Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI :

LANDASAN BERFIKIR : Ketahanan Nasional Sebagai Konsepsi, merupakan paradigma berfikir dalam melihat, mensikapi, serta mengambil langkah- langkah dalam upaya pembinaan kehidupan nasional. POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI KONSEPSI 1. Pendekatan Asta Gatra 2. Pendekatan Kesejahteraan ( prosperity approach ) dan Pendekatan Keamanan ( security approach ) 3. Model berfikir Komprehensif Integral MODEL BERFIKIR KOMPREHENSIF INTEGRAL KOMPREHENSIF INTEGRAL = = MENYELURUH

MENYATU

Yaitu model berfikir yang memandang, mesikapi dan berusaha menyelesaikan setiap masalah yang timbul dengan memeperhatikan keterkaitan berbagai aspek secara menyeluruh dan menyatu.

TANGGAPAN DARI KAMI SEBAGAI DEKAN : Kami sebagai Dekan menanggapi hal tersebut melihat dari masalah kekerasan yang dilakukan kami dapat melihat dari aspek aspek apa saja yang melatarbelakangi kekerasan tersebut. Kami dapat mengambil beberapa aspek masalah yang melatarbelakangi kekerasan tersebut, antara lain : 1. Aspek senioritas dalam kampus Kata senioritas sudah sering kita dengar di dalam kehidupan kampus. Mungkin awalnya bertujuan positif yaitu membentuk kedisipilinan bagi para juniornya, tetapi sangat jarang dilakukan dengan cara-cara yang bersifat positif. Karena kebanyakan tindakan-tindakan yang didasari pembentukan kedisiplinan tersebut dilakukan dengan cara kekerasan. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan pun tidak tanggung-tanggung. Mulai dari hal-hal ringan sampai kelas beratnya. Senioritas memang perlu untuk ada dalam sebuah institusi demi menjaga sebuah hirarki penghormatan terhadap yang lebih senior. Senior bukan hanya sebagai umur saja, tapi bisa banyak hal seperti pangkat, jabatan, technical skill, dsb. Tapi apa dengan adanya senioritas bisa semena-mena? Banyak hal positif yang bisa

kita lakukan dengan adanya senioritas. Salah satunya dengan membimbing junior atau bawahan kita dalam melakukan pekerjaan atau pendidikan yang akan dihadapinya. Mahasiswa-mahasiswa baru (junior) selalu ditindas oleh mahasiswa-mahasiswa lama (senior). Bagaimana bangsa Indonesia mau maju, kalau generasi-generasi bangsa tidak punya moral yang tahunya hanya melakukan kekerasan seperti tukang pukul. Memangnya pendidikan tempat mencetak preman-preman?? Buat apa pendidikan tinggi, toh hasilnya seperti itu. 2. Aspek pengaruh minuman keras dan obat-obatan Tidak dipungkiri bahwa ada saja Mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang di dalam setiap acara yang diselenggarakan. Dan ini berpengaruh bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk. Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi. 3. Aspek sifat dan karakter dari orang tersebut Karakter Manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi bermodal tabiat bawaan genetika orang tuanya kemudian terbangun sejalan dengan proses interaksi social dan internalisasi nilai-nilai dalam medan Stimulus dan Respond sepanjang hidupnya. Perilaku manusia tidak cukup difahami dari apa yang nampak, tetapi harus dicari dasarnya. Tidak semua senyum bermakna keramahan, demikian juga tidak semua tindak kekerasan bermakna permusuhan. Diantara yang mendasari tingkah laku manusia adalah : Instinc. Instinc bersifat universal; seperti (1) instinct menjaga diri agar tetap hidup, (2) instinct seksual dan (3) instinct takut. Semua manusia memiliki instinct ini. Adat kebiasaan. Perbuatan yang diulang-ulag dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya, disebut kebiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan kegembiraan atau kemarahan, cara berbicara adalah wujud dari kebiasaan. Orang merasa nyaman dengan kebiasaan itu meski belum tentu logis.

Keturunan. Genetika orang kepada anaknya hingga pada perilaku.

tua

akan

menurun

Lingkungan. Menurut sebuah penelitian psikologi; 83% perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh berbagai stimulus. Motivasi. Setiap manusia melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi melakukan sesuatu bisa karena (a) keyakinan terhadap sesuatu, (b) karena terbawa perilaku orang lain, (c) karena terpedaya atau terpesona terhadap sesuatu.

TINDAKAN DARI KAMI SEBAGAI DEKAN : Dari aspek-aspek yang kami analisa, jadi tanggapan kami salaku Dekan menyikapi insiden kekerasan mengakibatkan salah satu mahasiswa baru terluka serius dan harus dirawat dirumah sakit, yakni : 1. Memanggil Ketua Jurusan, 2. Memanggil Ketua HMJ, semua panitia makrab dan panitia pelaku kekerasan, 3. Memanggil orang tua dari mahasiswa baru yang terluka dan perwakilan mahasiswa bau sebagai peserta makrab. Setelah memanggil dan mendengarkan pendapat dari ketiga pihak yang bersangkutan lalu mempertemukan ketiga pihak tersebut dalam suatu forum untuk meminta pertanggungjawaban dari Ketua HMJ dan panitia makrab serta mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. SOLUSI DARI KAMI SEBAGAI DEKAN : Banyak diantara senior yang berkelit demi kebersamaan atau setia kawan, disiplin, egaliter, dan penggemblengan mental. Konon di dunia kerja mereka akan mengalami yang lebih berat dari situ. Apa ia? Menurut pengalaman selama mengikuti ospek, ospek tidak memberikan dampak yang berarti bagi perkembangan mental dan keberhasilan di kuliah. Teman-teman sesama peserta ospek masih cenderung egois dan primordial. Bahkan ada teman yang ketika ospek masuk golongan mampus (peserta yang lemah karena alasan tertentu), justru menjadi senior yang paling galak dan killer memberikan hukuman, seakan dia tidak ingat siapa dia. Inikah produk dari bentuk ospek yang kita harapkan? Ospek harus diperbaharui yaitu dikembalikan kepada tujuan dasar. Ospek baru ini harus memberikan muatan baik berupa pegetahuan (kognitif), sikap (afective) dan bertindak (psikomotorik) kepada mahasiswa baru yang memampukan mereka beradaptasi lebih cepat, belajar lebih konsentrasi, dan mempunyai arah dalam belajar. Ospek baru ini juga harus mengedepankan intelektualitas, kreativitas, rasa cinta kemanusiaan, lingkungan, dan kalau boleh memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar, terutama sekitar kampus. Untuk mewujudkan hal diatas tentu tidak ada hubungannya lagi dengan tas dari goni, krincingan di kaki, kalung dari petai/jengkol. Juga kekerasan fisik dan bentak-bentak tidak karuan tidak tepat lagi.

Bagaimana mewujudkan ospek baru tersebut? Untuk muatan pengetahuan ada baiknya dilaksanakan ceramah dari pimpinan institusi, fakultas, sampai ketua departemen. Juga alangkah baiknya beberapa alumni yang telah menjadi profesional yang sesuai dengan jurusan kita diundang untuk memberikan gambaran tentang peluang dan tantangan dunia kerja mereka. Disamping itu mahasiswa baru juga harus sedini mungkin dikenalkan kepada fasilitas kampus mis: laboratorium, sarana komputer, perpustakaan, dan fasilitas lain di kampus yang dapat mereka pergunakan serta hak dan kewajiban mereka. Untuk aspek sikap mereka dapat diajak diskusi atau debat dan membuat tulisan ilmiah tentang permasalahan masyarakat atau kampus. Sedangkan aspek psikomotorik dapat dilakukan dalam berbagai hal, misalnya: melakukan kerja bakti disekitar kampus, memperbaiki fasilitas umum sebagai wujud rasa kepemilikan kepada kotanya yang baru, fasilitas MCK masyarakat sekitar dan pembersihan kali sebagai wujud kepekaan pada lingkungan. Untuk meningkatkan kebersamaan diantara mahasiswa baru, mereka dapat ditugaskan membuat suatu proyek-proyek sosial atau lingkungan. Bagaimana dengan aspek hiburan atau lucu-lucuan? Biasanya ini bagian penting yang ditunggu-tunggu panitia. Biasanya senior butuh hiburan dan ini diwujudkan dengan pemberian hukuman. Hukuman ini bervariasi dari hukuman fisik (jalan jongkok, push-up), disuruh merayu pohon, mengukur jalan, mijit senior dan lain-lain. Sebaiknya memang hukuman juga diarahkan ke arah yang lebih membangun (konstruktif). Jangan lagi pemberian hukuman didasarkan pada unsur ngerjain atau unsur balas dendam karena ingat dulu dia diperlakukan sama oleh seniornya. Bukankah aspek hiburan dapat diadakan dengan malam kesenian dengan menyuruh kelompok-kelompok tersebut bikin acara hiburan ke seniornya? Sebenarnya hal-hal diatas adalah sebagian kecil dari permasalahan dan beberapa solusi yang dapat dilakukan. Masih banyak hal-hal yang lebih baik dan berguna untuk dilakukan melalui kegiatan ospek. Pada waktu ospek rasa takut/segan seorang mahasiswa baru kepada seniornya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Misalnya membersihkan got atau sungai, kunjungan ke masyarakat pingiran. Sebab mungkin saja dalam keadaan normal, mereka tidak akan mau melakukannya atau bahkan memikirkannya pun tidak. Kami percaya, sudah banyak panitia ospek dengan program-program dan kegiatan yang sudah disusun. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba alternatif-alternatif yang memang dapat dirasakan positif oleh peserta, institusi ataupun masyarakat luas. Dengan demikian, image yang buruk yang menghantui para mahasiswa baru, orang tua dimana ospek penuh kekerasan yang dapat menimpa anak mereka, tidak terjadi lagi. Selain itu, bukankah mahasiswa yang selama ini memperjuangkan kesamaan hak (egaliter), hak azasi, pro rakyat, anti kekerasan? Kenapa juga mereka sendiri yang merongrongnya? Maka dari itu, mari kita sambut penerimaan mahasiswa baru dengan ospek baru. Semoga Masa Penerimaan Mahasiswa Baru tahun ini menjadi tonggak perubahan untuk waktu-waktu yang akan datang dan memberikan sumbangsih positif bagi kemajua sumber daya manusia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai