Anda di halaman 1dari 127

BIO DATA Nama : DEDE SUPRIATNA MM Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan. SP.

PA&A DEPNAKERTRANS R.I Depnaker : Tahun 1979 - 1980

Almt

: Jl.GatSu Kav 51 Jaksel Tlp.0215255733 ex 654 - 0215268045 Lahir : Bandung 2707 - 1954 Status ; 3 in 1 Rmh :Jl.KH Maisin I Kp.Bulak Rt 005/015
No.69 Klender Jakarta Timur Tlp.021.8605684 Hp.0812 9955 202 E-mail : dsupriatnaspd@yahoo.com

10/10/2013

created by PNK3

Tujuan K3 Listrik
1.

2.

Menjamin kehandalan dan akurasi instalasi listrik ,penyalur petir dan lift sesuai tujuan penggunaannya. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik

N N N

bahaya sentuhan langsung bahaya sentuhan tidak langsung

bahaya kebakaran

10/10/2013

created by PNK3

Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja
10/10/2013

Pasal 2 ayat (2) huruf q (Ruang lingkup)


Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan

created by PNK3

Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja
10/10/2013

Pasal 3 ayat (1) huruf q (Objective)


Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: q. mencegah terkena aliran listrik berbahaya

created by PNK3

PENGERTIAN TEKNIK : INSTALASI : Jaringan yang tersusun secara terkoordinasi dari Pembangkitan suplai daya sampai beban akhir sesuai tujuan penggunaan

PERLENGKAPAN : Rangkaian instalasi ;fitting,


pengendali, sakelar k-kontak

yang digerakan tenaga listrik disebut

Peralatan adalah jenis alat, pesawat,mesin

pengguna

Besaran listrik Tegangan (Volt), Arus (Amp), Freqwensi (Hertz) Daya (Watt) Resistans (Ohm) N Klasifikasi teg;TER < 50 V TR= 50 Vs/d 1 kV TM > 1KV-12 KV TT=>20KV TET=>35 KV
18

Ketenagalistrikan

10/10/2013

created by PNK3

previous7 next

G Kebijakan nasional dalam hal upaya menjamin TT/ Kebijakan nasional dalam hal penyediaan tenaga listrik

tempat kerja
yang Aman dan lingkungan yang Sehat TM/

TET M TR
created by PNK3

(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan Akrap lingkungan

Tempat kerja
10/10/2013

Bukan tempat kerja


8

BAHAYA LISTRIK-1

BAHAYA LISTRIK BAGI MANUSIA


BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS / TEGANGAN LISTRIK TERHADAP MANUSIA ADALAH : SHOCK (TERKEJUT) KEMATIAN PINGSAN TERBAKAR

10/10/2013

created by PNK3

Doc:Anton/03/04/ags

STANDAR K3 LISTRIK DI INDONESIA

Peraturan KHUSUS B

Peraturan Khusus B

Peraturan 04/78 Peraturan 04/88

10/10/2013

created by PNK3

10

Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

Dasar hukum :
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan PUIL 2000

wajib

10/10/2013

created by PNK3

11

RUANG LINGKUP
Tegangan sentuh yang berbahaya: > 50 V a.b. di ruang normal, > 25 V a.b. di ruangan lembab Daya > 100 Watt Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di : - Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, kapal laut - Tambang bawah tanah
10/10/2013 created by PNK3 12

Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung, sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik Lampiran-lampiran
10/10/2013 created by PNK3 13

N
10/10/2013 created by PNK3 14

Bahaya kejut listrik

t : E: I :
10/10/2013

1,0 90 180

0,8 0,6 100 110 200 250

0,4 0,3 0,2 (detik) 125 140 200 (Volt) 280 330 400 (mA)
15

created by PNK3

Sentuhan langsung

adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi
10/10/2013 created by PNK3 16


10/10/2013

Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir
created by PNK3 17

Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung 1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Sistem TN atau

2.
3.

Pembumian Netral Pengaman (PNP)

10/10/2013

created by PNK3

18

1.
L1 L2 L3

Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)


Membumikan titik netral di
sumbernya dan membumikan pada BKT instalasi dan BKT perlengkapan listrik. Bila terjadi kegagalan

isolasi, teganan suplai akan


PE

terputus karena alat proteksi bekerja otomatik

10/10/2013

created by PNK3

19

SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN


L1 L2 L3 N

SATU FASE
10/10/2013 created by PNK3

TIGA FASE
20

2.

Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)

Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman

10/10/2013

created by PNK3

21

SISTEM HANTARAN PENGAMAN


L1/R L2/S L3/T N PE

10/10/2013

created by PNK3

22

WAKTU PEMUTUSAN SISTEM IT


TEGANGAN (volt) 120-240 230/400 400/690 5801000 WAKTU PEMUTUSAN (detik)

N tdk terdistribusi
0,8 0,4 0,2 0,1

N terdistribusi
5 0,8 0,4 0,2

10/10/2013

created by PNK3

23

3.

Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol & Ground dihubungkan

10/10/2013

created by PNK3

24

SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN


L1 L2 L3 N/PE

10/10/2013

created by PNK3

25

WAKTU PEMUTUSAN SISTEM TN


TEGANGAN (volt) WAKTU PEMUTUSAN (detik)

120 230 277 400 > 400

0,8 0,4 0,4 0,2 0,1

10/10/2013

created by PNK3

26

10/10/2013

created by PNK3

27

SISTEM PENGAMANAN

ISOLASI LANTAI KERJA

Rd 3000 V2 75 kg

V1

Pelat logam Kayu 25 x 25 x 0,2 Cm Kain basah 27 x 27 Cm ISOLASI LANTAI KERJA (R1)

TANAH
10/10/2013

R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm R1 min. 50 kilo Ohm


created by PNK3 28

ALAT UKUR TAHANAN SEBARAN TANAH

created by PNK3

29

10/10/2013

KEMAMPUAN HANTAR ARUS


SYARAT K3 KHA : MIN 1,25 X I nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya (Periksa tabel PUIL)

RESISTAN ISOLASI
PANEL P1- P1.1 R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

p1-P1.2
P1-P1.3

P1.P1.4
P1.P1.5 P1-P1.6

Se-kurang2 nya mempunyai 1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)

5. SPESIFIKASI KAMERA INFRAMERAH

ALAT PENGUKUR PANAS THERMOGRAFH

Thermo Tracer TH9100 WV High Spec, and High Performance IR Thermal Imager Visual Camera Built into IR lens Specifications : Measuring range Resolution Accuracy Detector Spectral range I.F.O.V. Focusing range Field of View Frame time Display Thermal image pixels Measuring functions S/N improvement Interval measurement Emissivity correction Env. Temp. correction Auto functions Display funtions Annotation Movie recording Operating temp / humidity Storage temp / humidity 32 Shock and vibration -40 to 2000 oC 0.06 oC (at 30 oC 60 Hz) --- range 1 2 oC or 2% of reading Uncooled Focal Plane Array (microbolometer) 8 to 14 m 1.2 mrad 30 cm to infinity 21.7 o(H) x 16.4 o(V) 60 frames/sec View finder and 3.5 inch LCD monitor 320 (H) x 240 (V) pixels Run / Freeze ?2, ?8, ?16 and spatial filter ON/OFF Recording on memory card : 2 t 3600 sec interval Trigger function 0.10 to 1.00 ( at 0.01 step ) Provided ( including interval UNC ) Full automatic (level, sense, focus) Display color : color/monochrome, posi/nega Text and voice annotation (30 sec per image) Real-time memory : 1664 images ( max. 60 Hz) -15 to 50 oC, 90% RH or less (not condensed) -40 to 70 oC, 90% RH or less (not condensed) 294m/sec2 (IEC60068-2-27), 29,4m/sec2

created by PNK3

10/10/2013

THERMAL

VISUAL

KETERANGAN 1 OBYEK MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH 66.3 LABEL NO. X-1 T SPOT 40 PANEL / ALAT PNL. UTAMA SEL-3 T REF 26.3 LOKASI RUANG GENSET KEMUNGKINAN PENYEBAB X Koneksi buruk (kendor / kotor ) Beban berlebih (overload) Beban tdk seimbang (unballance) Komponen dalam Induksi elektromagnetis Suhu kerja T SKALA C

TEMPERATUR ( OC ) 2 3

KOMENTAR & SARAN


OVERHEATING PADA KABEL MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH PERBAIKI KONEKSI MCCB TSB OFF PANEL, LEPAS KONEKSI YANG BERMASALAH, GANTI SKUN KABEL & KABELNYA, BERSIHKAN TERMINAL MCCB, KEMUDIAN KONEK KEMBALI DAN KENCANGKAN BAUT TERMINASINYA PERIKSA ULANG SETELAH DILAKUKAN PERBAIKAN

created by PNK3

33

10/10/2013

PEMERIKSAAN LV PANEL DENGAN INFRA RED


PEMERIKSAAN LV PANEL DG ALAT INFRA RED MERUPAKAN SALAH SATU CARA UNTUK MENGE-TAHUI / MENDETEKSI KOMPONENDLM YG PANAS. SEHINGGA PELAKSANAAN PEKERJAAN DA PAT DISELESAIKAN DGN BAIK DAN SEMPURNA.

Aspek pertimbangan rancangan / evaluasi instalasi listrik


Internal Jenis pelayanan/beban Penerangan Eksternal Pesawat tenaga Jenis /kondisi lingkungan Peruntukan / Ruang normal Karakteristik Ruang lembab Daur tugas Ruang panas Dll Ruang berdebu BESARAN NOMILAL Ruang uap/gas ledak
10/10/2013 created by PNK3 35

Bekerja pada keadaan bertegangan ;


dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja. Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.

Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan pekakas berisolasi yang handal.
Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.

Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.


Keadaan cuaca. Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan telanjang.

Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan : Perhatikan Jarak minimum aman Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas. Dilarang menggunakan pengukur dari logam Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV 1 12 20 70 150 220 500

Jarak cm 50 60 75 100 125 160 300

REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT Klasifikasi :


Kelompok 1 PUIL-2000 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN :

Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E :

Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)

jenis Sertifikasi Kompetensi Personel


1. Bidang K3 Listrik (311/BW/2002) - Ahli K3 Listrik / Petir - Teknisi K3 Listrik / Petir

2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/BW/99)


PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3 PK dan Menyiapkan Personilnya

Sistem Pengawasan
Pengawasan

Dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan

10/10/2013

created by PNK3

40

Petir

R REF. 1. Keputusan Dirjen BATAN No.Per 02/45/DJ/31/III/1977 Ketentuan pemakaian penangkal petir Rdioaktif 2.PP.11/1975 keselamatan kerja thd radiasi 3. PP.12 /1975 ijin pemakaian zat radioaktif atau zat radiasi lainnya Sebagai rujukan untuk protBaeksEXTERNAL SKB Depnaker & BATAN Kep 08/M/79 dan No. 24/DJ/20/11/7 Pemakaian Penangkal petir radioaktif SKB DEPNAKER & BATAN Kep 1880/M/87-PN 00.01/193/DJ/87 Penertiban ijin penangkal RADIOAKTIF (LARANGAN PEMASANGAN BARU )
created by PNK3 41

10/10/2013

AWAN KE AWAN perintis kilat 20 msec mencapai bumi jrk 3 km

Arus : 5.000 ~ 200.000 A Panas: 20.000 oC


AWAN KE BUMI perintis kilat 20 msec

mencapai bumi jrk 3 km

Return stroke BUMI ke awan 100 msec

Sasaran KERUSAKAN OBYEK YANG TERTINGGI THERMIS, ELEKTRIS , MEKANIS, created by PNK3 42

10/10/2013

Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang Pengawasan instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
10/10/2013 created by PNK3 43

BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN LANGSUNG

SAMBARAN TIDAK LANGSUNG

KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG


Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : Sistem Franklin Sistem Sangkar Faraday Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
10/10/2013 created by PNK3 45

INSTALASI PENYALUR PETIR PERMENAKER PER-02 MEN/1989

Sudut perlindungan 112 o

PENERIMA

SISTEM FRANKLIN BAGIAN BAGIAN PENTING

(AIR TERMINAL) PENURUNAN HANTARAN (DOWN CONDUCTOR Min

BC 50 mm2) HANTARAN PEMBUMIAN (GROUNDING min.2 bh)

Resistan pembumian mak 5 ohm.

10/10/2013

created by PNK3

46

Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna Berbahaya

10/10/2013

created by PNK3

47

Jenis Penerima (Spitzer)

Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom gedung bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang pancang pada kolom-kolom tersebut. Tentu saja sambungan-sambungan antar kolom besi betonnya harus berhubungan secara elektrik. Ini sudah digunakan di Negeri Belanda. Metoda sistem proteksi bahaya petir semacam ini yang disebut dengan sistem sangkkar (Faraday Cage) seperti pada gambar
).

Sistem sangkar faraday

17/11/02

created by Ganjar Budiarto

60

Sistem Electrostatik dengan cara meggunakan penerima tunggal sebagai penangkap/penerima

10/10/2013

created by PNK3

51

10/10/2013

created by PNK3

52

10/10/2013

created by PNK3

53

(Electrostatik/Electromagnet)

Franklin (Konventional) VS LPS

Resistans pembumian Makimal 5 Ohm. Bila dari hasil pengukuran resistan pembumian tidak memenuhi syarat akan dapat mengundang bahaya, yang disebut tegangan langkah seperti diuraikan diatas. Perhatikan

PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL


Semua bagian konduktif dibonding Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN

RSTN

ARRESTER

GROUNDING
10/10/2013 created by PNK3 55

10/10/2013

created by PNK3

56

LIGHTNING ARRESTER (L.A)


Lightning arrester adalah suatu alat untuk mencegah terjadinya perambatan gelombang tegangan/arus yang tinggi pada suatu peralatan akibat gangguan petir (gangguan external). Dalam Intalasi Tenaga listrik peralatan ini dipasang pada line/ jala-jala untuk mengamankan trafo, Gen-set .
created by PNK3 57

10/10/2013

PRINSIP KERJA LIGHTNING ARRESTER (L.A)

Apabila ada gelombang petir pada jala-jala dan melalui Lightning Arrester maka tegangan tsb akan dipotong (Chopped) oleh LA dan dialirkan ke bumi(dibumikan),sehingga peralatan dalam jala-jala menjadi aman. Komponen dalam lightning arrester yang memotong gelombang dan mengalirkan sisa gelombang tsb kebumi bersifat Non Linier Resistan dan berfungsi sebagai AIR GAP.
created by PNK3 58

10/10/2013

LIGHTNING ARRESTER UNTUK MENGAMANKAN TRAFO


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 10/10/2013 Unit kumparan primer dan sekunder. Inti dan pegangan kerangka . Hubungan tegangan tinggi dibawah permukaan minyak untuk mencengah busur Sekreing (pengaman) tegangan tinggi untuk melindungi bila ada kesalahan di dalam. Lightning arrester de.ngan air gap untuk huburgan ke tegangan tinggi dan grounded. Tegangan tinggi dan penyambung. Tegangan rendah Gasket seal untuk tutup Penarik dan pengangkat Permukaan minyak Hubungan tanah Isolasi antara kumparan dan inti 59

created by PNK3

PEMASANGAN PEMBUMIAN PADA MOTOR LISTRIK

CARA PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER

Lightning arrester dipasang di jala2 masuk (sisi incoming ) di dekat perlengkapan/alat yang dilindungi Break Down voltage LA harus lebihtinggi dari pada nominal voltage alat yang dilindungi. Bisa dipasang pada single phase ataupun three phase jala2

ALAT UKUR TAHANAN SEBARAN TANAH (EARTH TESTER)

created by PNK3

62

10/10/2013

PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan B : Struktur konstruksi C : Tinggi bangunan D : Lokasi bangunan E : Hari guruh (-10 (0 (0 (0 (0 0 1 2 1 1 1 2 3 2) 2 2 3) 4 3 3 5 4 5 15) 10) 7)

=A+B+C+D+E
< = = = = > 11 11 12 13 14 14

ABAIKAN KECIL SEDANG AGAK BESAR BESAR SANGAT BESAR


created by PNK3 63

10/10/2013

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A: Peruntukan bangunan Rumah tinggal Bangunan umum Banyak orang Instalasi gas,minyak, rumah sakit Gudang handak : : : : : 1 2 3 5 15

B:

Struktur konstruksi Steel structure : Beton bertulang, kerangka baja atap logam: Beton bertulang, atap bukan logam : Kerangka kayu atap bukan logam :
Tinggi bangunan
created by PNK3

0 1 2 3

C:

10/10/2013

64

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


C: Tinggi bangunan s/d 6m 12 m 17 m 25 m 35 m 50 m 70 m 100 m 140 m 200 m : : : : : : : : : : 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10/10/2013

created by PNK3

65

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


D: Lokasi bangunan Tanah datar : Lereng bukit : Puncak bukit :
0 1 2

E:

Hari guruh per tahun 2 : 0 4 : 1 8 : 2 16 : 3 32 : 4 64 : 5 128 : 6 156 : 7

10/10/2013

created by PNK3

66

MENGANDUNG POTENSI BAHAYA & BERAKIBAT FATAL

LIF T

Pesawat Lift.(PERMENAKER 03/M/1999) Sanana transportasi vertical untuk mengangkut orang yang dirancang dengan teknologi sistem kontrol otomatik

Listrik mati Fungsi otomatik gagal Fungsi mekanik gagal Menjadi cerobong asap bila terjadi kebakaran
Memenuhi standar K3 Memiliki Legalitas Ijin Laik Operasi Menerapkan SOP K3

Risiko :

NORMA K3

A. Uraian Singkat Bimbingan Teknis


Tiap-tiap komponen harus direncanakan, agar lift sebagai suatu sistem bekerja efektif dan efisien.

Perencanaan didasarkan pada kriteria yang berlaku dalam Tehnik Perencanaan dan Standard Nasional (SNI). Bimbingan teknis ini dimaksud sebagai dasar tehnik para konsultan dan menyajikan data yang berguna bagi tehnisi lapangan.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu memahami kaidah dan cara kerja sistem lift, kaitan antara teori dengan fakta di lapangan.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti bimbingan teknis diharapkan peserta akan mampu: 1. memahami cara kerja pesawat lift dan batas-batasan unjuk kerja. 2. memberikan definisi fungsi komponen. 3. memilih jenis dan ukuran komponen yang tepat. 4. menghitung efisiensi dan kebutuhan tenaga motor penggerak.

UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970 KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)
PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA Dituntut profesional dan memiliki kompetensi : memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas, ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar

Pesawat Lift.(PERMENAKER 03/M/1999) Sanana transportasi vertical untuk mengangkut orang yang dirancang dengan teknologi sistem kontrol otomatik

Listrik mati Fungsi otomatik gagal Fungsi mekanik gagal Menjadi cerobong asap bila terjadi kebakaran
Memenuhi standar K3 Memiliki Legalitas Ijin Laik Operasi Menerapkan SOP K3

Risiko :

NORMA K3

K3 LIFT
Dasar hukum : Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf f (Ruang lingkup)


Setiap tempat dilakukan pengangkutan barang, binatang Baik didaratan, melalui terowongan, Di permukaan air, di dalam air maupun diudara

K3 LIFT
Dasar hukum : Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 3 ayat (1) huruf a (Objective)


Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a.mencegah dan mengurangi kecelakaan

K3 LIFT
Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja Dasar hukum :

Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI

No Per 03/Men/1999
Syarat K3 Lift

Orang

Barang

Pola Pengawasan K3
Commissioning Test & Commissioning

Test Berkala

Gambar rencana

Pasang

Pemakaian

Pengesahan gambar rencana

Pengesahan Pemakaian

Proses pengesahan gambar pemasangan lift


Dokumen perencanaan 1. Surat permohonan (bentuk 36 L. ) 2 Gambar instalasi - Lay out perlengkapan dan peralatan listrik - Rangkaian peralatan dan pengendalinya 3. Diagram garis tunggal

Berkas perencanaan.

Commissioning. Rekomendasi.

Analisis: Berdasarkan SNI -225 2000 oleh pegawai pengawas Tidak

Dokumen pengesahan pemasangan . Surat permohonan (bentuk 38 L. ) 2 Pengesahan Gambar lift 3 3. Diagram garis tunggal 4. Perhitungan beban 5. Tabel bahan 6. Ukuran teknis

Memenuhi syarat Ya

PENGESAHAN GAMBAR Setuju dipasang. Pengesahan Pemasangan

Pencegahan Kecelakaan Kerja


PENGESAHAN PEMASANGAN rencana pemasangan lift terdiri : - Denah ruang mesin dan peralatannya - Konstruksi mesin dan penguatannya - Diagram instalasi listrik - Diagram pengendali - Rem pengaman - Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya - Rel pemandu dan penguatannya - Konstruksi kereta - Governor dan peralatannya - Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertikal - Perhitungan tali baja

1. Standardisasi 2. Peraturan 3. Pengawasan 4. Penelitan Teknik 5. Penelitian Medis 6. Penelitian Psikologis 7. Penelitian Statistik 8. Pendidikan 9. Pelatihan 10. Persuasi 11. Asuransi 12. Penerangan 1 s/d 11

Ref. Accident Preventions, ILO

Pencegahan dan Tindakan Penyelamatan Penyebab Kecelakaan Dalam Keadaan Darurat


Tindakan

Kerusakkan Lift Kebakaran Gedung Gempa Bumi

Pencegahan

Prosedur dan tindakan standard

Persiapan Banjir
10/10/2013 created by PNK3 80

Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :

Lift Jalan saat penumpang Keluar masuk Kecelakaan terhadap orang yang membuka pintu dari luar saat kereta sedang bisa berjalan cepat.

10/10/2013

created by PNK3

81

Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung, sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik Lampiran-lampiran
10/10/2013 created by PNK3 82

LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada setiap lantai pemberhentian. Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat mengendalikannya menuju lantai yang dikehendaki;

10/10/2013

created by PNK3

83

LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang membahayakan, penumpang tidak dapat berbuat apa apa, Aspek kehandalan dan keselamatan penumpang merupakan faktor dasar dalam pertimbangan perancangan pesawat lift.

10/10/2013

created by PNK3

84

K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3, Dasar : Undang undang No 1 th 1970; Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999 Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999

10/10/2013

created by PNK3

85

K3 LIFT
SYSTEM PENGGERAK LIFT ; 1. LIFT HYDROLIK 2. LIFT TRACXY JENIS JENIS LIFT ; 1. PASSENGER LIFT 2. SERVICE LIFT 3. CARGO LIFT ( SNI 1718 )

Ruang Mesin

Pintu Luar

Buffer
10/10/2013 created by PNK3 87

Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :

Lift Jalan saat penumpang Keluar masuk Kecelakaan terhadap orang yang membuka pintu dari luar saat kereta sedang bisa berjalan cepat.

10/10/2013

created by PNK3

88

Mencegah Kereta jalan saat ada pintu yang terbuka atau dibuka

Digunakan Saklar Pengaman Pintu Lantai. (Door Switch) Saklar Pengaman Pintu Kereta (Gate Limit Switch)

10/10/2013

created by PNK3

89

2. Langkah Penyelamatan Karena Kebakaran

Lift Tidak Bisa Otomatis Turun 1. Informasikan melalui interkom lift ada kebakran.
2. Minta penumpang tidak panik dan menombol lantai terdekat dan segera keluar dari kereta setelah pintu terbuka dan minta untuk menggunakan tangga darurat. 3. Catat lantai terakhir kereta berhenti (Jika aman) 4. Yakinkan semua lift sudah ditinggalkan penumpang. 5. Jangan mencoba memadamkan api dengan lift. 6. Tinggalkan gedung. 7. Berikan informasi pada petugas kebakaran guna memudahkan penyelamatan/rescue.

10/10/2013

created by PNK3

90

Penyelamatan/kebakaran

Lift Bisa Turun Dengan Tombol Kebakaran


1. Lift bisa secara otomatis turun ke lantai utama setelah tombol darurat ditekan (Fire Emergency Operation). Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan lagi.

2.

Lift Otomatis Turun Jika Ada Kebakaran.


1. Semua lift secara otomatis akan turun jika fire alarm yang interkoneksi dengan kontrol mendeteksi adanya kebakaran. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan lagi.
created by PNK3 91

2.
10/10/2013

Lift Pemadam Kebakaran

Untuk Lift Yang Berfungsi Sebagai Lift Pemadam Kebakaran (Fire Man Lift). 1. Lift pemadam kebakaran tidak boleh digunakan oleh siapapun kecuali oleh personil pemadam kebakaran. 2. Berikan Informasi pada pihak pemadam kebakaran letak tombol untuk mengaktifkan lift agar bisa dioperasikan oleh pemadam kebakaran.

10/10/2013

created by PNK3

92

SESI 2. ESCALATOR

10/10/2013

created by PNK3

93

PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999 Dasar pertimbangan Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25 Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis maupun administrasi harus

mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


10/10/2013 created by PNK3 94

Ketentuan K3 LIFT UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f

f.

tempat kerja dimana :


Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik didarat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara

10/10/2013

created by PNK3

95

Syarat-syarat K3 Lift
UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : n. Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, tanaman atang barang.

binatang,

10/10/2013

created by PNK3

96

Bank Indonesia
BI

15 ORANG MENINGGAL
10/10/2013 created by PNK3 97

Contoh Kebakaran

10/10/2013

created by PNK3

98

C0ntoh
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03 Nama : Tempat & tgl lahir : Instansi/Perh. : Alamat : Berlaku s/d : 28 Juli 2008 FRANSISCUS WARTOYO Yogyakarta, 2 April 1954 PT. Toshindo Elevator Utama Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 Kelapa Gading Jakarta Utara Jakarta, 28 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari NIP. 160009422

10/10/2013

created by PNK3

99

C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab : 1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan eskalator; 2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan eskalator;

10/10/2013

created by PNK3

100

GAMBAR RENCANA

MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUAS I

OK
RIKSA UJI BERKALA RIKSA UJI

IJIN PEMASANGAN

PEMASANGAN

OK
IJIN PEMAKAIAN
10/10/2013 created by PNK3

PEMAKAIAN
101

KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT


KEPUTUSAN MENTERI No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
10/10/2013 created by PNK3 102

C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab : 1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan eskalator; 2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan eskalator;

10/10/2013

created by PNK3

103

C0ntoh
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI KARTU LISENSI K3 PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR No : 48/PNKK/07.03 Nama : Tempat & tgl lahir : Instansi/Perh. : Alamat : Berlaku s/d : 28 Juli 2008 SLAMET RIYANTO Semarang, 28 Mei 1963 Pemda Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243 Jakarta, 28 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari NIP. 160009422

10/10/2013

created by PNK3

104

Pencegahan dan Tindakan Penyelamatan Penyebab Kecelakaan Dalam Keadaan Darurat


Tindakan

Kerusakkan Lift Kebakaran Gedung Gempa Bumi

Pencegahan

Prosedur dan tindakan standard

Persiapan Banjir
10/10/2013 created by PNK3 105

Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :

Lift Jalan saat penumpang Keluar masuk Kecelakaan terhadap orang yang membuka pintu dari luar saat kereta sedang bisa berjalan cepat.

10/10/2013

created by PNK3

106

Syarat syarat k3 lift


* Memiliki Panel operasi lift -Kapasistas angkut (Kg & Orang) -Sesuai dengan dokumen Bagian bagian lift dan pemasangan Kuat, tidak cacat, aman dan memnhuni syarat K3

MESIN DAN KAMAR MESIN


-Sesuai SNI yang berlaku
-Rem membuka dengan magnet listrik dan dapat berhenti otomatis pad asaat arus listrik putus. -Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas

MESIN DAN KAMAR MESIN


- Bangunan kamar kuat, bebas air, tahan api min 1 jam - Luas kamar mesin ruang luncur min 1,5 x luas ruang luncur dan tinggi min 2,2 m kec. Lift perumahan atau rumah tinggal. - Cukup penerangan dan ventilasi - Dilengkapi jalan masuk dengan membuka ke arah luar (0,7 x 2 m)dan dapat terkunci, tahan api ( 1 jam) - Terdapat mesin, alat pengendali kerja dan hubung bagi listrik - Tersedia APAR min Kapasitas 5 kg.

TALI BAJA DAN TEROMOL


- Tali baja harus kuat, luwes, tidak boleh ada sambungan, semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama - Tali baja harus mempunyai angka Faktor keamanan untuk kecepatan lift - 20 59 m/menit ----- 8 x kapasitas angkut - 59 - 90 m/menit ----- 9,5 x kapasitas angkut - 105 180 m/menit ----- 10,5 x kapasitas angkut - 210 300 m/menit ----- 11,5 x kapasitas angkut - 300 atau lebih ------ 12 x kapasitas angkut - Garis tengah tali baja penarik min 10 mm - Tali baja tidak boleh terbuat dari rantai - Lift tarikan gulung min mempunyai 2 tali baja penggerak - Lift Gesek min mempunyai 3 tali baja penarik.

TALI BAJA DAN TEROMOL


-Teromol harus diberi alur -Perbandingan antara garis tengah teromol dan tali baja -Lift penumpang atau barang = 40 : 1 -Lift pelayan = 40 : 1 -Governor = 25 : 1

BANGUNAN RUANG LUNCUR DAN LEKUK DASAR


- Konstruksi kuat, kokoh, tahan api tertutup rapat dari lantai bawah samapi langit-langit ruang luncur
- Bersih, bebas dari instalasi atau peralatan yg bukan bagian dari instalasi lift - Lift ekspress (non stop), ruang luncur harus terdapat pintu min 1 buah pada setiap 3 lantai ( jarak 11 m) - Terdapat pintu darurat (70x140 cm), tahan api, hanya membuka keluar - Daun pintu ruang luncur harus tahan api min 1 jam dan menutup rapat.

BANGUNAN RUANG LUNCUR DAN LEKUK DASAR


- Pintu ruang luncur harus dilengkapi kunci kait (interlock) dan bekerja sejalan dengan pengendalian lift. - Sistem interlock harus menjamin - kereta tidak dapat bergerak sebelum pintu tertutup rapat dan terkunci, - pintu hanya terbuka jika kereta berhenti penuh dan sama sata dengan lantai. - Toleransi beda kerataan lanti kereta dan lantai pemberhentian max 20 cm. - ruang bebas min 50 cm antara lekuk dasar dengan bagian bawah kereta lift pada saat kereta menekan penuh peredam/penyangga. - Lekuk dasar tidak boleh berhubungan langsung dengan tanah, kekuatan tanah min 5000 N/m2, dilengkapi rem pengaman, tidak bolh digunakan sebagai tempat kerja.

KERETA LIFT
- Rangka kereta terbuat dari baja, kuat menahan tumbukan kereta dan penyangga - Badan kereta harus tertutup rapat dan mempunyai pintu - Atap kereta harus kuat menahan beban peralatan dan orang ( 2 oarang) - Tinggi dinding min 2 meter - Kereta harus dilengkapi pintu darurat dengan syarat : - berengsel dan dapat dibuka dari luar sangkar - Tidak memnggagu instalasi di atas sangkar sewaktu dibuka - Ukuran min (0,35 x 045)m - Dapat dibuka dengan menarik pegangan tangan dan tanpa terkunci. - Pintu darurat pada lift otomatis harus dapat tertutup sejalan dengan operasi lift. - Perbandingan beban dan luas lantai lihat pada lampiran 1.

GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN PENGAMAN


- lift harus dilengkapi dengan alat untuk memicu atau mengatur bekerjanya rem pengaman (governor), yang bekerja jika -Kecepatan lift sampai 42 m/menit. Kec. Governor 50 % lebih besar, -Kec. 42-90 m/menit, Kec. Governor 40 % lebih besar -Kec. 90 120 m/menit , Kec. 35 % lebih besar -Kec. Lebih 120 m/menit, kec. 30 % lebih besar - Governor lift yang berkecepatan 60 m/menit lebih, harus dilengkapi saklar pemutus arus ke mesin sesaat sebelum governor bekerja. - Dilengkapi rem pengaman yang dapat menghentikan kereta jika terjadi kecepatan lebih atau goncangan atau tali baja penarik putus.

GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN PENGAMAN - Rem pengaman lift terdiri dari rem pengaman kerja berangsur dan rem pengaman kerja mendadak - Rem kerja berangsur (progressive) untuk kec. Lif 60m/menit atau lebih - Rem kerja mendadak (instantaneous) untuk kec lift kurang dari 60 m/menit. - Jarak minimal dan maksimal antara kemerosotan kereta dengan rem pengaman : - Kec. Sampai 105 m/menit min : 0,25 m dan max : 1.1 m - Kec. sampai 150 m/menit min : 0,5 m dan max : 1.8 m - Kec. Sampai 210 m/menit min : 1,0 m dan max : 3,0 m - Kec. Samapi 300 m/menit min : 2,0 m dan max : 5,6 m - Rem pengaman tidak bekerja untuk peregerakan ke atas (rem pengaman khusus) - Rem yang dipasang lebih dari satu harus bekerja serempak - Lif kec. 60 m/menit lebih harus memiliki sakelar pemetus arus menhentikan motor penggerak.

GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN PENGAMAN


- Lift otomatis harus dilengkapi dnegan saklar darurat berwarna merah (stop swicth) - Perlengakapan yang harus ada : -Pengaman batas (travel limit swicth) untuk menhentikan mesin sebelum kereta / bobot mencapai perjalanan akhir. -Alat pembatas beban lebih (over load) dan lift tidak dapat berjalan jika beban belum dikurangi. -Alat pengaman yang dapat menhentikan lift jika tali baja penarik kendur.

BOBOT IMBANG, REL PEMANDU DAN PEREDAM ATAU PENYANGGA


- Bobot imbang harus terbuat dari balok/ lempengan logam/ beton bertulang, satu sama lain harus terikat , satu kesatuan. - Rel pemandu harus kuat manahan tekanan kereta pada beban penuh dan terbuat dari baja - Bobot imbang dan kereta dilengkapi peredam/penyangga yang ditempatkan pada lekuk dasar - Peredam / penyangga bersifat masif, kenyal, pegas dan hidrolik. - Jenis peredam / penyangga disesuaikan dnegan kecepatan lift.

PEMBUATAN, PEMASANGAN, PERBAIKAN, PERAWATAN DAN PERUBAHAN LIFT


- Harus sesuai dengan gambar yang telah disahkan - Pembuatan harus sesuai standar yang berlaku - Pelaksana harus telah mendapatkan penunjukan dari Menteri - Teknisinya harus mempnyai keahlian dibidang K3 lift (sertifikat) dan mempunyai ijin operasi dari Menteri - Ketentuan sesuai dengan Kep . 407/Men/1999 tentang kualifikasi teknisi Lift.

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


- Setiap lift sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian - Setiap lift harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala 1 (satu) tahun sekali. - Pemeriksaan dapat dilakukan oleh pegawai pengawas atau Ahli K3

PENGAWASAN
- Pelaksanaan pengawasan terhadap syarat K3 lift dilakukan oleh

Pegawai Pengawas atau AHLI

K3

Inspeksi K3
Pelaksanaan inspeksi oleh operator Dilakukan oleh setiap karyawan pada area kerjanya masing-masing Hal yang harus di inspeksi adalah kondisi lingkungan, keadaan peralatan mesin, metode kerja Dilakukan seseringnya agar kondisi bahaya tidak muncul,

10/10/2013

created by PNK3

121

Inspeksi K3
Laporan inspeksi Dilakukan oleh setiap karyawan pada area kerjanya masing-masing Hal yang harus di inspeksi adalah kondisi lingkungan, keadaan peralatan mesin, metode kerja Dilakukan seseringnya agar kondisi bahaya tidak muncul,

10/10/2013

created by PNK3

122

Pembukaan Rem Motor Secara Manual


Pintu Car Door Cam

Roller Pembuka Pintu

Pintu Luar
123 10/10/2013 created by PNK3

SESI 2. ESCALATOR

124

10/10/2013

created by PNK3

A. Penyebab Kecelakaan Karena Kerusakkan Eskalator


1. Kerusakkan Eskalator bisa menyebabkan a. Terjepit diantara 2 anak tangga. b. Terjepit antara anak tangga dan skirt guard. c. Terjepit antara anak tangga dengan plat landas. d. Terjepit Celah Inlet Hand Rail.

125

10/10/2013

created by PNK3

Pemeriksaan Peralatan Pengaman

126

10/10/2013

created by PNK3

10/10/2013

Escalator lebar step Kapasitas teoritis Beban/kapasitas nominal % kapasitas teoritis 600 mm 800 mm 1000 mm 5100 P/j 6800 P/j 8160 P/j 2040 orang/jam created by PNK3 3060 orang/jam

127

SEKIAN TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM W.W

Anda mungkin juga menyukai