Nutrisi parenteral total (TPN) adalah pemenuhan semua kebutuhan nutrient secara intravena tanpa menggunakan saluran cerna. Indikasi untuk nutrisi parenteral total Forum Georgetown (university school of medicine) Pada forum ini memberikan indikasi primer penggunaan TPN adalah disfungsi saluran cerna. Ini bisa diterapkan secara khusus pada keadaan keadaan berikut
Pemberian infuse asam amino saja menghemat protein tubuh, tetapi asam amino rantai cabang meningkat diatas normal, sedangkan protein plasma tidak naik, keblikanya, TPN menghemat lebih banyak protein dan lema, dan protein plasma dan asam amino plasma kembali normaldisertai hasil klinis lebih baik. Kajian ini meyakinkan kami bahwa pnggunaan larutan asam amino harus disertai dengan dextrose. Nutrisi parenteral perifer (PPN) Larutan nutrisi yang hanya sedikit hipertonik ( antara 600 dan 900 mOsm/L) bisa disiapkan dengan mencampur proporsi sesuai dari asam amino, dekstrosa, dan
emulsi lemak. Larutan demikian dapat diberikan melalui vena perifer untuk jangka
pendek ( kira kira satu minggu) campuran ini memiliki densitas kalori rendah (separuh dari nutrisi parenteral standard) memasok 1500 Kcal dalam 3 L larutan.
Larutan yang biasanya digunakan untuk nutrisi via vena sentral biasanya
memiliki densitas 1 kcal/ml, dan kebutuhan air serta elektrolit di resepkan secara individual. Campuran dekstrosa, lemak, dan asam amino diberikan
melalui kateter vena sentral yang ujungnya berada dalam vena cava superior.
Kunci keberhasila TPN adalah dalam insersi dan perawatan kanula vena sentral.
Jarum yang dilekatkan dengan semprit kecil, dimajukan kea rah ujung jari
Teknik seldinger.
Langkah pertama adalah dengan memasukan suatu jarum berdiameter kecil ke dalam vena (sama seperti diatas) dan melepaskan semprit dengan selanjutnya mengarhkan suatu kawat penuntun (guidewire) melalui jarum ke dalam vena. Kemudian jarum dilepaskan dan suatu dilator dijalankan melalui suatu kawat untuk membuat suatu jejak dan akhirnya kateter dituntun melalui suatu kawat ke dalam vena cava superior. Pintu alternative untuk TPN : Vena jugularis internal dan eksternal, vena sefalika, dan vena basilica. Perawatan kanula vena sentral : golden rules Kateter digunakan secara eksklusif untuk larutan nutrisi ( tidak boleh pengambilan darah, pemberian obat- obatan) Kaidah asepsis yang ketat ( verban diganti tiap senin, rabu, jumat. Pada saat ganti verban, jalan
keluar kateter dibersihkan dengan eter atau aseton dan kulit dioles betadin. Salep antiseptic
dikenakan disekeliling jalan keluar kateter dan setelah selan diganti gunakan lagi verban steril.
Sepsis kateter , Yang didefinisikan sebagai : Bukti klinis infeksi dalam darah, demam, dan leukositosis. Tidak ada bukti penyebab lain dari septicemia. Isolasi organism yang sama dari ujung kateter sama dengan yang diambil dari darah tepi. Definisi kontaminasi kateter : Kontaminasi kateter dipastikan dan jika ada isolasi organism dari ujung kateter, tetapi bukan dari darah tepi. Protocol bila dicurigai sepsis kateter : ada pasien yang dicurigai, kateter dilepas melalui kawat penuntun (guidewire) dan digantikan dengan yang baru.ujung kateter dan darah di biakan. Bila positif kateter dicabut. Kateter dibiarkan namun darah diambil sekaligus untuk biakan darah kuantitatif melalui vena tepid an kateter yang dicurigai. Bila positif kateter dicabut.
Larutan nutrisi Peran dokter bedah dan peran apoteker. Segera setelah intensitas dan jenis malnutrisi dinilai dan tujuan dukungan nutrisi telah ditetapkan, kebutuhan pasien dihitung. Jumlah harian dari energy, protein, air, elektrolit, vitamin dan logam runutan diresepkan oleh dokter bedah dan apoteker memformulasikan larutan nutrient yang sesuai. Umumnya apoteker memformulasikan suatu larutan dari kombinasi yang sudah tersedia, dekstrosa 70%, asam amino 10%, dan emulsi lemak 20%, ditambahkan vitamin dan mineral. Semua nutrient dicampur dalam kantung 3 L dan seluruh isi kantung diinfuskan dalam periode 24 jam. Penting bagi
dokter bedah tidak hanya meresepkan jumlah tepat dari energy, protein dan
air namun juga jumlah tepat dari anion dan kation.
Natrium dan kalium ditambahkan sebagai klorida atau asetat, tergantung pada kenutuhan
pasien. Jika ada kehlanagn isi lambung, garam harus dalam bentuk klorida semua, namun
dengan pemberian klorida berlebihan dapat menyebabkan asidosis metabolic. Fosfat yang essensial bagi pasien yang mendapatkan asupan glukosa tinggi, biasanya diberikan sebagai garam kalium, bila kalium dikontraindikasikan fosfat diberikan sebagai garan natrium. Sediaan sediaanvitamin dan mineral yang umum tersedia juga ditambahkan ke kantung 3 L. Berocca parnteral nutrition (rosche) dan MVI-12 (armour) menyediakan vitamin vitamin larut air dan larut lemak untuk memenuhi kebutuhan harian yang dianjurkan. Pasien yang deplesi berat harus mendapatkan dosis awal vitamin b12, folat dan vitamin K secara i.m sebelum TPN dimulai. Patramin -6A (pentcal) dirancang untuk menyediakan kebutuhan harian dari zinc, tembaga, mangan, besi, krom, dan selenium.
Penambahan atau pengurangan khusus dari larutan nutrient Albumin hipoalbumin berat yakni kadar albumin plasma 30 gr/dl atau kurang., terbaik diterapi pada permulaan atau sepanjang TPN. 25- 50 gr albumin kurang- garam diberikan selama beberapa hari bias memulihkan tekanan osmotic koloid dan fungsi gastrointestinal
pada pasien pasien dimana sepsis telah dieliminasi atau di kendalikan (Reid dkk 1988).
Kalium dan fosfor Kebutuhan kalium dan fosfor bias sangat tinggi pada pasien yang sangat lemah. Untuk mencapai nilai imbang nitrogen positif dan sintesis jaringan, tidak cukup jika hanya di berikan energy dan nitrogen, melainkan juga kalium dan fosfor untuk mendukung pertumbuhan sel tanpa menyebabkan hipokalemia dan hipofosfatemia (Hill dkk 1979) Natrium Pasien kurus dengan hipoalbuminemia biasanya mengalami ekspansi cairan ekstraseluler dan membutuhkan sedikit natrium atau tidak sama sekali sampai hidarasi tubuh kembali normal.
Insulin
Ditambahkan untuk menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal. Obat obat lain yang
biasa ditambahkan ke larutan nutrient adalah larutan ranitidine dan cimetidine. Pemberian larutan nutrisi
Lazim untuk memberikan 1 1,5 liter dalam 24 jam pertama, disusul dengan pemberian suatu
liter larutan setiap 12 jam selama periode 48 jam ke depan, sampai kebutuhan terpenuhi. Pemberian yang seksama menghindarkan masalah hiperosmolaritas dan member waktu kepada pancreas untuk beradaptasi dengan peninggian produksi insulin sebagai respon terhadap beban glukosa dalam 2 atau 3 hari, kebanyakan pasien bias mentoleransi kebutuhan penuh. Pemantauan Pasien perlu ditimbang setiap hari dan catatan asupan dan pengeluaran yang tepat harus disimpan. Setiap pasien berkemih, urin harus diperiksa untuk glukosuria. Jika ada glukosa darah harus dipantau sampai situasi terkendali, dengan mengurangi asupan atau memberikan insulin tambahan.
Pengukuran Berat badan Volume infusan Asupan oral Jumlah urine Elektrolit plasma
Minggu pertama Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari
Sesudah pasien stabil Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari 3 x seminggu
Albumin plasma
Glukosa darah hemoglobin kalsium
3 x seminggu
Setiap hari 3 x seminggu 3 x seminggu
3 x seminggu
3 x seminggu Setiap minggu Setiap minggu
magnesium
trigliserida G;ukosa urine
3 x seminggu
3 x seminggu 4-6 x perhari
Setiap minggu
Setiap minggu 2 x perhari
hiperglikemia
hipoglikemia
hipertrigliserida
Azotemia prerenal
Kurangi asupan
hipofosfatemia
Kurang fosfor
hipokalemia
hiperkalemia
Kondisi khusus Gagal hati Gagal hati fulminan, pemberian asam amino mungkin
memperburuk ansefalopati.
Gagal ginjal Biasanya hiperkatabolik survival dan serta kebutuhan memperbaiki akan kadar energy urea
Gagal pernafasan Pemberian tinggi glukosa pada pasien dengan fungsi paru marginal dapat meningkatkan produksi karbon dioksida sampai ke titik yang mengganggu fungsi pernafasan. Pada pasien ini bias mendapatkan manfaat dari penggantian porsi glukosa dengan lemak. Gagal jantung TPN pada pasien jantung adalah menyediakan nutrient sesuai kebutuhan namun dalam bentuk lebih pekat dan asupan natrium lebih rendah dari biasa. Trauma mayor atau sepsis asam amino rantai cabang (leusin, isoleusin, dan valin) merupakan asam amino esensial yang bias digunakan sebagai bahan bakar untuk otot rangka. Leusin merangsang sintesis protein dan menghambat pemecahan protein dalam otot.