Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FLUSHING SYSTEM PADA TOILET

Dirancang Oleh: Fakhrul Razan (100676590) Mohammad Iqbal (1006756004) Rian Dipantria (1006731960) Syarief (1006704764)

Dept. Metallurgy and Materials Engineering University of Indonesia

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FLUSHING SISTEM PADA TOILET

I.

Latar Belakang
Toilet adalah bagian dari sejarah kesehatan manusia yang merupakan bab penting

dalam sejarah peradaban manusia dan yang tidak dapat dipisahkan karena memiliki posisi penting dalam sejarah. Toilet adalah link penting antara ketertiban dan kekacauan dan antara lingkungan baik dan buruk. Dalam perkembangannya, bentuk serta inovasi toilet mulai marak ada, sifatnya bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan tetapi sudah mengarah pada gaya hidup dan seni. Di era modern ini, penggunaan toilet bukan hanya menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi setiap orang, akan tetapi toilet kini menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakatnya. Toilet duduk kini menjadi toilet umum yang digunakan disebagian besar negara-negara di dunia. Universalisasi toilet duduk yang dikembangkan di Eropa khususnya Inggris kini mulai menjadi standar dalam penggunaan toilet di dunia. Meskipun masih banyak negara-negara di dunia menggunakan toilet jongkok ataupun cara-cara tradisional dan sederhana dalam permasalahan pembuangan kotoran sesuai dengan kondisi sosial dan sumber daya alam setempat. Kebanyakan toilet sekarang menggunakan toilet duduk, namun toilet duduk pada umumnya di jaman sekarang terlalu banyak menggunakan air bersih dalam kebutuhan sanitasi. Sistem flush toilet konvensional menghabiskan lebih dari 6 Liter air. Jika seseorang menggunakan toilet 5 kali sehari, maka 30 liter air bersih terbuang untuk sanitasi. Padahal air bersih untuk kebutuhan konsumsi hanya sekitar 2 liter. Banyak inovasi yang dilakukan agar mengurangi penggunaan air bersih seperti menciptakan 2 tombol flush yang bisa membedakan pembuangan limbahnya yaitu satu limbah cair dan yang satu limbah padat. Intinya, penggunaan air bersih dalam kebutuhan sanitasi sudah menjadi keharusan untuk dikurangi.

II.

Tujuan
toilet

Air pressure flush system bertujuan untuk mengurangi penggunaan air saat membilas

Air pressure system tidak mengurangi fungsi pembilasan toilet System otomatis membuat toilet mudah digunakan untuk setiap orang, setiap saat Menyimpan lebih banyak cadangan air bersih demi masa depan yang lebih baik Terbebas dari krisis air bersih
Dept. Metallurgy and Materials Engineering University of Indonesia

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FLUSHING SISTEM PADA TOILET

III.

DESAIN

5 3 4

(1) system; (2) blower; (3) air tube; (4) reservoir; (5) Pizoelectric sensor; (6) blower dan air supply; (7) water line Apabila desain dilihat dari gambar di atas, system tidak jauh beda dengan toilet ala kadarnya, namun toilet dengan inovasi baru ini tidak perlu menggunakan air yang banyak, air cukup di isi lebih sedikit dari biasanya. Cara kerjanya adalah: Air masuk ke reservoir sampai pada batasnya melalui mekanisme pelampung Ketika Toilet bowl ditutup dan dikunci, otomatis akan menyalakan blower Tekanan dalam reservoir akan naik sehingga air terdorong ke conduit dan jatuh ke bowl Blower juga akan menaikkan tekanan pada toilet bowl sehingga waste terbuang Air masuk kembali ke reservoir sampai pada batasnya melalui mekanisme pelampung

Dept. Metallurgy and Materials Engineering University of Indonesia

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FLUSHING SISTEM PADA TOILET

Jadi, desain yang baru ini memiliki keunggulan yaitu dapat mengurangi penggunaan air tetapi ada pula dampak negatifnya seperti, boros dalam penggunaan listrik, karena menggunakan energi untuk sebuah kipas atau blower

IV.

INOVASI

Jika dibandingkan dengan toilet tradisional, dapat kita lihat bahwa Toilet dengan old flush system atau yang biasa disebut gravity flush system menggunakan gaya gravitasi untuk melakukan flush. Sistem ini menggunakan berat air bersama dengan gaya gravitasi untuk menghasilkan tekanan yang kemudian akan menekan semua yang ada di dalam tank menuju bowl dengan bantuan siphoning action. Teknologi ini membutuhkan air. Sementara itu, teknologi ini tidak menggunakan jumlah air sebanyak gravity flush system. Sistem ini menggunakan air pressure dari blower untuk menekan fluida dalam reservoir keluar menuju bowl. Pada system ini air yang terisi tidak perlu seutuhnya dari tabung penampung air dikarenakan ada bantuan tekanan udara sehingga pada teknologi ini air yang digunakan untuk sanitasi lebih sedikit. Sistem ini juga dilengkapi flush censor dengan memanfaatkan semacam saklar untuk menghidupkan sensor tersebut

V.

MATERIAL KERAMIK
Keramik digunakan dalam bodi toilet (toilet bowl) dan reservoir. Bahan baku toilet

bowl dibuat dari tanah liat yang disebut vitreous. Vitreous adalah campuran beberapa jenis tanah liat diantaranya tanah liat , silika , dan fluxing agen . Tanah liat akan lebih dulu mengeras oleh pengeringan di udara , kemudian campuran akan dibakar dalam sebuah tungku yang sangat panas disebut kiln . Selanjutnya Toilet bowl dan reservoir dilapisi oleh glasir. Lapisan mengkilap ini akan membuat toilet tahan air dan terlihat bersih. Toilet bowl dan reservoir dibuat dari bahan yang biasa disebut tembikar. Tembikar dibuat dari sejumlah besar vitreous cina dalam bentuk cair yang disebut bubur slip. Pertama-tama bubur slip harus dijaga kadar airnya. Kemudian, bubur slip disaring untuk menghilangkan

ketidakmurnian apapun. Slip yang telah dimurnikan dipompa ke tangki penyimpanan untuk casting. [1] Sensor yang digunakan sama seperti penggunaaan teknologi handphone touch screen dengan material keramik piezoelectric sebagai pengganti tombol flush pada toilet umumnya.

Dept. Metallurgy and Materials Engineering University of Indonesia

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FLUSHING SISTEM PADA TOILET

Sumber Pustaka:
[1] http://www.madehow.com/Volume-5/Toilet.html

Dept. Metallurgy and Materials Engineering University of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai