dan C. Melalui alat ini dapat diketahui letak pusat gempa, kekuatannya dan waktu terjadinya.

CARA PENANGGULANGAN GEMPA BUMI

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan panduan dimanapun kita berada.
Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, kita harus mengupayakan keselamatan diri kita dan keluarga kita. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh kita dari jatuhan benda-benda. Jika tidak memiliki meja, lindungi kepala kita dengan bantal.

Di sekolah Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon. Di luar rumah Lindungi kepala kita dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam. Di dalam lift Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika kita terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia. Di kereta api Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga kita tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan. Di dalam mobil Saat terjadi gempa bumi besar, kita akan merasa seakan-akan roda mobil gundul. Kita akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. Di gunung/pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika kita merasakan getaran dan tanda- tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010


Beri pertolongan Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar kita. Dengarkan informasi Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kita dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi 1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. 2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan. 3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. 4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. 5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi. 6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. 7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. 8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. 9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. 10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi. 11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama. 12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. 13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi. Jika terjadi gempa yang besar dan menelan korban maka perlu dilakukan : segera melaksanakan evakuasi secara intensif melaksanakan pengelolaan pengungsi. lakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah buka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik yang diperlukan

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010


buka dan pulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota lakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing lakukan pengelolahan bantuan baik dari dalam maupun luar negeri dengan sebaik-baiknya gunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri jangan tinggalkan upaya untuk memelihara keamanan demi ketertiban masyarakat

Istilah-istilah dalam Gempa bumi : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Seismologi Seismograf Seismogram Hiposentrum Episentrum Homoseista Pleistoseista Isoseista Mikroseista Makroseista : ilmu yang mempelajari gempa bumi : alat pencatat gempa : hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah : pusat gempa di dalam bumi : tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama : gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa

Alat-alat yang digunakan dalam istilah gempa adalah :


seismograf seismometer : alat pencatat gempa : alat perekam gempa

Base Isolation : merupakan suatu upaya melindungi bangunan terhadap resiko gempa. Alat ini berfungsi mengurangi tranmisi energi gempa ke struktur bagian atas. Dalam hal ini sendi-sendi plastis yang terjadi dipusatkan pada alat-alat Base Isolation

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010


yang relatif murah dan mudah diganti serta memungkinkan struktur atas untuk berprilaku elastis. Masalah utama yang dihadapi dalam perencanaan bangunan dengan Base Isolation ialah beium adanya metode pendekatan yang lebih ekonomis dan praktis dari metode analisa respon riwayat waktu yang mana tetap mampu memprediksi perilaku bangunan dengan baik. teknologi dalam dunia konstruksi ada alat yang bisa meminimalisir efek gempa bumi. Alat ini berfungsi sebagai alat peredam getaran (damper) dan sistem isolasi (base isolation system) yang merupakan usaha untuk mengurangi respon struktur terhadap beban dinamik.

Penutup
Gempa bumi adalah suatu efek atau fenomena alam yang dapat menimbulkan kerusakan di bumi maupun korban jiwa.

Sumber-sumber gempa adalah: 1. Tumbukan Meteor/ jatuhnya meteor ke bumi, biasanya bersifat lokal 2. Keruntuhan tanah 3. Kegiatan atau aktifitas vulkanik, contohnya: letusan gunung krakatau (sifatnya berupa getaran yang besar) 4. Kegiatan atau peristiwa tektonik (proses pergeseran atau patahan lempeng bumi)

Jenis-jenis gempa: 1. Gempa tektonik

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 2. Gempa vulkanik

Penyebab gempa adalah terjadinya patahan lapisan bumi yang mengakibatkan pergeseran lempeng yang menimbulkan getaran yang lalu di rambatkan ke permukaan tanah.

Efek-efek dari gempa adalah; 1. Timbulnya getaran yang dapat kita rasakan 2. Struktur bangunan menjadi retak-retak/runtuh,badan jalan menjadi retak

Penanggulangan gempa yaitu: 1. Mencari informasi tentang terjadinya gempa 2. Membuat bangunan yang sesuai dengan standart peraturan gempa

DAFTAR PUSTAKA 1. Mulyono, Agung. 1999. Pengantar Ilmu Kebumian.Pustaka Setia. Jakarta 2. Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi Kelas X.Erlangga. Bandung Katili 3. http://http://www.pirba.ristek.go.id/det.php?id=4 4. http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1030986000&34 5. http://http://72.14.235.104/search?q=cache:B5UgCE2vrygJ:jurnalsipil 6. ukm.tripod.com/v2n2_2theo_ari.pdf+ketebalan+inner+core&hl=id&ct=clnk&c d=1

TUGAS TEKNIK GEMPA 2010 7. www.appliedgeology.itb.ac.id/static/lab/hg/modul1.pdf

Anda mungkin juga menyukai