Anda di halaman 1dari 32

Siswa dengan

Autisme
Kelompok 2 - Kelas B
Anggota Kelompok

Deborah Sherlen Thalia Natasha Pearlita


2030013 2030034 2030070

Desi Nurjayanti S. Gilbert Christian Sondang Mutiara N. H.


2030103 2030123 2030157
About autism

Kelainan perkembangan
syaraf secara signifikan yang
mempengaruhi komunikasi
verbal dan nonverbal siswa,
interaksi sosial, dan kinerja
pendidikan dan biasanya
terjadi pada anak-anak pada
usia tiga tahun (Lord, 2010).
About autism
Karakteristik

Atypical Language Development


Karakteristik dalam bahasa menurut Eigsti, de Marchena, Schuh, & Kelley,
2011; Llaneza et al., 2010:
a. Menyela ketika orang lain berbicara dan tidak mengetahui kapan waktu
yang tepat untuk berbicara
b. Fokus hanya terhadap 1 topik
c. Interaksi dalam komunikasi sedikit
d. Terbalik dalam menggunakan kata ganti subjek (misal, siswa mengatakan
kepada orang lain, “Kamu mau makan”, yang sebenarnya dimaksud ialah
dia yang ingin makan)
e. Mengulangi perkataan orang lain (echolalia)
f. Sebagian dari anak ini tidak berbicara atau sedikit berbicara sampai usia
dewasa.
g. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia
inginkan.
About autism
Karakteristik

Atypical Social Development

Karakteristik Sosial menurut Mc Connel :


a. Biasanya siswa dengan Autism lebih suka menyendiri.
b. Tidak ada atau sedikitnya kontak mata atau menghindari
untuk bertatapan ( kurangnya timbal balik
c. Tidak tertarik untuk bermain dengan teman sebayanya.
d. Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh.
e. Tidak peka terhadap perasaan orang lain.
About autism
Karakteristik

Repetitive Behavior
Karakteristik ini mencakup pengulangan dalam gerakan (pergerakan
tangannya, fokus terhadap bagian spesifik dari objek), verbalisasi
(mengulang-ulang mengatakan perkataan yang sama), dan sangat patuh
terhadap rutinitas.

Seringkali repetitive behavior dilakukan untuk menunjukkan rasa bosan,


agitation, dan/atau untuk meregulasi tingkat kesadaran mereka.
About autism
Karakteristik

Problem Behavior
Biasanya karakteristik ini sebagai bentuk upaya komunikasi siswa.
Siswa dengan autisme dapat menampilkan masalah perilaku dari
keempat kategori, yaitu self-injurious, aggression, tantrums, dan
property destruction.
a. Self-injurious → gejala pertama dari perilaku ini dapat muncul saat
usia preschool dan biasanya berbentuk self-biting kepada tangan.
Perilaku ini seringkali bertahan hingga usia dewasa dan
mengancam kehidupan siswa (contohnya perilaku pica: memakan
benda yang tak bisa dimakan (inedible))
b. Aggression → perilaku kekerasan yang diarahkan pada orang
lain (umumnya dalam bentuk memukul, menggigit, menendang,
menyubit, dan mencakar)
About autism
Karakteristik

Sensory and Movement Disorder

Gangguan gerak juga merupakan unsur autisme (staples & Reid,


2010) :
a. Dapat berperilaku berlebihan (hyper-aktif ) atau kekurangan
(deficit).
b. Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti
bergoyang-goyang, mengepakkan tangan, berputar-putar, dan
melakukan gerakan yang berulang-ulang.
c. Tidak suka pada perubahan.
d. Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong.
About autism
Karakteristik

Differences in intellectual Functioning

● Autisme yang terjadi pada anak-anak beragam tingkat IQ nya


dari gifted hingga intellectual disability.
● Individu dengan sindrom Asperger, bagaimanapun, cenderung
memiliki fungsi intelektual yang lebih tinggi daripada individu
dengan jenis autisme lainnya.(Bade-White et al., 2009).
● Beberapa siswa dengan autisme juga menunjukkan sindrom
savant yang tidak biasa, seperti : ia memiliki bakat luar biasa
dalam bidang-bidang seperti penghitungan kalender,
kemampuan musik, matematika,keterampilan, menghafal, dan
kemampuan mekanik.
Penyebab
Hingga kini, penyebab autisme tidak diketahui
secara pasti. Namun, risiko terjadinya
gangguan autisme dapat meningkat apabila
terdapat faktor genetik dan lingkungan,
misalnya paparan racun, asap rokok, infeksi,
efek samping obat-obatan, serta gaya hidup
tidak sehat selama hamil.
Penyebab
Beberapa faktor yang sampai sekarang dianggap penyebab autisme adalah : faktor
genetik, gangguan pertumbuhan sel otak pada janin, gangguan pencernaan, keracunan
logam berat, gangguan autoimun, pada anak - anak yang mengalami masalah prenatal
seperti : Prematur, postmatur, pendarahan antenatal pada trisemester pertama -kedua,
anak yang dilahirkan oleh ibu yang berusia lebih dari 35 tahun, dan anak - anak dengan
riwayat persalinan yang tidak spontan (Erika, 2015).
PROSES
PEMBELAJARAN
EARLY CHILDHOOD STUDENTS: SOCIAL
STORIES

● Social Story: deskripsi singkat dari beberapa situasi,


aktivitas yang melibatkan informasi tentang apa
yang diharapkan pada situasi tersebut dan mengapa.
● Alasan: Siswa dengan Autisme dan Asperger
syndrome terkadang butuh belajar mengenai
bagaimana berinteraksi dengan benar di kondisi sosial
● Social story ditulis oleh pendidik (guru), orang tua,
siswa itu sendiri→ deskripsi situasi sosial, isyarat
sosial, respon yang benar terhadap keadaan.
EARLY CHILDHOOD STUDENTS: SOCIAL
STORIES
● Intervensi dini dan program preschool menggunakan beberapa pendekatan,
seperti:
○ Teknik analitik perilaku terapan, seperti discrete trial training
○ Pengajaran insidental di lingkungan alami, seperti rumah anak,
penitipan anak pusat, dan masyarakat (McGee, Morrier, & Daley,
1999)
○ Komunikasi, pemrosesan sensorik, perencanaan motorik, dan
pengaruh dengan pengasuh dan teman sebaya (Cardon, 2007;
Koegel, 2007)
ELEMENTARY AND MIDDLE SCHOOL STUDENTS:
SCHOOLWIDE POSITIVE BEHAVIOR SUPPORT
● Schoolwide positive behavior support (SWPBS) adalah tingkat sistem dan
metode berbasis bukti untuk meningkatkan hasil sosial dan pembelajaran yang
berharga untuk semua siswa, tidak hanya siswa dengan autisme.
● Jelas mendefinisikan harapan dan perilaku. Harapan ini didefinisikan secara
sederhana, positif, dan ringkas.
● Ajarkan ekspektasi perilaku. Setiap harapan harus diajarkan secara eksplisit
sehingga siswa tahu persis apa yang diharapkan dari mereka.
● Sering mengakui perilaku yang sesuai. Aturan praktisnya adalah memiliki
setidaknya empat kali lebih banyak afirmasi positif daripada sanksi negatif.
● Mengevaluasi masalah dan melakukan adaptasi secara berkesinambungan
melalui cara mendekati.
● Menargetkan dukungan untuk menangani siswa yang membutuhkan
pengembangan keterampilan dan latihan yang lebih intens.
SECONDARY AND TRANSITION STUDENTS:
DISCRETE TRIAL TEACHING

● Dukungan perilaku positif penting bagi siswa dengan autisme. Teknik


yang mendasari dukungan perilaku positif muncul dari strategi yang
disebut sebagai Applied behavior analysis (ABA).
● Prinsip-prinsip ABA mendasari teknik dan strategi instruksional yang
penting untuk keberhasilan siswa. Salah satu strategi tersebut adalah
pembelajaran uji coba diskrit. Pembelajaran uji coba diskrit
menggunakan tiga elemen: stimulus diskriminatif, respons, dan
stimulus penguat.
SECONDARY AND TRANSITION STUDENTS:
DISCRETE TRIAL TEACHING

● Stimulus diskriminatif adalah peristiwa atau kondisi lingkungan tertentu


yang menimbulkan tanggapan yang diharapkan dari siswa. Stimulus,
seperti instruksi atau perintah mengontrol respons yang diinginkan ketika
respons siswa dipasangkan dengan reinforcement yang diberikan.
● Respons adalah perilaku yang dilakukan siswa saat pengajar menyajikan
stimulus diskriminatif. Responsnya adalah perilaku yang Anda coba ajarkan
kepada anak.
● Reinforcing stimulus atau penguat, adalah peristiwa atau tindakan yang
mengikuti respons siswa Anda dan meningkatkan kemungkinan bahwa
siswa Anda akan menunjukkan hal yang sama respon lagi.
SECONDARY AND TRANSITION STUDENTS: DISCRETE
TRIAL TEACHING
● Dalam pengajaran uji coba diskrit, uji coba ini diikuti dengan
interval singkat, yang disebut intertrial interval, sebelum urutan
diulang.
● Prompting Stimulus adalah setiap stimulus yang ketika
dipasangkan dengan discriminative stimulus akan meningkatkan
kemungkinan bahwa siswa akan menunjukkan respon yang benar.
● Discrete trial teaching berguna untuk mengajarkan siswa dengan
autisme bentuk perilaku yang baru dan bagaimana membedakan
aktivitas dan peristiwa, dan juga meningkatkan outcome
komunikasi dari siwa itu sendiri.
VIDEO

Link Video
Pembelajaran Siswa
dengan Autisme di
kelas
https://youtu.be/A3lg8
cpDsjI
Analisis Video
Pada Video tersebut, terdapat 2 siswa yang memiliki gangguan
perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan
dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan juga perilaku (autisme).

IEP yang digunakan adalah dengan direct service to students,


hubungan langsung antara anak dengan pihak profesional. Kerjasama
antara pendidik, penyedia layanan terkait, dan anggota keluarga sangat
penting untuk memastikan bahwa siswa mendapat manfaat dari
pendidikan khusus.
Siswa 1 Siswa 2
● Siswa yang memakai ● Tampaknya kemampuannya
topi belum begitu berkembang
● Tampaknya dibandingkan siswa 1
kemampuannya sudah
lebih berkembang

Diperkirakan keduanya berada di jenjang pendidikan elementary


hingga middle school
Schoolwide Positive
Behavior Support
Sistem pembelajaran proaktif dengan orientasi pada
kemampuan problem solving dan data-based, pembentukan
perilaku yang baik, dan berkontribusi terhadap hasil akademis,
sosial, dan komunikasi melalui sekolah.
Langkah Implementasi
Jelas dalam Sering-sering
mendefinisikan mengakui/
perilaku yang memuji perilaku
diharapkan yang benar

Mengajarkan Evaluasi dan


perilaku yang tentukan siswa
diharapkan yang perlu
bimbingan lebih
Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut kepada kedua siswa
sudah sesuai dengan IEP yang dianjurkan untuk siswa di jenjang elementary
hingga middle school. Hal ini nampak pada:

Guru secara jelas menginstruksikan Guru mengarahkan siswa, terutama siswa


siswa untuk mengikuti gerakannya saat 2, secara fisik dan menuntunnya, bukan
senam otak, memberitahu kepada anak hanya sekadar mengarahkan secara verbal,
untuk mencari papan namanya, sehingga siswa benar-benar memahami
menempel kartu berisi gambar di papan, apa yang harus dilakukannya.
sehingga siswa mengetahui apa yang
diinginkan oleh gurunya.

Guru terlihat sering sekali memuji perilaku siswa


yang sesuai dengan harapan guru, misal dengan
memberikan pujian “pintar” dan “bagus”, memberikan
tepuk tangan dan tos di tangan. Walau siswa kadang
berperilaku tidak sesuai dengan guru, guru tidak
memberikan sanksi kepada siswa, tapi guru langsung
mengarahkan kembali siswa dan memujinya.
Materi yang diajarkan di kelas pun nampak sesuai dan bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan siswa (berdasarkan hasil-hasil penelitian yang
ada)

Senam otak Berdoa Belajar kosakata


Rangkaian gerakan untuk Sesuai dengan nilai dengan gambar
menghubungkan otak, indera, dan dan perilaku sosial Untuk peningkatan kemampuan
tubuh. Dapat meningkatkan yang penting di komunikasi. Media visual dapat
konsentrasi belajar, kemampuan Indonesia memperlancar pemahaman dan
berbahasa, dan daya ingat. pengingatan terhadap kata

Angka Bernyanyi
Berhitung untuk siswa 1 dan menulis angka serta Sebagai stimulus
berhitung untuk siswa 2. Dasar dari pencapaian agar anak tertarik
akademik serta bertujuan meningkatkan untuk belajar
kemampuan pemecahan masalah. berbicara
Motorik halus Kondisi fisik
kelas
Dapat menunjang aktivitas Tata ruang kelas dan meja
siswa dalam kehidupan tampak sederhana dan
sehari-hari, seperti membuat siswa nyaman
mengancingkan baju, menyisir. serta leluasa dalam bergerak
Daftar Pustaka
Afnuhazi,Ridhyalla & Febria Syafyu Sari“Pengaruh Terapi Social Skills Training (SST) dengan dan Tanpa Diet
Casein Free Gluten Free (CFGF) Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak Autisme”. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, 60. e-ISSN : 2540-961/p-ISSN : 2087-8508.

Amalia, Risqi Puspitaningtyas, & Vidya, Pratiwi. (2019). “Peningkatan Kemampuan Kosa Kata pada Anak
Autis dengan Menggunakan Media Visual (Gambar)”. Conference on Innovation and Application of
Science and Technology (CIASTECH 2019). ISSN Cetak: 2622-1276.

Banoet, Jendriadi & Beatriks Novianti Kiling-Bunga.(2016).”Karakteristik Proposional Anak Autis Usia Dini di
Kupang.”Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 3, Nomor 1, 1-75.

Desiningrum, Dinie Ratri. (2016). “Terapi Senam Otak untuk Menstimulasi Kemampuan Memori Jangka
Pendek pada Autis”. Jurnal Psikologi, 43, 1, 30-41. DOI: 10.22146/jpsi.10643.
Daftar Pustaka
Marliana, Intan Maharani Dian. (2015). Pengaruh Metode Bernyanyi terhadap Kemampuan Berbicara pada
Anak Autis Kelas V Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Autisma Dian Amanah
Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Putri, Dini Mustika Buana. (2015). “Kajian Interior pada Ruang Kelas PAUD Autis di Klinik Terapi Our Dreams
Bandung”. E-Proceeding of Art & Design, 2, 2, 856-864.

Raharjo, desta sarasati & Dera Alfiyanti. (2014 ). “Pengaruh Terapi Bermain Menggunting Terhadap
Peningkatan Motorik Halus pada Anak Autisme Usia 11-15 tahun di Sekolah Luar Biasa Semarang”.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK),

Turnbull, Ann, dkk. (2013). Exceptional Lives: Special Education in Today’s Schools, Seventh Edition. United
States of America: Pearson Education.
Daftar Rujukan
Adrian, Kevin. (2020).” Mengenali Ciri-ciri Anak Autis Sejak Dini.
(https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-sejak-dini#:~:text=Hingga%20kini%2C%
20penyebab%20autisme%20tidak,hidup%20tidak%20sehat%20selama%20hamil.), diakses pada
November 2021.

Alo Dokter (2020). “Mengenali Ciri-Ciri Anak Autis Sejak Dini”. (www.alodokter.com), diakses pada tanggal 6
November 2021 pukul 19.00 WIB.

Center on PBIS. (2021). Positive Behavioral Interventions & Supports. (www. pbis.org), diakses pada tanggal
5 November 2021 pukul 11.43 WIB.

Prasetya, Aditya Gita. (2016). Pembelajaran Matematika bagi Anak Autis Kelas III di Sekolah Dasar Taman
Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/47495/1/Aditya%20Gita%20Prasetya_12103244003.pdf ), diakses pada
tanggal 7 November 2021 pukul 18.10 WIB.

Swastika, Gerhana Ega & Setiadi. (2015). “Efektifitas Senam Otak (Brain Gym) dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Anak Autis di Terapis Anak Terang Kedung Seroko Surabaya”.
(https://docplayer.info/48864353-Efektifitas-senam-otak-brain-gym-dalam-meningkatkan-konsen
trasi-belajar-anak-autis-di-terapis-anak-terang-kedung-seroko-surabaya.html), diakses pada
tanggal 5 November 2021 pukul 13.56 WIB.
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK
NAMA NRP NILAI KONTRIBUSI

Deborah 2030013 88 Mengerjakan Definisi dari autisme,membuat


karakteristik autisme, dan membuat menyediakan
PPT kelompok.

Sherlen Thalia 2030034 88 Mengerjakan bagian analisis video, membuat


karakteristik autisme

Natasha Pearlita 2030070 85 Mengerjakan bagian Proses pembelajaran yang


sesuai bagi Early School dan Secondary School

Desi Nurjayanti S. 2030103 85 Mengerjakan bagian proses pembelajaran yang


sesuai bagi Elementary School dan Secondary School.

Gilbert Christian 20300123 85 Mengerjakan bagian penyebab dari terjadinya autism


pada anak.

Sondang Mutiara N. 2030157 85 Mengerjakan bagian analisis video


H.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai