Anda di halaman 1dari 8

July 2013

ABG Leadership Resume

AINIA PUTRI AYU KUSUMA - 19011024

2D | School Of Business and Management

GOVERNMENT

BUSINESS

ACADEMIC

CHAPTER 1 PROBLEMATIKA BANGSA DAN KEPEMIMPINAN LINTAS SEKTORAL ABG (Academic, Business, and Government

Mind Map

ABG Leadership

Akademisi

Ada kecenderungan kepentingan akademik yang dipertimbangkan dalam kesuksesan menjadi seorang pemimpin

Problematika Bangsa dan Kepemimpinan Lintas Sektoral ABG

Pengusaha

orang yang berjiwa pengusaha, sehingga mampu membawa negara kita ini dengan perhitungan yang akurat akan posisi stratejik negara dalam bidang ekonomi yang memberikan manfaat terbesar bagi negara

Politikus

aktivis partai yang menyuarakan rakyat di badan legislatif

Pemerintah tim militer (POLRI.TNI) memiliki wawasan kebangsaan dan jiwa patriotik yang tinggi

Birokrat

Peluang dan harapan Potensi emas yang dimiliki oleh Indonesia

Ancaman Problematik Indonesia Masalah yang dihadapi leh Indonesia sebagai negara berkembang

Siapa yang bertanggung jawab?

Pemimpin yang bercita rasa ABG dan membangun

kapabilitas organisasi

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi skill dalam self awareness, self management, social awareness, dan relationship management

diperlukan peran dari 3 aspek yaitu pemerintah, akademisi, dan wirausahawan

diperlukan pemimpin yang memiliki kemampuan dengan 3 kriteria di atas yang bisa mequjudkan kapabilitas organisasi

Setiap negara pasti memimpikan sosok pemimpin yang dapat menyejahterakan rakyatnya. Seorang pemimpin yang memiliki modal kejujuran, keadilan, dan kebijaksanaan merupakan pemimpin yang dirindukan oleh Indonesia. Pemilihan umum masih satu tahun lagi, tetapi bakal calon presiden sudah mulai soktak terdengar oleh kawan-kawan media. Obrolan tentang Pemimpin seperti apakah yang nantinya harus kita pliih? menjadi salah satu menu sarapan pagi yang favorit di kalangan masyarakat. Bila dilihat berdasarkan keprofesian yang ada di masyarakat, ada 4 antara lain sebagai berikut. Ada kalangan akademisi, politik, ekonomi, dan juga birokrat. Kalangan akademisi merupakan para pemimpin yang memiliki banyak pengalaman sebagai pengajar dan dosen yang memiliki perhatian khusus terhadap peningkatan dan pengembangan kualitas yang ada di Indonesia. Sedangkan, kalangan politik merupakan para ahli politikus yang aktif dalam kepartaian dan menjadi wakil rakyat yang menyuarakan aspirasi rakyat. Selanjutnya yaitu kalangan ekonomi, yang termasuk ke dalamnya adalah para pengusaha yang menjadi tonggak perekonomian suatu negara. Pengusaha merupakan salah satu penentu dan tolak ukur dalam pengukuran kualitas perkonomian suatu negara. Dan kalangan birokrat merupakan kalangan yang memiliki jiwa patriotik dan wawasan kebangsaan yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Berbekal pendidikan militer dan bertugas dalam garda terdepan dalam menjaga pertahanan, dan keamanan negara. Masih menjadi perbincangan hangat, pemimpin berasal dari kalangan menakah yang seharusnya memimpin Indonesia. Berikut ini merupakan ulasan mengenai karakter yang berasal dari kalangan-kalangan tersebut. Pemimpin yang akademisi Pemimpin yang berasal dari kalangan ini biasanya merupakan dosen, pengajar, dan lulusan perguruan tertinggi tertentu. Sejauh ini, rupanya baru ada 1 presiden yang berasal dari kalangan akademisi, yaitu Bapak B.J Habibie. Meski bukan dosen, tetapi representasinya dalam hal teknologi menunjukkan karakter kepribadiannya yang sangat akademisi. Belum pernah terdengar dosen perguruan tinggi tertentu menjadi seorang presiden. Namun, walkota bandung yang baru saja terpilih juga merupakan kalangan akademisi dalam bidang arsitektur. Selalu ada alasan dibalik sebuah tindakan. Rupanya, ada kecenderungan kepentingan akademik yang perlu dipertimbangkan dalam kesuksesan menjadi seorang pemimpin. Pemimpin berasal dari kalangan akademisi mungkin geram bila melihat masih banyaknya anak yang putus sekolah, sedikitnya generasi penerus yang dapat melanjutkan tugas perguruan tinggi atau pun masih menjamurnya pejabat kepala daerah yang memiliiki ijazah palsu demi kesuksesan kampanyenya.

Pemimpin yang Pengusaha? Meski masih berkontroversial mengenai pengusaha yang terjun ke ranah politik dan memiliki tekad dalam memimpin Indonesia. Sebagai seorang pengusaha yang berpengalaman dalam mempertimbangkan, menghitung secara akurat dalam keputusan pengambilan resiko, harapannya para pengusaha dapat membawa Negara Indonesia dalam menyusun strategi negara dalam bidang ekonomi yang memberikan manfaat terbesar bagi negara. Selain itu, menurut pendapat sebagian orang, pengusaha harusnya terhindar dari resiko penyelewengan dana, karena asumsinya para pengusaha sudah memiliki kekayaan dan dana yang memadai. Dampak negatif yang mungkin timbul, yaitu antara lain pemanfaatan birokrasi pemerintah untuk kepentingan usaha pribadinya atau dia akan melakukan banyak hal asalkan target bisnisna tercapai tanpa melihat kebutuhan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Pemimpin yan Negarawan (Birokrat) Sosok yang tegas, mengayomi mungkin menjadi suatu idaman bagi sebagian masyarakat Indonesia. Salah satu benteng negara dalam menghadapi arus globalisasi antara lain yaitu pertahanan dan keamanan terutama daerah territorial yang ada di Indonesia. Pemimpin yan berasal dari kalangan birokrat memiliki jiwa patriotik dan wawasan kebangsaan yang tinggi dibandingkan yang lain. Berbekal pendidikan militer dan juga tugas nya dalam hal pertahanan dan keamanan, memotivasi rakyat Indonesia untuk melakukan hal apapun demi kemajuan negara kita.

PELUANG DAN HARAPAN , ANCAMAN DAN PROBLEMATIK Siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia berikutnya, tentunya harus mengerti tentang apa peluang dan harapan yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak memperkirakan bahwa Indonesia akan mencapai masa keemasannya pada tahun 2030. Berdasarkan laporan Pricewaterhouse Coopers tahun 2006 oleh Hawksworth, Indonesia akan menjadi negara maju yang unggul dalam pengelolaan kekayaan alam dengan Produk domestic Bruto sebesar USD 18000 dan pada tahun 2050 akan mencapai USD 23000.

Bukan hanya itu, inisiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berpartisipasi dengan negara lain di United Nations dalam hal Millenium Development Goals 2030, harapannya Indonesia dapat meningkatkan kualitasnya dalam hal kesehatan, pendidian dan lain sebagainya. Sebagai seorang pemimpin, harus pandai dalam membaca peluang untk dijadikan potensi dari negara kita. Oleh karena itu, peran para akademisi, engusaha, dan juga birokrat sangat diperlukan dalam hal mengembangkan potensi dan memecahkan permasalahan yang ada. Lalu, apa yang menjadi ancaman dan problematiK yang dialami oleh Indonesia? Di era globalisasi ini, setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan Global Competitive Index (Indeks Daya Saing) dalam skala dunia. Banyak faktor yang mempengaruhi GCI tersebut, diantaranya yaitu kemampuan suatu negara dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wealth economic Forum, saat ini Indonesia masih menduduki peringkat 54 dari 113 negara. Peringkat tersebut masih relative lebih rendah apabila dibandingkan dengan China, India, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Dalam penelitian tersebut pula diungkapkan bahwa problematic yang dialami Indonesia antara lain yaitu birokrasi pemerintah yang tidak efisien, infrastruktur yang dianggap tidak memadai, kebijakan yang tidak menentu, korupsi, keterbatasan modal pendanaan, undan-undang ketenagakerjaan yang kaku, perpajakan laju inflasi, peraturan nilai mata uang asing, kurangnya pendiidkan tenaga kerja, etika kerja tenaga kerja yang lemah, ketidakstabilan pemerintah, tingkat pajak, serta rendahnya kesehatan asyarakat dan tingginya tingkat criminal dan pencurian. Menyikapi hal tersebut, diperlukan adanya perhatian dari banyak pihak, baik dari kalangan perguruan tinggi, kalangan pemerintah, ataupun kalangan pengusaha. Ketiganya tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain diperlukan para pemimpin yang memiliki pemahaman tentang bisnis sebagai penggerak keekonomian negara, pengetahuan kepemrintahan dalam memfasilitasi bisnis yang didukung oleh analisis mendalam dalam memastikan peluang yang ingin dicapai. Singkatnya, Indonesia memerlukan pemimpin yang memiliki kemampuan cita rasa ABG (Academic, Business, dan Government)

PEMIMPIN BERCITARASA ABG Dalam mewujudkan peluang untuk meningkatkan potensi, serta menelurkan solusi-solusi untuk permasalahan problematic yang dimiliki oleh Indonesia diperlukan para pemimpin yang memiliki paradigm sebagai seorang akademisi yang mampu mengamati dan menganalisa situasi secara cermat dan juga memiliki jiwa sebagai seorang pebisnis yang memiliki pengalaman dalam pengambila resiko untuk berkontribusi eningkatkan kualitas perekonomian secara makro, serta tetap mempertahankan kesinambungan, keteraturan dengan harmonisasi gagasan dalam berbangsa dan bernegara. Apabila pemimpin dengan kemampuan seperti tersebut di atas, maka Indonesia dapat meningkatkan peringkatnya dalan rating Global Competitiveness index. Selain kemampuan secara pribadi, pemimpin tersebut juga harus memiliki kapabilitas dalam beroganisasi. Kesuksesan suatu organisasi dapat dilihat dari perilaku dan pelaku organisasi dalam upayanya mewujudkan organisasi tersebut. Pemimpin harus memiliki self awareness, self management, social awareness, dan juga relationship management. Setelah itu, barulah seorang pemimpin dapat menerapkan gaya kepemimpinannya untuk membentuk budaya organisasi dan menyusun strategi organisasi sehingga mewujudkan kapabilitas organisasi yang dapat menjadi katalisator dalam tercapainya tujuan organisasi tersebut. Kemudian, sebuah organisasi dituntut untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan kepabilitasnya dengan cara meningkatkan daya saing, berkompetisi, dan tidak kaku akan perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Dalam konteks memimpin Indonesia, diperlukan pemimpin yang bercitarasa ABG yang dapat menunjukkan kemampuannya bahwa Indonesia memiliki kapabilitas yang sudah mumpuni. Untuk mencapai hal tersebut, pemimpin hendaknya memahami model kepemimpinan ABG yang

berhubungan dinamis sesuai tujuan.

ACADEMIC

BUSINESS

GOVERNTMENT

Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorng pemimpin ABG harus dapat mengolaborasikan secara dinamis hubungan antara Academic Business , Academic business government , atau pun business government. Bergantung pada permasalahan yang dihadapi, memerlukan perpaduan yang mana. Kunci kesuksesan dapat ia raih saat dapat mengatasi kesenjangan diantara ketiga hal tersebut. Apabila kemampuan secara pribadi maupun secara kapabilitas organisasi sudah dimiliki, maka ia akan dapat meningkatkan daya saing sebuah negara dengan terwujudnya peluan dan terselesaikannya problematik yang ada.

Anda mungkin juga menyukai