ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 01
Echinococcus granulosus
Phyllum Kelas Subkelas Ordo Famili Penyakit : Platyhelminthes : Cestoidea : Cestoda : Cyclophyllidea : Taeniidae : Echinococcosis Hydatid disease Hydatid cyst Hydatidosis : Anjing, serigala, kucing (jarang), carnivora lain : Herbivora, manusia
DH IH
Distribusi geografik
Penyebaran terjadi hampir di seluruh dunia terutama di daerah peternakan lembu, kambing, domba. Parasit ini ditemukan di Australia, Selandia Baru, Afrika, Amerika Selatan, Eropa, RRC, Jepang, Filipina, Arab.
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 02
Skoleks (bulat, mempunyai 4 batil isap dan rostellum yang dilengkapi dengan dua deret kait yang tdd. 30 36 kait) Leher: pendek dan lebar Proglottid :
Immature Mature Gravid (mengandung uterus di tengah dengan 12 -15 cabang yang melebar, dengan kira-kira 500 telur)
Telur :
S.H. E. granulosus
Kista hidatid :
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 03
Bentuk :
Mempunyai
Lapisan kutikulum Lapisan germinativum Cairan steril Brood capsule Kista sekunder
Kista hidatid
Epidemiologi:
Tergantung dekat tidaknya hubungan dengan anjing. Tergantung pada insidennya pada anjing sendiri. Biasanya pada anak anak.
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 04
Seperti gejala tumor dengan adanya pressure atrofi tergantung lokasi kista hidatid. Perdarahan (o.k. kista mengerosi pembuluh darah) Torsi pada omentum konstriksi vaskuler
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 06
Kista ini dapat pecah tumbuh menjadi kista sekunder di tempat lain
PROGNOSIS
Baik, bila kista primer mudah dicapai untuk pengobatan dengan cara pembedahan.
Kurang baik, bila ada infeksi sekunder. Buruk, bila tidak diambil tindakan pembedahan, pada echinococcosis sekunder, dan bila ada lesi dalam tulang.
DIAGNOSIS
Dx. klinis :
Adanya tumor yang berupa kista (t.u. di hepar) yang tumbuhnya perlahan. Tinggal di daerah endemi (Ax.) Ada hubungan erat dengan anjing
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS 07
TX :
Pembedahan
Punksi dengan jarum (cairan kista diganti formalin 10%)
Radiologis Laboratoris:
Menemukan protoscolex dalam spesimen (sputum, urine, pembedahan)
PENCEGAHAN
Mengobati anjing yang mengandung E. granulosus. Di daerah endemi anjing harus dijauhkan dari pejagalan dan tidak boleh diberi makan sisa pejagalan yang belum dimasak. Menghindarkan kontaminasi makanan dengan tinja anjing.
SPARGANOSIS
dr. Kartika Ishartadiati, M.Ked.
SPARGANOSIS 01
SPARGANOSIS
Disebabkan oleh infeksi stadium pleroserkoid (sparganum) dari cacing Cestoda Pseudophyllidea genus Spirometra (contoh: Spirometra mansonoides, Spirometra ranarum) dan kadang-kadang genus Diphyllobothrium.
Sparganum :
1. Tidak bercabang
Spirometra mansonoides (cacing dewasanya mirip D. latum, tetapi lebih kecil) DH : anjing, kucing, carnivora liar IH : I. Cyclops dan Diaptomus II. Ular, katak Siklus hidup mirip D. latum
2. Bercabang
Larva cacing pita yang bertunas: Sparganum proliferum. Ditemukan di Jepang dan Amerika Serikat. Cacing dewasa dan siklus hidupnya tidak diketahui.
SPARGANOSIS 02
Manusia mendapat sparganosis karena : 1. Menelan Cyclops yang mengandung procercoid, yang terdapat dalam air minum. 2. Makan kodok, ular yang mengandung plerocercoid. 3. Mempergunakan daging kodok yang infektif sebagai obat luka. GEJALA: Sakit lokal, giant urticaria, edema, eritem disertai menggigil, demam, dan hipereosinofilia. Infeksi mata konjungtivitis, edema, lakrimasi, ptosis
SPARGANOSIS 03
PROGNOSIS Tergantung lokasi parasit dan pengeluarannya. DIAGNOSIS Menemukan sparganum di dalam lesi. TX Mengeluarkan sparganum dengan pembedahan. PENCEGAHAN Memasak air sebelum diminum. Tidak memakai daging kodok sebagai obat yang ditempelkan. Tidak memakan daging ular atau katak yang dimasak tidak sempurna.