Anda di halaman 1dari 4

Dini Septianti 07512161 PERANCANGAN BANGUNAN ASRAMA DENGAN FASAD YANG ATRAKTIF PADA KAWASAN HERITAGE

A. LATAR BELAKANG 1. Kesesuaian Metode Perancangan kali ini mengangkat tentang mambangun asrama pada kawasan heritage yang terdapat didaerah Jetis yaitu sepanjang jalan A.M Sangaji. Kawasan yang dipilih sebagai site adalah SMKN 2 Yogyakarta. SMK ini mempunyai sejarah panjang sejak dibangun pada tahun 1919 pada masa penjajahan Belanda, pada saat itu sekolah ini masih berfungsi sebagai PJS (Prince Juliana School). Dan selama perjalanan sejarahnya bangunan ini sudah beberapa kali berubah nama tetapi masih berfungsi sebagai sekolah, sehingga Pemerintah Daerah Yogyakarta menetapkan bangunan ini sebagai Bangunan Cagar Budaya. Metode Urban Infill menjadi pedoman dalam meletakkan masa bangunan disekitar kawasan heritage, yaitu metode dengan memasukkan/menginsert bangunan baru dalam kawasan bangunan heritage. Selain metode infill, saya juga menerapkan pendekatan compaible contras untuk menentukan bentuk bangunan. Pendekatan ini dipilih karena fleksibel yang dapat mengikuti arsitektur kontemporer tanpa melepas elemen-elemen penting dalam arsitektur bangunan lama.

2. Kawasan Heritage Wajah kota-kota di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Belanda pada abad 17-20 awal. Bangunan-bangunan tua dan unik bergaya kolonial banyak ditemukan di kota-kota besar di Indonesia seperti kota Jakarta, Bandung, serta Yogyakarta dimana merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, dan sosial budaya negara Belanda. Bangunan-bangunan unik yang menjadi ciri khas kebudayaan tempo dulu termasuk dalam Kawasan kota lama yang biasanya merupakan kawasan bersejarah atau heritage district. Urban Heritage district atau kawasan kota lama sendiri ialah awal pembentuk sebuah kota. Pada umumnya terdiri dari pusat pemerintahan, perdagangan, sosial dan budaya. Kawasan kota lama dengan bangunannya yang bersejarah dan unik tersebut akhirnya menjadi pembentuk identitas atau landmark kota.

Dini Septianti 07512161

Namun seiring berjalannya waktu, suatu kota akan mengalami perkembangan seiring perubahan dinamika zaman. Perkembangan perkotaan merupakan suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Proses perubahan tersebut dapat berjalan secara alami, atau dapat pula berjalan secara artificial dengan campur tangan manusia yang mengatur arah perubahan tersebut. Selain itu laju urbanisasi juga memberikan dampak pertambahan penduduk yang mengakibatkan pertumbuhan kota yang berakibat meningkatnya permintahan akan lahan kota. Dalam prosesnya itu suatu kota mengalami banyak perubahan terutama pada fisik kota yang lebih modern secara visual. Pembangunan-pembangunan terus berlangsung tanpa memperhatikan eksistensi akar kebudayaan dan sejarah yang dimiliki kota itu sendiri sehingga kekayaan warisan budaya khususnya arsitektur perlahan-lahan mulai tergeser oleh bangunan-bangunan modern. Untuk menjaga setiap peninggalan budaya yang dimiliki oleh suatu kota perlu adanya bentuk upaya pelestarian terhadap urban heritage. Pelestarian adalah upaya pengelolaan perubahan secara selektif melalui kegiatan perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan dan/atau pengembangan pusaka saujana untuk menjaga kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika jaman, kualitas hidup yang lebih baik serta menciptakan pusaka masa datang. (Draft Kaliurang, 2003). Kegiatan pelestarian tersebut sangat diperlukan untuk melindungi bangunan-bangunan heritage. Tidak hanya karena menghargai warisan arsitektur dari nenek moyang, tetapi juga bangunan heritage memiliki banyak sekali potensi yang akan menguntungkan jika benar-benar diolah oleh pemerintah maupun masyarakat

3. Kawasan Heritage di Yogyakarta Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota besar dimana dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan Belanda sebelum dipindah ke Jakarta. Oleh karena itu Yogyakarta memiliki banyak sekali peninggalan warisan budaya terutama warisan arsitektur kolonial Belanda. Upaya untuk pelestarian warisan budaya di kota Yogyakarta, Pemerintah daerah telah menetapkan bangunan-bangunan yang masuk dalam kategori cagar budaya dan telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 11 tahun 2005 tentang pengelolaan benda dan kawasan cagar budaya. Kawasan kota lama yang sampai saat ini masih dapat kita temukan di beberapa kawasan

Dini Septianti 07512161

tertentu di Yogyakarta, antara lain daerah kotabaru, deretan pertokoan di Malioboro, perempatan km 0, serta daerah Jetis sepanjang jalan A.M Sangaji. SMK Negeri 2 Yogyakarta merupakan salah satu bangunan yang termasuk dalam kategori bangunan cagar budaya di daerah Jetis, Yogyakarta. Bangunan sekolah tersebut telah banyak mengalami perubahan secara fisik dengan penambahan-penambahan bangunan baru disekitar bangunan cagar budaya. Bangunan baru dirancang dengan meniru penampilan bangunan cagar budaya dengan beberapa sentuhan modern, namun mengurangi suasana khas yang memiliki sentuhan kultural bangunan kolonial. Rancangan desain bangunan baru juga hanya berdasarkan pertimbangan tampilan fisik bangunan dan fungsi bangunan. Meskipun dari dulu hingga sekarang fungsi bangunan tetap sebagai wadah pendidikan, namun seolah-olah hanya untuk kepentingan pendidikan sepenuhnya. Pembangunan bangunan baru sangat padat dan berdekatan, tidak terdapat ruang terbuka yang cukup dan kurang dapat merespon potensi bangunan induk yaitu bangunan cagar budaya yang bergaya arsitektur kolonial.

A. RUMUSAN PERMASALAHAN PermasalahanUmum 1. Bagaimana merancang bangunan baru yang dapat mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal sementara di sekitar kawasan Heritage. 2. Bagaimana memunculkan suasana alami pada kawasan heritage dengan lahan yang terbatas. Permasalahan Khusus 1. Bagaimana merancang asrama dengan fasad yang atraktif serta pemanfaatan potensi site secara maksimal pada tata ruang luar tanpa meninggalkan eksistensi arsitektur kolonial dan sejarah bangunan disekitarnya.

B. KEASLIAN PERANCANGAN Rumusan masalah pada perancangan ini merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah dibahas sebelumnya. Menurut saya, permasalahan ini cukup menarik untuk di angkat menjadi suatu keunggulan desain bangunan asrama, karena selama ini banyak sekali bangunan heritage yang kalah oleh bangunan baru yang lebih modern dan akhirnya bangunan lama dikorbankan.

Dini Septianti 07512161

Padahal jika dikaji lebih lanjut, banyak metode yang digunakan dalam merancang bangunan tanpa mengganggu bangunan lama bahkan bangunan baru dapat memunculkan kembali karakter bangunan lama pada desain bangunan baru.

C. STUDI LITERATUR Sumalyo, yulianto,1988, Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Ken Yeang, 2006, Ecodesign; a Manual for Ecological Design, Great Britain, WileyAcademy. Bambang Sukiyatno, 1999, Dasar-dasar Ekologi Arsitektur, Yogyakarta. Pevsner, Nikolaus, 1976, A History Of Building Types, Bollingen Series, Princeton, New Jersey, Princeton University Press.

Anda mungkin juga menyukai