Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2013

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan ridhoNya, panduan perjanjian pengelolaan lahan antara pemerintah daerah dengan kelompok tani Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik. Panduan Perjanjian Pengelolaan lahan bertujuan untuk membantu para pihak yang terlibat dalam penyusunan Surat Perjanjian Kerjasama pengelolaan lahan antara pemerintah daerah dengan kelompok tani program PLKSDA-BM. Selain itu dapat diperoleh masukan berupa muatan substansi yang akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama sesuai dengan format dan standar perjanjian kerjasama sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Akhirnya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan panduan perjanjian pengelolaan lahan antara pemerintah daerah dengan kelompok tani dan mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... 1 Daftar Isi ...................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3 1.1. 1.2. Latar Belakang .................................................................................. 3 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 4

BAB II ISI SURAT PERJANJIAN .................................................................... 5 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. Judul................................................................................................ 5 Waktu Pembuatan Perjanjian ............................................................. 5 Identitas Para Pihak yang Terlibat dalam Perjanjian ............................ 5 Dasar Hukum.................................................................................... 5 Materi/ Objek yang Diperjanjikan ....................................................... 5 Kewajiban Para Pihak ........................................................................ 6 Hak Para Pihak ................................................................................. 7 Jangka Waktu Perjanjian .................................................................. 7 Ketentuan Yang Harus Ditaati ............................................................ 7

2.10. Pembagian Hasil............................................................................... 8 2.11. Sanksi .............................................................................................. 8 2.12. Keadaan Memaksa/ Force Majeure...................................................... 8 2.13. Penyelesaian Perselisihan .................................................................. 8 2.14. Addendum ....................................................................................... 8 2.15. Tanda Tangan Para Pihak .................................................................. 8 2.16. Saksi ................................................................................................ 8 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9 Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Untuk Kegiatan TA. 2012 Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan Kegiatan TA. 2013

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Lahan yang dapat diikutkan dalam program merupakan lahan milik pemerintah daerah, milik desa, bengkok, dan atau tanah adat, yang secara prinsip ada jaminan tidak akan berubah fungsi selama 20 tahun. Peserta program merupakan warga masyarakat yang tinggal di sekitar program, terutama warga kurang mampu, tetapi sanggup dan mampu mengerjakan budidaya tanaman. Pembiayaan program berasal dari APBN yang pelaksanaannya lewat pemerintah daerah dikoordinir oleh pemerintah provinsi, dengan demikian program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) merupakan hal yang kompleks, hal ini terjadi karena melibatkan banyak pihak dalam persiapan maupun pelaksanaan program, baik pemerintah Pusat, Daerah (Bappeda dan SKPD terkait), Desa maupun masyarakat selaku peserta program. Keterlibatan banyak pihak dalam pelaksanaan program berpotensi menimbulkan konflik antara instansi yang terkait program dengan kelompok tani penggarap. Konflik ini bisa terjadi apabila masing-masing pihak tidak memahami dan memenuhi hak dan kewajiban. Mengingat pentingnya kepastian hukum antara pemilik lahan (Desa, Adat, Kabupaten/ Kota) dengan kelompok tani peserta program dalam hal kerjasama pengelolaan lahan dan mengenai hak dan kewajiban para pihak untuk dapat memperkecil potensi konflik yang terjadi selama pelaksanaan program PLKSDA-BM. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, diperlukan suatu upaya untuk meminimalisir potensi-potensi konflik yang bisa terjadi selama pelaksanaan program, oleh karena itu diperlukan Panduan yang mengatur hubungan/ perjanjian kerjasama antar pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program, dalam hal ini antara kelompok tani dan pemilik lahan.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari disusunnya panduan ini adalah untuk memberikan acuan dan kemudahan para pihak yang terlibat dalam penyusunan perjanjian kerjasama pengelolaan lahan. Adapun tujuan dari disusunnya panduan ini, antara lain : 1. Membantu para pihak yang terlibat dalam penyusunan Surat Perjanjian Kerjasama 2. Memperoleh masukan berupa muatan substansi yang akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerjasama 3. Menyediakan format standar perjanjian kerjasama yang berlaku secara umum

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB II.

ISI SURAT PERJANJIAN

2.1. Judul Judul sesuai dengan isi perjanjian, yaitu Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan Antara Pemilik Lahan dengan Kelompok Tani. Sebutkan nama desa, kecamatan dan kabupatennya. 2.2. Waktu Pembuatan Perjanjian Sebutkan hari, tanggal, dan tahun pada saat surat perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak. 2.3. Identitas Para Pihak yang Terlibat dalam Perjanjian Pihak pertama adalah pemilik lahan (adat/ desa, kecamatan, Pemda). Sebutkan nama (kepala adat/kepala desa atau pejabat yang berwenang) beserta alamat, jabatan, dan SK Jabatan, yang bertindak untuk dan atas nama pemilik lahan. Pihak kedua adalah ketua kelompok tani yang terlibat program. Sebutkan nama, jabatan, alamat, dan Surat Keputusan (SK)/berita acara pengangkatan sebagai ketua kelompok, yang bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani PLKSDA-BM (sebutkan nama kelompoknya). 2.4. Dasar Hukum Sebutkan dasar hukum yang terkait langsung dengan program PLKSDA-BM, antara lain : a. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri perihal Pedoman Umum PLKSDA-BM b. Surat Edaran Menteri Dalam Negerri tentang Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan c. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang legalitas penentuan lokasi yang masuk ke dalam program PLKSDA-BM d. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang jaminan tidak beralih fungsi selama 20 tahun e. Peraturan Desa tentang penetapan status suatu lokasi/lahan (jika ada) 2.5. Materi / Obyek yang Diperjanjikan Sebutkan letak lahan yang akan digunakan untuk program mencakup : luas lahan (hektar), blok / persil.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2.6. Kewajiban Para Pihak Sebutkan kewajiban para pihak, sebagai berikut : a. Kewajiban pihak pertama (pemilik lahan) : memberikan pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha memfasilitasi penyediaan bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur resapan memfasilitasi pembentukan jaringan kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian memfasilitasi proses kemandirian kelompok tani membantu mengatasi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM melakukan kegiatan monitoring dan pengawasan serta evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan pengelolaan lahan. b. Kewajiban pihak kedua (kelompok tani) : melakukan pengelolaan lahan yang dimulai dari penyiapan lahan, sampai dengan panen menjaga dan merawat tanaman pokok dan tanaman sela, serta sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak pertama melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang disepakati dalam kelompok tani dengan persetujuan pihak pertama menjadi anggota, menyusun dan menentukan aturan internal kelembagaan kelompok tani membayar PBB selama jangka waktu pengelolaan lahan mengikuti dan mendukung kegiatan guna menunjang keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan konservasi lahan memberikan laporan kepada pihak pertama melalui kelompok tani secara periodik sesuai kesepakatan dan memberikan laporan sewaktu-waktu bila diperlukan kepada pihak pertama dan menyerahkan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada pihak pertama setelah Perjanjian Kerjasama ini berakhir

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2.7. Hak Para Pihak Sebutkan hak kedua belah pihak, sebagai berikut : a. Hak pihak pertama (pemilik lahan) : menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil bersih panen untuk tanaman sela menerima laporan dari pihak kedua secara periodik sesuai kesepakatan dan sewaktu-waktu bila diperlukan menerima bukti pembayaran PBB lahan yang dikelola dari pihak kedua dan
menerima penyerahan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung

lainnya dari pihak kedua dalam kondisi baik. b. Hak pihak kedua (kelompok tani) : menerima 70 % (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan 70% (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil bersih untuk tanaman sela menerima kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian dari pihak pertama; menerima pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha dari pihak pertama
menerima fasilitasi bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur

resapan dari pihak pertama. 2.8. Jangka Waktu Perjanjian Jangka waktu perjanjian adalah selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak suatu desa mulai menjalankan program, dan akan dilakukan evaluasi setiap 2 (dua) tahun sekali. 2.9. Ketentuan yang Harus Ditaati Sebutkan ketentuan dalam pengelolaan lahan dan konsekuensinya apabila dalam pelaksanaan sebelumnya. Sebutkan pula hal yang dilarang dalam perjanjian pengelolaan lahan. Hal-hal yang disepakati Hal-hal yang dilarang
PLKSDA-BM

program

tidak

sesuai

dengan

ketentuan

yang

telah

disepakati

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Konsekuensi jika pelaksanaan tidak sesuai/tidak ditaati perjanjian.

ketentuan dalam

2.10. Pembagian Hasil Pembagian hasil produksi budidaya tanaman akan diatur sebagai berikut : Pihak pertama (pemilik lahan) sebesar 30% dan pihak kedua (kelompok tani) sebesar 70%. Untuk tanaman pokok dihitung dari hasil kotor, dan untuk tanaman sela dihitung dari hasil bersih (setelah dikurangi biaya produksi). Jelaskan sistem pembayaran dari bagi hasil (waktu pembayaran). 2.11. Sanksi Sebutkan sanksi yang diterima para pihak bila tidak mentaati ketentuan dalam perjanjian, serta sanksi apabila terjadi keterlambatan penyerahan bagi hasil. 2.12. Keadaan Memaksa/Force Majeure Sebutkan konsekwensi jika terjadi keadaan memaksa/force majeure dan sebutkan yang dimaksud keadaan memaksa. 2.13. Penyelesaian Perselisihan Sebutkan cara-cara penyelesaian yang dilakukan ketika terjadi perselisihan. 2.14. Addendum Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian yang bersifat menyempurnakan dan teknis akan diatur kemudian sebagai perjanjian tambahan. 2.15. Tanda Tangan Para Pihak Cantumkan tanda tangan para pihak di atas materai secukupnya di dalam surat perjanjian. 2.16. Saksi Untuk memperkuat legalitas surat perjanjian ini diperlukan adanya saksi yang ikut tanda tangan, paling tidak berjumlah 3 orang yang terdiri dari : a. b. 1 (satu) orang saksi dari pejabat Bappeda Kabupaten/Kota, 2 (dua) orang saksi berasal dari pejabat terkait (Camat, Lurah, BPD, atau yang lain).

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB III. PENUTUP

Kebutuhan dan permasalahan pada masing-masing daerah peserta program tidak sama. Oleh karena itu, berbagai penyesuaian tetap diperlukan dalam pembuatan surat perjanjian tersebut. Panduan ini lebih bersifat sebagai bahan diskusi dan acuan dalam pembuatan surat perjanjian di daerah. Panduan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi, kebutuhan daerah setempat, kepentingan, serta aspirasi masyarakat. Panduan Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan Antara Pemilik Lahan dengan Kelompok Tani ini diharapkan dapat membantu pencapaian sinkronisasi, kesepahaman, dan kesamaan substansi terhadap pembuatan surat perjanjian di daerah sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku dalam rangka menjaga keberlanjutan program PLKSDA-BM.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

10

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan untuk Kegiatan TA. 2012.

PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR ............................................. TENTANG PENGELOLAAN LAHAN................. DESA .................... KECAMATAN .................... KABUPATEN ....................

Pada hari ini 1. Nama Jabatan Alamat

.................... tanggal .................... bulan .................... tahun .................... yang : .................... : .................... : ....................

bertandatangan di bawah ini masing-masing :

Dalam hal ini bertindakuntuk dan atas nama Pemilik Lahan sesuai dengan .................... untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. Nama Jabatan Alamat : .................... : .................... : ....................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani Program PLKSDA-BM ...................., sesuai Berita Acara No. ............., tanggal ............ / Surat Keputusan pembentukan kelompok tani No. ...................., tanggal ......................... untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK sepakat melakukan perjanjian kerjasama pengelolaan lahan berdasarkan ketentuan antara lain sebagai berikut : a. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 610/1242/IV/Bangda tanggal 27 Februari 2012 perihal Pedoman Umum Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat; b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/3158/SJ tanggal 19 Agustus 2011 perihal Pemberitahuan Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Dalam Negeri TA 2012;

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

11

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. d.

Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor .. tanggal perihal. (terkait tentang lokasi Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat);dan Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor .. tanggal perihal.. (terkait tentang Jaminan tidak terjadi alih fungsi lahan selama 20 (dua puluh) tahun).

Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama yang dituangkan dalam ketentuan sebagai berikut : OBYEK DAN RUANG LINGKUP Pasal l Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah pengelolaan lahan oleh PIHAK KEDUA di atas lahan PIHAK PERTAMA berupa penanaman tanaman pokok dan tanaman sela termasuk tanaman penguat teras dan pembangunan sarana dan prasarana persediaan air untuk pemeliharaan tanaman dalam rangka meningkatkan upaya konservasi lahan dan meningkatkan pendapatan melalui Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) Pasal 2 Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi : a. lokasi pengelolaan lahan; b. kewajiban dan hak; c. jangka waktu kerjasama; d. larangan pengalihan; e. pembagian hasil; f. sanksi; g. keadaan memaksa/force majeure h. penyelesaian perselisihan; i. pengakhiran perjanjian; j. addendum;dan k. penutup.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

12

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LOKASI PENGELOLAAN LAHAN Pasal 3 Pengelolaan lahan seluas .................... m2 (lebih kurang ...................) dari luas seluruhnya .................... hektar (lebih kurang ...................................) yang berlokasi di Desa .................... Kecamatan .................... Kabupaten / Kota ..................... Status Lahan: (Kas Desa/ Bengkok/ Adat/ Tanah Pemda dll) KEWAJIBAN DAN HAK Pasal 4 (1) PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban : a. memberikan pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha; b. memfasilitasi penyediaan bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur resapan; c. memfasilitasi pembentukan jaringan kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian; d. memfasilitasi proses kemandirian kelompok tani; e. membantu mengatasi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM; dan f. melakukan kegiatan monitoring dan pengawasan serta evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan pengelolaan lahan. (2) PIHAK KEDUA, mempunyai kewajiban : a. melakukan pengelolaan lahan yang dimulai dari penyiapan lahan, sampai dengan panen; b. menjaga dan merawat tanaman pokok dan tanaman sela, serta sarana dan prasarana yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA; c. melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang disepakati dalam kelompok tani dengan persetujuan PIHAK PERTAMA; d. menjadi anggota, menyusun dan menentukan aturan internal kelembagaan kelompok tani; e. membayar PBB selama jangka waktu pengelolaan lahan; f. mengikuti dan mendukung kegiatan guna menunjang keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan konservasi lahan; g. memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA melalui kelompok tani secara periodik sesuai kesepakatan dan memberikan laporan sewaktu-waktu bila diperlukan kepada PIHAK PERTAMA; dan h. menyerahkan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

13

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

kepada PIHAK PERTAMA setelah Perjanjian Kerjasama ini berakhir. (3) PIHAK PERTAMA mempunyai hak : a. menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil bersih panen untuk tanaman sela; b. menerima laporan dari PIHAK KEDUA secara periodik sesuai kesepakatan dan sewaktuwaktu bila diperlukan; c. menerima bukti pembayaran PBB lahan yang dikelola dari PIHAK KEDUA; dan d. menerima penyerahan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dari PIHAK KEDUA dalam kondisi baik. (4) PIHAK KEDUA mempunyai hak : a. menerima 70 % (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan 70% (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil bersih untuk tanaman sela; b. menerima kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian dari PIHAK PERTAMA; c. menerima pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha dari PIHAK PERTAMA; dan d. menerima fasilitasi bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur resapan dari PIHAK PERTAMA. JANGKA WAKTU KERJA SAMA Pasal 5 Perjanjian Kerjasama pengelolaan lahan ini dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung mulai tanggal .................... bulan .................... tahun .................... sampai dengan tanggal .................... bulan .................... tahun .................... dan dievaluasi setiap 2 (dua) tahun sekali oleh PIHAK PERTAMA. LARANGAN PENGALIHAN Pasal 6 PIHAK KEDUA dilarang melimpahkan maupun mengalihkan hak pengelolaan lahan atas lokasi sebagaimana dimaksud Pasal 3 kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin tertulis PIHAK PERTAMA. PEMBAGIAN HASIL Pasal 7 (1) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a diterima PIHAK PERTAMA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

14

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

(2) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a diterima PIHAK KEDUA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual. SANKSI Pasal 8 Apabila PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) tahun menggunakan lahan untuk keperluan lain maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan ganti rugi kepada PIHAK KEDUA, dihitung sesuai dengan kerugian yang dialami. Pasal 9 1. 2. Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan pengelolaan lahan, maka perjanjian ini batal demi hukum. Jika perjanjian pengelolaan lahan batal demi hukum, maka PIHAK KEDUA segera menyerahkan lahan dan tanaman beserta fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada PIHAK PERTAMA tanpa melalui proses hukum dan PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun. Pasal 10 (1) Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan pembagian hasil sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1) maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 (tiga) minggu. (2) Apabila PIHAK KEDUA tetap tidak menyerahkan pembagian hasil tersebut maka PIHAK PERTAMA berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA segera menyerahkan lahan dan tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada PIHAK PERTAMA. (3) PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun dan tetap membayar pembagian hasil PIHAK PERTAMA yang belum diserahkan.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

15

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE Pasal 11 (1) Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure), maka ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Kerjasama ini menyebabkan PIHAK KEDUA dapat dibebaskan untuk memberikan sanksi karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini yang harus disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA (2) Adapun yang dimaksud keadaan memaksa (force majeure) antara lain meliputi gempa bumi, banjir besar, tanah longsor, kebakaran, huru-hara dan sabotase, sehingga PIHAK KEDUA patut dianggap tidak mampu untuk mencegah dan mengambil tindakan pengamanan sebelum atau sesudahnya yang menyebabkan tidak dapat memenuhi kewajibannya. (3) Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan alasan keadaan memaksa (force majeure) atau tidak dapat membuktikan keadaan memaksa dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah peristiwa tersebut terjadi, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak pengajuan keadaan memaksa tersebut. PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 12 (1) Apabila terdapat perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai melalui musyawarah. (2) Apabila dengan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dicapai, maka PARA PIHAK bersepakat untuk mengajukan penyelesaian ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Pasal 13 PARA PIHAK menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini dengan segala akibat hukumnya dan telah memilih domisili (tempat tinggal) yang tetap. PENGAKHIRAN PERJANJIAN Pasal 14 Perjanjian Kerjasama ini berakhir apabila : 1. Berakhirnya jangka waktu perjanjian 2. Kesepakatan PARA PIHAK 3. Salah satu PIHAK tidak melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

16

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ADDENDUM Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini yang bersifat menyempurnakan dan teknis akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK yang dituangkan dalam surat perjanjian tambahan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerjasama ini serta mempunyai kekuatan hukum yang sama. PENUTUP Pasal 16 (1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat berdasarkan iktikad baik dari PARA PIHAK dan mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK. (2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

............................ Saksi Saksi

............................ Tanda Tangan

1. Nama NIP Jabatan 2. Nama NIP Jabatan 3. Nama NIP

: .................................. (........................................) : .................................. : .................................. : .................................. (........................................) : .................................. : .................................. : .................................. (........................................) : ..................................
PLKSDA-BM

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

17

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Jabatan

: ..................................

Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan untuk Kegiatan TA. 2013 PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR ............................................. TENTANG PENGELOLAAN LAHAN................. DESA .................... KECAMATAN .................... KABUPATEN ....................

Pada hari ini 1. Nama Jabatan Alamat

.................... tanggal .................... bulan .................... tahun .................... yang : .................... : .................... : ....................

bertandatangan di bawah ini masing-masing :

Dalam hal ini bertindakuntuk dan atas nama Pemilik Lahan sesuai dengan .................... untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. Nama Jabatan Alamat : .................... : .................... : ....................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani Program PLKSDA-BM ...................., sesuai Berita Acara No. ............., tanggal ............ / Surat Keputusan pembentukan kelompok tani No. ...................., tanggal ......................... untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK sepakat melakukan perjanjian kerjasama pengelolaan lahan berdasarkan ketentuan antara lain sebagai berikut : a. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 610/1242/IV/Bangda tanggal 27 Februari 2012 perihal Pedoman Umum Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat;

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

b.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/3721/SJ tanggal 24 September 2012 perihal Pemberitahuan Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Dalam Negeri TA 2013;

c. e.

Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor .. tanggal perihal. (terkait tentang lokasi Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat);dan Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor .. tanggal perihal.. (terkait tentang Jaminan tidak terjadi alih fungsi lahan selama 20 (dua puluh) tahun).

Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama yang dituangkan dalam ketentuan sebagai berikut : OBYEK DAN RUANG LINGKUP Pasal l Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah pengelolaan lahan oleh PIHAK KEDUA di atas lahan PIHAK PERTAMA berupa penanaman tanaman pokok dan tanaman sela termasuk tanaman penguat teras dan pembangunan sarana dan prasarana persediaan air untuk pemeliharaan tanaman dalam rangka meningkatkan upaya konservasi lahan dan meningkatkan pendapatan melalui Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) Pasal 2 Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi : a. lokasi pengelolaan lahan; b. kewajiban dan hak; c. jangka waktu kerjasama; d. larangan pengalihan; e. pembagian hasil; f. sanksi; g. keadaan memaksa/force majeure h. penyelesaian perselisihan; i. pengakhiran perjanjian; j. addendum;dan k. penutup.

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

19

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LOKASI PENGELOLAAN LAHAN Pasal 3 Pengelolaan lahan seluas .................... m2 (lebih kurang ...................) dari luas seluruhnya .................... hektar (lebih kurang ...................................) yang berlokasi di Desa .................... Kecamatan .................... Kabupaten / Kota ..................... Status Lahan: (Kas Desa/ Bengkok/ Adat/ Tanah Pemda dll) KEWAJIBAN DAN HAK Pasal 4 (3) PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban : a. memberikan pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha; b. memfasilitasi penyediaan bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur resapan; c. memfasilitasi pembentukan jaringan kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian; d. memfasilitasi proses kemandirian kelompok tani; e. membantu mengatasi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program PLKSDABM; dan f. melakukan kegiatan monitoring dan pengawasan serta evaluasi terhadap proses dan hasil kegiatan pengelolaan lahan. (4) PIHAK KEDUA, mempunyai kewajiban : a. melakukan pengelolaan lahan yang dimulai dari penyiapan lahan, sampai dengan panen; b. menjaga dan merawat tanaman pokok dan tanaman sela, serta sarana dan prasarana yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA; c. melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang disepakati dalam kelompok tani dengan persetujuan PIHAK PERTAMA; d. menjadi anggota, menyusun dan menentukan aturan internal kelembagaan kelompok tani; e. membayar PBB selama jangka waktu pengelolaan lahan; f. mengikuti dan mendukung kegiatan guna menunjang keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan konservasi lahan;
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

20

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

g. memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA melalui kelompok tani secara periodik sesuai kesepakatan dan memberikan laporan sewaktu-waktu bila diperlukan kepada PIHAK PERTAMA; dan h. menyerahkan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada PIHAK PERTAMA setelah Perjanjian Kerjasama ini berakhir. (5) PIHAK PERTAMA mempunyai hak : a. menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil bersih panen untuk tanaman sela; b. menerima laporan dari PIHAK KEDUA secara periodik sesuai kesepakatan dan sewaktu-waktu bila diperlukan; c. menerima bukti pembayaran PBB lahan yang dikelola dari PIHAK KEDUA; dan d. menerima penyerahan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dari PIHAK KEDUA dalam kondisi baik. (6) PIHAK KEDUA mempunyai hak : a. menerima 70 % (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok dan 70% (tujuh puluh persen) dihitung dari hasil bersih untuk tanaman sela; b. menerima kemitraan dalam hal pemasaran hasil pertanian dari PIHAK PERTAMA; c. menerima pembinaan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani tentang teknis budidaya, administrasi dan pengembangan usaha dari PIHAK PERTAMA; dan d. menerima fasilitasi bibit, pupuk, alat pertanian, fasilitas air siraman, dan sumur resapan dari PIHAK PERTAMA. JANGKA WAKTU KERJA SAMA Pasal 5 Perjanjian Kerjasama pengelolaan lahan ini dengan jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung mulai tanggal .................... bulan .................... tahun .................... sampai dengan tanggal .................... bulan .................... tahun .................... dan dievaluasi setiap 2 (dua) tahun sekali oleh PIHAK PERTAMA. LARANGAN PENGALIHAN Pasal 6 PIHAK KEDUA dilarang melimpahkan maupun mengalihkan hak pengelolaan lahan atas lokasi sebagaimana dimaksud Pasal 3 kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin tertulis PIHAK PERTAMA.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

21

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBAGIAN HASIL Pasal 7 1) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a diterima PIHAK PERTAMA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual. 2) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a diterima PIHAK KEDUA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual. SANKSI Pasal 8 Apabila PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) tahun menggunakan lahan untuk keperluan lain maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan ganti rugi kepada PIHAK KEDUA, dihitung sesuai dengan kerugian yang dialami. Pasal 9 1) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan pengelolaan lahan, maka perjanjian ini batal demi hukum. 2) Jika perjanjian pengelolaan lahan batal demi hukum, maka PIHAK KEDUA segera menyerahkan lahan dan tanaman beserta fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada PIHAK PERTAMA tanpa melalui proses hukum dan PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun. Pasal 10 1) Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan pembagian hasil sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1) maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 (tiga) minggu. 2) Apabila PIHAK KEDUA tetap tidak menyerahkan pembagian hasil tersebut maka PIHAK PERTAMA berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA segera menyerahkan lahan dan tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada PIHAK PERTAMA. 3) PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun dan tetap membayar pembagian hasil PIHAK PERTAMA yang belum diserahkan.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

22

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE Pasal 11 1) Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure), maka ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Kerjasama ini menyebabkan PIHAK KEDUA dapat dibebaskan untuk memberikan sanksi karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini yang harus disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA 2) Adapun yang dimaksud keadaan memaksa (force majeure) antara lain meliputi gempa bumi, banjir besar, tanah longsor, kebakaran, huru-hara dan sabotase, sehingga PIHAK KEDUA patut dianggap tidak mampu untuk mencegah dan mengambil tindakan pengamanan sebelum atau sesudahnya yang menyebabkan tidak dapat memenuhi kewajibannya. 3) Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan alasan keadaan memaksa (force majeure) atau tidak dapat membuktikan keadaan memaksa dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah peristiwa tersebut terjadi, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak pengajuan keadaan memaksa tersebut. PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 12 1) Apabila terdapat perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai melalui musyawarah. 2) Apabila dengan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dicapai, maka PARA PIHAK bersepakat untuk mengajukan penyelesaian ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Pasal 13 PARA PIHAK menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini dengan segala akibat hukumnya dan telah memilih domisili (tempat tinggal) yang tetap. PENGAKHIRAN PERJANJIAN Pasal 14
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI PLKSDA-BM

23

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Perjanjian Kerjasama ini berakhir apabila : 1. 2. 3. Berakhirnya jangka waktu perjanjian Kesepakatan PARA PIHAK Salah satu PIHAK tidak melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan ADDENDUM Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini yang bersifat menyempurnakan dan teknis akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK yang dituangkan dalam surat perjanjian tambahan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerjasama ini serta mempunyai kekuatan hukum yang sama. PENUTUP Pasal 16 1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat berdasarkan iktikad baik dari PARA PIHAK dan mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK. 2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

............................ Saksi Saksi

............................ Tanda Tangan

1. Nama NIP Jabatan 2. Nama NIP Jabatan 3. Nama NIP Jabatan

: .................................. : .................................. : .................................. : .................................. : .................................. : .................................. : .................................. : .................................. : ..................................

(........................................)

(........................................)

(........................................)

PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI

PLKSDA-BM

24

Anda mungkin juga menyukai