IDENTITAS PASIEN
Nama : Harkat Umur : 27 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Kp. Carangpulang RT 02/05, kelurahan Cikarawang, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat. Agama : Islam Pekerjaan : Buruh bangunan Pendidikan : SD Status perkawinan : Belum menikah Tanggal Masuk RS : 9 September 2013
ANAMNESIS
DILAKUKAN SECARA AUTOANAMNESIS PADA TANGGAL 9 SEPTEMBER 2013
KELUHAN UTAMA
Demam
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien memiliki kebiasaan mengangkat beban berat. Sering mengedan saat buang air besar disangkal. OS sering merokok, 1 bungkus per hari isi 16 batang.
RIWAYAT LINGKUNGAN DAN TEMPAT TINGGAL
BB TB BMI
2. Tanda Vital
3. Aspek Kejiwaan
Tingkah laku Alam perasaan Cara proses pikir
PEMRIKSAAN FISIK
4. Status generalis Kulit : Warna coklat, tidak terdapat efloresensi bermakna, teraba hangat, turgor kulit baik. Kepala : Normocephali Mata : konjungtiva anemis +/+, skelra ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, pupil bulat isokor, TIO normal, gerakan bola mata baik, lapang pandangan baik. Telinga : Normotia, sekret (-), perdarahan (-). Hidung : NCH (-), Deformitas (-), krepitasi (-), sekret (-), perdarahan -, kavum nasi lapang, mukosa hiperemis -/-. Mulut : bibir tampak kering, pucat, sianosis (-), oral hygiene baik.
PEMERIKSAAN FISIK
Lidah : tidak ada kelainan Gigi geligi
: Caries (-), calculus (+), oral hygiene baik. 7654321 1234567 7654321 1234567
Tenggorokan
: faring hiperemis (+), granular (+), PND (-). Tonsil: T1-T1, kripta melebar.
Leher Inspeksi : Tampak pembesaran KGB spraklavikular sinistra, hiperemis (-), kulit tidak keriput. Palpasi : Teraba pembesaran KGB supraklavikular sinistra ukuran diameter 3 cm, permukaan rata, batas tegas, konsistensi kenyal, dapat digerakkan. Tiroid tidak teraba membesar. JVP 52cmH2O.
Thorax
Inspeksi : bentuk thorax dalam batas normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-). ictus cordis tidak terlihat, buah dada simetris, gynecomastia (-), spider navy (-), roseola spot (-). Efloresensi yang bermakna (). Palpasi : pergerakan dada saat bernafas baik, vokal fremitus simetris kanan dan kiri, ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial linea midklavikularis sinistra. Perkusi : suara sonor di kedua lapang paru, batas jantung kanan di ICS III-V libea parasternalis dextra, batas jantung kiri ICS III sternalis sinistra-ICS V, 2 cm medial linea midklavikularis sinistra. Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I &II reguler, murmur (-), gallop (-).
Punggung
Inspeksi : tampak benjolan pada punggung kiri, kulit tidak keriput, hiperemis (-). Palpasi : teraba massa bulat berukuran diameter 5 cm, berbatas tegas, permukaan rata, konsistensi kenyal, hangat, NT (+).
Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tegang, venektasi (+), caput medusae (-). Auskultasi : bising usus 2x/menit Palpasi : perut teraba tegang. Nyeri tekan (+) pada seluruh lapang abdomen, nyeri lepas (-), defans muskular (-). Hepar dan lien sulit diraba karena perut tegang. Perkusi : teraba pekak pada seluruh lapang abdomen.
Ekstremitas
Inspeksi Palpasi
: simetris, palmar eritem (-). : akral teraba hangat +/+/+/+, oedem -/-/-/-, flapping tremmor -.
Genitalia (Status Lokalis) Penis : tampak normal, fimosis (-), parafimosis (-), hipospadi (-), epispadi (-), sekret (-). Scrotum
Inspeksi : tampak pembesaran scrotum sinistra, warna kulit coklat, hiperemis (-), kulit tidak mengkerut. Palpasi : teraba massa bulat pada skrotum sinistra, ukuran d 7 cm, berbatas tegas, konsistensi keras, permukaan rata, tidak dapat digerakkan, tidak teraba hangat. Auskultasi : BU (-) Transiluminasi : (-)
(-).
Rectal toucher:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 2 September 2013
Pemeriksaan Hb Leukosit Trombosit LED Ureum Creatinine SGOT SGPT Total Protein Albumin Gula Darah Sewaktu 10,4 gr/dl 10.090/mm3 430.000/ mm3 94mm/jam 31.6mg/dl 0.93 mg/dl 34U/l 10U/l 7.37 gr/dl 3.68 gr/dl 90 mg/dl Hasil 13-18 gr/dl 4000-10000/ mm3 150000-400000/ mm3 0-20mm/jam 10-50mg/dl 0.67-1.36mg/dl <42 U/l <47U/l 6.2-8.4 gr/dl 3.5-5.3 gr/dl <140 mg/dl Nilai Normal
RESUME Pasien laki-laki umur 27 tahun datang ke poli bedah RS Marzoeki Mahdi
pada tanggal 9 September 2013 dengan keluhan benjolan di skrotum sinistra sejak 1 tahun SMRS. Benjolan makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri. Benjolan juga terdapat di punggung dan colli sinistra sejak 6 bulan yll. Benjolan di punggung makin lama makin lama makin besar, menetap, dan nyeri. Benjolan di colli sinistra makin lama makin membesar, menetap, tidak nyeri. Keluhan tambahan adalah demam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, mual, pusing, lemas, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas, dan sering mimisan. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesan gizi kurang, BMI gizi kurang, konjungtiva anemis +/+, mulut kering dan pucat. Teraba massa di punggung ukuran diameter 5 cm, permukaan rata, batas tegas, konsistensi kenyal, dapat digerakkan, nyeri tekan (+). Teraba pembesaran KGB supraklavikular sinistra ukuran diameter 5 cm, permukaan rata, batas tegas, konsistensi kenyal, dapat digerakkan, nyeri tekan (-). Abdomen venektasi (+), teraba tegang, nyeri tekan (+) di seluruh lapang abdomen. Status lokalis regio scrotalis, tampak pembesaran scrotum sinistra, warna kulit lebih gelap dari kulit sekitar, hiperemis (-). Palpasi teraba massa padat bulat, berukuran d 10 cm, permukaan rata, konsistensi keras, berbatas tegas, tidak dapat digerakkan, tidak teraba hangat. Auskultasi skrotum BU (-). Transiluminasi (-). Pemeriksaan laboratorium darah, Hb 10,4 gr/dL, LED 120 mm. Pemeriksaan foto rontgen thorax, kesan suspek metastase tumor tipe noduler. Pemeriksaan USG, kesan hidronefrosis ren sinistra.
DIAGNOSIS KERJA
TUMOR TESTIS SINISTRA SUSPEK GANAS
DIAGNOSIS BANDING
HERNIA SCROTALIS SINISTRA
ORCHITIS
PEMERIKSAAN ANJURAN
USG scrotum
USG Abdomen Tumor marker Rontgen Thorax Biopsi jaringan pemeriksaan histopatologi
USG ABDOMEN
Hepar : ukuran normal, pola echotexture parenchym homogen, tidak tampak lesi fokal, permukaan licin/rata, tepi reguler, sudut tajam, v.porta normal patent) dan v. Hepatica normal tidak tampak pelebaran saluran bilier
intra/extrahepatal. Tidak tampak asites. GB : besar normal, dinding tak tampak menebal, lumen bersih, tak tampak batu/massa. Pankreas : ukuran normal, struktur parenkim normal, mass (-) Lien : besar normal, pola echotexture parenchym homogen normal tak tampak lesi fokal, v. Lienalis tidak melebar. Ren kanan : besar normal, pola echo parenchym normal, batas sinuscortex jelas, ratio cortex-medulla normal, pelviocalyceal system normal, batu (). Ren kiri : besar normal, pola echo parenchym normal, batas sinuscortex jelas, ratio cortex-medulla normal, pelviocalyceal system melebar, batu (-). Vesica urinaria : echo parenkim normal, dinding tak tampak menebal, tak tampak bayangan batu di dalamnya. R Mc Burney : massa (-) appendix tak tervisualisasi. Kesan :
Hidronefrosis sinistra Hepar, GB, lien, pankreas, ren dextra, VU tampak normal. Tak tampak massa/metastase di abdomen.
RENCANA TINDAKAN
1. Medikamentosa : kemoterapi, analgetik-antipiretik. 2. Edukasi
Setelah ini pasien harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut, antara lain
pemeriksaan rontgen, urografi ekskretori, radioimmunoassay untuk human chorionic gonadotropins dan kadar -fetoprotein, serta pemeriksaan nodus limfe untuk mendeteksi malignansi kambuhan. Penjelasan bahwa tumor telah mencapai stadium akhir atau stadium III karena sudah menjalar ke kelenjar getah bening di leher dan paru. Pengobatannya adalah dengan kemoterapi dan pengangkatan tumor testis. Untuk kemungkinan dapat sembuh atau tidaknya, tergantung dari hasil pemeriksaan laboratorium histopatologi. Tetapi, jika melihat kondisi pasien seperti saat ini, kemungkinan sembuh totalnya sangat kecil kemungkinan. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan sexualitas pasien. Pasien harus diet makanan tinggi kalori tinggi protein untuk kebutuhan energi.
3. Operatif
: orkiektomi, limfadenektomi.
HASIL HISTOPATOLOGI
Makroskopik
: jaringan ukuran 15x10x8 cm, pada pembelahan tampak padat berwarna putih kekuningan dan sebagian tampak massa seperti agaragar warna hitam dari berbagai bagian.
: sediaan berasal dari testis menunjukkan massa tumor tersusun solid, glandularalveolar, papiler, mikrokista, membentuk celah dan seperti schiller-duval body. Sel tumor terbentuk kuboid, poligonal, beberapa sel giant polimorfik, vesikuler, anak inti mencolok, sitoplasma eosinofilik/jernih/bervakuol.
Mikroskopik
Mikroskopik
: tampak sebagian massa tumor telah menginvasi tunika albugenia, funikulus spermatikus dan emboli sel tumor pada pembuluh darah nekrosis luas. Tampak pula globul hialin.
Kesimpulan histopatologi Histologik sesuai dengan tumor sel benih (campuran) karsinoma embrional dan Yolk Sac tumor dengan emboli hematogen. Batas sayatan funikulus spermatikus tidak bebas tumor pT3.
Keluhan Pemeriksaan / Intruksi S : Keluhan pasien pagi ini, pasien terasa Paha kiri pasien terasa pegal demam dan BAK - BAB O : Keadaan Umum tampak sakit sedang TV : TD : 120/80 mmHg n : 88 x/menit rr : 18x/ menit s : 36,50c mual, benjolan di buah zakar kiri tidak pusing di tangkal. kesadaran CM terasa sakit, benjolan menetap.
Dokte r / TT
FOLLOW UP
mata CA+ /+, SI -/-, RCL+/+, RCTL+/+. leher tidak terasa pembesaran KGB Thorax : Paru vesikuler +/+, rh -/-, wh -/Jantung : BJ I dan II reguler, murmur -, gallop -. Abdomen tampak tegang, terlihat dilatasi Vena, BU (+) 2x/menit Timpani, shifting dullness (-) undulasi (-) Defense muscular (+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan seluruh lapang abdoren (+) .Hepar tidak teraba. Lien tidak teraba Ekstrimitas : Akral Hangat, oedem -/ Status lokalis regio skrotalis sinistra I : Tampak pembesaran scrotum, hiperemis (-). P : teraba massa diameter 10 cm, permukaan rata, batas tegas, konsistensi keras, Nyeri tekan (-), tidak dapat digerakkan. A : suspek tumor testis P : - Lab darah, foto thorax orkiektomi Infus Transfusi PRC refotaxime 3x1 ketonlac 3x1 ranifian 2x1 ondan 2x1
12 September 2013
S : Benjolan di buah zakar kiri tidak sakit tapi yang yang terasa sakit di dekat pinggang kiri, pasien terasa mual demam dan pusing di sangkal, sesak (-) BAB BAK (N). O : Keadaan umum tampak sakit sedang kesadaran CM. TV : TD : 100/70mmHg n : 80 x/menit rr : 20 x/menit S : 36,30C Mata Ca +/+ RCL +/+ RCTL +/+ Leher tidak terasa pemebesaran KGB Thorax Jantung BJ I-II reguler m (-) g(-) paru vesicular rh -/- wh -/Abdomen tampak tegang, terlihat dilatasi vena BU (+) 3 x/menit Timpani, shifting dullness, defense muscular (+) nyeri tekan epigastrium (+) nyeri tekan seluruh lapang abdomen (+) hepar lien tidak teraba. extremitas : akal hangat +/+ edem -/status skrotalis regio scotalis sinistra I : tampak massa tidak kemerahan P : ukuran 10 cm Nyeri tekan (-) Permukaan rata, tidak dapat digerakan, tanda radang (-) A:suspek tumor testis scrotalis sinistra P : terapi lanjutkan
13 Septembe r 2013
S : terdapat benjolan di rahang bawah kiri sejak 3 bulan yang lalu Awalnya kecil makin lama makin besar. Awalnya tidak sakit sekarang terasa nyeri kadang-kadang sampai ke kepala. Mata melihat ke kanan kiri terasa nyeri di benjolan. Mual (-) nyeri perut (+) Riw. HT (-) dm (-) asam (-) alergi (-) O : Keadaan umum tampak sakit ringan kesadaran : cm TV : TD : 110/70, rhHg N : 64 x/menit rr : 16 x/menit S : 360C Mata CA-/- SI-/- RCL +/+ RCTL +/+ Leher ada pembesaran KGB Thorax jantung BJ I-II regular Paru vesiluler wh -/- rh -/Abdomen tampak tegang, venektasi (+) BU (+) 1x/menit Akral hangat +/+ edem -/Status lokalis angulus mandibula dextra I : Tampak massa Tidak kemerahan P : masa berukuran 5cm x 3cm Konsistensi kenyal, dapat digerakkan, Tidak nyeri, tidak teraba hangat A : suspek tumor testis sinistra + metastasis P : Lab darah rutin Terapi lanjut
PEMERIKSAAN LABORATIUM
TANGGAL 13 SEPTEMBER 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin
11.6 gr/dl
13-18 gr/dl
Leukosit
7.840 gr/dl
4000-10000 gr/dl
Thrombosit
355.000 mm3
150000-400000 mm3
Hematokrit
35 %
40-54%
PEMBAHASAN
No. 1. Masalah Hipotesis Patofisiologi Riwayat kebiasaan merokok 16 batang per hari faktor resiko kanker bahan kimia memicu perubahan sel mutasi DNA mengaktivasi oncogenes dan menginaktivasi tumor supressor gen sel-sel testis membelah dengan cepat gumpalan sel testis abnormal mengikat bersama untuk membentuk suatu massa atau tumor testis infiltratif ke jaringan sekitarnya massa tidak dapat digerakkan. Kerusakan jaringan dan perjalanan penyakit kronik LED meningkat. Benjolan di scrotum sinistra sejak Tumor testis 1 tahun yll. Makin lama makin besar, menetap, tidak nyeri. Riwayat kebiasaan merokok 16 batang per hari. PF : teraba massa bulat ukuran d 7 cm, berbatas tegas, permukaan rata, konsistensi keras, tidak dap at digerakkan, tidak teraba hangat, nyeri tekan (-). Transiluminasi (-). Pemeriksaan lab.: LED meningkat
2.
Tumor
Proliferasi sel tumor yang abnormal pelepasan pirogen endogen terutama IL-2 merangsang hipotalamus untuk meningkatkan produksi prostaglandin panas. Pirogen endogen supresi nafsu makan anorexia berat badan pasien menurun, anemia lemas, letih, lesu, pusing, mual. CA +/+, bibir kering dan pucat, lab. Hb menurun. Peningkatan proliferasi sel kebutuhan energi untuk metabolisme meningkat pemecahan lemak dan protein BB menurun pasien tampak kurus dan gizi kurang.
begitu tinggi. Lemas, testis letih, lesu, mual, pusing. Nafsu makan menurun, berat badan menurun. PF: K.U: TSS, tampak kurus. BMI: kesan gizi kurang Suhu 37,8C. Mata : CA +/+ Bibir : kering, pucat. Hb : 10,4 gr/dl (menurun)
3.
4.
Benjolan di punggung yang timbul sejak 6 Pembesaran kelenjar bulan yll. Benjolan di punggung makin lama makin besar, menetap, dan nyeri. PF : tampak benjolan pada punggung kiri, kulit tidak keriput, warna sama dengan kulit sekitar, hiperemis (-). getah bening paraaorta (metastase).
Benjolan di leher sejak 6 bulan yll. 5. Benjolan makin lama makin besar, menetap, tidak nyeri.
PF : tampak benjolan pada regio colli (metastase). sinistra, kulit tidak keriput, warna sama dengan kulit sekitar, tidak hiperemis. Teraba massa bulat berukuran d 5 cm pada supraklavikular sinistra, batas tegas, permukaan rata, konsistensi kenyal, dapat digerakkan, NT (-), tidak teraba hangat.
6.
Batuk kering sudah 2 bulan yll, sesak nafas. PF: Thorax : dbn. Rontgen Thorax PA, kesan : suspek pulmonal metastase type noduler.
7.
Mual. PF Abdomen : Perut tampak tegang. Venektasi (+). Perut teraba tegang, NT (+) di seluruh lapang abdomen.
Tumor intraabdomen
8.
Kelainan ginjal
9.
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR TESTIS Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis. Paling sering menyerang pria usia 15-35 tahun.
Klasifikasi tumor testis A. Germinal
1. 2.
B. Non germinal
-
Manifestasi Klinis Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya) Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah Ginekomastia Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
bukti penyebaran secara klinis/radiologis. Stadium II : penyebaran ke kelenjar regional (paraaorta) atau nodus limfatikus iliaka. - II A : pembesaran limfonodi paraaorta belum teraba -II B : pembesaran limfonodi paraaorta telah teraba. Stadium III : penyebaran ke keluar kelenjar retroperitoneum atau telah mengadakan metastase ke supradiafragma.
Penatalaksanaan Pembedahan: pengangkatan testis (orkiektomi) dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi). Terapi penyinaran: menggunakan sinar X dosis tinggi at au sinar energi tinggi lainnya,seringkalidilakukan setela h limfadenektomi pada tumor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal. Kemoterapi: digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuhse l-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderitatumor non-seminoma. Pencangkokan sumsum tulang: dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Evaluasi Diagnostik USG skrotum Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionicgonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker nonseminomamenunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG. Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru) CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut) Biopsi jaringan
KESIMPULAN
Pasien laki-laki, 27 tahun dengan diagnosis kerja tumor testis suspek ganas stadium III yang sudah bermetastasis ke organ paru. Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium darah rutin. Pasien sudah dilakukan orkiektomi dan terapi medikamentosa. Berdasarkan evaluasi, keadaan pasien makin hari makin memburuk, sehingga prognosisnya adalah ad malam. Dan diambil kebijakan dilakukan tindakan paliatif dan edukasi.