Fusi protoplas adalah proses penggabungan 2 protoplas atau lebih yang diikuti oleh peleburan sitoplasma dan diharapkan

terjadi peleburan 2 inti heterokaryon. Fusi protoplas dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk: 1. Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu) 2. Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami fusi sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang. Cybrid dpt digunakan untuk transplantasi dan transformasi genetik. Selengkapnya di Hendaryono DPS, Wijayani A. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif-Modern. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal 103-107 (googlebooks) Langkah Fusi Protoplas 1. Pemilihan protoplas Memiliki ciri anatomik berbeda, inti yang berbeda ukuran, dengan pelabelan radioaktif. 2. Induksi fusi protoplas Dilakukan dengan fusogen kimia PEG 25-35%: memacu adhesi, mengganggu lapisan fosfolipid membran plasma PEG sebagai bulking agent (jembatan antar protoplas yang mirip fungsinya dengan plasmodesmata) keberhasilan fusi dipengaruhi : konsentrasi PEG yang digunakan, masa inkubasi dalam larutan PEG, dan jumlah kerapatan protoplas yang akan difusikan. Keuntungan fusi protoplas dengan PEG bisa dilakukan dengan peralatan sederhana Dilakukan dengan medan listrik(AC dan DC) Adhesi Perusakan membran plasma Start fusi Fusi sitoplasma dan inti sel Pembentukan fusion body Generator AC membuat protoplas berjajar membentuk rantai lurus Generator DC pada tegangan tertentu dapat menginduksi terjadinya fusi karena pulsa DC dapat membuat celah yang dapat balik sehingga protoplas dapat berfusi 3. Identifikasi protoplas hasil fusi Visual Perbedaan ciri anatomik Zat warna FITC Biokimia Antibiotik actinomycin D Auksin 4. Budidaya protoplas hasil fusi Selengkapnya ada di diktat hal 121-131

Kekurangan rendahnya regenerasi tanaman dari protoplas. Jarang sekali terjadinya pembentukan kalus dari protoplas hasil hibridisas