Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Jumlah tumor medula spinalis mencakup kira-kira 15 % dari seluruh neoplasma susunan saraf. Sebagian besar tumor-tumor intradural tumbuh dari konstituen seluler medula spinalis dan filum terminale, akar saraf atau meningens. Metastasis ke dalam kompartemen intradural kanalis spinalis jarang terjadi (paraganglioma, neoplasma melanositik . !nsiden 1" per 1"".""" penduduk per tahun . #sia muda dan pertengahan de$asa mendominasi. %umor !ntrameduler lebih sering pada anak-anak. %umor &'trameduler lebih sering pada de$asa. (ada laki-laki dan $anita sama-sama sering terjadi. Sebagian besar tumor primer medula spinalis tumbuh pada intradural. )okasi tumor medula spinalis * %horak (5"% , lumbal (+"% , ser,ikal (-"% . %umor medula spinalis .ang paling sering pada intrameduler adalah glioma. %ipe lainn.a .ang sering adalah astrositoma, ependimoma, dan ganglioglioma, lebih jarang hemangioblastoma dan tumor neuroektodermal primitif.

I.2 Tujuan Penulisan #ntuk mengetahui gejala-gejala .ang timbul dan tata laksana dari tumor medulla spinalis .ang dapat men.ebabkan kematian dan kecacatan bagi penderitan.a.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi %umor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal .ang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, .ang dapat dibedakan atas/ 0.%umor primer* 1 jinak .ang berasal dari a tulang/ osteoma dan kondroma, b serabut saraf disebut neurinoma (Schwannoma , c berasal dari selaput otak disebut Meningioma/ d jaringan otak/ Glioma, Ependinoma. Astrocytoma, Neuroblastoma, b ganas .ang berasal dari a jaringan saraf seperti/

sel muda seperti Kordoma 1. %umor sekunder*

merupakan anak sebar (metastase dari tumor ganas di daerah rongga dada, perut , pelvis dan tumor pa.udara.

2ambar 1. 3iagram otak, tulang belakang dan medulla spinalis. (embesaran gambar menunjukkan struktur dari medulla spinalis

II.2 Eti l gi (atogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi keban.akan muncul dari pertumbuhan sel normal pada tempat tersebut. 4i$a.at genetik terlihat sangat berperan dalam peningkatan insiden pada keluarga tertentu atau syndromic group (neurofibromatosis . 0strositoma dan neuroepend.moma merupakan jenis .ang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe -, .ang merupakan kelainan pada kromosom --. Spinal hemangioblastoma dapat terjadi pada +"% pasien dengan von hippel!lindou syndrome sebelumn.a,.ang merupakan abnormalitas dari kromosom +.II.! E"i#e$i l gi !nsiden dari semua tumor primer medula spinalis sekitar 1"% sampai 15% dari semua tumor primer susunan saraf pusat. (SS( , dan seperti semua tumor pada aksis saraf, insidenn.a meningkat seiring dengan umur. (re,alensi pada jenis kelamin tertentu hampir semuan.a sama, kecuali pada meningioma .ang pada umumn.a terdapat pada $anita, serta epend.moma .ang lebih sering pada laki-laki. Sekitar 6"% dari tumor intradural merupakan ekstramedular dan +"% merupakan intramedular.7-8
Hist l gi %umor sel glia &pend.moma 0strositoma Sch$anoma Meningioma )esi ,ascular 9hondroma:chondrosarkoma Insi#en -+ % 1+%-15% 6%-11% --%-+"% -5%-78% 8% 7%

Jenis tumor .ang lain +%-7% %able 1. distribusi insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan histolog.

Jenis tu$ r T tal insi#en Sch$anoma 5+,6 % Meningioma +1,+%

U$ur 7"-8" tahun 7"-8" tahun

Jenis kela$in < )aki-laki <perempuan

L kasi anat $is <lumbal <thorakal

&pend.moma 17,5% ;< )aki-laki=perempuan <lumbal %abel -, distribusi tumor intradural ekstramedular berdasarkan umur, jenis kelamin dan lokasi tersering.

L kasi %horakal )umbal

Insi#en 5"%-55% -5%-+"%

Ser,ikal > ?oramen magnum 15%--5% %abel +, insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan lokasi %umor intradural intramedular .ang tersering adalah epend.moma, astrositoma dan hemangioblastoma. &pend.moma merupakan tumor intramedular .ang paling sering pada orang de$asa. %umor ini lebih sering didapatkan pada orang de$asa pada usia pertengahan(+"-+5 tahun dan lebih jarang terjadi pada usia anak-anak. insidensi

ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. 3ua per tiga dari epend.doma muncul pada daerah lumbosakral.7,@ 3iperkirakan +% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada medula spinalis. %umor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi .ang tersering pada tiga dekade pertama. 0strositoma juga merupakan tumor spinal intramedular .ang tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 5"% dari tumor intramedular pada anak-anak diba$ah umur 1" tahun, dan sekitar 8"% pada remaja. 3iperkirakan 8"% dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen ser,ikal dan ser,ikotorakal. %umor ini jarang ditemukan pada segmen torakal, lumbosakral atau pada conus medialis.5 Aemangioblastoma merupakan tumor ,askular .ang tumbuh lambat dengan pre,alensi +% sampai 1+% dari semua tumor intramedular medula spinalis. 4ata-rata

terdapat pada usia +8 tahun, namun pada pasien dengan von "ippel!#indau syndrome (BA)S biasan.a muncul pada dekade a$al dan mempun.ai tumor .ang multipel. 4asio laki-laki dengan perempuan 1,@ * 1.7 %umor intradural ekstramedular .ang tersering adalah sch$anoma, dan meningioma. 1erdasarkan table +, sch$anoma merupakan jenis .ang tersering (5+,6% dengan insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 7"-8" tahun dan tersering pada daerah lumbal.7 Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intraduralekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira -5% dari semua tumor spinal. Sekitar @"% dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, -5% pada daerah ser,ikal, +% pada daerah lumbal, dan -% pada foramen magnum.5,5 II.% Klasifikasi %umor pada medulla spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dan tumor metastasis. Celompok .ang dominan dari tumor medula spinalis adalah metastasis dari proses keganasan di tempat lain. %umor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor. (ertama, kelompok ini dibagi dari hubungann.a dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. Selanjutn.a, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok .aitu tumor .ang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri D intramedullar. tumoursserta tumor .ang tumbuh pada ruang subarachnoid

(e'tramedullar. .+ Ekstra #ural Intra#ural ekstra$e#ular Intra#ural intra$e#ular

9hondroblastoma 9hondroma Aemangioma )ipoma ).mphoma Meningioma Metastasis Eeuroblastoma Eeurofibroma Fsteoblastoma Fsteochondroma Fsteosarcoma Sarcoma Bertebral

&pend.moma, tipe m.'opapillar. &pidermoid )ipoma Meningioma Eeurofibroma (araganglioma Sch$anoma

0stroc.toma &pend.moma 2anglioglioma Aemangioblastoma Aemangioma )ipoma Medulloblastoma Eeuroblastoma Eeurofibroma Fligodendroglioma %eratoma

hemangioma %able 7 distribusi anatomi dari tumor medulla spinalis berdasarkan gambaran histologisn.a

2ambar -, letak tumor medulla spinalis, ed = ekstradural/ ie = intradural ekstramedular/ ii = intradural intramedularG II.& 'a$(aran Klinis 2ambaran klinik dari tumor pada aksis spinal tergantung dari fungsi pada daerah anatomis .ang terkena. %umor medulla spinalis dapat men.ebabkan gejala lokal dan distal dari segmen spinal .ang terkena (melalui keterlibatan traktus sensorik dan motorik pada medula spinalis akibat organisasi anatomik dalam medula spinalis, maka kompresi lesilesi di luar medula spinalis biasan.a menimbulkan gejala di ba$ah tingkat lesi. %ingkat gangguan sensorik naik secara berangsur-angsur bersama dengan meningkatn.a kompresi, dan melibatkan daerah .ang lebih dalam. )esi .ang terletak jauh di dalam medula spinalis mungkin tidak men.erang serabut-serabut .ang terletak superfisial, dan han.a menimbulkan disosiasi sensorik, .aitu sensasi n.eri dan suhu .ang hilang, dan sensasi raba .ang masih utuh. Compresi medula spinalis akan mengakibatkan ataksia karena mengganggu sensasi posisi.7 2ambaran klinik pada tumor medulla spinalis sangat ditentukan oleh lokasi serta posisi pertumbuhan tumor dalam kanalis spinalis.

a. 'ejala klinik (er#asarkan l kasi tu$ r Tu$ r f ra$en $agnu$ 2ejala a$al dan tersering adalah n.eri ser,ikalis posterior .ang disertai dengan hiperestesi dermatom daerah ,ertebra ser,ikalis - (9- . Setiap akti,itas .ang meningkatkan tekanan intrakranial (misal, batuk, mengedan, mengangkat barang atau bersin dapat memperburuk n.eri. 2ejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien .ang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing. (erluasan tumor men.ebabkan kuadraplegia spastik dan hilangn.a sensasi secara bermakna. 2ejala lainn.a adalah pusing, disatria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastiodeus dan trapeHius. %emuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, ga.a berjalan spastic, pals. E.!I sampai I!, dan kelemahan ekstremitas.1" Tu$ r #aera) ser*ikal )esi daerah ser,ikal menimbulkan gejala sensorik dan motorik mirip lesi radikular .ang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga melibatkan tangan. Ceterlibatan tangan pada lesi ser,ikalis bagian atas diduga disebabkn oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melaui arteria spinalis anterior. (ada umumn.a terdapat kelemahan dan artrofi gelang bahu dan lengan. %umor ser,ikalis .ang lebih rendah ( 95, 98, 96 dapat men.ebabkan hilangn.a refleks tendon ekstremitas atas

(biseps,brakhioradialis, triseps . 3efisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan ba$ah dan ibu jari pada kompresi 98, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi 96/ dan lesi 96 men.ebabkan hilangn.a sensorik jari telunjuk dan jari tengah.1"

Tu$ r #aera) t) rakal (enderita lesi daerah thorakal seringkali datang dengan kelemahan spastik .ang timbul perlahan pada ekstremitas bagian ba$ah dan kemudian mengalami parastesia. (asien dapat mengeluh n.eri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, .ang mungkin dikacaukan dengan n.eri akibat intrathorakal dan intraabdominal. (ada lesi thorakal bagian ba$ah, refleks perut bagian ba$ah dan tanda beevor dapat menghilang.1" Tu$ r #aera) lu$( sakral Compresi segmen lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin men.ebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai ba$ah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda bab.nski bilateral. E.eri umumn.a dialihkan ke selangkangan. )esi .ang melibatkan lumbal bagian ba$ah dan segmen-segmen sakral bagian atas men.ebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki. Ailangn.a sensasi daerah perianal dan genitalia .ang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi .ang mengenai daerah sakral bagian ba$ah.1" Tu$ r kau#a ekuina )esi dapat men.ebabkan n.eri radikular .ang dalam., kelemahan dan atrofi dari otot-otot termasuk gluteus, otot perut, gastrocnemius, dan otot anterior tibialis. 4efleks 0(4 mungkin menghilang, muncul gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. %anda-tanda khas lainn.a adalah n.eri tumpul pada sakrum dan perineum .ang kadang-

kadang menjalar ke tungkai. (aralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf .ang terkena dan terkadang asimetris.1" 4efleks lain dapat terpengaruh tergantung letak lesi. (. Perjalanan klinis tu$ r (er#asarkan letak tu$ r #ala$ kanalis s"inalis Lesi Ekstra#ural (erjalanan klinis .ang laHim dari tumor ektradural adalah kompresi cepat akibat in,asi tumor pada medula spinalis, kolaps kolumna ,ertebralis, atau perdarahan dari dalam metastasis. 1egitu timbul gejala kompresi medula spinalis, maka dengan cepat fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali. Celemahan spastik dan hilangn.a sensasi getar dan posisi sendi di ba$ah tingkat lesi merupakan tanda a$al kompresi medula spinalis.1" Lesi Intra#ural 1. Intra#ural Ekstra$e#ular )esi medula spinalis ekstramedular men.ebabkan kompresi medula spinalis dan radiks saraf pada segmen .ang terkena. Sindrom $rown!Se%uard mungkin disebabkan oleh kompresi lateral medula spinalis. Sindrom akibat kerusakan separuh medula spenalis ini ditandai dengan tanda-tanda disfungsi traktus kortikospinalis dan kolumna posterior ipsilateral di ba$ah tingkat lesi. (asien mengeluh n.eri, mula-mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Seperti pada tumor ekstradural, n.eri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. E.eri .ang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf .ang sakit, .aitu se$aktu tulang belakang memanjang setelah hilangn.a efek pemendekan dari gra,itasi. 3efisit sensorik mula-mula tidak jelas dan terjadi di ba$ah tingkat lesi (karena tumpah tindih dermaton . 3efisit ini berangsur-

angsur naik hingga di ba$ah tingkat segmen medula spinalis. %umor pada sisi posterior dapat bermanifestasi sebagai parestesia dan selanjutn.a defisit sensorik proprioseptif, .ang menambahkan ataksia pada kelemahan. %umor .ang terletak anterior dapat men.ebabkan defisit sensorik ringan tetapi dapat men.ebabkan gangguan motorik .ang hebat.1" 2. Intra#ural Intra$e#ular %umor-tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari medula spinalis dan merusak serabut-serabut .ang men.ilang serta neuron-neuron substansia grisea. Cerusakan serabut-serabut .ang men.ilang ini mengakibatkan hilangn.a sensasi n.eri dan suhu bilateral .ang meluas ke seluruh segmen .ang terkena, .ang pada gilirann.a akan men.ebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan getar umumn.a utuh kecuali lesin.a besar. 3efisit sensasi n.eri dan suhu dengan utuhn.a modalitas sensasi .ang lain dikenal sebagai defisit sensorik .ang terdisosiasi. (erubahan fungsi refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada sel-sel kornu anterior. Celemahan .ang disertai atrofi dan fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan neuron-neuron motorik bagian ba$ah. 2ejala dan tanda lainn.a adalah n.eri tumpul sesuai dengan tinggi lesi, impotensi pada pria dan gangguan sfingter.1"

II.+ Pe$eriksaan Penunjang ,a#i l gi

Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mendiagnosis semua tipe tumor medula spinalis adalah M4!. 0lat ini dapat menunjukkan gambaran ruang dan kontras pada struktur medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan .ang lain.7 %umor pada pembungkus saraf dapat men.ebabkan pembesaran foramen inter,ertebralis. )esi intra medular .ang memanjang dapat men.ebabkan erosi atau tampak berlekuk-lekuk (scalloping pada bagian posterior korpus ,ertebra serta pelebaran jarak interpendikular.7 Mielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan 9%. tumor intraduralekstramedular memberikan gambaran &illing de&ect .ang berbentuk bulat pada pemeriksaan m.elogram. )esi intramedular men.ebabkan pelebaran fokal pada ba.angan medula spinalis.7

2ambar +, gambaran M4! tumor medula spinalis (intradural intramedular

2ambar 7, gambaran M4! tumor intradural ekstramedular

-SS (ada pasien dengan tumor spinal, pemeriksaan 9SS dapat bermanfaat untuk differensial diagnosis ataupun untuk memonitor respon terapi. 0pabila terjadi obstruksi dari aliran 9SS sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita hidrosefalus. (unksi lumbal harus dipertimbangkan secara hati- hati pada pasien tumor medula spinalis dengan sakit kepala (terjadi peninggian tekasan intrakranial .7,5 (emeriksaan 9SS meliputi pemeriksaan sel-sel malignan (sitologi , protein dan glukosa. Consentrasi protein .ang tinggi serta kadar glukosa dan sitologi .ang normal didapatkan pada tumor-tumor medula spinalis, $alaupun apabila telah men.ebar ke selaput otak, kadar glukosa didapatkan rendah dan sitologi .ang menunjukkan malignansi. 0dan.a 'anthocromic 9SS dengan tidak terdapatn.a eritrosit merupakan karakteristik dari tumor medula spinalis .ang men.umbat ruang subarachnoid dan men.ebabkan 9SS .ang statis pada daerah kaudal tekal sac.7,5

II.. Diagn sis

3iagnosis tumor medula spinalis diambil berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis serta penunjang. %umor ekstradural mempun.ai perjalanan klinis berupa fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali disertai kelemahan spastik dan hilangn.a sensasi getar dan posisi sendi di ba$ah tingkat lesi .ang berlangsung cepat. (ada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita tumor akan memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan n.ata pada pedikulus dan korpus ,ertebra. M.elogram dapat memastikan letak tumor.1" (ada tumor ekstramedular, gejala .ang mendominasi adalah kompresi serabut saraf spinalis, sehingga .ang paling a$al tampak adalah n.eri, mula-mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Seperti pada tumor ekstradural, n.eri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. E.eri .ang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf .ang sakit, .aitu se$aktu tulang belakang memanjang setelah hilangn.a efek pemendekan dari gra,itasi. 3efisit sensorik berangsur-angsur naik hingga di ba$ah tingkat segmen medulla spinalis. (ada tomor ekstramedular, kadar proteid 9SS hampir selalu meningkat. 4adiografi spinal dapat memperlihatkan pembesaran foramen dan penipisan pedikulus .ang berdekatan. Seperti pada tumor ekstradural, m.elogram, 9% scan, dan M4! sangat penting untuk menentukan letak .ang tepat.1" (ada tumor intramedular, Cerusakan serabut-serabut .ang men.ilang pada substansia grisea mengakibatkan hilangn.a sensasi n.eri dan suhu bilateral .ang meluas ke seluruh segmen .ang terkena, .ang pada gilirann.a akan men.ebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan getar umumn.a utuh kecuali lesin.a besar. 3efisit sensasi n.eri dan suhu dengan utuhn.a modalitas sensi .ang lain dikenal sebagai

defisit sensorik .ang terdisosiasi. 4adiogram akan memperlihatkan pelebaran kanalis ,ertebralis dan erosi pedikulus. (ada m.elogram, 9% scan, dan M4!, tampak pembesaran medulla spinalis.1" II./ Diagn sis Ban#ing %umor medula spinalis harus dibedakan dari kelainan-kelainan lainn.a pada medula spinalis. 1eberapa diferensial diagnosis meliputi * trans,erse m.elitis, multiple sklerosis, s.ringomielia, s.philis,am.otropik lateral sklerosis (0)S , anomali pada ,ertebra ser,ikal dan dasar tengkorak, spondilosis, adhesi,e arachnoiditis, radiculitis cauda ekuina, arthritis hipertopik, rupture diskus inter,ertebralis, dan anomal. ,ascular.5 Multiple sklerosis dapat dibedakan dari tumor medula spinalis dari sifatn.a .ang mempun.ai masa remisi dan relaps. 2ejala klinis .ang disebabkan oleh lesi .ang multiple serta adan.a oligoklonal 9SS merujuk pada multiple sklerosis. %rans,erse m.elitis akut dapat men.ebabkan pembesaran korda spinalis .ang mungkin hampir sama dengan tumor intramedular.5 3iferensial diagnosis antara s.ringomielia dan tumor intramedular sangat rumit, karena kista intramedular pada umumn.a berhubungan dengan tumor tersebut. Combinasi antara atrofi otot-otot lengan dan kelemahan spastic pada kaki pada 0)S mungkin dapat membingungkan kita dengan tumor ser,ikal. %umor dapat disingkirkan apabila didapatkan fungsi sensorik .ang normal, adan.a fasikulasi, dan atrofi pada otot-otot kaki. Spondilosis ser,ikal, dengan atau tanpa rupture diskus inter,ertebralis dapat men.ebabkan gejala iritasi serabut saraf dan kompresi medulla spinalis. Fsteoarthritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi.5

0nomali pada daerah ser,ikal atau pada dasar tengkorak, seperti platybasia atau klippel!&eil syndrome dapat didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi. Cadang kadang arakhnoiditis dapat memasuki sirkulasi dalam medulla spinalis .ang dapat menunjukkan gejala seperti lesi langsung pada medulla spinalis. (ada arakhnoiditis, terdapat peningkatan protein 9SS .ang sangat berarti.5 %umor jinak pada medulla spinalis mempun.ai ciri khas berupa pertumbuhan .ang lambat namun progresif selama bertahun-tahun. 0pabila sebuah neurofibroma tumbuh pada radiks dorsalis, akan terasa n.eri .ang menjalar selama bertahun-tahun sebelum tumor ini menunjukkan gejala-gejala lainn.a .ang dikenali dan didiagnosis sebagai tumor. Sebalikn.a, onset .ang tiba-tiba dengan defisit neurologis .ang berat, dengan atau tanpa n.eri, hampir selalu mengindikasikan suatu tumor ekstradural malignan, seperti karsinoma metastasis atau limfoma.5 II.0 Tata Laksana (enatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. %ujuann.a adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan men.elamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Ceban.akan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis .ang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. %umor-tumor .ang mempun.ai pola pertumbuhan .ang cepat dan agresif secara histologist dan tidak secara total di hilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi.1

%erapi .ang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah * a. De1a$etas n 2D345 2De6a#r n5 * 1"" mg (mengurangi n.eri pada @5 % kasus, mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis . (. E*aluasi ,a#i grafi7 1 ?oto (olos seluruh tulang belakang* 86-@5 % abnormal/ kemungkinan temuan* erosi pedikel (defek pada Jmata burung hantuK pada tulang belakang )S 0( atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, badan ,ertebra scalloping, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, 9a prostat, hodgkin, dan biasan.a 9a pa.udara. 6. 1ila tersedia dan pasien bersedia, M4! dilakukan secepat mungkin.

Penatalaksanaan (er#asar e*aluasi ra#i grafik 1ila tdk ada massa epidural* ra$at tumor primer (misaln.a Sistemik kemoterapi / terapi radiasi lokal (I4% pada lesi bertulang / analgesik untuk n.eri. 1ila lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasan.a +"""-7""" c2. pada 1"' pera$atan dg perluasan dua le,el diatas dan di ba$ah lesi / radiasi biasan.a seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi .g lebih sedikit. (enatalaksanaan darurat (pembedahan: radiasi kecepatan deteriorasi. bila < @" % blok komplit atau perburukan .ang cepat* penatalaksanaan sesegera mungkin (bila mera$at dengan radiasi, teruskan 3ML keesokan harin.a dengan -7 mg !B( setiap 8 jam selama - hari, lalu diturunkan (tappering selama radiasi, selama - minggu. berdasarkan derajat blok dan

bila ; @" % blok,* pera$atan rutin (untuk radiasi, lanjutkan 3ML 7 mg selama 8 jam, diturunkan (tappering selama pera$atan sesuai toleransi. #. ,a#iasi %erapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular .ang tidak dapat diangkat dengan sempurna. 3osisn.a antara 75 dan 57 2. . e. Pe$(e#a)an. %umor biasan.a diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingn.a dengan teknik m.elotom.. 0spirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis. In#ikasi "e$(e#a)an7 %umor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat dijangkau . 9atatan* lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan ri$a.at tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase. Medula spinalis .ang tidak stabil (#nstable spinal . Cegagalan radiasi (percobaan radiasi biasan.a selama 7@ jam, kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi .ang cepat / biasan.a terjadi dengan tumor .ang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma. 4ekurensi (kekambuhan kembali setelah radiasi maksimal. K $"likasi "e$(e#a)an 7 (asien dengan tumor .ang ganas memiliki resiko defisit neurologis .ang besar selama tindakan operasi.

3eformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang de$asa. 3eformitas pada tulang belakang tersebut dapat men.ebabkan kompresi medula spinalis. Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada ser,ikal, dapat terjadi obstruksi foramen )uschka sehingga men.ebabkan hidrosefalus. II.18 Pr gn sis %umor dengan gambaran histopatologi dan klinik .ang agresif mempun.ai prognosis .ang buruk terhadap terapi. (embedahan radikal mungkin dilakukan pada kasuskasus ini. (engangkatan total dapat men.embuhkan atau setidakn.a pasien dapat terkontrol dalam $aktu .ang lama. ?ungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. (rognosis semakin buruk seiring meningkatn.a umur (<8" tahun .5

BAB III KESI3PULAN %umor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal .ang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral !nsiden dari semua tumor primer medula spinalis sekitar 1"% sampai 15% dari semua tumor primer susunan saraf pusat. (SS( , dan seperti semua tumor pada aksis saraf, insidenn.a meningkat seiring dengan umur. %umor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor. (ertama, kelompok ini dibagi dari hubungann.a dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. Selanjutn.a, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok .aitu tumor .ang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri Dintramedullar. tumours- serta tumor .ang tumbuh pada ruang subarachnoid (e'tramedullar. . 2ambaran klinik pada tumor medulla spinalis sangat ditentukan oleh lokasi serta posisi pertumbuhan tumor dalam kanalis spinalis. L kasi 9 ra$en 3agnu$ Tan#a #an 'ejala 2ejala a$al dan tersering adalah n.eri ser,ikalis posterior .ang disertai dengan hiperestesia dalam dermatom ,ertebra ser,ikalis kedua (9- . Setiap akti,itas .ang meningkatkan %!C (misal / batuk, mengedan, mengangkat barang, atau bersin dapat memperburuk n.eri. 2ejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien .ang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing. (erluasan tumor men.ebabkan kuadriplegia spastik dan hilangn.a sensasi secara bermakna. 2ejala-gejala lainn.a adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapeHius. %emuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, ga.a

Ser*ikal

berjalan spastik, palsi E.!I hingga E.I!, dan kelemahan ekstremitas. Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular .ang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga men.erang tangan. Ceterlibatan tangan pada lesi ser,ikalis bagian atas (misal, diatas 97 diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. (ada umumn.a terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. %umor ser,ikalis .ang lebih rendah (95, 98, 96 dapat men.ebabkan hilangn.a refleks tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps . 3efisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan ba$ah dan ibu jari pada kompresi 98, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi 96, dan lesi 96 men.ebabkan hilangn.a sensorik jari telunjuk dan jari tengah. Seringkali dengan kelemahan spastik .ang timbul perlahan pada ekstremitas bagian ba$ah dan kemudian mengalami parestesia. (asien dapat mengeluh n.eri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, .ang mungkin dikacaukan dengan n.eri akibat gangguan intratorakal dan intraabdominal. (ada lesi torakal bagian ba$ah, refleks perut bagian ba$ah dan tanda 1ee,or (umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala mela$an suatu

T rakal

tahanan dapat menghilang. Lu$( sakral Suatu situasi diagnostik .ang rumit timbul pada kasus tumor .ang melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatn.a letak segmen lumbal bagian ba$ah, segmen sakral, dan radiks saraf desendens dari tingkat medula spinalis .ang lebih tinggi. Compresi medula spinalis lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin men.ebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai ba$ah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda 1abinski bilateral. E.eri umumn.a dialihkan keselangkangan. )esi .ang melibatkan lumbal bagian ba$ah dan segmen-segmen sakral bagian atas men.ebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki, serta kehilangan

refleks pergelangan kaki. Ailangn.a sensasi daerah perianal dan genitalia .ang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih Kau#a Ekuina merupakan tanda khas lesi .ang mengenai daerah sakral bagian ba$ah. Men.ebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. %nda-tanda khas lainn.a adalah n.eri tumpul pada sakrum atau perineum, .ang kadangkadang menjalar ke tungkai. (aralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf .ang terkena dan terkadang asimetris. 9airan spinal, 9omputed %omographic (9% m.elograph., dan M4! spinalis merupakan tes .ang paling sering digunakan dalam menge,aluasi pasien dengan lesi pada medula spinalis. M4! merupakan modalitas pencitraan primer untuk pen.ebaran ke medula, reduksi ruang 9S? disekitar tumor. 9airan spinal (9S? dapat menunjukkan peningkatan protein dan Santokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. 3alam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan men.ebabkan paralisis .ang komplit. (enatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. %ujuann.a adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan men.elamatkan fungsi neurologis secara maksimal.

DA9TA, PUSTAKA 1. Sat.anegara. 'lmu $edah Sara&. &disi !!!. (%. 2ramedia (ustaka #tama. Jakarta. 1555. Aal ++1-+7".

-.

Aakim, 0 0dril. (ermasalahan Serta (enanggulangangn )umor *tak +an Sumsum )ulang $elakangi . http*::$$$.#S#-digitallibrar..com. -""8.

+. 7.

(lummer. ,eport *& A -ase *& Spinal -ord )umor. http*:: $$$.jbjs.org. -""@ 0nonim. "ow Are $rain and Spinal -ord )umors in Adults +iagnosed.

http*::$$$.cancer.org. -""@
5. Mumenthaler and Mattle. /undamental o& Neurology. %hieme. -""8. (age 178-176.

6. 0nonim. About $rain and Spinal -ord -ancers. http*::$$$.jbjs.org. -""@

6. Mark S. 2reenberg. "andbook o& Neurosurgery. %hird &dition. 2reenberg 2raphics. )akeland, ?lorida. 1557. (age 8@5-855. @. ?ranca,illa, ) %homas. 'ntramedullary Spinal -ord )umors. http*::$$$.emedicine.com. -""-. 5. Shneiderman, 0miran. )umors o& the -onus and -auda E%uina.

http*::$$$.emedicine.com. -""8. 1". Japardi, !skandar. ,adikulopati )horakalis. http*::$$$.#S#-digitallibrar..com. -""-.

Anda mungkin juga menyukai