Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Program PLKSDA-BM yang sudah dilaksanakan sejak


tahun 2012, dengan penanaman tanaman buahbuahan akan sangat bermanfaat selain sebagai
sumber penghasilan petani peserta program, juga
bermanfaat untuk penghijauan
karena

pada

umumnya

lokasi
tanaman

program
yang

dikembangkan berupa tanaman buah berbentuk


pohon.
Dalam budidaya tanaman buah-buahan penyediaan
air siraman perlu mendapat perhatian, baik pada
saat

baru

ditanam

maupun

setelah

tanaman

mencapai umur produksi karena jika tanaman


kekurangan air pada saat tanaman baru ditanam,
tanaman

akan

kurang

bagus

pertumbuhannya

bahkan dapat mengalami kematian. Sedangkan jika


kekurangan air siraman terjadi pada saat tanaman
sudah mulai berbuah, maka dapat menurunkan
kualitas maupun kuantitas buah.

Kegiatan kajian pustaka tentang kebutuhan air


siraman bagi tanaman buah-buahan ini dilakukan
sebagai

bahan

program

masukan

PLKSDA-BM

bagi

para

dalam

pengelola

merencanakan

kebutuhan sarana air siraman sehingga tanaman


yang akan dikembangkan dapat memberikan hasil
yang optimal.
Kajian

ini

disusun

berdasarkan

literatur

yang

diperoleh dari buku maupun bahan unduhan dari


internet, sehingga saran dan masukan sangat
diperlukan

untuk

menyempurnakan

data

atau

informasi yang ada.

Jakarta,

Mei 2014.

Penyusun.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................2


DAFTAR ISI .........................................................4
1. Pendahuluan ...................................................5
a. Latar Belakang................................................ 5
b. Maksud dan Tujuan ....................................... 8
2. Peranan Air Siraman Dalam Budidaya
Tanaman Buah-buahan....................................9
2.1. Pemberian Air Siraman ............................... 10
2.2. Perencanaan Kebutuhan Sarana Air Siraman 12
2.3. Teknik Pemberian Air Siraman Untuk Memacu
Pembungaan ............................................. 13
2.4. Cara Pemberian Air siraman ....................... 16
2.5. Periode Pemberian Air Siraman .................. 19
2.6. Kebutuhan air Tanaman Buah-Buahan ........ 21
3. Penyediaan Sarana Air Siraman program
PLKSDA-BM....................................................22
4. Rekomendasi .................................................26
5. Daftar Pustaka ...............................................28

1. Pendahuluan
a. Latar Belakang.
Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber
Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)
yang

dilaksanakan

oleh

Ditjen

Bina

Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam


Negeri

bertujuan

untuk

meningkatkan

pendapatan penduduk dengan memanfaatkan


lahan
Daerah

kurang
atau

produktif
milik

milik

adat.

Pemerintah
Program

ini

merupakan suatu pilot project dengan luas


maksimum 160 ha/kabupaten, pendanaan
berasal

dari

Ditjen

Bina

Bangda

dan

direncanakan akan berlangsung selama 5


(lima) tahun.
Dalam

program

ini

lahan

yang

sudah

ditetapkan sebagai lokasi program tidak akan


mengalami alih fungsi selama 20 tahun yang
secara

resmi

pernyataan

dinyatakan
yang

dalam

surat

ditandatangani

oleh

Bupati/Walikota setempat. Lokasi yang sudah


ditetapkan tersebut selanjutnya akan dikelola
5

oleh petani di sekitarnya melalui wadah


Kelompok Tani dan mereka akan membuat
perjanjian

pengelolaan

lahan

selama

20

tahun, dan hasilnya baik berupa tanaman


semusim maupun tanaman tahunan akan
dibagi dengan porsi 70% menjadi hak petani
pengelola (penggarap) dan 30% menjadi hak
pemilik lahan, dalam hal ini Pemerintah
Daerah maupun Pemangku Adat.
Selama program berjalan, kelompok tani akan
mendapat bantuan sarana produksi untuk
budidaya tanaman sela yang akan menjadi
sumber pendapatan selama tanaman pokok
(utama)

belum

berproduksi

dan

sarana

produksi untuk budidaya tanaman pokok.


Tanaman pokok yang dikembangkan terutama
tanaman buah-buahan berbentuk pohon dan
tanaman kayu-kayuan. Pada tahun 2012
program ini telah dikembangkan pada areal
seluas 689,13 ha dengan jumlah tanaman
sebanyak

225.731

batang

diantaranya

120.431 batang merupakan tanaman buah6

buahan,

sisanya

merupakan

perkebunan dan kayu-kayuan,

tanaman
pada tahun

2013 telah dikembangkan pada areal seluas


1.205,1 ha dengan jumlah tanaman 233.359
batang diantaranya sebanyak 157.141 batang
merupakan tanaman buah-buahan sisanya
merupakan tanaman perkebunan dan kayukayuan.

Sedangkan

direncanakan

akan

pada

tahun

program

2014

ini

akan

dikembangkan pada areal seluas 320 ha


dengan

jumlah

diantaranya

tanaman

34.652

49.927

batang

batang

merupakan

tanaman buah-buahan sisanya merupakan


tanaman perkebunan.
Guna mendukung keberhasilan pertumbuhan
tanaman pokok, yang pada umumnya berupa
tanaman

buah-buahan,

Ditjen

Bina

Pembangunan telah mengalokasikan dana


untuk pembangunan sarana air siraman, baik
berupa sumur dangkal, sumur dalam, embung
maupun

pipanisasi

dari

sumber

air.

Penyediaan
sangat

sarana

air

penting

siraman

untuk

tersebut

mendukung

pertumbuhan, terutama sangat diperlukan


pada musim kemarau. Keberhasilan budidaya
tanaman

buah-buahan

dipengaruhi

oleh

ketersedian air siraman apalagi pada saat


tanaman

sudah

mulai

berbuah,

karena

kekurangan air siraman dapat mengurangi


kualitas

maupun

kuantitas

buah

yang

dihasilkan.
Dalam

rangka

memberikan

gambaran

kebutuhan tanaman buah-buahan terutama


yang dibudidayakan pada program PLKSDABM,

dilakukan

studi

pustaka

tentang

kebutuhan air siraman serta rekomendasi


kebutuhan

sarana

air

siraman

kebutuhan

air

yang

diperlukan.
b. Maksud dan Tujuan.
Kajian

Pustaka

siraman

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui


kebutuhan air siraman untuk tanaman pokok,
8

khususnya

tanaman

buah-buahan,

yang

dibudidayakan dalam program PLKSDA-BM.


Tujuan kajian adalah :

Merupakan

acuan

dalam

merencanakan kebutuhan sarana air


siraman sesuai dengan jenis tanaman
yang dibudidayakan

Mengetahui kebutuhan air siraman


sesuai dengan stadium pertumbuhan
tanaman

Merupakan acuan dalam pemberian air


siraman agar tanaman cepat berbuah

2. Peranan Air Siraman Dalam Budidaya


Tanaman Buah-buahan.
Air sangat diperlukan dalam budidaya tanaman,
apalagi tanaman buah-buahan, ketersediaan air
siraman sangat menentukan keberhasilan dalam
budidaya tanaman buah-buahan tersebut. Oleh
karena itu pada saat survei calon lokasi untuk
budidaya
diperhatikan

tanaman
juga

buah-buahan

sumber

air

yang

perlu
dapat

dikembangkan sebagai air siraman, sehingga


perencanaan kebutuhan sarana air siraman perlu
diperhitungan sejak dari awal

agar kebutuhan

air siraman terutama pada musim kemarau dapat


terpenuhi. Jika sumber air agak sulit ditemukan,
maka perlu diperhitungkan volume air hujan
yang

turun

di

lokasi

tersebut

serta

diperhitungkan jumlah tempat penampungan


baik

berupa

embung

maupun

tempat

penampungan lainnya. Untuk daerah yang sulit


mendapatkan

air

siraman,

ukuran

tempat

penampungan dibuat sekitar 10% dari luas lahan


agar

dapat

digunakan

untuk

memenuhi

kebutuhan air dimusim kemarau.


2.1. Pemberian air siraman.
Dalam

pemberian

diperhatikan

air

beberapa

siraman
hal

yang

agar
perlu

sebagai berikut, yaitu :


Pemberian air siraman, terutama secara
manual, sebaiknya dilakukan pagi hari
atau sore hari, tidak dilakukan pada siang

10

hari apalagi dalam kondisi terik matahari


karena

akan

terjadi

evapotranspirasi

sehingga air siraman yang diberikan tidak


efektif,

akan

menguap

serta

dapat

menyebabkan plasmolisis yaitu tertariknya


cairan tanaman keluar sehingga tanaman
menjadi stres dan dapat menyebabkan
tanaman mati.
Air

siraman

tidak

mengalir

pangkal

batang

karena

dapat

menularkan

sampai

dikhawatirkan
hama/penyakit.

Sebaiknya air disiramkan pada sekeliling


tanaman

dengan

membuat

selokan/lubang di sekeliling tanaman atau


sesuai lingkaran tajuk/kanopi tanaman
konsentrasi akar penyerap berada di
sekitar lingkaran kanopi tanaman.
Di sekitar tanaman sebaiknya dibuat
saluran
genangan

drainase
air,

agar

karena

tidak
akan

terjadi
dengan

adanya genangan air dapat menyebabkan


penyakit busuk akar.

11

2.2. Perencanaan

kebutuhan

sarana

air

siraman.
Perencanaan kebutuhan sarana air untuk
bidudaya

tanaman

buah-buahan

perlu

diperhatikan, karena setiap jenis tanaman


kebutuhan
Perencanaan
terutama

air

siraman

berbeda-beda.

kebutuhan
dalam

air

rangka

siraman
memenuhi

kebutuhan air pada musim kemarau, karena


air siraman pada musim kemarau banyak
yang hilang karena cuaca

panas sehingga

proses evaporasi lebih tinggi dibandingkan


pada musim penghujan. Beberapa kerugian
yang

akan

dialami

jika

kebutuhan

air

siraman tidak direncanakan dengan baik,


antara lain :
Perakaran

tanaman

yang

efektif

menyerap hara (feeder root) akan berada


jauh di dalam tanah dalam mendapatkan
kebutuhan air untuk pertumbuhannya,

12

sehingga efisiensi pemupukan rendah dan


pengelolaan tanaman sulit dilakukan
Pertumbuhan
serempak,

tunas

vegetatif

sehingga

tidak

menyulitkan

pengelolaan tanaman (waktu pemupukan


dan

pemangkasan

serangan

hama

cabang)

dan

penyakit

serta
tidak

terputus karena hampir selalu ada tunas


muda
Pembungaan tidak serempak dan bunga
sedikit,

banyak

bunga

yang

tidak

berkembang dengan sempurna dan gugur


sehingga jumlah buah sedikit
Buah yang terbentuk berukuran kecil,
tidak seragam, pecah, terbakar sehingga
kualitas

buah

menjadi

rendah

serta

produktivitas tanaman juga rendah


2.3. Teknik pemberian air siraman untuk
memacu pembungaan.
Teknik pemberian air siraman pada tanaman
buah-buahan perlu diperhatikan agar proses

13

pembungaan

dan

pembuahan

dapat

berlangsung dengan baik sehingga kualitas


maupun kuantitas buah yang dihasilkan
sesuai yang diharapkan. Beberapa teknik
pemberian

air

mempengaruhi

siraman

yang

dapat

proses pembungaan dan

pembuahan, yaitu :
Pemberian air siraman
Tanaman

buah-buahan

rambutan,

pepaya,

membutuhkan

yang cukup.
seperti
dan

jeruk,
pisang

penggenangan

pada

musim kemarau sehingga merangsang


proses

pembungaan

tanaman.

Penggenangan dilakukan melalui parit


yang dibuat di sekitar tanaman, air
siraman dialirkan secara perlahan-lahan.
Pemberian air siraman tidak terlalu basah.
Tanaman mangga dan jambu biji akan
susah berbunga jika lingkungan sekitar
tanaman terlalu lembab/basah, sehingga
pada saat pemberian air siraman tanah
diusahakan tidak menjadi terlalu basah.

14

Terapi stress.

Terapi stress dilakukan

dengan cara menghentikan pemberian air


siraman sampai tanaman nampak layu,
kemudian secara mendadak dilakukan
pemberian
Dengan

air

siraman

yang

cukup.

cara

seperti

ini

dapat

merangsang/

mempercepat

terjadinya

pembungaan pada tanaman seperti pada


tanaman jambu biji, jeruk siem/keprok.
Terapi air es. Cara ini dapat dilakukan
pada tanaman lengkeng, karena tanaman
lengkeng membutuhkan perbedaan suhu
yang drastis antara siang dan malam. Jika
kondisi lingkungan tidak memungkinkan
terjadi

perbedaan

suhu

yang

drastis

antara siang dan malam, maka dapat


dibantu dengan memberikan air siraman
dingin (air es) pada malam hari. Hal ini
karena

tanaman

berbunga

lengkeng

membutuhkan

menjelang

suhu

<

20

derajat C pada malam hari.

15

2.4. Cara pemberian air siraman.


Beberapa

cara

sederhana

yang

dapat

dilakukan dalam pemberian air siraman yaitu


:
Manual, dibantu dengan menggunakan
ember. Cara pemberian air seperti ini
tidak efisien karena sebagian air siraman
akan mengalir ke luar lokasi tanaman
serta memerlukan banyak tenaga kerja.
Cara ini nampaknya dilakukan pada lokasi
yang mempunyai sarana air siraman
berupa sumur, bak penampung/embung.
Manual, dibantu dengan menggunakan
selang. Cara ini dapat menghemat tenaga
kerja karena air siraman akan mengalir
secara gravitasi ke lokasi tanaman atau
dibantu dengan pompa, namun efisiensi
air

siraman

meningkatkan

masih
efisiensi

rendah.
air

Untuk
siraman

sebaiknya digunakan selang yang sudah


dibuat lubang/katup untuk tiap lokasi
tanaman, sehingga air siraman secara

16

otomatis akan menyirami tiap tanaman.


Selang tersebut juga dapat dipindah ke
lokasi lain, untuk itu jarak tanam harus
tepat sehingga pembuatan lubang pada
selang disesuaikan dengan jarak tanaman
yang ada.
Irigasi

tetes

menggunakan

sederhana

dengan

botol bekas air mineral.

Pemberian air siraman dengan cara ini


dapat meningkatkan efisiensi air siraman
dan tenaga kerja. Cara yang dilakukan
dengan menampung air siraman dalam
botol

bekas

air

mineral

sebaiknya

digunakan botol dengan volume 1,5 L


agar

tidak

penampung.
tanaman

sering

mengisi

botol

Aliran air dari botol ke

diatur

tidak

terlalu

besar,

dengan cara memberi sedikit pasir/tanah


halus pada bagian dasar botol sehingga
air

siraman

akan

mengalir/menyiram

tanaman berupa tetesan melalui lubang


yang dibuat sesuai kebutuhan tanaman.

17

Keuntungan cara ini air siraman tidak


terbuang percuma dan penguapan dapat
diminimalisir

karena

tanah

dapat

menyerap semua air yang menetes.


Pemasangan

gentong

tanah

liat

(tempayan). Tempayan sebanyak 4 unit


dibenam di sekitar tanaman (kanan dan
kiri) namun bagian atasnya diberi tutup
yang

dapat

dibuka/tutup

untuk

memudahkan pada waktu mengisi air ke


dalam tempayan tersebut. Air dalam
tempayan

secara

osmose

akan

membasahi tanah di sekitarnya sehingga


dapat

diserap

oleh

akar

tanaman.

Penempatan tempayan berjarak sampai 2


m dari batang tanaman atau masih
berada di bawah kanopi tanaman, karena
konsentrasi akar penyerap berada pada
jarak tersebut.

18

2.5. Periode Pemberian Air Siraman.


Kebutuhan air siraman pada tanaman buahbuahan

tergantung

pada

stadia

pertumbuhan tanaman, yaitu :


Waktu

pembungaan.

Pemberian

air

siraman harus segera dilakukan saat


tunas

bunga

kekurangan

mulai
air

pembungaan

nampak,

siraman
akan

pada

karena
saat

menghambat

perkembangan bunga dan menurunkan


pembentukan buah.
Waktu pembesaran buah. Pada saat
pertumbuhan buah, tanah di bawah tajuk
tanaman
Kebutuhan

tidak
air

boleh
siraman

kekeringan.
pada

saat

pembesaran buah meningkat sampai kirakira

1-2

kekurangan

minggu
air

sebelum

siraman

pada

panen,
waktu

pembesaran buah akan menyebabkan :


a. peningkatan buah muda yang gugur
b. pengurangan ukuran buah

19

c. peningkatan

kepekaan

buah

terhadap serangan hama & penyakit


d. penurunan kualitas buah
e. buah pecah jika matahari bersinar
terik
Waktu menjelang panen. Sebelum panen,
air

siraman

memperbaiki

perlu

dikurangi

kematangan

untuk

buah

dan

meningkatkan rasa manis. Pengurangan


air

siraman

dilakukan

1-2

minggu

sebelum panen, dan harus dilakukan


secara hati-hati karena pengurangan air
siraman yang terlalu banyak atau terlalu
cepat

akan

menyebabkan

penurunan

ukuran buah dan peningkatan buah pecah


apabila mendadak turun hujan.
Waktu sesudah panen. Sesudah panen
dan pemangkasan, tanaman perlu segera
diberi air siraman untuk merangsang
munculnya tunas vegetatif. Jika air hujan
kurang, maka penambahan air siraman
perlu dilakukan dua siklus trubus/tunas

20

yang muncul setelah panen menjadi


dewasa.
Waktu

dorman.

Menjelang

tanaman

berbunga, air siraman dihentikan agar


tidak

muncul

mungkin
tanaman

belum

tunas

vegetatif

dewasa

berbunga

pada

sehingga

yang
saat
akan

mengurangi jumlah bunga.


Penghentian pemberian air siraman pada
saat menjelang tanaman berbunga akan
meningkatkan :
a. stimulus induksi bunga
b. mata tunas yang akan berbunga
c. produksi bunga dan buah
2.6. Kebutuhan air siraman tanaman buahbuahan.
Kebutuhan air siraman pada tanaman buahbuahan

berbeda-beda

tergatung

jenis

tanaman, pada tabel terlampir kebutuhan air


siraman pada beberapa jenis tanaman yang
dibudidayakan pada program PLKSDA-BM.

21

3. Penyediaan Sarana Air Siraman program


PLKSDA-BM.
Program PLKSDA-BM disamping menyediakan
bibit tanaman buah-buahan, juga menyediakan
sarana air siraman dalam rangka memenuhi
kebutuhan air bagi tanaman yang dibudidayakan,
terutama pada musim kemarau. Berdasarkan
data sarana air siraman yang sudah dibangun di
masing-masing lokasi, ternyata masih perlu dikaji
lebih lanjut agar kebutuhan air bagi tanaman
yang dibudidayakan dapat terpenuhi. Pada lokasi
dengan sarana air siraman yang menggunakan
sistem gravitasi dengan mengalirkan air dari
sumber air maka kebutuhan air siraman akan
lebih

terjamin

pembangunan
tanaman

dibandingkan

sumur

siraman.

buah-buahan

dibudidayakan

dalam

dengan

yang

Beberapa

paling

program

banyak

PLKSDA-BM

antara lain durian, mangga, jeruk, rambutan,


lengkeng

dan

alpokat.

Berdasarkan

tabel

kebutuhan air di atas dapat dihitung kebutuhan


air siraman pada beberapa tanaman yang paling

22

banyak dibudidayakan dalam program PLKSDABM, yaitu :


a). Durian,

kebutuhan

L/hari/tanaman

air

siraman

10-20

sehingga dengan jumlah

tanaman 100 batang/ha, air siraman yang


dibutuhkan 1.000 2.000 L/ha/hari.
b). Mangga,

kebutuhan

L/hari/tanaman

air

siraman

40

sehingga dengan jumlah

tanaman 100 batang/ha, air siraman yang


dibutuhkan 4.000 L/ha/hari.
c). Jeruk, kebutuhan air siraman pada awal
tanam 15 L/3 hari/tanaman sehingga dengan
jumlah tanaman 400 batang/ha, air siraman
yang dibutuhkan 6.000 L/ha/3 hari.
Data sarana air siraman yang sudah dibangun
dalam rangka penyediaan air siraman

pada

lokasi yang membudidayakan tanaman tersebut,


antara lain :
a). Lokasi Nagari Bukik Kanduang,

kabupaten

Solok program tahun 2012, seluas 16 ha.


Tanaman yang dibudidayakan terdiri dari
tanaman durian, sirsak dan sawo dengan
23

populasi

masing-masing

sebanyak

batang, 5.784 batang dan

544

612 batang.

Jumlah air siraman untuk dibutuhkan untuk


tanaman durian 5.440 L/hari, sirsak 11.568
L/hari dan sawo 979 L/hari sehingga jumlah
kebutuhan air siraman di lokasi tersebut
17.987 L/hari, sedangkan sarana air siraman
yang tersedia sebanyak 2 unit sumur.
b). Lokasi desa Sidawangi, kabupaten Cirebon,
program tahun 2013, seluas 38 ha. Tanaman
yang

dibudidayakan

tanaman

mangga

sebanyak 5.250 batang dan sirsak 1.200


batang. Kebutuhan air siraman setiap hari
untuk tanaman mangga 210.000 L dan sirsak
2.400 L, sehingga dalam satu hari diperlukan
212.400 L. Sarana air siraman berdasarkan
data aset poktan, tedapat 4 unit genset dan
4 bak penampung air dengan volume 1.000
L serta 2 unit sumur siraman.
c). Lokasi desa Adisana, kabupaten Brebes,
program tahun 2012, seluas 9 ha. Tanaman
yang dibudidayakan durian sebanyak 900

24

batang, sehingga kebutuhan air siraman


sebanyak 9.000 L/hari. Di lokasi tersebut air
siraman

berasal

dari

sumber

air

yang

dialirkan secara gravitasi melalui pipanisasi


dan terdapat 1 unit penampung air dengan
kapasitas 1.000 L.
Dengan mengacu kepada gambaran perhitungan
tersebut di atas, maka perlu ada perhatian lebih
lanjut dalam penyediaan sarana air siraman agar
tanaman buah-buahan yang dibudidayakan dapat
tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang
optimal. Meskipun menurut Arromratana (1999),
dalam menghitung kebutuhan air siraman tidak
hanya berdasarkan

jumlah kebutuhan air

tanaman semata, masih terdapat 5 (lima) faktor


lainnya yaitu : ketersediaan air dalam tanah,
kedalaman akar efektif, tingkat air tanah yang
dapat diambil tanaman, luas areal di bawah
kanopi serta curah hujan efektif.

25

4. Rekomendasi.
Untuk dapat memberikan hasil yang optimal dari
tanaman buah-buahan yang akan dan sudah
dibudidayakan dalam program PLKSDA-BM,
beberapa saran antara lain :
a). Pada

saat

survei

calon

lokasi

agar

diperhatikan juga sumber air yang akan


digunakan sebagai air siraman, sebaiknya
lokasi yang akan dikembangkan

dapat

memperoleh air siraman dengan sistem


gravitasi, melalui pipanisasi. Investasi sarana
air

siraman dengan

pipanisasi

mungkin

cukup mahal, namun biaya operasional lebih


murah dan ketersediaan air siraman dapat
lebih terjamin.
b). Penyediaan air siraman yang berasal dari
sumur siraman, sebaiknya dihitung dengan
cermat

debit

air

sumur

siraman

dan

selanjutnya dihitung jumlah sumur siraman


yang harus dibangun disesuaikan dengan
jumlah kebutuhan air bagi tanaman yang
akan

dibudidayakan.

Tenaga

penggerak

26

pompa air untuk mengambil air dari sumur


siraman diusahakan menggunakan tenaga
listrik PLN, sehingga letak sumur siraman
diusahakan dekat dengan tiang listrik PLN.
Penggunaan

genset

sebagai

tenaga

penggerak pompa air akan sangat mahal


biaya operasionalnya.
c). Pembuatan embung sebagai penampung air
akan sangat membantu sebagai sumber air
siraman,

namun

pembangunan

embung

sebaiknya dilakukan pada alur air/sungai


kecil agar ketersediaan air tetap dapat
terjamin/air
debitnya

tetap

tidak

mengalir

besar

dan

meskipun
pada

lokasi

tersebut dapat dibuat embung renteng yaitu


dengan

membendung

bertingkat.

alur

Pembangunan

air

embung

secara
yang

sumber airnya hanya berasal dari air hujan


akan kurang efektif karena pada musim
kemarau

air

di

dalam

embung

akan

menguap, sedangkan penambahan air tidak


ada.

27

d). Sarana air siraman dengan metode/cara


irigasi tetes sederhana menggunakan botol
bekas

air

tempayan

mineral
perlu

atau

penggunaan

dikembangkan

karena

penggunaan air sangat efisien.


5. Daftar Pustaka.
a). Anas D. Susila & Roedhy Poerwanto (2013).
Irigasi dan Fertigasi. Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
b). Direktorat
Direktorat
Kementerian

Budidaya

Tanaman

Jenderal
Pertanian

Buah,

Hortikultura,
(2010).

Standard

Operating Procedure (SOP) Durian Kajang


Kabupaten Tanggamus.
c). Direktorat

Budidaya

Tanaman

Buah,

Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen


Pertanian

(2009).

Procedure

(SOP)

Standard
Manggis

Operating
Kabupaten

Sukabumi.

28

d). Direktorat

Budidaya

Tanaman

Buah,

Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen


Pertanian

(2007).

Standard

Operating

Procedure (SOP) Pisang Kepok Kalimantan


Timur.
e). Direktorat

Budidaya

Tanaman

Buah,

Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen


Pertanian

(2006).

Standard

Operating

Procedure (SOP) Mangga Gedong Gincu


Kabupaten Cirebon.
f). Kartono (2011). Irigasi Tetes pada Tanaman
Durian Menggunakan Limbah Plastik.
g). www.stpp-bogor.ac.id

(2012).

Tips

Pengairan yang Tepat agar Tanaman cepat


Berbuah.

29

Anda mungkin juga menyukai