Anda di halaman 1dari 2

Novel Grafis: Serupa Tapi Tak Sama

Oleh Hansa Hanandira 180110120048

Diari si Bocah Tengil dan Sepeda Merah merupakan dua dari sekian bentuk novel grafis. Menurut R. C. Hervey, komik grafis ialah komik yang formatnya lebih panjang. Maksudnya ialah jumlah halaman yang lebih tebal daripada komik-komik serial lainnya atau dengan kata lain komik tersebut memiliki ketebalan yang sama dengan sebuah buku. Menurut pendapat saya, novel grafis dapat dikatakan sebagai suatu bentuk modern dari suatu komik. Selain itu, novel grafis juga merupakan bentuk perpaduan sebuah novel yang disisipkan ilustrasi sehingga terciptalah novel grafis. Novel grafis juga memiliki ciri ketebalan yang serupa dengan buku, contohnya Diari si Bocah Tengil. Saya setuju jika novel tersebut dikatakan sebagai novel grafis. Hal itu dikarenai bentuknya yang bernarasi. Ilustrasi yang terdapat di dalamnya juga tidak terlalu banyak seperti novel grafis pada umumnya yang hampir menyerupai komik. Dari setiap halamannya terdapat 1 3 ilustrasi. Menurut saya, ilustrasi tersebut diciptakan sebagai bentuk imajinasi yang ingin disampaikan penulis sehingga pembaca mudah membayangkan situasi yang akan disampaikan dalam cerita. Namun, terdapat pula novel grafis yang bentuknya serupa dengan komik, yaitu Sepeda Merah. Pendapat saya perbedaannya ada pada jenis gambar yang lebih realistis dan

komposisi warna. Jika komik yang sering kita temui pada umumnya hanya berbatas pada warna hitam dan putih, lain halnya dengan novel grafis ini yang diwarnai dengan warnawarna realis. Selain itu, novel ini diciptakan oleh seorang penulis asal korea. Hal itu disebabkan jenis grafis yang terdapat dalam novel tersebut bukan bersifat manga atau gambar-gambar khas jepang. Kedua novel grafis yang telah dipaparkan ternyata memiliki perbedaan meskipun keduanya sama-sama masuk ke dalam kelompok novel grafis. Hal itu dapat dilihat dari bentuk fisiknya. Sepeda Merah menjadikan gambar/ilustrasi sebagai media bercerita, sedangkan Diari si Bocah Tengil menjadikan ilustrasi sebagai ilustrasi itu sendiri. Dari segi bentuk isi novel, setiap satu seri buku Sepeda Merah berisi beberapa kelompok cerita yang kemudian dari kelompok tersebut terbagi lagi menjadi bagian-bagian ceritanya. Anggap saja sebagai suatu bab sebagai tema yang kemudian di dalamnya terdapat bagian-bagian cerita yang mendukung argumentasi tema tersebut. Sedangkan pada novel Diari si Bocah Tengil pengelompokan ceritanya tak berpaku pada bab-bab seperti pada novel umumnya, ceritanya dipisah dari tiap-tiap harinya. Pada novel Sepeda Merah tema yang mengelompokkan cerita tersebut masih terdapat dalam satu buku, sedangkan Diari si Bocah Tengil berdasarkan serinya yang dijadikan sebagai judul. Misalnya pada Diari si Bocah Tengil edisi Rodrik yang semena-mena itu berarti banyak menceritakan kegiatan Greg, tokoh utama, yang banyak bersangkut paut dengan Rodrik, kakaknya. Sebagai akhir, menurut pendapat saya novel grafis dianggap sama dengan komik keberadaannya oleh para pembaca umumnya. Selain itu, saya juga menganggap bahwa novel grafis merupakan bentuk lain dari komik yang diciptakan dengan bentuk modern atau pembaharuan dari komik itu sendiri. Pembeda novel grafis dari komik ada pada bentuk fisik dan komposisi-komposisi bentuk lainnya, misal ilustrassi. Dari pembeda tersebut dapat disebutkan salah satu contoh lain dari novel grafis, yaitu Tintin.

Anda mungkin juga menyukai