Anda di halaman 1dari 17

Tumor kelenjar saliva minor pada rongga mulut: Nilai diagnostik dari dynamic contrast-enhanced MRI

Abstrak Tujuan: untuk mengevaluasi nilai dari dynamic contrast-enhanced magnetic resonance imaging (DCE-MRI) untuk tumor kelenjar saliva minor pada rongga mulut. Material dan metode: tiga puluh dua pasien dengan tumor kelenjar saliva minor diperiksa sebelum tindakan operasi menggunakan DCE-MRI. Maximum contrast index (CImax), time of CImax (Tmax), Tpeak; yaitu waktu yang berhubungan dengan CImax x 0,90, dan washout ratio (WR300 dan WR600) ditentukan dari kurva contrast index (CI). Kami membandingkan parameter tersebut antara tumor jinak dan ganas dan diantara tipe histopatologis lain dari tumor kelenjar saliva minor. Kemudian, kami mengkategorisasikan kurva CI pasien kedalam empat pola (peningkatan bertahap, peningkatan cepat dengan washout ratio tinggi, peningkatan cepat dengan washout rendah, dan datar). Hasil: Perbedaan siginifikan secara statistik pada Tmax (P=0,004) dan Tpeak (P=0,002) diamati diantara tumor jinak dan ganas. Berkenaan dengan setiap tipe histopatologis tumor, perbedaan signifikan dalam Tmax (p<0,001), Tpeak (p<0,001), dan WR600 (P=0,026) diamati diantara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas. Sulit untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas menggunakan klasifikasi kurva CI kami karena dua pertiga kasus diklasifikasikan kedalam tipe yang sama (peningkatan bertahap). Simpulan: Parameter DCE-MRI dari tumor kelenjar saliva minor memiliki sedikit peranan terhadap diferensial diagnosis yang dibandingkan dengan tumor kelenjar saliva mayor. Selama mendiagnosis tumor kelenjar saliva minor, Tmax sangat berguna untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas.

1. Pendahuluan Tumor kelenjar saliva terhitung sekitar 3-5% dari tumor kepala dan leher. Tumor kelenjar saliva muncul dari kelenjar saliva mayor dan minor, dan paling umum dari daerah kemunculan tumor kelenjar saliva minor merupakan rongga mulut. Mengingat tumor kelenjar saliva mayor biasanya jinak, tumor kelenjar saliva minor

cenderung menjadi ganas. Tumor kelenjar saliva muncul dalam banyak tipe histopatologis, beberapa merupakan jinak sedangkan yang lain adalah ganas. Tumor kelenjar saliva minor jinak yang paling umum adalah pleomorphic adenoma, dan paling umum dari tumor ganas adalah mucoepidermoid carcinoma dan adenoid cystic carcinoma. Lebih lanjut, gambar diagnosis memiliki peranan penting dalam membedakan antara tumor kelenjar saliva minor. Beberapa penulis termasuk kami telah melaporkan kegunaan dari parameter dynamic contrast-enhanced magnetic resonance imaging (DCE-MRI) dan kurva intensitas waktu signal (atau contrast index curve) untuk diferensial diagnosis dari tumor kelenjar saliva. Bagaimanapun, artikel ini terutama melibatkan tumor kelenjar saliva mayor, dan sejauh pengetahuan kami, belum terdapat penelitian mengenai parameter DCE-MRI yang semata-mata berkonsentrasi pada tumor kelenjar saliva minor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi nilai diagnostik dari parameter DCE-MRI pada tumor kelenjar saliva minor didalam rongga mulut. 2. Material dan metode 2.1 Pasien Tigapuluh sembilan pasien yang menjalani DCE-MRI didiagnosa secara histopatologis dengan tumor kelenjar saliva minor pada rumah sakit kami antara Maret 1999 dan Mei 2011. Kami mengeluarkan kasus yang melibatkan dasar dari mulut karena sulit untuk dipastikan apakah tumor tersebut muncul dari kelenjar saliva minor atau kelenjar sublingual. Dari 39 pasien, tujuh pasien kami keluarkan dari penelitian karena pemeriksaan MR mereka dilakukan dengan peralatan MR lain. Kemudian, kami mengevaluasi rekam medis dari 32 pasien dalam penelitian retrospektif. Penelitian ini disetujui oleh dewan tinjauan institusi kami (No.232). Pasien terdiri dari 16 laki-laki dan 16 wanita dengan rerata usia 57,8 tahun (rentang usia: 20-38 tahun). Distribusi dari tumor jinak dan ganas diperlihatkan pada tabel 1. Diagnosa histopatologis pasien termasuk 17 tumor jinak (16 pleomorphic adenomas dan 1 myoeithelioma) dan 15 tumor ganas (7 mucoepidermoid carcinomas, 6 adenoid cystic carcinomas, dan 2 carcinoma expleomorphic adenomas). Lokasi tumor adalah sebagai berikut: 24 lesi pada palatal, 3 di lidah, 2 di mukosa bukal dan gingival, dan 1 pada bibir.

Tabel 1. Diagnosis histopatologis dan lokasi tumor dari tumor kelenjar saliva minor didalam rongga mulut

Diantara semua kasus, dimensi tumor terbesar adalah 23,7 mm (jarak 13-53 mm, median: 21,0). Dimensi median terbesar dari tumor jinak adalah 19,0 mm )jarak: 13-53 mm) dan yang tumor ganas adalah 29,0 mm (jarak: 13-38). Tumor jinak memperlihatkan dimensi yang signifikan lebih kecil dibandingkan tumor ganas (P<0,05). 2.2 Panduan MRI Pemeriksaan MR dilakukan menggunakan unit 1,5 T (Magnetom Vision: Siemens, Erlangen, Germany) dengan kepala atau leher kepala berbentuk kumparan. Gambar rutin T1-weigthed (rangkaian putaran-echo) dan gambar T2-weighted (rangkaian putaran echo-turbo) didapatkan. Gambaran ini diambil pada dataran aksial dan koronal. Kemudian, kami melakukan DCE-MRI dalam kondisi yang dijelaskan dibawah. Rangkaian pertama dari DCE-MRI didapatkan menggunakan rangkaian pendahuluan tahap-tetap mengggunakan parameter sebagai berikut: TR: 5 ms; TE: 2ms; Flip angle :25o; 16 penyekat dalam potongan berukuran 48 mm, menghasilkan ketebalan efektif 3 mm, dan bidang retrangular berukuran 250 x 188 mm dan 256 x 192 matriks, menghasilkan ukuran pixel 0,98 x 0,98 mm. Rangkaian pertama dari DCE-MRI disusun dari 21 scan secara berurutan (14 scan berurutan untuk 15 kasus) dilakukan pada interval waktu 1-dtk (tambahan waktu untuk setiap scan adalah 14 detik), total waktu dari setiap rangkaian berkisar dari 210 hingga 315 detik. Sebelum scan kedua, 0,2 ml/kg medium kontras diberikan secara intravena selama 6 detik pada tingkat sekitar 2,0 ml/s melalui injeksi manual. Kami menggunakan dua tipe medium

kontras, gadopentate dimeglumine (Magnevist; Nihon Shering, Osaka, Jepang) dan gadodiamide hydrate (Omniscan; Daiichi Sankyo, Tokyo, Jepang). Kecuali untuk satu kasus, rangkaian kedua dan ketiga dari DCE-MRI didapatkan pada sekitar 600-800 detik dan 900-120 detik setelah pemberian medium kontras. Dua scan berurutan dilakukan untuk rangkaian kedua dan ketiga dari DCEMRI, menghasilkan total waktu scan adalah 30 detik. 2.3 Parameter DCE-MRI Regio yang menarik perhatian tergambar secara manual sehingga yang termasuk dalam regio didalam parameter tumor merupakan yang paling besar dan menghindari bagian pembuluh darah dan kista dari tumor (Gambar 1). Rerata signal intensitiy (SI) dalam regio dihitung untuk setiap lesi menggunakan workstation (Synapse Vincent, Fujifilm medical Co, Tokyo, Jepang). Contrast index (CI) dihitung menggunakan formula CI = (SI (post-contrast) SI (pre-contrast)/SI (pre-contrast). Waktu yang pasti dari CI kemudian digabungkan untuk mendapatkan kurva CI. Parameter yang berasal dari kurva CI adalah maximum CI (CImax), yang dipertimbangkan untuk mewakili maximum amplitude dari peningkatan, dan Tmax; yaitu waktu pada saat CImax terjadi. Kami kemudian menghitung CIpeak, yang dijelaskan sebagai pengukuran CI pertama yang memenuhi CImax x 0,90, dan Tpeak, yang merupakan waktu pada saat Cipeak terjadi. CI peak dihitung dari kurva menggunakan linear interpolation, sebagaimana yang dijelaskan dibawah. Washout ratio (WR300 dan WR600), yang ditampilkan dalam bentuk persentase, dijelaskan sebagai berikut: CImax CI300 (atau CI600)/CImax x 100 (%), ketika CI300 dan CI600 mewakili CI yang diamati pada 300 dan 600 detik setelah Tmax, CI300 dan C600 juga dihitung menggunakan CI yang diamati atau linearly-interpolated pada 300 dan 600 detik setelah Tmax. Perhitungan linear-interpolation dilakukan menggunakan formula: y= ya + (yb ya)(xb xa) x (x xa), dimana y merupakan CI yang didapatkan, X merupakan waktu yang didapatkan, (x,y) merupakan poin yang didapatkan antara poin A dan poin B, point A= (x2,y2), dan poin B = (xb,yb):x2 x xb. Parameter kurva CI diringkaskan dalam gambar 2.

Gambar 1. Pleomorphic adenoma pada palatum keras dari laki-laki berusia 29 tahun.(A) regio yang menarik perhatian (dikelilingi garis putus-putus kuning) yang menjauhi bagian cystic dari tumor, yang diindikasikan pada gambaran dinamis transversal. (B) Gambaran STIR

Gambar 2. Kurva Ci yang dibangun menggunakan DCE-MRI (kiri) dan definisi parameter kurva CI (kanan). Kami tidak menghitung washout ratio untuk kasus pada kurva CI yang tidak mencapai titik tertinggi selama rangkaian pertama karena kami tidak ingin untuk menggunakan nilai CImax teoritis untuk analisis kami. Sebagai tambahan, kasus yang tidak menggambarkan rangkaian kedua dan ketiga dengan mendapatkan 300 dan 600 detik setelah Tmax dikeluarkan dari penelitian. Hasilnya, kami dapat untuk menghitung WR300 dalam 18 kasus ( 7 pleomorphic adenomas, 6 mucoepidermoid carcinomas, dan 5 adenoid cystic carcinoma) dan WR600 dalam 16 tahun ( 6

pleomorphic adenomas, 6 mucoepidermoid carcinoma, dan 4 adenoid cystic carcinomas). 2.4 Analisis statistik Kami melakukan perbandingan berdasarkan parameter antara tumor jinak dan ganas diantara tipe histopatologis tumor: CImax, Tmax, dan Tpeak dalam semua kasus; WR300 dalam 18 kasus; dan WR600 dalam 16 kasus. Semua analisis statistik dilakukan dengan perangkat lunka KaleidaDraph 4,1 (HULINKS inc, Tokyo,Jepang). Kami menggunakan Mann-Whitneys U test untuk perbandingan antara setiap nilai, signifikan ditentukan pada P<0,05. 2.5 Analisis kurva CI Untuk membandingkan temuan kami dengan hasil sebelumnya dengan tumor kelenjar saliva mayor, kami mengklasifikasikan kasus kami kedalam empat tipe (tipe A-D) berdasarkan pada nilai Tpeak dan WR300 mereka menggunakan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya (Gambar 3). Kami menjelaskan empat tipe kurva CI sebagai berikut: tipe A: Tpeak lebih panjang dibandingkan 120 detik: tipe B: Tpeak sama atau lebih pendek dibandingkan 120 detik, dan WR300 sama atau lebih besar dari 30%: tipe C: Tpeak sama atau lebih pendek dibandingkan 120 detik, dan WR300 kurang dari 30%: dan tipe D: kurva CI datar. Kami mengeluarkan 1 mucoepidermoid carcinoma, karena kami tidak dapat menghitung nilai WR300, dari analisis ini.

Gambar 3. Klasifikasi pola kurva CI. Kurva CI diklasifikasikan kedalam empat pola (tipe A-D) berdasarkan padaTpeak dan WR300.

3. Hasil 3.1 Evaluasi parameter DCE-MRI Hubungan antara Tmax dan Cimax dalam semua kasus diperlihatkan pada gambar 4, dan bahwa antara Tpeak dan CIpeak diperlihatkan dalam gambar 5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara nilai median CImax dari tumor jinak dan yang dari tumor ganas (tabel 2) atau diantara berbagai tipe tumor secara histopatologis (Gambar 6). Perbedaan yang signifikan secara statistik dalam Tmax (P=0,004) dan Tpeak (P=0,002) diamati diantara tumor jinak dan tumor ganas (Tabel 2). Kami mengevaluasi nilai sensitivitas, spesifisitas, akurasi dan prediktif dari Tpeak dan Tpeak untuk menentukan ambang nilai dari parameter tersebut untuk membedakan tumor jinak dari tumor ganas. Untuk melakukan ini, kami memeriksa nilai Tpeak dari 120, 140, dan 160 detik dan nilai Tmax dari 140, 160 dan 180 detik. Disebabkan nilai akurasi dan prediktif, kami memilih 140 detik dan 160 detik sebagai nilai cutoff dari Tpeak dan Tmax (Tabel 3).

Gambar 4. Hubungan antara nilai Tmax dan CImax dari tumor kelenjar saliva minor

Gambar 5. Hubungan antara nilai Tpeak dan CI peak dari tumor kelenjar saliva minor

Gambar 6. Potongan box dan whisker dari CImax untuk mucoepidermoid carcinomas (Mucoepi), adenoid cystic carcinomas (ACC), dan pleomorphic adenomas (PA). Garis tengah = median, atas box = persentil ke75, bawah dari box=persentil ke25, whiskers = data didalam jarak 1,5 interquartile. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari CImax diantara tipe tumor histopatologis lain. Tabel 2. Perbandingan dari parameter DCE-MRI (CImax,Tmax, dan Tpeak) antara tumor jinak dan ganas.

Tabel 3. Validitas diagnostik dari Tpeak dan Tmax untuk membedakan dari tumor jinak dari ganas

Berkenaan dengan setiap tipe tumor secara histopatologis, perbedaan signifikan dalam Tmax (P<0,001) dan Tpeak (P<0,001) diamati diantara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas (Gambar 7 dan 8). Bagaimanapun, tidak terdapat perbedaan signifikan antara Tmax atau Tpeak dari adenoid cystic carcinoma dan tipe tumor histopatologis lain (gambar 7 dan 8). Kami juga mengevaluasi validitas diagnostik menggunakan nilai Tmax dan Tpeak untuk membedakan pleomorphic adenomas dari mucoepidermoid carcinomas. Kemudian, kami juga menghitung parameter yang disebutkan diatas untuk nilai Tpeak pada 100, 120 dan 140 detik dan nilai Tmax pada 140, 160, dan 180 detik. Disebabkan akurasinya, kami memiliki 120 detik dan 160 detik sebagai nilai cutoff dari Tpeak dan Tmax, berturutturut.(tabel 4)

Gambar 7. Potongan box dan whisker dari Tmax untuk mucoepidermoid carcinomas (Mucoepi), adenoid cystic carcinomas (ACC), dan pleomorphic adenomas (PA). Garis tengah = median, atas box = persentil ke75, bawah dari box=persentil ke25, whiskers = data didalam jarak 1,5 interquartile. O = outliers. Terdapat perbedaan signifikan antara Tmax dengan mucoepidermoid carcinoma dan pleomorphic ademonas (P<0,001) tetapi Tmax dari adenoid cystic carcinomas tidak berbeda signifikan dari lesi lain.

Gambar 8. Potongan box dan whisker dari Tpeak untuk mucoepidermoid carcinomas (Mucoepi), adenoid cystic carcinomas (ACC), dan pleomorphic adenomas (PA). Garis tengah = median, atas box = persentil ke75, bawah dari box =persentil ke25, whiskers = data didalam jarak 1,5 interquartile. O = outliers.terdpat perbedaan signifikan dalam Tpeak antara mucoepidermoid carcinomas dan pleomorphic

adenoma (P<0,001), tetapi Tpeak dari adenoid cystic carcinoma tidak berbeda signifikan dari lesi lain. Tabel 4. Validitas diagnostik dari Tpeak untuk diferensiasi dari pleomorphic adenomas dari mucoepidermoid carcinomas.

Untuk WR300 (n=18), tidak terdapat perbedaan signifikan antara tumor jinak dan tumor ganas (Tabel 5) atau diantara perbedaan tipe tumor histopatologis lain (gambar 9). Sebagai tambahan, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam WR600 (n=16) diantara tumor jinak dan ganas (Tabel 5), sebaliknya perbedaan signifikan (P=0,026) dideteksi diantara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas (Gambar 10). Tabel 5. Perbandingan washout ratio (WR300 dan WR600) antara tumor jinak dan ganas

Gambar 9. Potongan box dan whisker dari WR300 untuk mucoepidermoid carcinomas (Mucoepi), adenoid cystic carcinomas (ACC), dan pleomorphic adenomas (PA). Garis tengah = median, atas box = persentil ke75, bawah dari box = persentil ke25, whiskers = data didalam jarak 1,5 interquartile. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam WR300 diantara tipe tumor histopatologis lain.

Gambar 10. Potongan box dan whisker dari WR600 untuk mucoepidermoid carcinomas (Mucoepi), adenoid cystic carcinomas (ACC), dan pleomorphic adenomas (PA). Garis tengah = median, atas box = persentil ke75, bawah dari box = persentil ke25, whiskers = data didalam jarak 1,5 interquartile. O = outliers. Terdapat perbedaan signifikan dalam WR600 antara mucoepidermoid carcinoma dan pleomorphic adenomas (P<0,001), tetapi WR600 dari adenoid cystic carcinomas tidak berbeda signifikan dari lesi lain.

3.2 Evaluasi kurva CI Tabel 6 menunnjukkan hasil dari klasifikasi kurva CI kami. Duapertiga dari semua kasus diklasifikasikan sebgai tipe A, dan terdapat 9 kasus tipe C dan 1 kasus tipe B. tidak terdapat kasus tipe D. pada tipe A, 6 tumor ganas (3 adenoid cystic carcinomas, 2 carcinoma ex pleomorphic adenomas, dan 1 mucoepidermoid carcinoma) termasuk, meskipun sebagian besar kasus merupakan tumor jinak (14 pleomorphic adenomas dan 1 myoepithelioma). Dilain pihak, lebih banyak tumor ganas (3 adenoid cystic carcinomas dan 4 mucoepidermoid carcinomas) dibandingkan tumor jinak (2 pleomorphic adenomas) yang diklasifikasikan sebagai tipe C. Tabel 6. Tipe kurva CI diantara setiap diagnosis histopatologis

4. Diskusi Berkenaan dengan nilai diagnostik dari DCE-MRI untuk tumor kelenjar saliva, Takashima et al menyimpulkan bahwa DCE-MRI memiliki sedikit kontribusi terhadap prediksi keganasan tetapi dapat membatasi diferensial diagnosis. Dilain pihak, Tsushima et al menyimpulkan bahwa DCE-MRI dapat membantu memisahkan pleomorphic adenomas dari Wathin tumor tetapi tidak dari pleomorphic adenomas dari adenoid cystic carcinoma atau Warthin tumor dari tumor ganas lain. Suenaga et al mengesankan bahwa pola kurva dinamis dan penampakan tepi tumor dapat

membantu untuk membedakan antara tumor jinak, tumor ganas, dan lesi inflamasi. Sebagai tambahan, Yabuchi et al melaporkan bahwa kombinasi penilaian dari parameter DCE-MRI Tpeak dan washout ratio berguna untuk membedakan tumor jinak dan ganas, dan kami juga melaporkan kegunaan kombinasi penilaian dari Tmax dan washout ratio. Bagaimanapun, sebagian besar subjek yang diperiksa pada penelitian ini memiliki tumor kelenjar saliva mayor, dan belum terdapat penelitian yang khusus berfokus pada parameter DCE_MRI dari tumor kelenjar saliva minor. Pada penelitian ini, kami mengevaluasi kegunaaan dari parameter DCE-MRI dari tumor kelenjar saliva minor pada rongga mulut. Pada penelitian kami, perbedaan yang signifikan secara statistik dalam Tmax dan Tpeak diamati diantara tumor jinak dan ganas (P=0,004, P=,0002) berturut-turut. Sebagai tambahan, ketika mereka digunakan untuk membedakan antara tumor jinak dan gaans, nilai cutoff dari Tpeak dan Tmax menampilkan level sama dari akurasi (berturut-turut 75% dan 78%). Temuan tersebut konsisten dengan penelitian kami sebelumnya. Tidak ada subjek dari artikel ini yang memiliki Warthin tumor karena mereka jarang berkembang dalam kelenjar saliva minor. Secara umum, telah dilaporkan bahwa Wathin tumor menampilkan karakteristik temuan DCE-MRI termasuk peningkatan yang tinggi (short Tpeak) dan washout yang cepat (high washout ratio). Kami sekarang melaporkan hasil yang sama untuk Warthin tumor. Banyak penulis telah mengevaluasi Warthin tumor terpisah dari tumor jinak. Meskipun perbedaan signifikan diamati dalam Tmax dan Tpeak antara setiap tipe histopatologis tumor, Tmax dan Tpeak memperlihatkan perbedaan signifikan antara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas (P<0,001, P<0,001, berturut-turut). Sementara distribusi Tpeak dari dua tipe histopatologis saling tumpang tindih dengan beberapa perluasan, Tmax memperlihatkan sedikit berlebih. Lebih lanjut, nilai cutoff Tmax lebih akurat untuk membedakan pleomorphic adenomas dari mucoepidermoid carcinomas dibandingkan nilai cutoff Tpeak (berturut-turut 97% dan 91%). Lebih lanjut, selama difernsial diagnosis dari tumor kelenjar saliva minor didalam rongga mulut kami mempertimbangkan bahwa Tmax lebih berguna sebagai parameter MRI untuk membedakan antara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas dibandingkan Tpeak. Dilain pihak, tidak ada perbedaan signifikan yang dicatat dalam Tmax dan Tpeak antara adenoid cystic carcinoma dan lesi lain, yaitu pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas. Nilai Tmax dan Tpeak dari adenoid cystic carcinomas memperlihatkan distibusi yang lebih luas dibandingkan mucoepidermoid carcinomas. Lebih lanjut, nilai Tpeak dan Tmax dari 2 karsinoma seperti pleomorphic adenomas sama terhadap pleomorphic adenomas. Carcinoma ex

pleomorphic adenoma dijelaskan sebagai pleomorphic adenoma yang berasal dari keganasan epitel. Pada pemeriksaan mikroskopik, carcinoma ex pleomorphic adenoma ditemukan tersusun dari gabungan pleomorphic adenoma dan carcinoma; lebih lanjut, kesamaan antara nilai Tpeak dan Tmax dari pleomorphic adenomas dan carcinoma ex pleomorphic adenomas dapat disebabkan oleh kesamaan struktur histologis mereka. Sehingga kami dapat menggunakan nilai yang mungkin paling akurat untuk analisis kami, kami menghitung washout ratio (WR300 dan WR600) untuk subjek yang mencapai puncak tertinggi kurva CI selama rangkaian pertama dari scan yang berurutan. Lebih lanjut, beberapa subjek dikeluarkan dari evaluasi kami pada washout ratio (WR300 dan WR600). Sepuluh analisis tumor jinak dan 4 tumor ganas dikeluarkan dari analisis WR300 untuk alasan sebagai berikut: 9 pleomorphic adenomas, 1 myoepithelioma, 2 carcinoma ex pleomorphic dan 1 adenoid cystic carcinoma menampakkan nilai CI yang tidak mencapai nilai tertinggi selama rangkaian penggambaran pertama, dan tidak ada gambar tertunda yang didapatkan untuk 1 mucoepidermoid carcinoma. Sebagai tambahan, kami mengeluarkan 2 tumor lain (1 pleomorphic adenoma dan 1 adenoid cystic carcinoma), mereka tidak mampu mendapatkan rangkaian ketiga dari penggambaran diatas 600 detik setelah Tmax, dari analisis WR600. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam WR300 dan WR600 antara pleomorphic adenoma dan tumor ganas. Dilain pihak, terdapat perbedaan signifikan dalam WR300 atau WR600 antara pleomorphic adenomas dan mucoepidermoid carcinomas. Hasil washout ratio kami mengindikasikan bahwa tampilan gambar terakhir yang didapatkan, mudah untuk memisahkan antara pleomorphic adenoma dan mucoepidermoid carcinomas. Kebalikannya, washout ratio dari adenoid cystic carcinomas menampilkan distribusi yang luas, sebagaimana kasus untuk Tmax dan Tpeak, dan sulit untuk memisahkan adenoid cystic carcinoma dari tumor lain. Pada penelitian kami, mengevaluasi pola kurva CI tidak berguna sebagai diagnosis pembeda dari tumor kelenjar saliva minor pada rongga mulut dibandingkan dengan yang dilaporkan pada penelitian sebelumnya dari tumor kelenjar saliva. Untuk memulai, tipe kurva CI diklasifikasikan berdasarkan cerminan hasil dari Tpeak dan WR300, yang dijelaskan diatas,. Pada penelitian ini, mayoritas pleomorphic adenoma (14/16) merupakan tumor tipe A, yang konsisten dengan laporan kami sebelumnya, tetapi tumor ganas menjadi milik berbagai tipe kurva CI. Awalnya, alasan penggunaan dari klasifikasi kurva CI (atau TIC) dalam mendiagnosa tumor kelenjar saliva adalah sebagai berikut: pertama, dengan Tpeak, tumor dapat dibedakan dari pleomorphic adenoma dengan tumor lain; setelah itu, oleh washout

ratio, tumor kecuali untuk pleomorphic adenoma dapat membedakan Wathin tumor dari tumor ganas lain. Kriteria dari klasifikasi ini dapat berguna untuk mendiagnosis tumor kelenjar saliva mayor, yang termasuk Warthin tumor, tetapi tidak dapat berperan terhadap diagnosis pembeda dari tumor kelenjar saliva minor dalam rongga mulut pada penelitian ini. Perbedaan antara hasil dari penelitian ini dari tumor kelenjar saliva minor dan penelitian sebelumnya yang terutama berfokus pada tumor kelenjar saliva mayor mencerminkan prevalensi dari setiap tipe tumor histopatologis. Semua mengenai yang telah disebutkan diatas, distribusi Tmax menampilkan tumpang tindih yang kurang antara setiap tipe histopatologis dibandingkan dari Tpeak. Hasil ini konsisten dengan temuan pada laporan kami sebelumnya, tetapi sedikit berbeda dari laporan lain. Hasil yang didaptkan dari laporan sebelumnya dapat mencerminkan jumlah yang besar dari tumor kelenjar saliva minor yang termasuk. Tumor kelenjar saliva minor sering terjadi pada daerah yang dapat dilihat dan diraba dan mudah untuk diketahui pasien sementara meteka masih kecil. Dilain pihak, pada penelitian dari tumor kelenjar parotis, Joe dan Westesson melaporkan bahwa rerata diameter cross-sectional dari pleomorphic adenomas adalah 2,1 cm dan carcinomas adalah 4,3 cm. Tumor jinak dijelaskan dalam penelitian kami (19,0 mm) dan penelitian mereka memiliki ukuran yang sama, tetapi tumor ganas kelenjar parotis lebih besar 10 mm dibandingkan tumor ganas kelenjar saliva minor kami (29,0 mm). sebagai tambahan, tumor kelenjar saliva minor pada regio rongga mulut muncul dari kelenjar saliva minor yang berdekatan terhadap permukaan mukosa mulut. Sebaliknya, kelenjar saliva mayor cenderung untuk berkemabang didalam bagian yang lebih dalam dari jaringan dibandingkan kelenjar saliva minor dan dikelilingi oleh lebih banyak jaringan dan pembuluh darah yang lebih tebal. Perbedaan dalam ukuran dari tumor ganas mungkin mengarah terhadap peningkatan angiogenesis disekitar tumor kelenjar saliva minor dan karenanya sekurangkurangnya bertanggung jawab untuk perbedaan hasil dari penelitian ini dan laporan sebelumnya. Pada penelitian ini, kami menggunakan dua tipe material kontras, gadopenteate dimeglumine dan gadodiamide hydrate,yang merupakan keterbatasan dalam penelitian kami. Sebagai simpulan, parameter DCE-MRI dari tumor kelenjar saliva minor sedikit berperan terhadap diferensial diagnosis dibandingkan dengan tumor kelenjar saliva minor. Pada diagnosis dari tumor kelenjar saliva minor, Tmax mungkin berguna sebagai kriteria untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas, tetapi kami juga merisaukan mengenai tumor yang hampir tidak dapat dibedakan, yaitu

membedakan adenoid cystic carcinomas dan carcinoma ex pleomorphic adenomas, dari pleomorphic adenoma.

Kepentingan masalah Penulis tidak memiliki hubungan finansial dan pribadi dengan orang lain atau organisasi yang dapat mempengaruhi ketidaksesuaian dalam pekerjaan ini. Penyingkapan Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai