Anda di halaman 1dari 5

BLOK EMERGENSI

MISCARRIAGE
Jurnal Reading

Oleh : KELOMPOK : A15 Ketua : Azisah Soraya A. 1102010044 Sekretaris : Dicha Oseanni A. 1102010076 Anggota : Aminah Ahmad Alaydrus Annisa Abadia Astiandra Mendolita Dini Eka Septia P. Khansa Haura

1102010018 1102010026 1102010039 1102010082 1102010086 1102010144

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2013/2014

KEGUGURAN
DEFINISI Keguguran atau yang biasa disebut abortus spontan sering terjadi sebelum kehamilan berusia 20 minggu. Abortus spontan sering kali terjadi tanpa disadari. Ada empat stadium dari abortus spontan: 1. Threatened (Abortus Imminens) Terjadi bila ada perdarahan pervaginam yang terjadi dalam 20 minggu kehamilan dan belum terdapat dilatasi serviks. 2. Inevitable (Abortus Insipiens) Terjadi bila perdahan pervaginam disertai dengan adanya dilatasi serviks. 3. Abortus Tidak Komplit Terjadi apa bila isi dari uterus belum sepenuhnya tertinggal. 4. Abortus Komplit Terjadi apabila isi uterus telah sepenuhnya keluar. Pada kebanyakan kasus abortus spontan, embrio mengalami abnormalitas kromosom atau mutasi yang terjadi pada 50-60 % kasus.

FAKTOR RISIKO - Pemakaian obat-obatan - Konsumsi Alkohol dan Kafein berlebih - Terkena toksin dari lingkungan atau pabrik - Malnutrisi - Penggunaan NSAID - Riwayat tumor uterus - Fibroid - Defek pada uterus - Inkompetensia Serviks - Penyakit tiroid yangtidak terkontrol - Infeksi yang aktif - Inkompatibiltas maternal-fetal Rh - Usia diatas 35

INSIDENSI DAN PREVALENSI Rata-rata 10% sampai 15% semua kehamilan yang disadari berakhir menjadi abortus spontan. Persentase adalah perkiraan karena keguguran dapat terjadi sebelum wanita menyadari bahwa dirinya hamil

DIAGNOSIS 1. Anamnesis Diagnosis abortus spontan dapat ditegakkan apabila terjadi perdarahan pervaginam, kram pada perut, dan keluarnya jaringan atau gumpalan. Dapat pula terdapat nyeri perut bawah yang menjalar ke bokong, punggung, dan vagina. Biasanya tanda tanda kehamilan seperti nyeri tekan pada payudaran atau mual mual sudah tidak ada lagi. Pada kehamilan pertama sering dijumpai riwayat seperti pernah terjadi keguguran sebelumnya, penyakit infekso, penyakit kronik, dan pernah menjalani tindakan bedah. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah: a. Pemeriksaan pelvis. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui sumber dan intensitas perdarahan, ukuran serviks, dan adanya massa pada uterus. Pemeriksaan pelvis akan positif bila serviks berdilatasi dan ada suatu penonjolan jaringan pada serviks. b. Pemeriksaan Abdomen Untuk menilai adanya kelainan abdominal yang lain seperti peregangan, pembesaran hati dan limpa, juga dinilai strukturnya. Pemeriksaan ini juga bisa menemukan kelainan lain seperti kehamilan ektopik atau ruptur kista ovari, yang dapat terlihat dari terdapatnya bagian yang lembut di salah satu sisi dari abdomen. c. Pemeriksaan perkusi juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan akut abdomen. d. Vital sign dilakukan apabila perdarahan yang terjadi sangat banyak. 3. Pemeriksaan laboratorium HCG konfirmasi perdarahan karena kehamilan atau bukan PA untuk mengetahui apakah jaringan tsb dari janin Hitung darah lengkap eveluasi kadar kehilangan darah Hitung leukosit menyingkirkan potensi infeksi Tes koagulasi berhubungan dengan penyakit hematologi / DIC Kimia darah keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan hepar Golongan darah, skrining antibodi dan kecocokan resus bisa dilakukan untuk menyiapkan transfusi jika dibutuhkan dan menentukan Rh negative pada ibu seharusnya mendapat Rho (D) immune globulin (RhoGAM) untuk menghindarkan sensitisasi dari kehamilan di masa datang. USG abdomen atau vagina mengkonfirmasi tingkat abortus dan menyingkirkan kehamilan ektopik atau masalah ginekologi

Pada aborsi habitualis evaluasi dengan pemeriksaan genetic dan special test lainnya untuk menentukan penyebab, pemeriksaan untuk melihat adanya infeksi kronik atau disfungsi hormonal, dan x-rays uterus dan tuba falopi (histerosalpingografi).

DIAGNOSIS BANDING - Appendicitis akut - Kanker serviks - Polip serviks - Cervicitis - Kehamilan ektopik - Molahidatidosa - Kista ovarium, ruptur kista ovarium - Fibroid uterus yang menonjol - Penyakit von Willebrand TATALAKSANA Aborsi komplit tanpa komplikasi, dimana semua jaringan fetus keluardari uterus, tidak dilakukan pembedahan atau pengobatan. Dibutuhkan follow-up untuk melihat adanya infeksi atau kehilangan darah berlebih. Aborsi iminens, ditunggu, diobservasi, dan tidak diberikan obat selain tirah baring, meningkatkan konsumsi cairan dan mungkindiberi suplemen progesteron, meskipun belum ada bukti yang menyatakan terapi hormon berhasil. Aborsi inkomplit, insipiens atau tidak diketahui, dimana masih ada sisa konsepsi di dalam uterus, dilakukan pembersihan isi uterus dengan D&C (dilatasi dan kuret) jika ini tidak dilakukan, sisa jaringan yang ada didalam uterus bisa menyebabkan infeksi atau perdarahan tertunda. D&C dilakukan di bawak anastesi umum di rumah sakit atau klinik. Obat alternatif untuk intervensi bedah diberikan misoprostol. Obat ini menginduksi aborsi komplit dengan beberapa komplikasi pada kebanyakan wanita (87% sampai 96.3%) Wanita yang keguguranya pada beberapa tahap berkembang menjadi infeksi diberikan antibiotik. Perdarahan berat diberikan suplemen besi atau transfusi darah dan dirawat inap. Wanita yang menderita aborsi habitualis boleh konsultasi pada spesialis fertilitas Jika perdarahan berlanjut setelah D&C, karena perforasi uterus atau pembuluh darah, elektrokauterisasi tempat perdarahan bisa menggunakan laparoskop atau laparotomi untuk memasuki kavum uteri.

PROGNOSIS Kesembuhan fisik secara menyeluruh sangat diharapkan. Sebagian besar wanita yang mengalami keguguran lambat laun dapat mengandung bayi yang cukup bulan. KOMPLIKASI - Infeksi - Perdarahan berlebih dapat menyebabkan anemia - Komplikasi dari D&C dan/atau transfusi darah - DIC dapat menyebabkan perdarahan hebat - Shock - Wanita yang menjalani proses D&C berisiko mengidap perlengketan kavum uterus yang dapat berhubungan dengan kesuburan. - Depresi dapat memperlambat proses penyembuhan. KEMBALI BEKERJA (LARANGAN/ PENYESUAIAN) Pada awal aktivitas, dibutuhkan pekerjaan yang banyak waktu istirahat dan hindari berdiri yang terlalu lama. Batasi pekerjaan yang berat, terutama yang menyangkut angkat barang yang berat selama masa penyembuhan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DURASI Aborsi tang incomplete atau yang missed atau yang menyebabkan infeksi atau perdarahan akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan aborsi tanpa komplikasi. Depresi berat atau reaksi berduka yang terlalu terhadap kehilangan kehamilan dapat memperpanjang waktu penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai