Anda di halaman 1dari 36

Gagal Ginjal

OLEH : NUR HUSNA 1241012096

PENDAHULUAN
Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya. Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal. 2. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh.

Anatomi Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam
mempertahankan keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen., terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum

atau di luar rongga peritoneum.

Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula, dan bagian luar, korteks.
Bagian dalam (interna) medula. Substansia medularis terdiri

dari piramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang


mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal.

Lanjutan
Bagian luar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam di antara piramid dinamakan kolumna renalis Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang

berkelok-kelok dan duktus koligens

Lanjutan
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000

nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri.


Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.

Lanjutan
Nefron terdiri dari bagian-bagian berikut : a. Glomerulus Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak

di dalam kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan


meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen. Glomerulus berdiameter 200m, mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula Bowman

Lanjutan
b. Tubulus proksimal konvulta. Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula

Bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55m.


c. Gelung henle (ansa henle).

Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis,


selanjutnya ke segmen tebal panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.

Lanjutan
d. Tubulus distal konvulta. Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelokkelok dan letaknya jauh dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.

Lanjutan
e. Duktus koligen medula. Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.

Gambar Anatomi Ginjal

Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua golongan yaitu :

Fungsi ekskresi
a. Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum,

kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam urat.


b. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. c. Menjaga keseimbangan asam dan basa.

Lanjutan
Fungsi Endokrin a. Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.

b. Menghasilan renin yang berperan penting


pengaturan tekanan darah.

dalam

c. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu penyerapan kalsium.

Lanjutan
d. Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.

Epidemiologi
a. Host 1. Umur dan jenis kelamin 2. Pekerjaan

Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan


bahan-bahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.

Lanjutan
3. Perilaku minum Air merupakan cairan yang sangat penting di dalam tubuh. Lebih kurang 68% berat tubuh terdiri dari air. Minum air putih dalam jumlah cukup setiap hari adalah cara perawatan tubuh terbaik.

Lanjutan
4. Riwayat penyakit sebelumnya.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan

penyakit GGA, yaitu :


a. Penyebab penyakit GGA Prarenal, yaitu :

1. Hipovolemia
2. Vasodilatasi sistemik

Lanjutan
3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung

b. Penyebab penyakit GGA renal, yaitu :


1. Kelainan glomerulus a. Glomerulonefritis akut b. Penyakit kompleks autoimun c. Hipertensi maligna

Lanjutan
2. Kelainan tubulus a. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia Beberapa gangguan yang menyebabkan iskemia ginjal, yaitu :

1. Hipovolemia : misalnya dehidrasi, perdarahan, pengumpulan


cairan pada luka bakar, atau asites. 2. Insufisiensi sirkulasi : misalnya syok, payah jantung yang berat, aritmi jantung, dan tamponade.

Lanjutan
b. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat toksin Gejala-gejala yang dapat terjadi pada NTA ini, antara lain : 1. Makroskopis ginjal membesar, permukaan irisan tampak gembung akibat sembab. Khas pada daerah perbatasan

kortiko medular tampak daerah yang pucat.


2. Histopatologi dikenal 2 macam bentuk kelainan, yaitu lesi nefrotoksik dan lesi iskemik.

Lanjutan
3. Kelainan interstisial
a. Nefritis interstisial akut Nefritis interstisial akut merupakan salah satu penyebab GGA renal, yang merupakan kelainan pada interstisial. b. Pielonefritis akut

Pielonefritis akut adalah suatu proses infeksi dan


peradangan yang biasanya mulai di dalam pelvis ginjal tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkim ginjal.

Lanjutan
4. Kelainan vaskular

a. Trombosis arteri atau vena renalis


b. Vaskulitis.

c. Penyebab penyakit GGA postrenal, yaitu : 1. Obstruksi intra renal :

a. Instrinsik : asam urat, bekuan darah, kristal asam jengkol.


b. Pelvis renalis : striktur, batu, neoplasma.

Lanjutan
2. Obstruksi ekstra renal : a. Intra ureter : batu, bekuan darah. b. Dinding ureter : neoplasma, infeksi (TBC). c. Ekstra ureter : tumor cavum pelvis.

d. Vesika urinaria : neoplasma, hipertrofi prostat.


e. Uretra : striktur uretra, batu, blader diabetik, paraparesis.

Gejala-Gejala GGA
Gejala klinis yang terjadi pada penderita GGA, yaitu : a. Penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare, pucat (anemia), dan hipertensi. b. Nokturia (buang air kecil di malam hari). c. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan). d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki. e. Tremor tangan.

Lanjutan
f. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi. g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai adanya pneumonia uremik. h. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang). i. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah, berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml) j. Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus

Pencegahan
a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola
makan dan olahraga teratur. b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang harus dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal dapat dikurangi. c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderita-penderita gastroenteritis akut. d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama

pembedahan, dan pada trauma-trauma kecelakaan atau luka bakar.

Lanjutan
e. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang bersifat nefrotoksik. f. Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat pemakaian obat-

obat yang diketahui nefrotoksik.


g. Cegah hipotensi dalam jangka panjang. h. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari dan bila sudah terjadi harus segera diperbaiki.

Pengobatan
Terhadap infeksi sebagai penyakit dasar harus diberikan
pengobatan yang spesifik sesuai dengan penyebabnya, jika obat-obatan, misalnya antibiotika diduga menjadi penyebabnya, maka pemakaian obat-obatan ini harus segera dihentikan. Terhadap GGA akibat nefrotoksin

harus segera diberikan antidotumnya, sedangkan


zat-zat yang dapat dialisis harus dilakukan dialisis secepatnya

Lanjutan
a. Pengaturan Diet Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi peningkatan urea darah akibat pemecahan jaringan yang hebat. Selama

periode ini pemberian protein dari luar harus dihindarkan.


Umumnya untuk mengurangi katabolisme, diet paling sedikit harus mengandung 100 gram karbohidrat per hari. Seratus

gram glukosa dapat menekan katabolisme protein endogen


sebanyak kira-kira 50%.

Lanjutan
b. Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit 1. Air (H2O) Pada GGA kehilangan air disebabkan oleh diuresis, komplikasi-

komplikasi (diare, muntah). Produksi air endogen berasal dari


pembakaran karbohidrat, lemak, dan protein yang banyak kira-kira 300-400 ml per hari. Kebutuhan cairan perhari adalah 400-500 ml ditambah pengeluaran selama 24 jam.

2. Natrium (Na)

Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi sampai 500 mg


per 24 jam. Natrium yang banyak hilang akibat diare, atau muntahmuntah harus segera diganti.

c. Dialisis

Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara konservatif,


juga memerlukan dialisis, baik dialisis peritoneal maupun hemodialisis. Tindakan ini dilaksanakan atas indikasi-indikasi

tertentu. Pemilihan tindakan dialisis peritonial atau hemodialisis


didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan indivual penderita.

Lanjutan
d. Operasi Pengelolaan GGA postrenal adalah tindakan pembedahan untuk dapat menhilangkan obstruksinya. Kadang-kadang

untuk dapat dilakukan operasi diperlukan persiapan tindakan


dialisis terlebih dahulu.

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Apoteker bertanggung jawab untuk

memberikan informasi terkait dengan terapi


pasien sebagai salah satu bentuk pelayanan klinis.

yaitu pemberian KIE baik kepada dokter, perawat


maupun pasien yang bersangkutan. Berikut

adalah bentuk KIE yang dapat diberikan:

Informasikan kepada pasien tentang kemungkinan komplikasi Ginjal,sehingga pasien akan mengontrol dietnya dan dapat meningkatkan aktifitas fisiknya. Informasikan kepada pasien untuk terus rajin mengontrol tekanan darah dan Kreatinin.

Berikan informasi kepada pasien tentang pentingnya


kepatuhan dalam mengkonsumsi obatnya.

Jelaskan kepada pasien untuk bersikap koperatif khususnya informasikan kepada petugas jika pasien merasakan gejalagejala seperti ruam, infeksi yang tidak sembuh, rasa panas dianggota tubuh, gangguan pendengaran ataupun indra penciuman.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai