Anda di halaman 1dari 53

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sastra merupakan hasil imajinasi seorang sastrawan yang mengandung nilai keindahan atau estetika. Wellek (1993: 3) menyatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang mempunyai nilai seni. Sastra di sekolah sebagai salah satu mata pelajaran yang tergabung atau bersatu dengan mata pelajaran bahasa indonesia. Sementara itu, Mulyasa (2003: 100) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Pembelajaran sastra dalam dunia pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi satu kendala klasik, yaitu penyatuan pembelajaran sastra dalam bidang studi

pembelajaran bahasa. Sudah lama posisi ini dikeluhkan tidak menguntungkan bagi pembelajaran sastra sebagai sebuah bidang seni. Sastra tidak dapat terlepas dari apresiasi. Kegiatan atau usaha merasakan dan menikmati hasil-hasil karya seni tersebut dinamakan apresiasi (Suharianto,1981:19). Tingkat keberhasilan sastra adalah ketika seseorang tersebut sudah mampu mengapresiasikan sastra. Kemampuan apresiasi sastra pada siswa di sekolah sekarang ini banyak dipertanyakan. Hal ini mengingat pembelajaran sastra di sekolah yang hanya merupakan bagian dari materi pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Jawa sehingga ketika materi itu dibahas yang dipersoalkan hanya bahasa yang dipakai dalam sastra, tidak

masalah sastra. Sebagian besar guru bahasa di sekolah kurang menumbuh kembangkan minat dan kemampuan siswa dalam sastra. Siswa sendiri tidak ada rasa ketertarikan sama sekali, padahal yang berhubungan dengan sastra. Keadaan pembelajaran sastra di sekolah, yang seperti ini tidak hanya sekarang ini tetapi sudah berlangsung lama. Superhar (2006) menyatakan pelajaran sastra, dalam pandangan orang dewasa, termasuk pihak sekolah ternyata bukanlah pelajaran menarik untuk diberikan dengan sungguh-sungguh dan serius kepada anak-anak di sekolah. Doktrin yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran eksak, ilmu pengetahuan alam dan sosial, serta bahasa Inggris sebagai pelajaran yang sangat penting penguasaannya bagi masa depan anak. Ini dengan pertimbangan bahwa pelajaran-pelajaran itu berhubungan dengan jurusan yang nantinya akan diambil ketika mereka mengenyam pendidikan tinggi. Ditarik lebih jauh lagi adalah nantinya bidang-bidang itu akan berhubungan lapangan kerja dan profesi yang sangat menggiurkan yang kelak akan dicapai siswa. Pandangan pragmatis demikian seharusnya dibuang jauh-jauh. Hal seperti inilah yang membuat banyak pihak menyepelekan pelajaran sastra. Perlu diketahui UN SMA tahun 2010 penyebab kegagalannya terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Anta (2010) menyatakan ketidaklulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN) SMA di Jawa Tengah didominasi nilai untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Masihkah disepelekan pelajaran bahasa Indonesia, padahal pada hakikatnya semua pelajaran itu sama-sama penting. Superhar (2006) menyatakan semua pelajaran harus diarah-tujukan

untuk memperkaya ruang dalam dan batin siswa. Hal ini akan memperkaya kemampuan dan sisi batin siswa karena sekolah bukanlah mesin pencetak manusia-manusia robot yang tidak mempunyai nilai-nilai luhur dalam diri dan lingkunganya. Pada soal-soal UN SMA dari tahun pelajaran 2001/2002 sampai tahun pelajaran 2009/2010 soal sastra mengalami peningkatan. Tabel 1 Jumlah Soal UN Tahun Pelajaran 2001/2002 s/d 2009/2010 Jumlah Soal UN Tahun Pelajaran Kode Bahasa Sastra Total 2001/2002 52 8 60 2002/2003 49 11 60 2003/2004 48 12 60 2004/2005 49 11 60 2006/2007 A 38 12 50 B 38 12 50 2007/2008 A 34 16 50 B 34 16 50 2008/2009 A 33 17 50 B 33 17 50 2009/2010 A 31 19 50 B 31 19 50 Sumber: Soal UN tahun pelajaran 2001/2002 s.d 2009/2010 jurusan IPA/IPS/Keagamaan. Tabel 1 membuktikan adanya peningkatnya jumlah soal sastra setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2004/2005 yang mengalami penurunan satu soal.Sastra yang memadai akan menciptakan output pendidikan yang lebih arif dan bijak. Dalam konteks ini sastra menjadi sangat urgen. Tidak hanya sastra berperan dalam penanaman pondasi keluhuran budi pekerti, melainkan sastra juga memiliki andil dalam pembentukan karakter yang jujur sejak dini.

Melalui pergulatan dan pertemuan intensif dengan teks-teks sastra, para siswa akan mendapatkan bekal pengetahuan yang mendalam tentang manusia, hidup, kehidupan, serta berbagai kompleksitas problematika dimensi hidup. Pembelajaran sastra pada dasarnya adalah pembelajaran tentang kehidupan. Adapun, pembelajaran sastra bertujuan bagaimana seorang siswa mampu mengapresiasikan karya sastra yang mengangkat eksistensi kehidupan manusia. Hal ini membuat siswa dapat mengambil banyak hal dari pembelajaran sastra dilakukan dan sekaligus melakukan apresiasi sastra. Keberhasilan proses belajar-mengajar ditentukan oleh keterpaduan keempat komponennya, yakni: kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evalusi (Kartawidjaja, 1987: 161). Evaluasi sebagai komponen akhir yang memberikan keputusan akhir tentang keberhasilan proses pembelajaran. Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu alat evalusi final yang menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa selama tiga tahun. UN merupakan sebuah proses alamiah yang harus dilalui oleh setiap pelajar dan ditujukan untuk mengukur kompetensi hasil proses pembelajaran yang selama ini telah mereka jalani. Hal ini membuat UN memperlukan persiapan yang lebih dari pada evaluasi-evaluasi yang lain. Atas dasar paparan di atas, maka diungkapkan judul Relevansi Soal Sastra pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan KTSP (SK dan KD), Materi Pelajaran, Metode, dan Evaluasi.

B. Perumusan Masalah Beberapa permasalahan yang terkait dengan penelitian ini. 1. Bagaimana kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran, metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta ? 2. Bagaimana relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010 dengan KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan. 1. Memaparkan kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran, metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta. 2. Mendeskripsikan relevansi soal sastra UN tahun pelajaran 2009/2010 dengan KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta.

D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat. 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pemahaman dan pengetahuan tentang kesesuaian penerapan KTSP (SK dan KD), materi pelajaran, metode, dan evaluasi di MAN I Surakarta. 2. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai penambahan

pemahaman dan pengetahuan tentang relevansi UN dengan KTSP dan materi pelajaran di MAN I Surakarta.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Teori yang mendukung penelitian ini antara lain Ujian Nasional (UN) , pembelajaran sastra, KTSP, materi pelajaran, metode, dan evaluasi. 1. Ujian Nasional Permendiknas nomor 75 tahun 2009 (dalam Badan Standar Nasional Pendidikan, 2009: 2) menyatakan Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. UN utama adalah ujian nasional yang diselenggarakan bagi seluruh peserta ujian yang terdaftar sebagai peserta UN tahun pelajaran 2009/2010. Adapun, UN susulan adalah ujian nasional yang

diselenggarakan bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN utama karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah. Sementara itu, UN bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Tabel 2 Kisi- kisi UN Tahun 2009/2010 NO Standar Kompetensi Kelulusan 1 Membaca a. Menentukan isi dan bagian-bagian Kompetensi yang diujikan

Memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana,

paragraf suatu artikel. b. Menentukan unsur paragraf. c. Menentukan isi paragraf, simpulan paragraf, dan arti. istilah/kata dalam paragraf.

laporan, karya ilmiah, teks d. Menentukan opini dalam tajuk pidato, berbagai jenis paragraf (naratif, deskriptif, argumentasi, persuatif, dan eksposisi), serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, cerpen, drama, novel, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu Klasik. rencana. e. Menentukan isi grafik, diagram, atau tabel. f. Menentukan unsur intrinsik dan isi hikayat sastra. g. Melayu Klasik. h. Menentukan unsur intrinsik cerpen. i. Menentukan unsur intrinsik novel. j. Menentukan masalah yang diungkapkan dan amanat dalam drama. k. Menentukan maksud gurindam. l. Menentukan unsur intrinsik puisi. m. Menentukan isi kutipan esai. 2 Menulis Menulis, menyunting, dan menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif, eksposisi, argumentatif, teks pidato, artikel/esai, proposal, a. Menentukan kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragraf. b. Menentukan kata serapan untuk

melengkapi paragraf. c. Melengkapi paragraf dengan kata baku. d. Melengkapi paragraf dengan kata berimbuhan. e. Melengkapi paragraf deskipsi dengan kalimat yang sesuai. f. Melengkapi paragraf deskripsi

surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, novel, kritik, dan esai dengan mempertimbangkan kesesuaian isi dengan konteks, kepadanan, ketepatan struktur, ejaan, pilihan kata, dan penggunaan bahasa.

dengan frasa yang sesuai. g. Melengkapi paragraf analogi. h. Memperbaiki generalisasi. i. Melengkapi paragraf sebab-akibat. j. Melengkapi silogisme dengan kalimat simpulan

kalimat yang tepat. k. Melengkapi paragraf narasi. l. Menyusun kalimat acak menjadi paragraf. m. Melengkapi teks pidato dengan

kalimat persuasif. n. Menentukan kalimat latar belakang karya tulis. o. Memperbaiki kalimat yang

mengandung kata kias dalam karya tulis. p. Menentukan perbaikan kalimat rancu dalam karya tulis. q. Menentukan penulisan judul karya tulis yang tepat. r. Menentukan kalimat yang sesuai dengan konteks surat (isi dan

bagian/struktur) dan penulisan surat lamaran pekerjaan. s. Menentukan kalimat resensi. t. Melengkapi puisi dengan larik yang bermajas. u. Melengkapi dialog teks drama dengan peribahasa. v. Menentukan kalimat kritik sastra. Sumber: Lampiran Permendiknas nomor 75 tahun 2009

Kisi-kisi soal UN SMA/MA (Program IPA/IPS/Keagamaan) dalam lampiran Peraturan Menteri nomor 75 tahun 2009 tentang UN Sekolah Menengah Menengah Pertama/Madrasah Pertama Luar Tsanawiyah (SMPLB), (SMP/MTs), Sekolah Sekolah Menengah

Biasa

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan. Kisi-kisi soal UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal ujian yang memuat SKL dan kemampuan yang diujikan. Standar Kompetensi Lulusan yang selanjutnya disebut SKL adalah standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik. Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Permendiknas no 23 tahun 2006) menyatakan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut. a. Mendengarkan Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel. b. Berbicara Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan drama.

10

c. Membaca Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra berbagai angkatan, dan sastra Melayu klasik. d. Menulis Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esai. Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 6 dalam Permendiknas nomor 75 tahun 2009, 2009: 5) memaparkan hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan; b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Pasal 20 Permendiknas nomor 75 tahun 2009 ( 2009: 8) menjelaskan peserta UN tahun pelajaran

11

SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut: a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya; b. khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN. Tabel 3 Nilai Peserta UN Tahun 2009/2010 yang di Bawah 4,25 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia NO 1 2 3 4 5 6 NO PESERTA 3-10-03-02-500-060-5 3-10-03-02-500-080-9 3-10-03-02-500-134-3 3-10-03-02-500- 192-9 3-10-03-02-500-194-7 3-10-03-02-500-290-7 NAMA Miftakhul Jannnati Fitriyah Muh Fuad Achsan Fani Afan Syaiful Asyari Abdul Hanif Ainun Fata Yuni Dwi Antika NILAI 4,20 4,20 3,80 4,00 4,00 3,20

Sumber: Laporan UN MAN I Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Pembelajaran Sastra Sagala (2003: 61) menyatakan pembelajaran adalah kegiatan yang di rancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh perserta didik. Pembelajaran menurut Dimyanti

12

dan Mudjiono (dalam Sagala: 2003: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 14-15) menyatakan pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut. a. Langkah satu: menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Langkah ketiga: mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. d. Langkah empat: menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Fananie (2000: 6) menyatakan definisi sastra secara historik adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetika baik yang didasarkan aspek kebahasan maupun aspek makna. Sementara itu Sumadjo (1995: 5) menjelaskan sastra menurut arti aslinya berasal dari kata Castra sesuai dengan filsafat hindu ialah pengajaran yaitu buku ilmu pengetahuan seperti yang dijumpai dalam hubungan. Kesenian bisa ditafsirkan orang sebagai penjelmaan getaran jiwa yang memandang dan memiliki keindahan.

13

Kegiatan atau usaha merasakan dan menikmati hasil-hasil karya seni tersebut dinamakan apresiasi (Suharianto, 1981: 19). Seni adalah hasil getaran jiwa dan keselarasan perasaan serta pikiran yang indah dan luhur (Husnan, dkk., 1988: 3). Sementara Dewantara (dalam Sulistyo, 2005: 5) menyatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia timbul dari perasaan hidupnya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia. Selain itu, Sudarno (dalam Sulistyo, 2005: 6) menyebutkan definisi seni sebagai segala keindahan ciptaan manusia. Sujoko (dalam Sulistyo, 2005: 7) mengungkapkan seni adalah kemahiran membuat atau melakukan sesuatu yang dipakai atau dimaksudkan sebagai perangsangn pengalaman estetika yang memuaskan. Zaidin (2001: 21) menyatakan apresiasi sastra merupakan kegiatan yang berlangsung dalam sebuah proses. Husnan, dkk. (1988: 4) kesusastraan adalah hasil cipta (penjelmaan jiwa) manusia yang dilahirkan dengan bahasa, baik dengan tulisan maupun lisan, yang dapat menimbulkan rasa keindahan atau keharuan, serta mencerminkan keadaan masyarakat dan jiwa bangsa yang dimiliki. 3. Kurikulum KTSP Subandiyah (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 23) menyatakan

kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari. Dari tahun ke tahun kurikulum mengalami perpindahan arti. AlSyaibany (dalam Khaerudin, dkk., 2007: 24) kurikulum dikaitkan dengan

14

dunia pendidikan, maka berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka. Nasution (1999: 5) menyatakan kurikulum adalah rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf mengajarnya. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan acauan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam satuan pendidikan dasar dan menengah (Mulyasa, 2008: 221). Muslich (2008: 10-11) menyatakan KTSP merupakan

penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) menjadi kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan lingkungan. b. Beragam dan terpadu. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

15

e. Menyeluruh dan berkesinambungan. f. Belajar sepanjang hayat. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Tabel 4 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar ( KD) pada Kurikulum KTSP SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester I No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1 Mendengarkan 1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media 1. Memahami siaran atau elektronik (berita dan nonberita) cerita yang disampaikan 1.2 Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan secara langsung /tidak ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara Langsung langsung/melalui rekaman 2 Berbicara 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam 2. Mengungkapkan pikiran, forum resmi dengan intonasi yang tepat perasaan, dan informasi 2.2 Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari melalui kegiatan berbagai berita, artikel, atau buku) berkenalan, berdiskusi, 2.3 Menceritakan berbagai pengalaman dengan dan bercerita pilihan kata dan ekspresi yang tepat 3 Membaca 3.1 Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra 3. Memahami berbagai teks dengan teknik membaca cepat (250 kata/menit) bacaan nonsastra dengan 3.2 Mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai teknik membaca berbagai sumber melalui teknik membaca Ekstensif 4 Menulis 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola 4. Mengungkapkan urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf informasi dalam berbagai Naratif bentuk paragraf (naratif, 4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif, ekspositif) Deskriptif 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif 5 Mendengarkan 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi 5. Memahami puisi yang yang disampaikan secara langsung ataupun disampaikan secara melalui rekaman langsung/tidak langsung 5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang

16

Berbicara 6. Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Membaca 7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan Cerpen 8 Menulis 8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, 8. Mengungkapkan pikiran, irama, dan rima dan perasaan melalui 8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, kegiatan menulis puisi irama, dan rima SK DAN KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2 9 Mendengarkan 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan 9. Memahami informasi melalui tuturan langsung melalui tuturan 9.2 Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan) 10 Berbicara 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi dari 10. Mengungkapkan media cetak dan atau elektronik komentar terhadap 10.2 Memberikan persetujuan/dukungan terhadap informasi dari berbagai artikel yang terdapat dalam media cetak dan Sumber atau elektronik 11 Membaca 11.1 Merangkum seluruh isi informasi teks buku ke 11. Memahami ragam dalam beberapa kalimat dengan membaca wacana tulis dengan Memindai membaca memindai 11.2 Merangkum seluruh isi informasi dari suatu tabel dan atau grafik ke dalam beberapa kalimat dengan membaca memindai 12 Menulis 12. Mengungkapkan 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu informasi melalui pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif penulisan paragraf dan 12.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau teks pidato mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif

disampaikan secara langsung ataupun melalui Rekaman 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita pendek melalui kegiatan diskusi 6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi 7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari

17

13

14

15

16

17

18

19

12.3 Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tidak Tepat 12.4 Menyusun teks pidato 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang Mendengarkan 13. Memahami cerita tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara rakyat yang dituturkan langsung dan atau melalui rekaman 13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan Berbicara 14. Mengungkapkan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan pendapat terhadap puisi imajinasi melalui diskusi melalui diskusi 14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi 15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur Membaca 15. Memahami sastra unsur intrinsik sastra Melayu klasik Melayu klasik 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri Menulis 16. Mengungkapkan sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) pengalaman diri sendiri 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dan orang lain ke dalam orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, Cerpen latar) SK dan KD Mata Pelajaran Kelas XI Semester I 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ Mendengarkan 1. Memahami berbagai khotbah yang didengar informasi dari 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara sambutan/khotbah dan Wawancara 2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu Berbicara 2. Mengungkapkan secara dari hasil membaca (artikel atau buku) lisan informasi hasil 2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan membaca dan wawancara narasumber terhadap topik tertentu 3.1 Menemukan perbedaan paragraf induktif dan Membaca 3. Memahami ragam deduktif melalui kegiatan membaca intensif wacana tulis dengan 3.2 Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan membaca intensif dan sikap membaca yang baik membaca nyaring

18

20

21

5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama 5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan 22 Berbicara 6.1 Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan 6. Memerankan tokoh mimik, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan 6.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh Drama protogonis dan atau antagonis 23 Membaca 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik 7. Memahami berbagai Hikayat hikayat novel Indonesia/ 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan novel terjemahan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan 24 Menulis 8.1 Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan 8. Mengungkapkan Resensi infomasi melalui 8.2 Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan penulisan resensi Resensi SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2 25 Mendengarkan 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi 9. Memahami pendapat atau seminar dan informasi dari 9.2 Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu berbagai sumber dalam diskusi atau seminar diskusi atau seminar 10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut Berbicara 26 10. Menyampaikan laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan hasil penelitian dalam Benar diskusi atau seminar 10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian 27 Membaca 11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan 11. Memahami ragam membaca cepat 300 kata per menit wacana tulis dengan 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial membaca cepat dan dengan membaca intensif membaca intensif 28 Menulis 12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku

Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah Mendengarkan 5. Memahami pementasan Drama

4.1 Menulis proposal untuk berbagai keperluan 4.2 Menulis surat dagang dan surat kuasa 4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki

19

29

12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah Mendengarkan 13. Memahami pembacaan Cerpen Berbicara 14. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama

12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan pola Penulisannya 12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan penelitian 13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan 13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang Dibacakan 14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam

30

31

32

33

34

35

36

pementasan drama 14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan Membaca 15. Memahami buku dapat diteladani dari tokoh biografi, novel, dan 15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik Hikayat novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui Menulis 16. Menulis naskah drama dialog naskah drama 16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 1 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan lisan berbagai laporan 1.2 Mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran 2.1 Menyampaikan gagasan dan tanggapan dengan Berbicara 2. Mengungkapkan gagasan, alasan yang logis dalam diskusi tanggapan, dan informasi 2.2 Menyampaikan intisari buku nonfiksi dengan dalam diskusi menggunakan bahasa yang efektif dalam diskusi 3.1 Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam Membaca 3. Memahami artikel dan artikel melalui kegiatan membaca intensif teks pidato 3.2 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat 4.1 Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan Menulis 4. Mengungkapkan unsur-unsur dan struktur

20

infomasi dalam bentuk surat dinas, laporan, Resensi

37

Mendengarkan 5. Memahami pembacaan Novel

38

39

40

41

42

43

Berbicara 6. Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi Membaca 7. Memahami wacana sastra puisi dan cerpen Menulis 8. Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi dan Cerpen SK dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester 2 9.1 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi Mendengarkan 9. Memahami informasi yang disampaikan secara langsung dari berbagai sumber 9.2 Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan secara yang disampaikan melalui radio/televisi Lisan 10.1 Mempresentasikan program kegiatan/proposal Berbicara 10. Mengungkapkan 10.2 Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, informasi melalui nada, dan sikap yang tepat Presentasi program/proposal dan pidato tanpa teks 11.1 Menemukan ide pokok suatu teks dengan Membaca 11. Memahami ragam membaca cepat 300-350 kata per menit wacana tulis melalui 11.2 Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) kegiatan membaca cepat dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi

4.2 Menulis surat dinas berdasarkan isi, bahasa, dan format yang baku 4.3 Menulis laporan diskusi dengan melampirkan notulen dan daftar hadir 4.4 Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku 5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel 6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi 8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku, peristiwa, latar)

21

44

45

dan membaca intensif Menulis 12 Mengungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola Mendengarkan 13 Memahami pembacaan teks drama

dengan membaca intensif

Berbicara 14 Mengungkapan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama 47 Membaca 15 Memahami buku kumpulan puisi kontemporer dan karya sastra yang dianggap penting pada tiap Periode 16.1 Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan Menulis 48 16 Mengungkapkan Esai pendapat dalam bentuk 16.2 Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik kritik dan esai dan esai untuk mengomentari karya sastra Sumber: Standar Isi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. http://www.bsnp-indonesia.org. Berdasarkan tabel 4 dapat ditarik simpulan bahwa ada SK dan KD yang diajarkan berulang atau sama atau hampir sama. SK dan KD tersebut adalah sebagai berikut. a. Keterampilan Membaca 1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen (SK (7); K (X ); S (I)) dengan memahami wacana sastra puisi dan cerpen (SK (7); K (XII); S (I)).

46

12.1 Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif 12.2 Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang dididengar melalui pembacaan 13.2 Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan teks drama 14.1 Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam 14.2 Menjelaskan keterkaitan gurindam dengan kehidupan sehari-hari 15.1 Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan membaca buku kumpulan puisi komtemporer 15.2 Menemukan perbedaan karakteristik angkatan melalui membaca karya sastra yang dianggap penting pada setiap periode

22

2) Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring (SK (3); K (X); S (I)) dengan memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif (SK (2); K (XII); S (2)). (Bedanya hanya pada membaca nyaring diganti membaca cepat). 3) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan (SK (7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan hikayat (SK (15); K (XI); S (2)). Adapun KD dari masing-masing SK tersebut ada yang sama dan ada yang tidak. 1) Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat (SK (7); KD (7.1); K (X); S (I)) dan menganalisis keterkaiatan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan seharihari (SK (7); KD (7.2); K (X); S (I)) dengan membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai (SK (7); KD (7.1); K (XII); S (I)) dan menjelaskan unsurunsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (XII); S (I)) ( SK dan KD-nya sama). 2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)) dan menemukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2) K (XII); S (2)) dengan menemukan perbedaan paragraf induktif dan

23

deduktif melalaui kegiatan membaca instensif (SK (3); KD (3.1); K (X); S (I)) dan membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap membaca yang baik(SK (3); KD (3.2); K (X); S (I)) (SK-nya sama tetapi KD-nya beda). 3) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7); KD (7.1) K (XI); S (1)) dan menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia /terjemahan (SK (7); KD (7.2) K (XI); S (1)) dengan mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat

diteladani dari tokoh (SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)) dan membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI); S (2)). (SK-nya sama, sedangkan KD-nya 7.1, 7.2, dan 15.2 sama). b. Keterampilan Berbicara Pada keterampilan ini hanya ada satu, yakni mengungkapakan pendapat tentang pembacaan puisi (SK (6); K (XII); S (1)) dengan mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan puisi lama (SK (14); K (XII); S (2)). (SK ini bedanya hanya pada objeknya, yakni puisi dan yang satu puisi lama). Adapun KD dari SK tersebut adalah tidak sama. c. Keterampilan Mendengarkan Pada keterampilan ini juga hanya ada satu yakni memahami informasi melalui tuturan (SK (9); K (X); S (2)) dengan memahami informasi melalui laporan (SK (1); K (XII); S (I)) (bedanya hanya pada tuturan dan laporan). Adapun KD dari SK tersebut berbeda.

24

d. Keterampilan Menulis Pada keterampilan ini SK dan KD-nya tidak ada yang sama. SK dan KD yang berulang tersebut jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2009/2010 ternyata ada beberapa SK/KD yang tidak masuk dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010. Adapun SK yang masuk adalah sebagai berikut: 1) Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen (SK (7); K (X); S (I)) dengan memahami wacana sastra puisi dan cerpen (SK (7); K (XII); S (I)). 2) Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan (SK (7); K (XI); S (1)) dengan memahami biografi, novel, dan hikayat (SK (15); K (XI); S (2)). Adapun SK yang berulang di atas hanya pada dua SK tersebut yang masuk dalam kisi-kisi UN tahun 2009/2010, yakni SK pada keterampilan membaca. Perlu diketahui keterampilan yang diujikan dalam UN adalah keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan berbicara dan menyimak tidak masuk dalam soal UN. KD yang berulang yang masuk kisi-kisi UN tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut. 1) Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen (SK (7); KD (7.2); K (X); S (I)). 2) Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata per menit (SK (2); KD (11.1) K (XII); S (2)). 3) Menemukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi, deduksi dengan membaca intensif (SK (2); KD (11.2) K (XII); S (2)). 4) Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat (SK (7); KD (7.1) K (XI); S (1)).

25

5) Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia /terjemahan (SK (7); KD (7.1) K (XI); S (1)). 6) Mengungkapakan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh (SK (15); KD (15.1); K (XI); S (2)). 7) Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan dengan hikayat (SK (15); KD (15.2); K (XI); S (2)). 4. Materi Pelajaran Nasar (2006: 19) menyatakan materi adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dikuasai siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap melalui kegiatan pembelajaran agar dapat menjadi komponen. Materi yang tidak jelas batasnnya akan membuat guru kebigungan menentukan apa saja yang harus diberikan kepada siswa. Akhirnya, pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien karena materi yang diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak, bahkan mengkin tidak esensi. Tiga langkah mengembangkan materi. a. Melihat kolom analisis kompetensi dasar. Untuk menentukan materi pembelajaran dalam satu kompetensi dasar, kita perlu kembali mengacu pada kolom analisis kompetensi dasar. b. Mendaftar pokok-pokok materi. Dengan melihat kolom analisis kompetensi, dengan cepat kita bisa menemukan judul-judul materi yang harus dipelajari siswa. c. Membuat deskripsi materi

26

Deskripsi materi dilakuakan dengan cara memeriksa setiap judul materi. Tidak ada batasan ketat sampai sejauh mana deskripsi harus dilakukan, kecuali deskripsi tersebut telah dipandang memadai oleh guru yang bersangkutan. Materi esensial harus tercermin dalam deskripsi tersebut (Nasar, 2006: 19-25). Contoh materi pelajaran dalam kurikulum KTSP 1) SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas, laporan, resensi) 2) KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur. 3) Materi Pembelajaran Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan, struktur surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat lamaran pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran pekerjaan 5. Metode Uno (2007: 2) menyatakan metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wahab (2008: 83) menerangkan metode adalah proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Edgar B. Wesley dan Stanley P.Wronsky (dalam Wahab, 2008: 3) menyatakan metode mengajar adalah kata yang digunakan untuk menandai

27

serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah belajar pada siswa. Contoh Metode pembelajaran dalam kurikulum KTSP a. SK: Menulis (Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas, laporan, resensi) b. KD: Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur. c. Materi Pembelajaran Contoh surat lamaran (unsur-unsur surat lamaran pekerjaan, struktur surat lamaran pekerjaan, penggunaan bahasa dalam surat lamaran pekerjaan, dan penggunaan EYD dalam surat lamaran pekerjaan). d. Metode Pembelajaran Presentasi, diskusi kelompok inquiri, tanya jawab, penugasan, dan demontrasi/ pemeragaan model. 6. Evaluasi Menurut Purwanto (1985: 3) evaluasi ialah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Menurut Wand dan Brown (dalam Nurkancana dan Sunarta, 1983: 1) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan suatu nilai segala sesuatu

28

dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Menurut Slameto (1991: 159) ada empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya. a. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data atau memahami arti, mendapatkan dan mengkomunikasukan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambilan keputusan. b. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas mahasiswa, guna mengetahaui sebab-akibat dan hasil belajar mahasiswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. c. Dalam rangka pengembangan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah dilaksanakan. d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendiidikan dan apakah proses dalam pengembanagan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan. Dari berbagai pengertian evaluasi tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa evaluasi adalah alat untuk mengetahaui tingkat keberhasilan atau alat ukur dalam proses pembelajaran yang harusnya di sertai dengan perubahan-perubahan pada siswa (intelektual, kepribadian (nilai/sikap), dan adanya keterampilan). Menurut Harsanto (2009 : 171-180) bentuk-bentuk evaluasi terdiri dari enam bentuk.

29

a. Evaluasi dalam bentuk tertulis Evaluasi tertulis dirancang untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Lebih dari itu, alat evaluasi tertulis cenderung digunakan untuk mengetahui kemampuan pengorganisasian gagasan secara sistematis. Bentuk evaluasi tertulis, antara lain soal pilihan ganda, soal isian atau uraian, dan lembar lembar kerja. b. Evaluasi dalam bentuk penugasan dengan lembar kerja Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa. c. Evaluasi dalam bentuk hasil karya (produk) Hasil karya dapat berupa artikel, tulisan, benda, dan sebagainya. Alat evaluasi model ini sangat cocok untuk mengetahui kemampuan psikomotorik dan kognitif siswa. d. Evaluasi dalam bentuk proyek Pada dasarnya evaluasi dalam bentuk proyek sama dengan evaluasi dalam bentuk hasil karya. Bentuk proyek bisa berupa pembuatan laporan kerja. Alat evaluasi ini sangat sesuai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh dalam bentuk laporan atau karya tulis yang harus dipertanggungjawabkan.

30

e. Evaluasi dalam bentuk penilaian penampilan (performance) Alat evaluasi penampilan diproses dalam bentuk praktik. Wujud dari praktik dapat bermacam-macam : praktik diskusi, praktik menyampaikan hasil kelompok, praktik mempertanggungjawabkan kerja ilmiah atau penugasan, dan sebagainya. f. Evaluasi dalam bentuk kumpulan hasil karya (portofolio) Bentuk alat ini dapat berupa penugasan atau lembar kerja. Alat evaluasi dalam model ini tidak hanya sesuai untuk mengetahui hasil perkembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh (aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik), tetapi juga membantu siswa untuk mencapai target yang ingin ia capai dalam tahap proses pembelajaran tertentu. Macam- Macam Evaluasi 1. Pre Tes Penilian kepada anak, gtentang sejauh mana anak memilki persepsi sejauh mana anak memilki persepsi tentang yang akan disampaikan. 2. Post Tes Penilian setelah atau sesudah berakhirnya proses belajar mengajar untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang

disampaikan.

31

3. Tes Sumatif Penilian yang dilaksanakan setelah berakhirnya program pengajaran yang lebih luas yaitu satu semester, satu tahun, yang biasanya disebut ulangan umum. 4. Tes Formatif Penilian yang dalam satilaksanakan setelah berakhirnya proses belajarmengajar dalam satuan pelajaran, atau biasa disebut ulangan harian. 5. Tes Objektif Tes yang jawabanya sudah disediakan, anak tinggal memilih alternatif jawaban yang sudah disediakalah satuan atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan saja. 6. Tes Subjektif Tes yang jawabannya membutuhkan uraian-uraian, baik secara terbatas maupun luas, tes ini biasanya untuk mengukur kemampuan anak yang lebih tinggi (Sutomo, 1983: 11-18). 7. Tes Pilihan Ganda Salah satu bentuk soal, jenis objektif yang luas penggunaanya untuk berbagai macam keperluan (Sumarno, 2005: 131). 8. Menjodohkan Bentuk soal yang terdiri dari dua kelompok pertanyaan (Sumarmo, 2005: 109).

32

9. Portofolio Dibidang pendidikan digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa (Sumarmo, 2008: 191). 10. Ujian Tulis Skor peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik (Tim, 2006: 43) 11. Unjuk Kerja Penilian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakuakan sesuatu. 12. Produk Penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. 13. Proyek Kegiatan penelitian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu (Tim, 2006: 232-240). 14. Tes Esai Suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunkan bahasa sendiri. 15. Tes Lisan Tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soal-soalnya dilakuakan secara lisan, dan tester memberikan jawaban secara lisan pula (Nurgiantoro, 1988: 68-75).

33

16. Tugas Individu Diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan, kliping, majalah,dan lain-lain. 17. Tugas Kelompok Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok (Uno, 2008: 129) dan lain-lain. Menurut Slameto (1991: 169-175) langkah-langkah evaluasi terdiri dari empat. a. Tahap-Tahap Evaluasi 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Pengelolaan dan Pembobotan b. Penyusunan Kisi-Kisi Kisi-kisi dalam suatu acuan atau petunjuk harus diikuti oleh setiap penulis tes. 1) Komponen kisi-kisi. 2) Aspek yang diukur. 3) Bentuk soal. 4) Tingkat kesukaran soal. 5) Jumlah dan proporsi soal.

34

c. Penyusunan Soal Tes Hasil Belajar 1) Menyusun butir soal lebih dahulu ditentukan TIK ( Tujuan Instruksional Khusus) yang merupakan pedoman dan arahan bagi saol yang akan dibuat. TIK merupakan rumusan tingkah laku siswa yang akan diukur melalaui keberhasilan sehingga perlu dirumuskan lebih khusus dan operasional agar tidak timbul penafsiran lain. 2) Tes hasil belajar disusun dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya pada tujuan dan pokok bahasan yang terdapat dalam garis-garis besar program pengajaran (GBHN). 3) Ada dua hal yang dijabarkan sebagai pertimbangan. a) Pokok bahasan yang menunjang pencapaian TIU (Tujuan

Instruksional Umum) yang bersangkutan. b) Tingkat perkembangan siswa pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. 4) Berpatokan TIK dirumuskan beberapa soal untuk setiap TIK yang bersangkutan. d. Administrasi Penyelenggaraan Tes Hasil Belajar Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelenggaraan Tes Hasil Belajar. 1) Perencanaan a) Tes Subsumatif minimal 3 kali tiap semester ( tes kecil dan tes tengah semester) b) Tes Sumatif 1 kali tiap semester (tes akhir semester)

35

2) Menyusun Kisi-Kisi Kisi-kisi disusun agar berisi soal bentuk objektif dan bentuk esai. 3) Menyusun Soal (butir) tes a) Tes objektif, dari berbagai variasi b) Tes esai 4) Pelaksanaan a) Menyelenggarakan tes diteruskan dengan pemberian skor. b) Menghitung nilai subsumatif, nilai kokurikuler, dan nilai sumatif. c) Mengisi leger/mengisi rapor. d) Menghitung daya serap mengenai mata kuliah yang diajarkan. 5) Pengolahan Hasil a) Yang dicapai sesseorang dengan skor mentahnya, sebetulnya belum mempunyai makna apa-apa sebelum diolah lebih lanjut. b) Prinsip yang mendasari adalah bahwa kepandaian seseorang didalam suatu tes dapat dilihat dari perbandingan antara skor mentah yang berhasil dicapainya dengan skor ideal yang mungkin dicapainya. c) Nilai akhir yang dihitung dengan cara membandingkan skor mentah dengan skor ideal. 6) Analisis butir soal Analisis butir soal dapat diarahkan untuk hal berikut.

36

a) Memperoleh informasi diagnostic dari kegagalan mahasiswa dalam menjawab saol tertentu sehingga dapat ditempuh pengajaran remedial. b) Mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda. Langkah-langkah evaluasi pendidikan mutlak harus dilakukan oleh setiap pendidik, pendidik tinggal memilih kesesuan evaluasi yang akan digunakan dengan materi pembelajaran. Karena tidak semua materi pembelajran dievaluasi dengan cara yang sama. Evaluasi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena sebagai penilai atau alat ukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Di atas merupakan langkah-langkah evaluasi menurut Slameto, beliau menyatakan ada empat langkah yang harus dilakukan dalam evaluasi. Contoh evaluai pembelajaran Standar Kompetensi : Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca cepat. Kompetensi Dasar : 3.1 Menemukan informasi secara cepat dan tepat dari ensiklopedi / buku telepon dengan membaca memindai. 1. Prosedur 2. Jenis Tes 3. Intrumen : Post Test : Tes Lisan : Produk

37

4. Bentuk Instrumen 5. Teknik

: Produk : Tes Lisan

6. Rubrik/ Pedoman Penilaian a. Perintah Menuliskan subjek dan informasi yang bisa ditemukan pada ensikopedi atau buku telepon dengan cara membaca menindai dan mengungkapkanya dengan bahasa sendiri. b. Soal 1. Berapa nomor telepon Etnapraya Manunggal PT dan sertakan alamatnya? 2. Berapa nomor telepon Legimen dan sertakan alamatnya ? 3. Berapa nomor telepon Sritex Delta PT dan sertakan alamatnya? 4. Berapa nomor telepon Wartel Serba Usaha Tirtama Glonggong dan sertakan alamatnya? 5. Berapa nomor telepon SLTP Saverius dan sertakan alamatnya ? 6. Berapa nomor telepon Darma Tyanto Saptodewo Ir dan sertakan alamanya? 7. Berapa nomor telepon SMK Kab dan sertakan alamatnya ? 8. Berapa nomor lelepon Warnet Desy Qomariah dan sertakan alamatnya?

38

9. Berapa nomor telepon SLTP Tarakanita dan setakan alamatnya? 10. Ubahlah informasi tersebut menjadi satu paragraf dengan bahasa anda sendiri dan sampaikanlah ? Jawaban 1. 780-003, 781-043, 782-295, dan 782-396. Jl Laksda Adisucipto 120 (Solo) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 697-770, Banjarsari RT 04/09 826-591, Jl Raya Solo S ragen Dagen Jaten (Solo) 887-298, Jl Ngundaan RT 02/01 891-279, Jl Veteran 12 697-321, Ds Kalisoro RT 03/04 321-028, Jl Raya Solo Pacitan (Wonogiri) 321-924, Jl Pemuda 207 621-533, Jl Nusa Indah II Solo Baru Grogol Sukoharjo (Solo) 10. PT Sritex Delta merupakan perusahan besar dan memilki banyak karyawan, dst. Keterangan Satu soal (1-9) untuk satu kelompok

39

Penilaian Penilaian Tercepat nomor 1 Tercepat nomor 2 Tercepat nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6 Nomor 7 Nomor 8 Nomor 9 # Menyampaikan dengan lengkap dan jelas # Menyampaikan dengan lengkap dan tidak jelas # menyampaikan denghan tidak lengkap dan tidak jelas Skor 10 9 8 7 6 5 4 3 1 10 5 3

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.

Skor maksimal 20 Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 - 100 adalah sebagai berikut Perolehan skor Nilai akhir = Skor Maksimum (20) x Skor Ideal (100)

B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian Zamroni (2002) dengan judul Evaluasi Keberhasilan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun menyatakan wajib belajar sebagai intrument realisasi keadilan pendidikan keberhasilannya ditentukan pada indeks tingkat partisipasi kasar SLTP yang saat ini mencapai 68, 73. Wajib belajar menjadi indikator tingkat kemakmuran suatu negara, semakin lama wajib belajar makin dianggap suatu negara mampu membiayai pendidikan

40

warganya. Segi positif penyelenggaraan wajib belajar adalah mengatrol kualitas SDM yang efeknya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Critical mass yang merupakan fenomena pencapaian target wajib belajar akan mendorong efek pada dimensi lainnya sehuingga efektivitas wajib belajar harus dicermati pelaksanaanya melalui evaluasi keberhasialn. Salah satu pencermatan terhadap pelaksanaan Wajar adalah kuadran IV yang merupakan kelompok masyarakat sangat rentan baik ekonomi maupun aspirasi. Oleh karena itu, perhatian terhadap masyarakat kuadran IV serta territorial terpencil ditempatkan sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan Wajib belajar 9 tahun di Indonesia. Marmi (2006) meneliti Pembelajaran Apresiasi Drama di Sekolah Menengah Atas berdasarkan kurikulum 2004. Penelitian ini menunjukkan beberapa hal. 1. Persepsi guru bahasa Indonesia dan sastra Indonesia terhadap kurikulum 2004 cukup baik. 2. Perencanaan pembelajaran drama yang dilakukan oleh guru berpedoman pada perangkat pembelajaran yang dibuat sendiri. 3. 4. Pelaksanaan pembelajaran drama sudah mengarah pada aspek apresiasi. Dalam pelaksaan pembelajaran drama di SMA Negeri 1 Wonogiri

terdapat kesulitan-kesulitan antara lain : ketidaksiapan SMA, terbatasnya waktu dan minimnya fasilitas dan sarana prasarana. 5. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran drama antara lain: melaksanakan sosialisasi dan training

41

tentang KBK,memberi contoh drama yang pendek ,dan menambah alokasi waktu di sore hari. Tulisan lain pernah dilakukan oleh Sriyono tahun (2006) dengan judul Pembelajaran Drama di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Sukoharjo). Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara teori isi pembelajaran drama berdasarkan KBK ideal, karena sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa. Namun demikian, dalam praktiknya sulit untuk dilaksanakan dan sering menjadi beban bagi guru, karena selain menyita waktu dan tenaga guru bahasa dan sastra Indonesia belum tentu memiliki pengetahuan yang memadahai tentang pembelajaran drama. Tulisan Farida Nugraheni (2006) dengan judul Pembelajaran yang Apresiatif dalam Perspektif Kurikulum Berbasis Kompetensi (Studi Kasus di SMA Surakarta Program Internasional) menemukan pelaksanaan

pembelajaran sastra yang apresiatif di SMA N 1 Surakarta kelas internasional secara umum cukup berhasil. Keberhasilan ini dicapai atas dukungan guru maupun siswanya. SMA N 1 Surakarta adalah sekolah unggulan yang memilliki fasilitas belajar sastra yang memadai. Sementara itu, profil guru sastra di sekolah cukup ideal sebagai pengajar sastra, karena memilki kompetensi kompetensi sastra yang memadai; serta komitmen yang tinggi terhadap profesi; serta gairah dalam memajukan kehidupan serta mampu terjun langsung dalam pengembangan sastra. Adapun siswanya adalah siswa yang memiliki kualitas akademik yang tinggi memilki kecakapan dalam berbahasa inggris, serta memiliki kecakapan

42

dalam berbahasa asing (Inggris), serta memiliki sikap positif dan minat yang tinggi terhadap sastra. Di sisi lain masih ditemuakan sisi kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah tersebut, yakni pada penyampaian materi ajar. Guru sastra di sekolah tersebut dalam memberikan materinya masih berkutat pada pengkajian unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra, dan itu pun bukan dalam kerangka keterpaduan hubungan antarunsurnya dalam mendukung totalitas makna seperti yang dikehendaki teori struktural, terlebih lagi teori-teori yang lain. Selain itu, karya sastra yang dijadikan objek kajian, kebanyakan adalah karya sastra populer yang bertema remaja serta karyakarya sastra yang bernuansa internasional dan karya sastra lain belum diperkenalkan. Tulisan lain yang pernah dilakukan oleh Tri Nur Hapsari (2008) dengan judul Pembelajaran Apresiasi Cerpen Berdasarkan KTSP pada Siswa Kelas X SMA Islam Diponegoro Surakarta Kendala dan Solusinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam pembelajaran apresiasi sastra, banyak mengalami kendala salah upaya untuk mengatasinya yaitu dengan mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Misalnya ialah dengan mengikuti sanggar seni. Tulisan Miftakhul Huda (2008) dengan judul Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008: Bahan Ajar, Metode, dan Respon Siswa. Berdasarkan hasil penelitian ,disimpulkan bahwa

43

pembelajaran sastra meliputi pembelajaran drama,prosa,dan puisi. Metode yang digunakan bervariasi. Hal ini didasarkan pada bahan ajar yang digunakan. Respon pembelajarannya diapresiasikan langsung dengan membuat karya sastra yang sederhana. Respon pada pembelajaran drama diwujudkan dengan membuat komik sederhana secara individu dan membuat naskah drama secara berkelompok. Adapun, pada prosa diwujudkan dengan membuat resensi novel, membuat cerpen, dan membuat kelompok untuk mendiskusikan materi dan meresponnya. Pada puisi diwujudkan dengan menulis puisi dan membaca puisi. Penelitian Nugraheni Eko Wardani ( 2009) yang mengangkat judul Strategi dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan strategi pembelajaran terkait dengan rencana kegiatan pembelajaran termasuk di antaranya penggunaan model dan pemanfaatan sumberdaya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran, penggunaan model pembelajaran, materi pembelajaran, maupun media pembelajaran diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Agar pembelajran dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, maka strategi pembelajaran mutlak diperlukan. Stategi pembelajaran menjadi pedoman bagi guru untuk melaksankan langkah-langkah pembelajaran secara efektif dan efisien. Tuntutan globalisasi dan mutu pendidikan menyebabkan penyusunan strategi pembelajaran yang berwawasan PAKEM menjadi penting keberdaanya.

44

Tulisan Endang Rahmawati (2009) dengan judul

Pembelajaran

Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas III SDIT Nur Hidayah Surakarta. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan: (1) setiap akan mengajar guru selalu menyiapkan apersepsi, tugas-tugas yang akan diberikan, materi, RPP, dan silabus yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) Pelaksanaan pembelajaran menulis di SDIT Nur Hidayah Surakarta meliputi; materi, metode, media, dan evaluasi. Materi yang diajarkan adalah yang diajarkan adalah menyususn paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan; metodeyang digunakan oleh guru adalah meode ceramah, tanya jawab, dan brainstorming: media yang digunakan adalah potongng dan gambar berseri yang diacak; dan evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah dengan penilian portofolio, dan (3) Kemampuan siswa kelas III SDIT Nur Hidayah Surakarta menulis narasi berdasarkan urutan gambar berseri cukup, karena sebagian besar siswa dapat mengurutkan gambar berseri yang diacak secara tepat dan dapat menuangkan menjadi sebuah karangan yang baik. Dalam hal ini terdapat pola urutan gambar yaitu pola urutan 4-1-3 dan pola urutan 4-1-32. Adapun hubungan bentuk /kohesi yang berada di dalam karangan siswa terdapat berbagai macam bentuk kohesi, yaitu kohesi gramatikal (penunjukkan (reference)), penggantian (subtitution), pelesapan (elypsis), dan perangkaian (conjunction), dan kohesi leksikal berupa sinonim (synonim).

45

Tulisan Fajar Hadi Sukoco (2010) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian yang dilakukan dalam meningkatan kemampuan menulis puisi dan keaktifan siswa adalah (1) proses pembelajaran yang dilakuakan sebelum penerapan media gambar keaktifan siswa mencapai 42,5% dan siswa yang mencapai ketuntasan hanya 6 siswa dengan KKM 75, (2) Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I kreatifan siswa sudah mengalami peningkatan, namun masih kurang maksimal yaitu sebesar 47,5% pada siklus ini 17 siswa yang mencapai ketuntasan dan 23 siswa belum mencapai KKM 75, (3) Siklus II yang dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan menulis puisi yaitu keaktifan mencapai 72,5% dan siswa yang mencapai ketuntasan minimal menjadi 37 dengan KKM 75. Dengan demikian, peningkatan kemampuan menulis puisi

menggunakan media gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 3 Geyer dapat dikatakan berhasil, hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa di setiap siklusnya dengan pencapaian nilai sesuai KKM yang telah ditentukan. Tulisan Dewi Lusiana (2010) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dari adanya peningkatan kemampuan menulis kara ngan

46

eksposisi dalam membuat karangan eksposisi dalam membuat karangan eksposisi dari 59.45 % pada siklus pertama menjadi 81.08 % pada siklus ketiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Penelitian Rahmawati (2010) dengan judul Peningkatan Ketrampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas X SMA Al- Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media gambar berseri dengan media gambar berseri dapat meningkatkan minat dan motivasi serta kemampuan siswa. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus sebesar 47% yang meliputi: 27% atau 12 siswa mengajukan pertanyaan, (2) 20% atau 12 siswa menjawab pertanyaan, (3) belum ada siswa yang berani memberikapan tanggapan. Pada siklus II terjadi peningkatan minat dan motivasi yaitu sebesar 86% yang meliputi: (1) 34% atau 15 siswa mengajaukan pertanyaan, (2) 32% atau 14 siswa menjawab pertanyaan, (3) 20 % atau 10 siswa memberikan tanggapan. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatakan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Siswa yang telah mencapai target batas ketuntasan belajar sebesar 65 mengalami peningkatan, pada silkus I sebesar 45% atau sekitar 20 siswa, pada silkus II menjadi 68% atau sekitar 30. Marlina Ulfa (2010) dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Media Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas VIII C Mts

47

Muhammadiyah Waru, Baki, Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan media komik tanpa kata mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari evaluasi terhadap profil kelas dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah penelitian. Kualitas pembelajaran meningkat, yang meliputi: (1) keaktifan siswa, siklus awal 63%,silus I 77%, dan siklus II 92%; (2) minat dan motivasi siswa, siklus awal 46%, siklus I 68%, dan pada siklus II 77%; (3) perhatian dan konsentrasi siswa, siklus awal 54%, siklus I 71%,dan siklus II 86%. Hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa pada siklus awal 64,5; siklus I 68,6; dan pada siklus II 72. Di atas ada dua belas penelitian yang relevan, tetapi hanya ada dua penelitian yang paling dekat dengan penelitian ini. Pertama, penelitian dari Nugraheni Eko Wardani (2009) dengan judul Strategi Pembelajaran Apresiasi sastra. Penelitiann ini dianggap paling dekat karena hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran, materi pembelajaran, dan media pembelajaran diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan judul yang diangkat penulis yakni melihat relevansi soal sebagai alat evalusi dengan kurikulum, dan materi pelajaran yang sebelumnya melihat bagaimana kurikulum, materi pelajaran, metode, dan evaluasi dilaksanakan disekolah untuk melihat bagaimana tujuan pembelajaran tersebut diraih.

48

Kedua, adalah penelitian dari Miftakhul Huda dengan judul Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta tahun 2007-2008: Bahan Ajar, Metode, dan Respon Siswa. Penelitian ini dianggap paling dekat dengan penelitian penulis karena sama mengakat bahan ajar (materi pelajaran) dan metode. Hal ini hampir sama dengan penelitian penulis karena materi pelajaran (bahan ajar) dan metode merupakan dua dari beberapa variabel yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif, menurut McMilan dan Schumacher (dalam Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, 2006: 73) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penedekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan metode kualitatif, data yang didapat lebih lengkap dan mendalam sehingga tujuan penelitian dapat dicapai secara maksimal. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada gerneralisasi (Sugiyono, 2007: 1).

B. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi social, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas) (Sugiono, 2007: 68). Maka penelitian ini memiliki objek relevansi soal sastra pada UN tahun 2009/2010

49

50

dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I Surakarta.

C. Data dan Sumber Data Data penelitian kualitatif ini adalah butir soal sastra pada UN tahun 2009/2010 ,kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I Surakarta. Sumber data penelitian ini adalah guru, siswa, soal sastra pada UN tahun 2009/2010 dengan kurikulum KTSP, materi pelajaran, metode, dan evalusi di MAN I Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan fokus penelitian maka, teknik penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi partisipasi, kuesioner (angket), dan dokumentasi. Teknik wawancara adalah usaha untuk mengungkapkan motivasi, maksud atau penjelasan dari informan (Moleong, 2006: 153). Teknik Obervasi partisipasi adalah metode penelitian untuk mengungkapkan data yang dicirikan adanya interaki sosial antara peneliti dengan yang diteliti (Mantra, 2006: 28). Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010: 142). Adapun teknik dokumentasi merupkan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

51

ditujukan kepada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen-dokumen, baik resmi maupun tidak resmi (Soehartono, 2004: 70).

E. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data di lapangan Model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakuakan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitasnya dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Periode Pengumpulan Reduksi Data Selama Display Data Selama Kesimpulan / verifikasi Selama A N A L I S I S

Antisipasi

Setelah

Setelah

Setelah

Gambar 1. Komponen dalam analisis data (flow model) Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti

melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakuakan antisipatory sebelum melakuakan reduksi data. Reduksi data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit.

52

Untuk itu perlu segera dilakuakan analisis data melalui reduksi data. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiono: 2010: 246-252).

F. Teknik Validitas Data Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal. Hal ini dikarenakan validitas internal memiliki akurasi dengan data yang dicapai (Sugiono, 2010: 267).

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal merupakan teknik penyajian dengan rumusan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145)

H. Waktu Penelitian Bulan Pelaksanaan Penelitian Nama No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan Penyusunan 1 2 3 4

53

Proposal 2 Pelaksanaan Penelitian 3 Analisis Data 4 Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai