Anda di halaman 1dari 23

PROSEDUR PENATALAKSANAAN OKUPASI TERAPI PADA PEDIATRI

Nama Kelompok: LISA USWATUN KHASANAH ( P 27228011027) RIZKI NOVITA WULANDARI (P 27228011041) RUTH FEBRIANA SARI (P 27228011042)

Identitas Pasien
Nama : An. Dnd

Jenis kelamin
Usia Tanggal lahir Alamat

:
: : :

perempuan
9 tahun 16 Mei 2004 desa Kali Bagor, kecamatan Kali Bagor, Banyumas islam kanan

Agama Sisi dominan

: :

Diagnosis medis Diagnosis Okupasi Terapi -ADL

: :

Retardasi Mental.

pasien membutuhkan bantuan minimal dalam aktivitas makan, minum dari gelas, berdandan/hygiene, toileting dan mandi. - area produktivitas belajar, atensi dan konsentrasi mudah terdistraksi -area leisure

gangguan bermain yaitu kesulitan saat bermain bersama temannya.

Data Subyektif
Initial assessment Interview 1 Juli 2013 belum bisa membaca dan menulis kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah

kesulitan saat bermain bersama temannya.


Alasan pasien datang ke OT : mengalami kesulitan belajar dan bermain.

Harapannya
bisa membaca dan menulis

Riwayat kondisi dahulu

saat mengandung ibu pasien berusia 30-an, lahir pada usia cukup bulan dengan kelahiran normal kontrol setiap bulan sampai usia 3 tahun. keterlambatan bicara pada usia 3 tahun pasien baru bisa berbicara. Riwayat kondisi sekarang bantuan minimal pada aktivitas makan terkadang masih disuapin terkadang bisa makan sendiri, begitu juga minum, hygiene/berdandan, toileting dan mandi terkadang masih dibantu, pasien juga kesulitan saat bermain bersama temannya. Pasien duduk di kelas 2 SLB tetapi belum mampu membaca dan menulis.

Riwayat kondisi keluarga,

- tidak ada anggota keluarga yang memiliki kondisi yang sama.


-Pasien anak ke-4 dari 4 bersaudara - tinggal bersama kedua orang tuanya - Ibunya seorang ibu rumah tangga mengasuh pasien dibantu oleh seorang pengasuh, sedangkan bapaknya seorang kepala sekolah. Observasi klinis Saat datang terapi, penampilan pasien cukup rapi Kepatuhancukup baik dan cukup konsisten duduk lama dengan tertib Pasien cukup kooperatif atensi dan konsentrasi masih mudah terdistraksi, pemahaman konsep warna, identifikasi nama hewan, buah, benda dan bentuk masih dibantu. Pasien sudah bisa berbicara tetapi sangat pelan

Screening test
1 Juli 2013

merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara


berusia 9 tahun usia 3 tahun pasien baru bisa berbicara.

pasien kesulitan saat bermain bersama temannya


Atensi dan konsentrasi anak masih mudah terdistraksi tes keterampilan gerak kasar dengan mencontoh, sedangkan ketrampilan gerak halus masih kurang seperti pada aktivitas menggunting (belum bisa menggunting sesuai pola), aktivitas menulis cara memegang pensil sudah tripod statik tahap imitasi dan mengkopi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran. dominan tangan kanan.

Kerangka Acuan
Kerangka Acuan Perilaku. untuk merubah perilaku pasien seperti atensi dan konsentrasi serta pemahaman instruksi.

Data obyektif
Pemeriksaan Okupasi Terapi pada Kemampuan Motorik Halus Anak melakukan keterampilan gerak kasar dengan mencontoh, ketrampilan gerak halus masih kurang seperti pada aktivitas menggunting anak masih bisa pada tahab menggunting (belum bisa menggunting sesuai pola), setara usia 1,5 tahun - 2 tahun,

memegang pensil sudah tripod statik tetapi tahap menulisnya masih pada tahap imitasi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran, setara anak usia 2 tahun 9 bulan. Tahap mengkopi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran, setara anak usia 3 tahun.

Masalah OT
Performance areas ADL/ selfcare bantuan minimal dalam aktivitas makan, minum dari gelas, berdandan/hygiene, toileting dan mandi.

Productivity/ academic
kesulitan pada aktivitas belajar, atensi dan konsentrasi mudah terdistraksi. Leisure/ Play : gangguan bermain

Motorik
Fine motor gerak halus masih kurang (belum bisa menggunting sesuai pola), setara usia 1,5 tahun 2 tahun,

memegang pensil sudah tripod statik , tahap imitasi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran, setara anak usia 2 tahun 9 bulan
Dan tahap mengkopi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran, setara anak usia 3 tahun.

Motor Control. keterampilan gerak kasar dengan mencontoh, Coordination. Koordinasi mata dan tangan masih belum konsisten. Kognitif Rentang atensi. Atensi dan konsentrasi masih mudah terdistraksi. Inisiatif.

Pasien belum mampu bermain dengan teman sebayanya, belum mampu melakukan gerakan kasar tanpa mencontoh terapis.
Konsep bentuk dan formasi cara memegang pensil sudah tripod

Pemahaman konsep warna, identifikasi nama hewan, buah, benda dan bentuk masih dibantu.
Learning. Aktivitas menulis statik tahap imitasi dan mengkopi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran.

Psikososial

Interest/ ketertarikan.
Belum ada ketertarikan pada area leisure. Peran/ role performance

belum mengetahui perannya sebagai anak di rumah dan sebagai siswa di sekolah SLB.
Time management .

Pasien belum dapat mengatur waktu seperti anak normal lainnya.


Performance Contexts

Social.
Anak belum mampu bersosialisasi dengan lingkungannya

Analisis Data/ Pengkajian Data Rangkuman Data Subyektif dan Obyektif Pasien berinisial An. Dnd berusia 9 tahun, kelas 2 SLB, anak ke-4 dari 4 bersaudara pernah mengalami kejang disertai demam ketika usia 9 bulan dan sampai usia 3 tahun melakukan kontrol di rumah sakit setiap bulannya. Kepatuhan anak cukup. Keterampilan motorik kasar cukup, keterampilan motorik halus masih kurang. Kontak mata ke terapis baik Koordinasi mata dan tangan saat beraktifitas belum konsisten. Atensi dan konsentrasi masih mudah terdistraksi. belum mampu memahami instruksi kompleks

mampu mengikuti intruksi sederhana seperti lepas, ambil, pasang dan kasih sedangkan samakan belum konsisten.
Pemahaman terhadap konsep warna, dan identifikasi bentuk, hewan dan buah masih belum konsisten.

Aset

kepatuhan duduk saat awal masuk ke ruangan mau langsung duduk, cukup konsisten duduk lama dengan tertib
Pasien cukup kooperatif saat melakukan terapi.

Kontak mata dengan terapis baik


Pasien sudah mampu mengikuti perintah sederhana seperti ambil, lepas, pasang dan kasih

ketrampilan motorik kasar cukup


keterampilan motorik halus cara memegang pensil sudah tripod statik, mampu mengimitasi dan mengkopi garis vertikal, horiszontal dan lingkaran.

Limitasi

pemahaman instruksi belum optimal seperti samakan belum konsisten dalam aktivitas bermain,
atensi dan konsentrasi masih mudah terdistraksi,

koordinasi mata dan tangan masih belum konsisten,


kemampuan motorik halus masih kurang, pemahaman terhadap konsep warna, dan identifikasi bentuk, hewan dan buah masih belum konsisten, aktivitas sehari-hari masih membutuhkan bantuan minimal.

Prioritas masalah
Okupasi Terapi adalah pada area produktivitas pasien mengalami kesulitan dalam mengimitasi bentuk geometri.

Diagnosis OT

area produktivitas mengalami kesulitan dalam aktivitas belajar. Pada area ADL
bantuan minimal seperti pada aktivitas makan, minum, hygine/berdandan, toileting dan mandi. area leisure anak mengalami gangguan bermain yaitu kesulitan saat bermain bersama temannya.

Perencanaan Terapi

LTG pasien mampu mengkopi bangun geometri sederhana (lingkaran, persegi, persegi panjang dan segitiga) secara mandiri selama 6 kali sesi terapi. STG I pasien mampu mengidentifikasikan bangun geometri sederhana dengan bantuan sedang selama 3 kali sesi terapi.
STG II pasien mampu mengimitasi dan mengkopi garis (+, /, dan X) dengan bantuan minimal selama 4 kali sesi terapi. STG III pasien mampu mengimitasi bentuk geometri sederhana dengan bantuan minimal selama 5 kali sesi terapi. STG IV pasien mampu mengkopi bangun geometri sederhana dangan mandiri selama 6 kali sesi terapi.

Strategi/ teknik
shaping modelling

social reinforcement
negative reinforcement Frekuensi 2 kali seminggu tiap sesi selama 30-45 menit Media terapi

(1) puzzle geometri sederhana,


(2) flash card (3) buku dan alat tulis,

Intervensi

Adjunctive
pasien berdoa terlebih dahulu pada posisi duduk dengan tertib di kursi dan tos tangan kanan dan kiri, anak mampu menunjuk bagian tubuh-> social reinforcement salah bilang tidak ->negative reinforcement Enabling mengidentifikasikan nama buah, hewan, warna dan bentuk, mengidentifikasikan puzzle geometri sederhana dengan instruksi lepas, ambil, pasang/samakan. terapis memberikan contoh terlebih dahulu kemudian pasien menirukan,

anak mampu melakukan sesuai dengan contoh maka pasien diberi pujian atau tepuk tangan
tidak mampu melakukan sesuai contoh maka tidak diberi pujian

Purposeful
pasien mewarnai dan mencocok menghubungkan satu titik dengan titik lain (dot to dot) tekhnik shaping yaitu dengan membagi aktifitas dari yang mudah ke yang sulit kemudian jika nanti pasien mampu melakukannya, aktifitas tersebut diulang-ulang kemudian terapis memberikan contoh lalu pasien menirukan, tehknik ini disebut modeling, jika anak mampu melakukan diberi pujian atau tepuk tangan social reinforcement, tetapi jika pasien tidak mampu melakukan sesuai contoh maka tidak diberi pujian maupun tepuk tangan atau terapis bilang tidak,

Reevaluasi

Data subjektif
, pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari masih membutuhkan bantuan minimal Data Objektif Reevaluasi dilakukan pada tanggal 19 Juli 2013, setelah 6 kali sesi terapi, STG I pasien belum mampu melakukan dengan konsisten,

STG II
pasien sudah mampu melakukannya secara mandiri, STG III

pasien sudah mampu melakukannya,


STG IV pasien belum mampu melakukan secara mandiri melainkan masih membutuhkan bantuan minimal.

Home program

orang tua harus membimbing pasien belajar, seperti mengidentifikasi gambar geometri sederhana dengan cara reseptif seperti menunjuk, mengambil atau menyamakan dan mengerjakan PR yang diberikan oleh terapis

Hasil/ pencapaian program terapi


No

Kondisi Sebelum Dilakukan Tindakan OT


Pasien belum mampu mengkopi bangun geometri sederhana secara mandiri

Kondisi Setelah Dilakukan Tindakan OT

1.

Pasien mampu mengkopi bangun geometri sederhana tetapi masih membutuhkan bantuan minimal (LTG)

2.

Pasien belum mampu mengidentifikasikan bangun geometri sederhana dengan bantuan sedang

Pasien belum mampu mengidentifikasikan bangun geometri sederhana dengan bantuan sedang (STG I)

3.

pasien belum mampu mengimitasi dan mengkopi garis (+, /, dan X) dengan bantuan minimal pasien belum mampu mengimitasi bentuk geometri sederhana dengan bantuan minimal pasien mampu mengkopi bangun geometri sederhana dangan mandiri

Pasien sudah mampu mengimitasi dan mengkopi garis (+, /, dan X) dengan bantuan minimal (STG II) pasien sudah mampu mengimitasi bentuk geometri sederhana dengan bantuan minimal (STG III) pasien belum mampu mengkopi bangun geometri sederhana dangan mandiri melainkan masih membutuhkan bantuan minimal (STG IV)

4.

5.

6. 7. 8.

Atensi dan konsetrasi mudah terdistraksi Belum mampu memahami konsep warna Belum mampu mengidentifikasikan gambar buah, hewan dan benda

Mampu atensi dan konsentrasi penuh selama 15 menit pertama Belum mampu memahami konsep warna Belum mampu mengidentifikasikan gambar buah, hewan dan benda

Merci

Anda mungkin juga menyukai