A. INDENTITAS PASIEN
ibu Winasih yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Pengasuh utama
berjalan namun pada usia 2 tahun pasien belum mampu bicara sehingga
sistem modulasi dengan ciri tidak terdapat kontak mata saat berinteraksi,
stimulasi yang didapat, contohnya pada sistem visual dan auditori pasien
sulit dalam membedakan jenis warna dan sulit membedakan jenis instruksi
pasien
masalah pada area ADL yaitu pasien belum mampu melakukan aktivitas
mandi, gosok gigi secara mandiri, dan memakai pakaian berkancing. Pada
persegi, dan segitiga namun belum spesifik atau sempurna. Pasien mampu
instruksi yang sederhana. Pasien hanya mau makan secara mandiri jika
makanan tersebut berkuah atau memiliki tekstur basah. Pada saat bermain
pasien tidak mau diganggu atau berbagi pada area yang digunakan, pasien
keseimbangan.
hasil 67 point dari 100 point yang dimana anak masih mengalami
Masalah OT
PERFORMANCE AREAS
pasien belum mampu melakukan aktivitas mandi, gosok
ADL / Selfcare
gigi secara mandiri, dan memakai pakaian berkancing
pasien belum mampu mengikuti aktifitas belajar seperti
Productivities /Academic
anak seusianya
Tidak bisa melompat dengan menggunakan satu kaki,
Leisures / Play
tidak bisa menyusun balok, tidak bisa menangkap bola
PERFORMANCE COMPONENTS
SENSORIK
Sensory awareness Pasien mampu membedakan panas dan dingin
Sensory processing Pasien mampu membedakan tajam dan tumpul
Perceptual Pasien tidak dapat membedakan warna dan bentuk
NEUROMUSCULOSKELETAL
Refleks -
LGS -
Kekuatan otot -
Pasien mampu mempertahankan endurance selama 30
Endurance
menit
Postural Control Pasien mampu duduk, merangkak, berdiri, jalan
Postural Alignment Pasien cenderung membungkukkkan tubuh
Soft Tissue Integrity -
MOTORIK
Motorik kasar pasien secara keseluruhan baik namun
Gross motor terdapat masalah saat berdiri dengan satu kaki dan
melompat dengan satu kaki
Fine motor Tidak ada masalah
Crossing the midline Tidak ada masalah
Laterality Tidak ada masalah
Bilateral Integration Tidak ada masalah
Motor control
Praxis Pasien tidak dapat merencanakan gerakan yang baru
Coordination
Dexterity
KOGNITIF
Level arousal
Orientasi
Recognition
Rentang tensi
Inisiatif
Penyelesaian tugas
Memory
Squensis/urutan
Kategorisasi
Konsep Bentuk/formasi
Hubungan spatial
Problem solving
Learning
Generalisasi
JIWA
Value -
Interest/ ketertarikan -
Konsep diri -
Peran /Role performance -
Social conduct -
Interpersonal skills -
Ekspresi -
Coping skills -
Time management -
Self-control -
PERFORMANCE CONTEXTS
Temporal
Fisik
Sosial
Budaya
hari.
LTG : Pasien mampu memakai baju berkancing dalam 15 kali sesi terapi.
STG 3 : Pasien mampu memakai baju berkancing dalam 5 kali sesi terapi.
Aktivitas
Frekuensi : Terapi dilakukan secara rutin sebanyak dua kali sesi
a. Kotak gabus
f. Puzzle
tersebut.
7. Intervensi
dalam memilih mainan apa yang akan dimainkannya pada sesi terapi.
8. Rencana Evaluasi
a. Data Subjektif
c. Hasil Pencapaian
Atensi yang dimiliki berkisar 2-4 Atensi yang dimiliki kisaran waktu 6
menit. menit.
Tidak terdapat kontak mata saat Terdapat kontak mata saat dipanggil
dipanggil berkisar 1-3 detik
d. Follow up
Karena pada tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang belum
tercapai sebaiknya pasien tetap mengikuti program yang diberikan. Belum
tercapainya tujuan pada terapi ini dipengaruhi beberapa factor yaitu
kapasitas memory anak yang rendah, keterbatasan level kognitif anak,
keterbatasan ilmu terapis, dan peran orang tua yang kurang mendukung
anak untuk beraktivitas secara mandiri dengan alasan tidak tega dan takut
jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ketika anak beraktivitas mandi
secara mandiri
9. Home Program
intruksi atau dengan aturan dari orang tua ataupun dari keluarga pasien.