Anda di halaman 1dari 2

Nama NIM MK Rombel

: Taufiq Priyo Utomo : 6450407006 : Dasar Kewirausahawan :1

Analisis Artikel

Dewi Provita Rini, merupakan salah seorang wiraswastawan yang patut di contoh. Dia berani untuk memulai usaha dengan membaca setiap peluang secara terus menerus walaupun dengan segala risiko yang ada. Jatuh bangun dan kegagalan dalam usahanya tidak membuat dia menyerah akan tetapi tambah memacu untuk membuat ide-ide baru dengan tetap memperhatikan tugasnya sebagai seoraang ibu rumah tangga yang mengurus aanknya. Dewi akhirnya tertarik pada usaha mainanan anak-anak, dia mulai tertarik saat temannya memninjamkan mainan anak-anak untuk dijual di pameran, ternyanta mainan tersebut habis terjual, hal itu dikarenakan mainan yang dijual sesuai dengan tema pameran yaitu pendidikan. Mainan dari kayu semuanya mepunyai nilai pendidikan yaitu untuk melatih otak maupun motorik halus. Pengunjung yang kebanyakan adalah para pendidik dan orang tua tertarik enjadi untuk membelinya. Sukses dalam penjualan mainan anak-anak, dia mulai berusaha mempelajari pembuatanya pada perajin kayu disekitar rumahnya, sedangkan untuk pewarnaan dia memakai usaha sablon yang dimiliki suaminya. Ternyata hasilnya cukup lumayan, untuk mengembangkan ide-idenya dalam pembauatan rancangan mainan dia memcari dan menggali lewat internet, buku, berdiskusi dengan konsumen bahakan dengan ikut seminar-seminr tentang kesejatan dan pendidikan untuk menciptakan mainan-mainan yang sesuai dan dibutuhkan untuk kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Sehingga dia tidak menjual atau membuat mainan robot, mobil dengan remote kontrol, pedang-pedangan atau pistol-pistolan. Hal itu menandakan bahwa dewi telah mendapatkan kuci sukses yang selama ini dia cari yaitu dengan membuat mainan kayu yang bertema edukasi. Selain itu dia juga selalu membaca peluang usaha dengan mencari dan mengembangkan ide-ide baru untuk

menciptakan bangun rancang mainan yang mempunyai nilai-nilai edukasi. Hal ini menjadikan mainan-mainan yang dewi ciptakan tidak monoton itu-itu saja dengan tetap mempertahankan fungsi edukasi dari mainan yang diciptakan. Tidak hanya itu dalam melakukan usaha diperlukan sesuatu yang menjdi daya tarik bagi produk yang diciptakan, sehingga produk tersebut dapat lebih laku dipasaran. Dewi menyiasatinya dengan hanya menjual produk-produk yang dia ciptakan dalam pameran saja. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Hasilnya permintaan selalu melimpah terutama setelah pameran. Contohnya saja ketika dia memperoleh order dari angkatan udara untuk memasok mainan ke seluruh taman kanak-kanak milik Angkatan Udara. Sekarang dia mempuyai dua tkang tetap di daerah cianjur yang ongkos pembuatannya lebih murah daripada di sekitar rumahnya dan lima karyawan dirumahnya untuk membantu pewarnaan dan pengemasannya. Untuk menambah jenis mainan dia jga membeli mainan pendidikan dari cina, akan tetapi hanya yang berbahan plastik, karena menurutnya untuk bahan kayu produk sendiri lebih bisa bersaing. Menurut taksirannya barang yang dimilikibya sudah bernilai 100 juta, padahal awalnya hanya 500.000 yaitu ongkos sewa tempat pameran saat pertama dia mulai menjual mainan temannya. Dari kisah dewi dapat diambil kesimpulan bahwa kegagalan dalam menjalankan usaha tertentu tidak selalu kegagalan dalam seluruh usaha yang akan dijalankan, perlu kerja keras dan pantang menyerah dalam mencoba memulai usaha. ide-ide kreatif dan inovatif harus digali terus menerus dalam setiap peluang usaha yang ada. Tidak lupa juga untuk mencari kunci sukses dalam usaha yang dijalankan dan mencari sesuatu yang menjadi daya tarik konsumen agar produk ayng dicipktakan lebih laku dipasaran.

Anda mungkin juga menyukai