Anda di halaman 1dari 32

KISTA OVARIUM

Widya Surya Avanti 07/257397/12545 Universitas Gadjah Mada

Identitas Pasien
Nama Usia

: Ny. Titik Nuryati

: 29 th
: Sabrang Wonogiri, Kajoran

Alamat Agama Status : No. Tgl

: Islam
menikah

RM

: 163893

Masuk RS: 21-02-2012

ANAMNESIS

Pasien datang dengan rujukan dari poli KIA RSU Muntilan untuk rencana oprasi dengan dx kista ovarii. Pasien mengeluhkan terlambat menstruasi sudah 2 bulan dan mengira hamil. Terdapat benjolan di perut, nyeri(-), BAK(+) normal, BAB(+) normal periksa ke poli KIA PP test (-), USGKista Ovarii Riw. Periksa: 1x di puskesmas; 1x di poli KIA RSU muntilan Riw. Menstruasi: Terlambat 2 bulan; HPHT= 11/02/2012

Pemeriksaan Fisik

VS: TD=110/70 ; N= 84x/mnt ; RR=16x/mnt ; T=37.2.

KU: Baik, CM, Tidak anemis


Thorax: c/p dbn Abdomen:

Inspeksi: perut datar dengan disertai benjolan di perut agak bawah Auskultasi: BU (+) Normal Perkusi: Tympani (+) Palpasi: Teraba masa kistik dengan batas atas 2 jari di

Pemeriksaan penunjang

PP test (-) USG: Ro. Thorax: pulmo dan cor dalam batas normal Darah Rutin:

AL= 8.71
AE= 4.67 AT= 201 Hb= 13.8

HCT=39.9
MCV= 85.4 MCH=29.6 MCHC= 34.6

CT= 5
BT= 2

Diagnosis dan Terapi

Dx: Kistoma Ovarii

Tx: Prokistektomi

Follow up Pre operasi

S: Nyeri perut (-), BAB (+), BAK (+), PPV (-) O: KU baik, CM,

Ca (-/-); Si (-/-) Palp. Abdomen: Teraba massa kistik dengan batas atas 2jari di bawah pusat, ka/ki linea midclavicularis, batas bawah kesan tidak masuk panggul.

A: kista ovari P: kistektomi

Laporan hasil operasi


Dalam prosedur operasi rutin Dalam stadium narkose dilakukan insisi linea mediana 10 cm Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum parietale

Dilakukan eksplorasi dan identifikasi


Bentuk dan ukuran uterus normal

Tuba ka/ki normal, ovarium kiri normal


Ovarium kanan berubah menjadi masa kistik dengan ukuran 12x12x10cm, lobulus, shg ditegakan Dx kista

Follow up post operasi

S: Nyeri perut (+) pd bekas oprasi, BAK(+) melalui DC kateter, BAB (-), flatus (+), pusing(-), mual/muntah (-)

O: KU Baik, CM

Ca (-/-); Si (-/-) Palp. Abdomen: NT (+), MT (-)

A: Post kistektomi a/I kista ovarii dextra H1 P: Mobilisasi

Ceftazidine 2x1 gr
Metronidazole 3x500mg

Tinjauan Pustaka

I. Definisi

Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan.

Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur.


Dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah.

Terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

o add picture

II. Etiologi

Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.

III. Insidensi & Epidemiologi

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai silent killer .

Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua wanita premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse. Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak.

Kista ovarium fungsional terjadi pada semua umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah masa menopouse.

IV. Tipe Kista Ovarii

1. Kista Fungsional Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.

Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu

3. Kista dermoid Merupakan kista yang yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.

4. Kista endometriosis Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.

6. Kista lutein Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista lutein antara lain: a. Kista granulosa lutein Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur. b. Kista theca lutein Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormon.

7. Kista polikistik ovarium Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

V. Patofisiologi
Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita.

VI. Diagnosis

Manifestasi klinis pada kista ovari: 1. Sering tanpa gejala. 2. Nyeri saat menstruasi. 3. Nyeri di perut bagian bawah. 4. Nyeri pada saat berhubungan badan. 5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki. 6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar. 7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.

Manifestasi klinis kanker ovarium


1. Perubahan menstruasi. 2. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia). 3. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual. 4. Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang air besar (= sembelit, konstipasi, obstipasi) 5. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing. 6. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa sesak. 7. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut terasa penuh). 8. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.

Penegakan Diagnosis

Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG (abdomen atau transvaginal), kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda tumor).

USG kista ovarium

akan terlihat sebagai struktur kistik Click to edit the outline yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan text format dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak Second Outline Level bayangan echo yang lebih putih dari Third Outline Level dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.

Fourth Outline Level Fifth Outline Level Sixth Outline Level Seventh

VII. Penatalaksanaan

1. Observasi Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker). 2. Operasi Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi pasien diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.

VIII. Prognosis

Prognosis untuk kista jinak baik. Pada penderita kanker ovarium stadium lanjut angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years survival rate) hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer.

Analisis Kasus

Dx: Kista ovarium

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakan dengan melihat gejala yang dialami pasien dan di dukung dengan pemeriksaan fisik serta penunjang seperti USG. Pada kasus ini, diagnosis kista ovarium di dukung dengan gejala yang dialami pasien yaitu tidak menstruasi selama 2 bulan. Hal ini mendukung diagnosis karena dapat dihubungkan dengan patofisiologi terjadinya kista ovarium,

Dari pemeriksaan fisik yang mendukung dx ini adalah teraba masa pada perut bagian bawah, mobile.
Pada USG didapatkan suatu struktur kistik yang bulat dan multilokular.

Penatalaksanaan

Pada pasien ini telah dilakukan kistektomi a/i kista ovarii dextra.

Hal ini sesuai dengan literatur dimana jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Karena pada kasus ini ukuran kista cukup besar yaitu tampak pada pemeriksaan inspeksi abdomen dengan palpasi menunjukan batas atas kista 2 jari di bawah pusat, dngan batas ka/ki linea midclavicularis, dan batas bawah kesan tidak masuk panggul.
Pada hasil oprasi didapatkan ukuran kista yang cukup besar, yaitu 12x12x10cm.

Prognosis

Prognosis dapat ditentukan melalui hasil PA dari kista yang telah diambil. Pada pasien ini hasil PA belum didapatkan. Untuk prognosis obstetri, pasien masih bisa hamil karena masih tersisa satu ovarium di sebelah kiri, namun angka kejadian kehamilan pada pasien ini hanya tinggal 50%.

Kesimpulan

Dari kasus yang ada dengan membandingkan dengan teori yang saya peroleh, saya cukup setuju dengan diagnosis yang ditegakan beserta penatalaksanaan yang telah dilakukan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai