Anda di halaman 1dari 0

DIKTAT MEKANIKA TEKNIK 5

ANALISA PERPINDAHAN
PADA STRUKTUR DENGAN
EXCEL DAN CALCULATOR
(Untuk Program Studi Teknik Konstruksi Gedung)



PRATIKTO
NIP. 19610725 198903 1 002
J URUSAN TEKNIK SIPIL
Didanai dengan DIPA PNJ Tahun 2010











POLITEKNIK NEGERI J AKARTA
J UNI, 2010



LEMBAR PENGESAHAN
1. J udul : Metode Perpindahan dengan Excel dan Calculator
2. Penulis
a. Nama : PRATIKTO .ST, MsI.
b. NIP : 19610725 198903 1 002
c. J enis kelamin : Laki-Laki
d. Golongan/pangkat : IV a
e. J abatan Fungsional : Lektor
f. Mata Kuliah yang diampu
Semester gasal : Mekanika Teknik 5
: Kerja Proyek Perencanaan
Semester genap : Kontruksi Beton 1
; Lab Uji Bahan
g. J urusan/Program Studi : Teknik Sipil/Teknik Konstruksi Gedung
h. Alamat rumah : J l. Kakap3 , P15 ; RT3/8 ; Mampang Indah I
DEPOK 16433
Alamat email : pratikto.tito@gmail.com
pratikto@ymail.com
3. J umlah Anggota : -
4. Lama kegiatan penulisan : 5 (Iima) bulan
5. Biaya yang diperlukan : Rp.3.500.000,- (Tiga J uta Lima Ratus Ribu Rupiah)
6. Sumber dana : DIPA PNJ 2010
Depok, 14 J uni, 2010
Menyetujui, Pelaksana
Ketua Program Studi,


A.Rudi Hermawan, ST,MT PRATIKTO., ST, MSi.
NIP.19660118 199011 1 001 NIP.19610725 198903 1 002
Mengetahui
Ketua J urusan,

Sidiq Wacono, ST, MT.
NIP. 19640107 198803 1 001
PetakompetensiMataKuliahMekanikaTeknik5




















Mahasiswa mampu
menggunakan calculator untuk
operasi matrik
Mahasiswa mampu menjelaskan lendutan
dan putaran sudut balok dengan metode
conyugated beam
Mahasiswa mampu
menggunakan lembar kerja dari
microsoft excel
Mahasiswa mampu menjelaskan
perubahan panjang batang
R
E
V
I
E
W

Mampu menghitung gaya dalam struktur bangunan
gedung bertingkat sistem 2 dimensi
(dengan sistem matrik )
Mahasiswa mampu menjelaskan
bidang gaya dalam balok statis
tertentu dan statis tak tentu
Mahasiswa mampu menjelaskan langkah langkah
metode perpindahan dalam bentuk matrik
Mahasiswa mampu
menghitung Atap
bangunan gedung Gaya
Dalam - Rangka Batang
Mahasiswa mampu menghitung
Gaya Dalam - Balok Statis tak
tentu dengan sistem matrik
Mahasiswa mampu
menghitung Gaya Dalam
Portal dengan sistem matrik
Mahasiswa mampu
menghitung Gaya Dalam -
Portal dengan Kaki Miring
Mahasiswa mampu menjelaskan
gaya dalam batang baik statis
tertentu dan tak tentu diatas dua
tumpuan dengan sistem matrik
Mahasiswa mampu menjelaskan
gaya dalam batang statis tertentu
UnitKomputensimodelSKKNI/RMCS
GarisBesarProgramPengajaran(GBPP)

Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik 5 Pengembang : Pratikto ,ST.MSi
Kode Mata Kuliah : TKG Tahun Dikembangkan : 2010
Sistem Kredit Semester : 5 Penelaah Materi : Teori

Deskripsi Matakuliah
Mata Kuliah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu (1).Dasar Teori , (2)Pengoperasian alat bantu dengan format matrik dan Aplikasi pada
struktur bangunan gedung bertingkat. Sangat dibutuhkan pemahaman mekanika teknik dari semester yang lalu dan (3)pemahaman operasi
matrik. Struktur yang ditinjau adalah : Rangka Batang ( Atap bangunan ) , Balok dan Portal secara dua-dimensi. Beban yang digunakan adalah
beban statik Gravitasi dan Lateral. Hasil perhitungan harus dinyatakan dalam gambar bidang gaya dalam Momen, Lintang dan Normal.

Kompetensi Umum
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa : Mampu menganalisa gaya dalam struktur bangunan gedung bertingkat dengan sistem matrik baik
rangka batang ataupun portal 2 dimensi yang berbasis pada perangkat lunak baik Kalkulator ataupun komputer standard seperti microsoft excel
.









GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik 5 Pengembang : Pratikto ,ST.MSi
Kode Mata Kuliah : TKG 5147 Tahun Dikembangkan : 2010
Sistem Kredit Semester : 5 Pendekatan Materi : Teori dan praktek
No Kompetensi
Khusus
Pokok
Bahasan
Sub Pokok Bahasan Pengalaman
Belajar
Metode Media Estima
si
Waktu
Kepustak
aan
1
REVIEW
Pendahuluan 1. Analisa struktur bangunan
2. Kontrak Perkuliahan
Calculator dan Komputer
3. Review Rangka batang
4. Review bid M,D,N
5. Hubungan mata kuliah dengan
MK yang lain
Mahasiswa
mempersiapkan alat
bantu hitung dan untuk
mengingat kembali
pelajaran mekanika
teknik semester lalu
Presentasi White board , lcd
projector,
calculator,
komputer
90 menit

2.
Mahasiswa
mampu
menggunakan
calculator untuk
operasi matrik
Seperti: Casio
FX9850GB
Operasi pada
perhitungan
matrik dengan
Calculator
1. Definisi matriks ; Sifat matrik
2. Penjumlahan ; Perkalian
3. Invers matrik
4. Input data calculator
5. Transpose
6. Perkalian
7. Invers
8. Solusi Persamaan Linear
Mahasiswa diajarkan
bagaimana menggunakan
peralatan calculator
untuk operasi matrik.
Presentasi ,
praktek
White board , lcd
projector,
calculator,
komputer
90 menit

1

No Kompetensi
Khusus
Pokok
Bahasan
Sub Pokok Bahasan Pengalaman
Belajar
Metode Media Estima
si
Waktu
Kepustak
aan
3. Mahasiswa mampu
menggunakan
komputer untuk
operasi matrik
Seperti: Lembar
Kerja EXCEL
Operasi pada
perhitungan
matrik dengan
Lembar Kerja
EXCEL
1. Input data Lembar kerja
2. Transpose
3. Perkalian
4. Invers
5. Solusi Persamaan Linear
Mahasiswa diajarkan
bagaimana menggunakan
Komputer untuk operasi
matrik.
Presentasi ,
praktek
White board , lcd
projector,
komputer
90 menit 1
4 Mahasiswa mampu
menjelaskan
deformasi elemen
struktur
Macam-macam
Deformasi :
Batang dan balok
1. Perubahan Panjang Batang
2. Putaran sudut balok
3. Lendutan Balok
Dosen memberikan
pendalaman besaran2
yang akan dipakai untuk
matrik
Presentasi ,
kuis,
White board , lcd
projector,
komputer
90 menit
5. Mahasiswa mampu
menjelaskan Dasar
teori metode
perpindahan dalam
bentuk matrik
Membentuk
matrik kekakuan
struktur dan
menyelesaikan
persamaan linear
1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan Linear
Dosen memberikan
penjelasan dalam bentuk
soal.
Presentasi,
Conto soal,
Latihan
mandiri
White board , lcd
projector,
komputer
180
menit

6 Mahasiswa mampu
menghitung Rangka
Batang dengan
bentuk matrik
Membentuk
matrik kekakuan
struktur Rangka
Batang dan
menyelesaikan
persamaan linear
1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan Linear
6. Gaya Dalam Rangka Batang
Dosen memberikan
penjelasan dalam bentuk
soal dan pemakaian alat
hitung
Presentasi,
Conto soal,
Latihan
mandiri
White board , lcd
projector,
komputer,
calculator
180
menit

6 Mahasiswa mampu
menghitung Balok
statis tertentu dan
tak tentu dengan
bentuk matrik
Membentuk
matrik kekakuan
struktur Balok
dan menyelesai
kan persamaan
linear beserta
Gambar MDN
1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan Linear
6. Gaya Dalam Balok MDN
Dosen memberikan
penjelasan dalam bentuk
soal dan pemakaian alat
hitung
Presentasi,
Conto soal,
Latihan
mandiri
White board , lcd
projector,
komputer,
calculator
180
menit


EVALUASI UTS- 90 MENIT


PUSTAKA
1 Supartono F.X. dan Boen T , 1980; Analisa struktur dengan metode matrix,Fakultas Teknik Universitas Indonesia, UI PRESS
2.Wang, C.K: 1999;Matrix Methods of structural Analysis, Scrantons International Text Book, Co
3.User guides Casio FXG9850 ; http://world.casio.com/edu-e/
4.Microsoft office , excel 2007; http://office.microsoft.com/

No Kompetensi
Khusus
Pokok
Bahasan
Sub Pokok Bahasan Pengalaman
Belajar
Metode Media Estima
si
Waktu
Kepustak
aan
7. Mahasiswa mampu
menghitung
PORTALdengan
bentuk matrik
Membentuk
matrik kekakuan
struktur PORTAL
dan menyelesai
kan persamaan
linear beserta
Gambar MDN
1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan Linear
6. Gaya Dalam Balok MDN
Dosen memberikan
penjelasan dalam bentuk
soal dan pemakaian alat
hitung
Presentasi,
Conto soal,
Latihan
mandiri
White board , lcd
projector,
komputer,
calculator
180
menit

8. Mahasiswa mampu
menghitung
PORTAL dengan
kaki Miring dalam
bentuk matrik
Membentuk
matrik kekakuan
struktur PORTAL
MIRING dan
menyelesai kan
persamaan linear
beserta Gambar
MDN
1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan
Linear
6. Gaya Dalam Balok
MDN
Dosen memberikan
penjelasan dalam bentuk
soal dan pemakaian alat
hitung
Presentasi,
Conto soal,
Latihan
mandiri
White board , lcd
projector,
komputer,
calculator
180
menit


EVALUASI UAS- 90 MENIT

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( SILABUS )
Nama Mata Kuliah : Konstruksi Beton 1 Pengembang : Pratikto ,ST.MSi
Kode Mata Kuliah : TKG Tahun Dikembangkan : 2010
Sistem Kredit Semester : 4
Pokok Bahasan
(Topik)
Sub Pokok Bahasan
(Sub Topik)
Hasil Pembelajaran Daftar Pustaka
1 2 3 4
1.REVIEW 1. Analisa Gaya Dalam balok st tertentu
dan rangka batang
2. Dasar teori matrik , operasi matrik, sifat
dan jenis matrik dan persamaan linear

1. Memahami mekanika Teknik
Statis tertentu balok dan Rangka
batang
2. Penggunaan Kalkulator dan
Microsoft Excel

2. Metode Matrik - langkah
langkah metode perpindahan
dalam bentuk matrik

1. Matrik Statis
2. Matrik Deformasi
3. Matrik Kekokohan
4. Matrik Kekakuan
5. Solusi Persamaan Linear
Memahami Dasar teori metode
perpindahan

3. Rangka Batang dengan
bentuk matrik
1. Beban
2. Kekakuan
3.Perpindahan
4. Gaya Dalam
Menganalisa Rangka Batang dengan
metode perpindahan

4. Balok statis tertentu dan tak
tentu
1. . Beban
2. Kekakuan
3.Perpindahan
4. Gaya Dalam
Menganalisa Balok dengan metode
perpindahan

5. PORTAL 1. . Beban
2. Kekakuan
3.Perpindahan
4. Gaya Dalam
Menganalisa Portal dengan metode
perpindahan

6.PORTAL MIRING 1. Beban
2. Kekakuan
3.Perpindahan
4. Gaya Dalam
Menganalisa Portal Miring Gable dengan
metode perpindahan

Kontrakperkuliahan1
KONTRAK PERKULIAHANMekanikaTeknik5
NO.
ISI
KONTRAK
URAIAN
1. Manfaat
matakuliah
Matakuliah ini membahas masalah analisagayadalamstrukturbangunan
gedung bertingkat dengan sistem matrik baik rangka batang ataupun
portal 2 dimensi yang berbasis pada perangkat lunak baik Kalkulator
ataupun komputer standard seperti microsoft excel. Matakuliah ini
merupakan penunjang mata kuliah berikutnya yaitu Kerja Proyek
Perencanaan yang akan langsung diterapkan pada semester berikutnya.
Matakuliah ini juga sangat berguna ketika mahasiswa sudah memasuki di
dunia kerja terutama yang bekerja di bidang struktur bangunan gedung
bertingkat.
2. Deskripsi
perkuliahan
Mata Kuliah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu (1).Dasar Teori ,
(2)Pengoperasian alat bantu dengan format matrik dan Aplikasi pada
struktur bangunan gedung bertingkat. Sangat dibutuhkan pemahaman
mekanika teknik dari semester yang lalu dan (3)pemahaman operasi
matrikpadastrukturyangditinjauadalah:RangkaBatang(Atapbangunan
) , Balok dan Portal secara duadimensi. Beban yang digunakan adalah
beban statik Gravitasi dan Lateral. Hasil perhitungan harus dinyatakan
dalamgambarbidanggayadalamMomen,LintangdanNormal.

3. Tujuan
pembelajaran
TIU: Mahasiswa dapat menghitunggayadalamstrukturbangunangedung
bertingkatdengansistemmatrikbaikrangkabatangataupunportal
2 dimensi yang berbasis pada perangkat lunak baik Kalkulator
ataupunkomputerstandardsepertimicrosoftexcel
TIK: Mahasiswa dapat menerapkan alat bantu hitung untuk analisa
struktur bangunan bertingkat.
Mahasiswa dapat menghitunggayadalamataupunlendutanrangka
batangdenganalatbantuhitung
Mahasiswa dapat menghitung gaya dalam ataupun lendutan Portal
2DatauPORTALMIRINGdenganalatbantuhitung


4. Organisasi materi

Kontrakperkuliahan3

5. Strategi
perkuliahan
Materi kuliah ini lebih banyak menggunakan rumus-rumus untuk
menyelesaikan kesetimbangan untuk gaya dalam dan mutlak
menggunakan alat bantu hitung.
Metode perkuliahan untuk matakuliah ini dilakukan dengan kuliah (ceramah),
diskusi, dan praktek langsung dengan alat bantu hitung. Metode kuliah digunakan
apabila tujuan dari pembelajaran adalah untuk menjelaskan konsep dasar materi
perkuliahan, sedangkan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa
dilakukan dengan diskusi atau Latihan soal dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan alat namtu dan menggunakan
rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya
6. Referensi 1.Supartono F.X. dan Boen T , 1980; Analisa struktur dengan metode
matrix,FakultasTeknikUniversitasIndonesia,UIPRESS
2.Wang, C.K: 1999;Matrix Methods of structural Analysis, Scrantons
InternationalTextBook,Co
3.UserguidesCasioFXG9850;http://world.casio.com/edue/
4.Microsoftoffice,excel2007;http://office.microsoft.com/

7. Tugas-
tugas
Setiap selesai pokok bahasan diberikan tugas individu mengerjakan soal, dengan
waktu 1 minggu. Apabila tidak mengerjakan tugas tidak akan mendapat nilai
pada item tersebut. J ika mengumpulkan tetapi terlambat nilai diperhitungkan
50% dari nilai yang diperoleh.
Kuis/Tugas dilakukan sewaktu-waktu tanpa ada pemberitahuan, selama 1
semester dilakukan sebanyak 2 kali.
Materi UTS dan UAS menggunakan bentuk essai dan diperbolehkan membuka
Ringkasan pada kertas double folio. Tidakdiperkenankan saling meminjam
Ringkasan
8. Kriteria
penilaian
Indikator penilaian: ketepatan perhitungan, cara penyelesaian, kebenaran konsep
dan ketepatan analisa.
Bobot penilaian:
o Tugas 1 : 10%
o Kuis/Tugas 2+3 : 20%
o UTS : 30%
o UAS : 40%
Kategori nilai:
A =100 81
A- =80 76
B+=75 73
B =72 68
B- =67 64
C+ =63 60
C =59 56
D =55 41
E =40 - 0
9. Jadwal
perkuliahan
Minggu Pokok bahasan
1 Pendahuluan elemen struktur bangunan gedung bertingkat
2 6 Rangka Batang dan Balok
8 10 Portal 2D beraturan
1113 Portal Miring atau Gable frame

DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Prakata
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Mata Kuliah
1.2 Hubungan Mata Kuliah dengan yang lain
1.3 Tujuan Pembelajaran Umum
1.4 Petunjuk Buku Ajar
MODUL 1
DASAR METODE PERPINDAHAN
2.1 Pendahuluan
2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
2.3 Kegiatan Belajar
2.3.1 Dasar Teori Perpindahan
2.3.1.1 Pembagian elemen
2.3.1.2 Beban Ekwivalen
2.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
2.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
2.3.2 Latihan
2.3.3 Tugas
2.3.4 Evaluasi
2.4 Rangkuman
2.5 Daftar Pustaka
MODUL 2
RANGKA BATANG
3.1 Pendahuluan
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
3.3 Kegiatan Belajar
3.3.1 Perpindahan Batang
3.3.1.1 Matrik Deformasi dan Statis
3.3.1.2 Beban Ekwivalen
3.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
3.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
3.3.2 Latihan
3.3.3 Tugas
3.3.4 Evaluasi
3.4 Rangkuman
3.5 Daftar Pustaka
MODUL 3
BALOK
4.1 Pendahuluan
4.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
4.3 Kegiatan Belajar
4.3.1 Deformasi Balok
4.3.1.1 Pembagian elemen
4.3.1.2 Beban Ekwivalen
4.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
4.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
4.3.2 Latihan
4.3.3 Tugas
4.3.4 Evaluasi
4.4 Rangkuman
4.5 Daftar Pustaka
MODUL 4
PORTAL
5.1 Pendahuluan
5.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
5.3 Kegiatan Belajar
5.3.1 Deformasi Lentur Portal
5.3.1.1 Pembagian elemen
5.3.1.2 Beban Ekwivalen
5.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
5.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
5.3.2 Latihan
5.3.3 Tugas
5.3.4 Evaluasi
5.4 Rangkuman
5.5 Daftar Pustaka
MODUL 5
PORTAL MIRING
6.1 Pendahuluan
6.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
6.3 Kegiatan Belajar
6.3.1 Deformasi Lentur Portal Miring
6.3.1.1 Pembagian elemen
6.3.1.2 Beban Ekwivalen
6.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
6.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
6.3.2 Latihan
6.3.3 Tugas
6.3.4 Evaluasi
6.4 Rangkuman
6.5 Daftar Pustaka

I - 1
BAB I. PENDAHULUAN
1. 1. Gambaran Umum Mata Kuliah
Ada beberapa hal yang harus dipahami atau disamakan persepsi terhadap
analisa struktur dewasa ini. Pemakaian alat bantu hitung seperti calculator ataupun
komputer bukan merupakan hal yang aneh dan sulit karena hampir setiap manusia
ataupun mahasiswa sudah mempunyai alat tersebut. Hampir disetiap komputer
terdapat program microsoft office seperti : word, excel dan juga untuk kalkulator
banyak yang menyediakna fungsi2 yang berguna seperti : matrik, trigonometri
dan sebagainya. Apakah kita sudah menggunakan se optimal mungkin ? Hal ini
juga disertakan dalam peninjauan biaya untuk mendapatkan perangkat lunak
tersebut. Mudah2an pernyataan diatas dapat menggugah pembaca untuk dapat
memakai alat bantu yang konon sudah dianggap biasa dapat digunakan seoptimal
mungkin.
Sebagai tujuan akhir tulisan ini adalah agar supaya pembaca dapat
menggunakan alat bantu hitung , seperti kalkulator atau microsoft office untuk
menganalisa gaya dalam struktur pada bangunan bertingkat. Hal ini tentu saja
dibutuhkan ketrampilan menggunakan Kalkulator dan perangkat lunak untuk
lembar kerja microsoft office excel. Lampiran 1
Untuk pemahaman gaya dalam struktur, pembaca dipersilahkan
mempersiapkan beberapa hal seperti : deformasi perubahan bentuk sepeti lendutan
dan putaran sudut yang umumnya dapat dijelaskan melalui metode moment area
ataupun conyugated beam. Lampiran 2
1. 2. Hubungan Mata Kuliah dengan yang lain
Mata kuliah Mekanika Teknik 5 ini berhubungan erat dengan mata kuliah
Mekanika Teknik sebelumnya yang membahas mengenai pengertian Gaya luar,
gaya dalam, syarat kesetimbangan dan Bidang gaya dalam MDN. Adapun
deformasi dapat melihat dari mata kuliah Kekuatan Bahan yang membahas
mengenai putaran sudut , lendutan baik aksial ataupun lentur termasuk
perpanjangan dan perpendekan. Pada mata kuliah Komputer terapan juga dibahas
mengenai pemakaian perangkat lunak microsoft office khususnya adalah excel.
I - 2
Masalah mengenai teori dasar matrik umumnya dapat dijumpai pada matematik
tingkat perguruan tinggi seperti jenis jenis, sifat matrik dan operasi pada matrik
termasuk perkalian, penambahan dan invers matrik. Analisa gaya dalam
merupakan hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum menganalisa pada
material yang akan digunakan, seperti Beton, Baja dan sebagainya

1. 3. Tujuan Pembelajaran Umum
Diharapka pembaca dapat melakukan perhitungan dan menganalisa gaya dalam
struktur bangunan gedung bertingkat sistem 2 dimensi dengan alat bantu hitung
yaitu kalkulator ataupun lembar kerja microsoft office excel.
Struktur bangunan gedung bertingkat adalah sistem 3 dimensi. Struktur ini dapat
dipisah dalam beberapa bagian struktur dua 2 dimensi, seperti : Portal, balok,
Pelat dan Rangka batang atap.

1. 4. Petunjuk Buku Ajar
Buku ajar ini dimaksudkan tidak hanya sebagai wacana analisa gaya dalam
tetapi diharapkan dapat di praktekan langsung dengan alat bantu hitung seperti
kalkulator ataupun lembar kerja excel. Dasar teori metode perpindahan akan
dibahas pada diktat ini. Untuk teori matrik dan kekuatan bahan pembaca dapat
melihat rujukan lain.Pemakaian alat bantu hitung kalkulator dan lembar kerja
excel penulis hanya mengambil dari rujukan yang umum dan disajikan pada
lampiran.
Dasar teori metode perpindahan akan dibahas pada bab 2 yang akan
dilanjutkan aplikasinya pada : Struktur rangka batang bab 3 dan Balok baik statis
tertentu ataupun statis tak tentu pada bab 4. Evaluasi akan dilakukan setelah
pembaca memahami metode matrik pada rangka batang dan balok. Tahapan ini
pembaca diharapkan menguasai proses pembentukan matrik dan operasi pada
matrik dengan alat bantu kalkulator.
Pada bab5 pembaca akan diajak untuk mengaplikasikan pada portal bentuk
sederhana yang terdiri dari elemen struktur seperti balok dan kolom. Pada tahap
ini diberikan tugas untuk menyelesaikan struktur Portal bertingkat dengan
I - 3
bantuaan lembar kerja excel yang terdapat pada komputer. Disarankan tidak
menggunakan kalkulator untuk analisa portal bertingkat ini karena keterbatasan
memori yang ada. Untuk bentuk yang tidak beraturan sepeti portal dengan kaki
miring dibahas pada bab 6. Masalah ini biasanya digunakan untuk menganalisa
struktur tangga 2 dimensi
Tulisan ini membahas metode matrik yang digunakan untuk analisa struktur
- framed Structure. Pada umumnya ada 2 metode matrik seperti metode gaya-
force method dan metode kekakuan-displacement method. Metode Gaya adalah
metode untuk analisa gaya dalam struktur yang berdasarkan pada hasil iterasi
gaya dalam seperti : metode cross, Kani, Takebaya, Muto, Clapeyron dsbnya.
Metode ini sudah banyak ditinggalkan, kenapa? Apakah seperti pengaruh metode
elastis dengan kekuatan batas? Tidak seluruh metode dibahas di sini karena
menyangkut keterbatasan waktu dan dana yang ada. Methode yang akan dibahas
adalah metode perpindahan displacement methods yang sudah berkembang
menjadi metode kekakuan-stiffness method .Metode ini uga merupakan dasar dari
pada metode kekakuan langsung direct stiffness method dan metode elemen
finite element untuk analia benda kontinum.
Beberapa materi dasar akan ditinjau seperti jenis struktur dan deformasi
akibat beban. Selain itu juga ditinjau konsep dasar seperti keseimbangan,
kesepadanan, derajat ketidaktentuan dan sebagainya.

II - 1
MODUL 1
BAB II. DASAR TEORI
2. 1. Pendahuluan
Tulisan ini membahas metode matrik yang digunakan untuk analisa struktur
framed Structure. Pada umumnya ada 2 metode matrik seperti metode gaya-force
method dan metode kekakuan-displacement method. Metode Gaya adalah metode
untuk analisa gaya dalam struktur yang berdasarkan pada hasil iterasi gaya dalam
seperti : metode cross, Kani, Takebaya, Muto, Clapeyron dsbnya. Metode ini
sudah banyak ditinggalkan, kenapa? Apakah seperti pengaruh metode elastis
dengan kekuatan batas? Tidak seluruh metode dibahas di sini karena menyangkut
keterbatasan waktu dan dana yang ada. Methode yang akan dibahas adalah
metode perpindahan displacement methods yang sudah berkembang menjadi
metode kekakuan - stiffness method .Metode ini uga merupakan dasar dari pada
metode kekakuan langsung direct stiffness method dan metode elemen finite
element untuk analia benda kontinum.
Beberapa materi dasar akan ditinjau seperti jenis struktur dan deformasi
akibat beban. Selain itu juga ditinjau konsep dasar seperti keseimbangan,
kesepadanan, derajat ketidaktentuan dan sebagainya.Struktur yang akan dibahas
selanjutnya merupakan struktur rangka/ framed structur dan dapat dibagi atas.
1. Rangka batang bidang
2. Balok statis tertentu dan statis tak tentu
3. Portal bidang
4. Portal berkaki miring
Masing-masing jenis struktur mempunyai ciri tersendiri, sehingga perlu
dibahas secara terpisah. Tempat titik berkumpulnya elemen-elemen struktur
dinamakan titik kumpul (J oints-Nodal) termasuk tumpuan dan ujung elemen yang
bebas. Tumpuan dapat merupakan jepit (fixed), sendi (Hinged, Bin), roller dan
elastis (springs).
Pada metode ini langkah awal yang harus ditinjau adalah perpindahan yang
dinyatakan sebagai derajat kinematis bukan derajat statis. Kinematis adalah
perpindahan yang tidak diketahui atau yang dicari. Metode kekakuan ini struktur
II - 2
dirubah menjadi struktur kinematis tertentu sehingga seluruh perpindahan yang
tidak diketahui adalah NOL. Agar perpindahan ini menjadi NOL maka pada titik
kumpul diberi pengekangan ( Restraint ) terhadap segala macam perpindahan
struktur yang diberi pengekangan dinamakan struktur terkekang / Restrained
structure. Untuk mendapatkan pengaruh seperti pada struktur semula maka dapat
dilakukan super posisi dari stuktur yang terkekang dengan gaya penggantinya.
Tabel 2.1 Derajat Kinematis
STRUKTUR KOMPONEN BEBAS KINEMATIS


0




2


2





6 atau 3








7




D
2
D
4
D
6

D
1
D
3
D
5


D
7
D
9
D
11
D
8
D
10
D
12
12

II - 3
Bagian terpenting dalam penyelesaian superposisi adalah pembentukan
persamaan gaya yang menyatakan seperti keadaan struktur semula. Bersamaan
superposisi gaya ini dikenal juga sebagai persamaan keseimbangan titik kumpul.
Beberapa istilah dalam analisa struktur seperti deformasi, Aksi dan Perpindahan ,
derajat kebebasan , derajat ketidak tentuan statis atau kinematis , stabilitas,
Superposisi , Kekakuan , beban ekivalent dan teori energi, pembaca dapat melihat
pada lampiran 1.
2. 2 Tujuan Pembelajaran
Menguasai teori dasar metode perpindahan dalam bentuk matrik dan
sekaligus pemakaian dengan alat bantu pada operasi matrik Metode ini
sebenarnya adalah mencari hubungan gaya luar dengan lendutan atau
pembentukan matrik kekakuan yang merupakan hubungan antara Gaya luar
dengan deformasi lendutan. Selanjutnya penyelesaian persamaan linear untuk
mendapatkan deformasi dan diteruskan pada gaya dalam.
Hubungan ini bisa dinyatakan sebagai :
( Q } = [K] { D} (2.1)
{ Q } = matrik gaya2 dalam elemen
[K] = matrik kekakuan struktur .
{ D} = matrik lendutan deformasi struktur.

2. 3 Kegiatan Belajar
2.3.1 Dasar Teori Perpindahan
Pada dasarnya metode ini dimulai dengan memisahkan struktur menjadi
elemen elemen dan memberikan besaran lendutan anu yang dalam hal ini
merupakan lendutan elemen pada titik diskrit sebagai sasaran yang harus dicari.
Untuk mengetahui lendutan titik diskrit , maka harus diketahui derajat kinematis
atau derajat kebebasan dari struktur. Derajat Kinematis adalah suatu besaran yang
menyatakan jumlah komponen bebas dititik diskrit yang mungkin terjadi.
Sehingga urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
II - 4
1. Kompatibiliti; Hubungan antara deformasi dengan lendutan, atau secara
tegasnya mencari deformasi yang terjadi pada elemen-elemen dititik-titik
diskrit akibat diberikannya lendutan pada struktur dititik-titik tersebut.
2. Persamaan hubungan tegangan dan regangan, yaitu mencari hubungan
mengenai gaya-gaya dalam yang timbul sebagai akibat adanya deformasi
pada elemen-elemen struktur tersebut.
3. Kesetimbangan; langkah terakhir untuk menyatakan gaya liuar dititik
diskrit dengangaya-gaya dalam, atau mencari berapa besar gaya luar di
ujung elemen yang diimbangi oleh gaya dalam dititik diskrit.

Dengan menggabungkan ketiga langkah diatas, akan didapatkan hubungan antara
gaya dan lendutan seperti dinyatakan pada persamaan (2.1).

Secara garis besarnya , langkah2 metode ini adalah :
1. Memilih elemen-elemen yang akan digunakan.
2. Menentukan kinematis struktur D ,
3. Menentukan matrik gaya luar Q yang sesuai dengan kinematis D.
4. Memberikan deformasi struktur D =1 unit dan menghitung deformasi
masing2 elemen (d). Hubungan ini dinyatakan dengan matrik deformasi [A].
5. Menentukan hubungan gaya dalam dengan deformasi elemen yang
dinyatakan dengan matrik Kekokohan [S].
6. Menentukan hubungan Kesetimbangan antara gaya luar dengan gaya dalam
yang dinyatakan sebagai matrik Statis [B].
7. Menghitung matrik K yang berasala dari matrik [A] ; [S] dan [B]. Matrik [K]
ini merupakan hubungan antara {Q} dengan {D}
8. Menyelesaikan persamaan linear untuk mendapatkan deformasi struktur {D}.
9. Mencari gaya dalam {H} struktur dari matrik [S] dan [A] .
10. Menyelesaikan reaksi perletakan dan menggambar gaya dalam M, D, N.



II - 5
DIAGRAM :
[K]
{ } Q { } D

[ ] B

[ ] A

{ } H { } d
[ ] S


Gambar 2.1
2.3.1.1 Pembagian elemen
Pada struktur 2D bidang dengan Rigid connections pada umumnya struktur
terdiri atas beberapa elemen yang dipisahkan oleh titik node diskrit . Perilaku dari
elemen ini diwakili oleh titik diskrit dalam bentuk lendutan translasi linear dan
rotasi anguler. Lendutan dinyatakan oleh dua komponen yang saling tegak lurus
sedangkan rotasi dinyatakan oleh komponen anguler. Sehingga pada titik
pertemuan terdapat 3(tiga) komponen lendutan.
Pada Rangka batang 2D dengan sambungan engsel, maka komponen rotasi
tidak ada dan hanya komponen traslasi baik vertikal atau mendatar. Titik diskrit
merupakan titik pertemuan batang ataun titik kumpul.
2.3.1.2 Beban Ekwivalen
Beban luar yang bekerja pada elemen harus dipindahkan ke titik disktrit
yang berada di ujung elemen. Perlu diperhatikan bahwa beban ini bukan gaya
reaksi tetapi merupakan gaya aksi yang bekerja di ujung atau perletakan sebagai
pengganti beban luar. Dengan kata lain beban ekwivalen adalah gaya aksi di
ujung perletakan elemen. Pembaca dapat melihat pada lampiran 1.
II - 6








Gambar 2.2.a. Beban ekwivalent Rangka Batang










Gambar 2.2.b Beban ekwivalent Balok

Beban merata q sepanjang bentang L adalah ekwivalent setara dengan
sepasang momen 1/12 WL
2
dan gaya WL. Bedakan antara gaya aksi dan gaya
reaksi

2.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
Dari diagram pada gambar 2.1 dapat terlihat jelas bahwa matrik K dibentuk
dari matrik statis [B], matrik kekokohan [S] dan matrik deformasi [A].
Matrik Statis [B] adalah hubungan antara gaya luar dengan gaya dalam yang harus
memenuhi syarat Kesetimbangan.
Matrik kekokohan [S] adalah hubungan antara gaya dalam sebesar 1 unit dengan
deformasi elemen yang mengikuti Hukum Hooke.
Beban merata Q
L
1/12 WL
2
1/2 WL
GAYA AKSI
GAYA REAKSI
M-PRIMER
M-BATANG
P
P
P
P
P
x
P
y
P
1
P
x
P
y P
1
II - 7

Matrik deformasi [A] adalah hubungan compatibility kesesuaian antara deformasi
elemen dengan deformasi struktur sebesar 1 unit.

Matrik [K] merupakan penggabungan dari ketiga matrik diatas atau dapat pula
ditulis sebagai : [ ] [ ][ ][ ] A S B K

Matrik ini disebut pula sebagai matrik Kekakuan Struktur.
Dilihat dari hasil matrik [B] merupakan transpose dari matrik [A].

2.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
Persamaan yang terbentuk dari hubungan gaya luar dengan deformasi adalah
persamaan linear dalam bentuk matrik. Persamaan ini dapat diselesaikan dengan
operasi matrik untuk mencari besarnya deformasi dari struktur.
{ } [ ]{ }
[ ] [ ][ ][ ] [ ] [ ]
{ } [ ] { } Q K D
A B A S B K
D K Q
T
1


Selanjutnya untuk matrik gaya dalam dapat dihitung setelah deformasi struktur
didapatkan. Matrik [H] bukan merupakan gaya dalam struktur karena harus di
superposisikan dengan beban aksi
{ } [ ]{ }
{ } [ ][ ]{ } D A S H
d S H



II - 8
2.3.1.5 Illustrasi metode




Gambar 2.3


1. Tentukan elemen , Kinematis, buat diagram Q-D dan H-d











Gambar 2.4 ; 3 elemen, Diagram Q-D dan H-d

2. statik Matrik A

6
5
4
3
2
1
d
d
d
d
d
d
=

1 0 0
0 1 0
0 1 0
0 0 1
0 0 1
0 0 0
X

3
2
1
D
D
D
{ } [ ]{ } D A d


L
EI
L
L
Q1- D1
Q2- D2
Q3- D3
H1-d1
H2-d2
H3-d3
H4-d4
H5-d5
H6-d6
3 elemen
3 kinematis; D1.D2,D3

II - 9
d
1
d
3
d
5

d
2
d
4
d
6

d
5

d
4

d
6


gambar 2.5 matrik A

3. Gaya Dalam dengan Deformasi ( H-d)



d
1
H
1
H
3
d
3
H
5
d
5

d
2-
H
2
d
4 -
H
4
d
6
-H6
d
1
= 1 unit H
1
=4EI/L ; H
2
=2EI/L
d
1
d
2
2EI/L
4EI/L
d
2
=1 unit H
1
=2EI/L ; H
2
=4EI/L
d
1
d
2
4EI/L
2EI/L
{ } [ ] ( ) d S H * =

gambar 2.6 matrik Kekokohan [S]

6
5
4
3
2
1
H
H
H
H
H
H
=

L EI L EI
L EI L EI
L EI L EI
L EI L EI
L EI L EI
L EI L EI
/ 4 / 2 0 0 0 0
/ 2 / 4 0 0 0 0
0 0 / 4 / 2 0 0
0 0 / 2 / 4 0 0
0 0 0 0 / 4 / 2
0 0 0 0 / 2 / 4

6
5
4
3
2
1
d
d
d
d
d
d


D1=1unit
D2=1unit
D3=1unit
II - 10
4. Hubungan Keseimbangan , Gaya Luar = Gaya Dalam

H
2
H
3
H
4
H
5
H
6
Q
1
= H
2
+H
3
Q
1
Q
2
Q
3
Q
2
= H
4
+ H
5
Gambar 2.7 matrik B Q
3
= H
6

P =0 ; Q
1
- H
2
- H
3
= 0

6
5
4
3
2
1
1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0
0 0 0 1 1 0
3
2
1
H
H
H
H
H
H
Q
Q
Q
{ } [ ]{ } H B Q
5. Persamaan Linear

{ } [ ]{ }
[ ] [ ][ ][ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] [ ][ ]
{ } [ ] { } Q K D
A S A K
A B A S B K
D K Q
T
T
1


6. Gaya Dalam
{ } [ ]{ }
{ } [ ][ ]{ } D A S H
d S H



7. Momen Akhir
Momen akhir adalah superposisi hasil matrik {H} dengan beban
ekwivalen yaitu Momen Primer
Momen = H - Momen Primer
II - 11

2.3.2 Latihan
Aplikasi pada balok menerus 3 tumpuan
600 KG/M

EI EI
A B C gambar gaya dalam !!
L=10M L=8M
Gambar 2.8 Contoh Balok Menerus

Fixed end momen
1/12 qL
2

(-)5000 (+)5000 (-)3200 (+)3200

D1 Derajat kinematis =1
Gambar 2.9 Kinematis dan elemen

Q1=1800
D
1
d
3

d
2


Gambar 2.10 matrik Q dan A

[ ]

0
1
1
0
A [ ]

4EI/8 2EI/8 0 0
2EI/8 4EI/8 0 0
0 0 4EI/10 2EI/10
0 0 2EI/10 4EI/10
S
4
3
2
1
H
H
H
H

1 4 1 3 1 2 1 1 = = = = d d d d


H
1
d
1
H
3-
d
3

H-d diagram , untuk [S]
H
2
d
2
H
4-
d
4



{Q}=[B]{H}
Q
1
Q
1
=H
2
+H
3

H
2
H
3
[B]= {0 1 1 0}

[B] =[A]
T

Gambar 2.11 Matrik S dan B
II - 12
[K] =[B][S][A] = 0.9 EI [K]
-1
= 1 / (0.9EI)
{D} = [K]
-1
{Q} = 2000 / EI
{H} = [S][A]{D} = [ ]

500
1000
800
400
H
Momen batang ( kebalik
5000 5000 3200 3200
an momen primer)

400 800 1000 500
Momen Akhir
5400 4200 4200 2700
5400 7500 4200 4800 2700 1/8 600 10
2
= 7500
1/8 600 8
2 =
4800
GAYA DALAM MOMEN
2700 1350



3000 3000 2400 2400
120 120 187.5 187.5

3120 2587.5 2112.5 GAYADALAM LINTANG
2880
Gambar 2.12 Penyelesaian
II - 13
2.3.3 Tugas
SOAL 1:
P=36 kN
4m 6m
Gambarkan gaya dalam , M, D
2 elemen : 4m dan 6m
2 elemen : @ 5m
Gambar 2.13
SOAL 2:
Q=8T q =3T/M

EI EI
A B C
10M 10M
Gambar 2.14


2.3.4 Evaluasi

Gambar 2.15 Conto untuk evaluasi
P =(kN)
40
4 m 6 m
2@5m
II - 14

Tentukan Elemen, Kinematis, Diagram Q-D dan H-d

Beban Ekwivalen


Pembentukan persamaan Linear dan solusi persamaan
Q1-D1 Q2-D2 Q3-D3
Q-D diagram Q4-D4 Degree of kinematic 4
Number of member 2
H1-d1 H2-d2 H3-d3 H4-d4
H-d diagram
40
Q
4 1 -6,4
25,6
6,4 5 -25,6 0
-6,4 25,6 -28,16
-3,84 3,84
11,84 -8 -32 28,16
-11,84 -28,16
40
A S = (EI) SA=(EI)
1 0 0 -0,2 0,8 0,4 0 0 0,8 0,4 0 -0,2
0 1 0 -0,2 0,4 0,8 0 0 0,4 0,8 0 -0,2
0 1 0 0,2 0 0 0,8 0,4 0 0,8 0,4 0,24
0 0 1 0,2 0 0 0,4 0,8 0 0,4 0,8 0,24
A At K=(AE)
1 0 0 -0,2 1 0 0 0 0,8 0,4 0 -0,2
0 1 0 -0,2 0 1 1 0 0,4 1,6 0,4 0
0 1 0 0,2 0 0 0 1 0 0,4 0,8 0,24
0 0 1 0,2 -0,2 -0,2 0,2 0,2 -0,2 0 0,24 0,19
Kinv=(1/EI) D H
3,33 -0,42 -1,67 6,25 -208 -6,4
-0,42 0,83 -0,42 0,00 24 86,4
-1,67 -0,42 3,33 -6,25 176 -60,8
6,25 0,00 -6,25 20,83 -626,667 0 0
M AKHIR
0,00
60,80
-60,80
II - 15


Hasil Gaya Dalam

2. 4 Rangkuman
Bedakan jenis struktur menurut deformasi yang terjadi
Secara garis besarnya , langkah2 metode ini adalah :
1. Menentukan kinematis struktur dan memberikan deformasi struktur D
dan deformasi masing2 elemen (d). Hubungan ini dinyatakan dengan
matrik [A].
2. Menentukan hubungan gaya dalam dengan deformasi elemen yang
dinyatakan dengan matrik [S].
3. Menentukan hubungan Kesetimbangan antara gaya luar dengan gaya
dalam yang dinyatakan sebagai matrik [B].
d4
d2 d3
d1
0 60,8 -60,8 0
-48,64
-60,80
-32
-80,64
40x6/10*4 96
-48,64
40x1/5*4 -32
-80,64
II - 16
4. Menyelesaikan persamaan linear untuk deformasi struktur {D}.
5. Mencari gaya dalam struktur ataupun reaksi.
6. Gambar gaya dalam struktur

DIAGRAM :

[ ] K


{ } Q

{ } D



[ ] B

[ ] A




{ } H

{ } d


[ ] S


Gambar 2.1

2.5 Daftar Pustaka
1. Supartono F.X, dan Boen T ; Analisa Struktur dengan Metode
Matrix, Fakultas Teknik universitas Indonesia, UI Press, 1984
2. Wang , C.K : Matrix methods of Structural Analysisa Scrantons
International Text Book Co., 1986

III - 1
MODUL 2
BAB III. RANGKA BATANG
3.1 Pendahuluan
Metode ini dimulai dengan memberikan pada struktur ybs beberapa besaran
lendutan anu yang dalam hal ini merupakan lendutan elemen pada titik diskrit
sebagai besaran yang harus dicari. Pembagian elemen disesuaikan dengan tempat
titik kumpul rangka. Untuk mengetahui lendutan titik diskrit , maka harus
diketahui derajat kinematis atau derajat kebebasan perpindahan dari struktur.
Derajat kinematis yang merupakan jumlah komponen bebas dititik diskrit baik
arah vertikal ataupun horizontal merupakan vektor gaya luar bekerja. Pada rangka
batang tidak terdapat lendutan-rotasi dinyatakan oleh komponen anguler
putaran sudut . Sehingga pada Rangka batang 2D dengan sambungan engsel,
lendutan dinyatakan oleh dua komponen yang saling tegak lurus.


Gambar 3.1 Rangka Batang






Gambar 3.2 Model Matematik Rangka

III - 2
3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan pada pembahasan ini adalah menghitung gaya dalam dari struktur
Rangka Batang. Pada metode ini didahulukan dengan mencari hubungan gaya
dengan lendutan. Pembentukan matrik kekakuan untuk hubungan antara Gaya luar
dengan deformasi lendutan akan menghasilkan persamaan linear dalam bentuk
matrik. Selanjutnya penyelesaian persamaan linear untuk mendapatkan deformasi
dan diteruskan pada gaya dalam harus menggunakan alat bantu baik calculator
ataupun komputer.
Hubungan ini bisa dinyatakan ulang dari pers 2.1 sebagai :
{ Q } = [K] { D} (2.1)
{ Q } = matrik gaya2 dalam elemen
[K] = matrik kekakuan struktur Rangka batang.
{ D} = matrik lendutan deformasi struktur

3.3 Kegiatan Belajar
Pada dasarnya sifat rangka batang berbeda dengan balok didalam
analisa gaya dalam. Disetiap sambungan rangka batang umumnya hanya
gaya axial yang dipakai dalam perencanaan sambungan. Deformasi axial
dapat berupa translasi vertikal dan horizontal. Jadi pada rangka batang
setiap titik mempunyai 2 derajat kinematis. Untuk material Hooke yang
linear elastis maka berlaku hubungan seperti :
AE H
= HL/AE
L H = (AE/L)
Gambar 3.1

Ilustrasi untuk metode perpindahan pada rangka batang disajikan dalam
pembahasan rangka batang berikut ini.
III - 3
Conto sederhana (1) :
1000 kg
A 1 2 B
C AE for all members
4 3 5 1.5m
D 2000 kg
2m 2m
Gambar 3.2 contoh sederhana
D1
D2

D4
D3
Gambar 3.3 Kinematis
D
1
=1 D
2
=1
d
1
=1
d
2
=-1
d
3
=1



D
3
=1

4
3
D
4
=1
5
III - 4

[ ] [ ]

=
5 / 0 0 0 0
0 4 / 0 0 0
0 0 3 / 0 0
0 0 0 2 / 0
0 0 0 0 1 /
;
5 / 4 5 / 3 0 0
5 / 4 5 / 3 0 0
0 1 0 1
0 0 1 0
0 0 1 0
L AE
L AE
L AE
L AE
L AE
S A

H
2
-d
2

H
1
-d
1
H
1
-d
1
H
2
-d
2
H
4
-d
4
H
3
-d
3
H
5
-d
5


Gambar 3.4 Matrik Statis B


3.3.1.2 Beban Ekwivalen

{ } { }

=
4
3
2
1
;
2000
0
0
1000
D
D
D
D
D Q

3.3.1.3 Pembentukan Matrik Kekakuan
Matrik Statis B merupakan transpose dari matrik A
[K] = A
T
SA =
[K]=(4X4)

;
135 / 64 0 0 0
375 / 358 0 3 / 2
1 0
3 / 2

AE


III - 5
3.3.1.4 Solusi Persamaan Linear
Dari persamaan 3.1 { Q } = [K] { D}
Maka {D} = [K]
-1
{ D}

=
64 / 125 0 0 0
36 / 125 0 36 / 125
1 0
36 / 179
1
AE
Kinv

{ } { } { } ;
1
25 . 20003906
22 . 3472
0
22 . 4972
4
3
2
1
1
AE
D
D
D
D
Q K D

= =


Jadi besarnya Gaya Dalam adalah :
{ } { }{ }{ } ;
67 . 416
33 . 2083
1000
0
0
5
4
3
2
1

= =
H
H
H
H
H
D A S H


3.3.2 Latihan
10 T





6m 6m

Gambar 3.5 latihan Rangka Batang (1)
65E /4 65E /4
55E /6
25E /2
25E /2
8m
III - 6
Es = 20.000 kN/cm2.
80Kn 80Kn
12kN A (20) B

(25) (10) (10) (25) 400cm
24kN C (20) D

(25) (10) (10) (25) 400cm


E F

Gambar 3.6 latihan Rangka Batang (2)

3.3.3 Tugas


=(2.4)e-03m
2
E=200E+06 Kn/m
2

(3.0) (1.2) (1.8) (1.2) (3.0) 6.0m
(1.8)
(2.4) (2.4) (2.4)



4.5m 4.5m P 4.5m
50kN
Gambar 3.7
Catatan :
Sesuaikan gambar Rangka batang dengan Rangka batang pada kerja Proyek anda.
Tanda dalam kurung menyatakan luas penampang propil baja dalam satuana m2
Gunakan fungsi trigonometri yang tepat untuk matrik deformasi.

III - 7
Pembahasan:
1. batang = 10 , kinematis = 4x2 =8
2. Tiga buah matrik utama
[A] = 10x8 ; [S] = 10x10 ; {Q} = 8x1 ;
[K] = 8x8 ; {D} = 8x1 ; [H] = 10x1 ;
3. Perpanjangan (+) dan perpendekan (-)
4. Bila // sumbu batang maka nilainya 1 , bila sumbu batang maka
nilai nya perubahan batang = 0
5. Gaya batang hanya axial tidak ada momen
6. Perletakan statis tak tentu

3.3.4 Evaluasi
Struktur mempunyai : 8 derajat kinematis, 10 batang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 -1 0 0 -0.6 0 0 0 0 0 0

2 0 1 0 0.8 0 0 0 0 0 0

[ A ]t
= 3 1 0 0 0 0.6 0 0 0 0 0

4 0 0 1 0 0.8 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 -0.6 -1 0 0
-
0.6 0

6 0 -1 0 0 -0.6 0 1 0 0.6 0

7 0 0 0 0.6 0 1 0 0 0 0.6

8 0 0 -1 -0.8 0 0 0 1 0 0.8



1 -1 0 1 0 0 0 0 0

2 0 1 0 0 0 -1 0 0

3 0 0 0 1 0 0 0 -1

4 -0.6 0.8 0 0 0 0 0.6 -0.8

[ A ]
= 5 0 0 0.6 0.8 -0.6 -0.6 0 0

6 0 0 0 0 -1 0 1 0

7 0 0 0 0 0 1 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 1

9 0 0 0 0 -0.6 0.6 0 0

10 0 0 0 0 0 0 0.6 0.8

D 1 2 3 4 5 6 7 8
III - 8


1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1333.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 1250.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
[ S ]
= 0.0 0.0
1250.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 400.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 400.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1333.3 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1250.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1250.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 400.0 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 400.0


[ SAt ] -1333.333 0 1333.3333 0 0 0 0 0
10x8 0 1250 0 0 0 -1250 0 0
0 0 0 1250 0 0 0 -1250
-240 320 0 0 0 0 240 -320
0 0 240 320 -240 -240 0 0
0 0 0 0 -1333.333 0 1333.3333 0
0 0 0 0 0 1250 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1250
0 0 0 0 -240 240 0 0
0 0 0 0 0 0 240 320


[ASAt ] 1477.3333 -192 -1333.333 0 0 0 -144 192
8x8 -192 1506 0 0 0 -1250 192 -256
[K] -1333.333 0 1477.3333 192 -144 -144 0 0
0 0 192 1506 -192 -192 0 -1250
0 0 -144 -192 1621.3333 0 -1333.333 0
0 -1250 -144 -192 0 2788 0 0
-144 192 0 0 -1333.333 0 1621.3333 0
192 -256 0 -1250 0 0 0 3012

[K]inv = 1.32E-02 1.90E-03 1.28E-02 -2.09E-03 5.17E-03 1.37E-03 5.21E-03 -1.55E-03
1.90E-03 1.47E-03 1.84E-03 -1.21E-04 4.47E-04 7.47E-04 3.61E-04 -4.61E-05
1.28E-02 1.84E-03 1.32E-02 -2.13E-03 5.18E-03 1.36E-03 5.18E-03 -1.55E-03
-2.09E-03 -1.21E-04 -2.13E-03 1.48E-03 -4.79E-04 -6.26E-05 -5.65E-04 7.36E-04
5.17E-03 4.47E-04 5.18E-03 -4.79E-04 4.19E-03 4.35E-04 3.85E-03 -4.91E-04
1.37E-03 7.47E-04 1.36E-03 -6.26E-05 4.35E-04 7.59E-04 3.91E-04 -4.98E-05
5.21E-03 3.61E-04 5.18E-03 -5.65E-04 3.85E-03 3.91E-04 4.20E-03 -5.36E-04
-1.55E-03 -4.61E-05 -1.55E-03 7.36E-04 -4.91E-04 -4.98E-05 -5.36E-04 7.32E-04

III - 9

{Q} = 12 {D} = 1.4623 {H} = 24.75
80 [K]inv*{Q} 0.2987 [ SA ]*D 129.01
80 1.4809 -73.66
0 -0.2167 -61.26
24 0.6129 92.08
0 0.1955 -19.14
0 0.5985 244.35
0 -0.1578 -197.20

H9 dan
H10

Hasil ini diambil dari program excel. Check nilai yang terdapat dalam sel.
Koreksi untuk perkalian matriks atau matrik A

TUGAS SOAL 2
Beban Angin 25 kg/m2 dari sebelah KANAN ( No absent GANJIL)
Beban Angin 25 kg/m2 dari sebelah KIRI ( No absent GENAP)

Tuliskan matrik A,S dan Q !!! saja

AE untuk semua batang sama
Jarak kuda-2 diambil 5 m
Gunakan koefisien spt : 0,9 ; 0,02 -0,4 ; -0,4 ; -0,4


3.4 Rangkuman
Bedakan jenis struktur menurut deformasi yang terjadi
Secara garis besarnya , langkah2 metode ini adalah :
III - 10
1. Menentukan kinematis struktur dan memberikan deformasi struktur D
dan deformasi masing2 elemen (d). Hubungan ini dinyatakan dengan
matrik [A].
2. Menentukan hubungan gaya dalam dengan deformasi elemen yang
dinyatakan dengan matrik [S].
3. Menentukan hubungan Kesetimbangan antara gaya luar dengan gaya
dalam yang dinyatakan sebagai matrik [B].
4. Menyelesaikan persamaan linear untuk deformasi struktur {D}.
5. Mencari gaya dalam struktur ataupun reaksi.
6. Gambar gaya dalam struktur

DIAGRAM :
[K]
{ } Q { } D


[ ] B
[ ] A

{ } H { } d

[ ] S

Gambar 2.1

3.5 Daftar Pustaka
1. Supartono F.X, dan Boen T ; Analisa Struktur dengan Metode
Matrix, Fakultas Teknik universitas Indonesia, UI Press, 1984
2. Wang , C.K : Matrix methods of Structural Analysisa Scrantons
International Text Book Co., 1986

ASMAT I - 1

LAMPIRAN I.
BEBERAPA ISTILAH

I. 1. Deformasi
Bila suatu struktur diberi beban, maka struktur tersebut (batang) akan mengalami
deformasi yaitu perubahan bentuk yang kecil, sehingga setiap titik2 pada struktur
akan berpindah ke posisi yang baru perpindahan akan terjadi pada umunya untuk
struktur kecuali pada tumpuan yang tidak dapat bergerak. Perpindahan merupakan
hal penting dalam analisa struktur.














Gambar L.1
Sebagai contoh diambil suatu
potongan elemen dari batang
stryktur rangka berbentuk lingkaran
panjangnya dx
Gaya2 yang bekerja adalah
NX = gaya axsial
Vy & Vz = gaya geser
My & Mz = momen lentur
T adalah forsi
Deformasi yang terjadi pada
penampung dx adalah deformasi
axial, geser lentur dan torsi seperti
diperlihatkan pada gambar (2).
Adapun material bahan yang
digunakan mengikuti Hukum Hooke
yang elastis linier.

Perpindahan (displacement) suatu struktur ditimbulkan oleh gabungan
pengaruh deformasi seluruh elemen. Dalam menentukan perpindahan suatu struktur
ASMAT I - 2
tidak semua jenis deformasi berpengaruh besar dan mungkin bias diabaikan.Pada
balok deformasi lentur biasanya merupakan satu-satunyayang terpentuing dai pada
deformasi axial yang biasanya diabaikan.
Untuk jenis struktur rangka batang, maka titik kumpul rangka dianggap
sebagai sendi dan semua beban bekerja pada titik kumpul, sehingga analisanya hanya
melibatkan deformasi axial batang. Jika terdapat beban di antara titik kumpul, maka
beban ini dipindahkan pada titik kumpul seperti analisa balok ber tumpuan
sederhana.
Pada portal bidang deformasi yangb berpengaruh adalah akibat lenturan dan
gaya axial. Pada balok silang deformasi lentur selalu penting dan deformasi punter
kadang kala turut diperhitungkan. Tergantung pada penampung yang digunakan, jika
penampung tersebut adalah berdendeng tipis seperti balok I, maka batang akan
sangat fleksibel terhadap punter dan tidak mengalami gaya punter yang besar.
Portal ruang merupakan jenis struktur rangka yang paling umum dlm
geometrid an pembebanannya. Oleh karena itu deformasi axial, lentur dan punter
mungkin seluruhnya perlu diperhitungkan tergantung jenis struktur dan bebannya.
Untuk deformasi geser pada struktur rangka biasanya sangat kecil, sehingga jarang
ditinjau dalam analisa.

I. 2. Aksi dan Perpindahan
Untuk menerangkan konsep dasar pada analisa struktur ada istilah yang akan
digunakan seperti AKSI dan PERPINDAHAN. AKSI atau gaya dapat berupa gaya
atau momen kopel ataupun gabungan keduanya. Selain Aksi luar pada struktur Aksi
dalam juga perlu ditinjau sebagai contoh adalah resultan distribusi tegangan akibat
momen lentur, gaya geser, gaya axial ataupun momen puntir.
Konsep dasar yang lain adalah perpindahan yang umunya berupa translasi atau rotasi
di titik struktur. Transaksi menun jukkan adanya pergerakan, sedangkan rotasi
menyatakan sudut perputaran antara garis singgung kurva elastis dengan posisi
semula.
ASMAT I - 3
Dalam analisa struktur kita sering dijumpai aksi dan perpindahan yang paling sesuai
dengan momen kopel ialah rotasi putaran sudut.


L/2 L/2
A1

A B D31
D11 D21
A2

A B D32
D12 D22

A B D33
D13 D23

gambar L.2


Contoh:
Notasi A dipakai untuk aksi gaya dan D
untuk perpindahan.

Pada gambar L2 terdapat aksi A1, A2 dan
A3
Perpindahan yang terjadi :
A1 D1 (translasi) D11 D21 D31
A2 D2 (translasi) D12 D22 D32
A3 D3 (rotasi) D13 D23 D33
Perhatikan subscript yang dipakai

Perpindahan balok atas seluruh beban
D1 = D11 + D12 + D13
D2 = D 21 + D22 + D23
D3 = D 31 + D32 + D33
Penjumlahan ini adalah prinsip superposisi
yang dibahas lebih lanjut.

I. 3. Keseimbanan dan Kesesuaian
Tujuan analisa struktur di antaranya adalah menentukan berbagai aksi pada struktur
seperti reaksi tumpuan dari resultan tegangan, momen lentur, geser dan sebagainya.
Penyelesaian ini harus memenuhi syarat keseimbangan statis begitu juga pada bagian
struktur yang dianalisa sebagai benda bebas free body.

ASMAT I - 4
Enam buah persamaan yang terdapat pada keseimbangan statis dalamnya dimensi
adalah:
Fx = 0 Fy = 0 Fz = 0 vektor gaya
Mx = 0 My = 0 Mz = 0 momen terhadap sumbu x, y, z
Persamaan ini dapat dideduksi, apabila digunakan pada permasalahan struktur dalam
1 bidang. Dengan menganggap gaya terletak pada bidang x y maka persamaan
menjadi Fx = 0 Fy = 0 Mz = 0
Selain keseimbangan statis maka seluruh syarat kesesuaian harus terpenuhi dalam
analisa struktur. Syarat ini juga disebut syarat geometris karena harus menyatakan
kontinuitas perpindahan di seluruh bagian struktur.
Sebagai contoh adalah titik tumpuan jepit, harus dipenuhi kesesuaian perpindahan
dengan kondisi tumpuan yaitu tidak terjadi tranlasi dan rotasi terhadap sumbu
batang. Pada sambungan yang kaku antara dua batang maka perpindahan yang
terjadi (tranlasi dan rotasi) harus sama bila ditinjau per batang secara terpisah.

I. 4. Ketidaktentuan Statis dan Kinematis
Ketidaktentuan suatu struktur tergantung pada yang ditinjau aksi atau perpindahan.
Ketidaktentuan menunjukkan kelebihan aksi yang tidak diketahui terhadap jumlah
persamaan keseimbangan statis.
Jika persamaan keseimbangan cukup untuk menentukan aksi maka struktur bersifat
statis tertentu. Sebaliknya bila tidak dapat diselesaikan dengan persamaan
keseimbangan maka struktur mempunyai sifat statis tak tentu.





Gambar L3


Ketidaktentuan statis berderajad 3 ada
6 reaksi yang harus dicari

ASMAT I - 5
Ketidaktentuan statis bisa dibedakan atas ketidaktentuan luar dan dalam. Bila
berhubungan dengan reaksi struktur maka termasuk pada ketidaktentuan statis luar.
Sebagai contoh adalah struktur ruang mempunyai 6 buah persamaan dan untuk
struktur bidang mempunyai 3 buah persamaan. Apabila lebih di jumlah persamaan
keseimbangan statis, maka disebut bersifat statis tak tentu luar.
Ketidaktentuan statis dalam berhubungan dengan perhitungan resultan tegangan
dalam struktur dengan anggapan semua reaksi telah ditentukan sebelumnya.








Gambar L4
Ketidaktentuan statis luar adalah
bersifat statis tertentu untuk
ketidaktentuan statis dalam berdenyut-
denyut karena 2j m = 3 yaitu 2 x 6
11 = 1. Ada dua batang yang
dipenggal artinya dengan melepas 2
gaya pada rangka batang, maka
struktur menjadi statis tertentu.

Jenis ketidaktentuan yang lain adalah ketidaktentuan kenematis yaitu yang
bertentangan dengan perpindahan titik kempul yang tidak diketahui. Pada struktur
rangka titik kempul dapat berupa perteman dua batang atau lebih, titik tumpuan dan
ujung bebas. Titik kumpul dapat mengalami transaksi atau rotasi.



A B
Gambar L5
Titik A terjepit tidak mengalami
perpindahan, sedangkan titik B
memiliki 2 perpindahan ber rotasi dan
bergeser.

ASMAT I - 6
Ketidaktentuan kenematis balok AB berderajat dua dan 2 perpindahan titik kempul
ini harus dihitung dalam analisa balok. Apabila deformasi axial balok diabaikan,
maka titik B hanya berrotasi, sehingga balok ini sebagai struktur dengan 1 derajat
ketidaktentuan kenematis.


D A

E B

F C

Gambar L6
Rangka batang statis tak tentu
berderajat 2 titik A, B, D dan E
mempunyai dua derajat kebebasan
masing-masing (translasi dalam 2 arah
tegak lurus). Titik c dan f masing-
masing adalah nol dan satu derajat
kebebasan. Jadi rangka batang
mempunyai 9 derajat kebebasan untuk
translasi titik kempul dan
ketidaktentuan kenematisnya
berderajat 9.

Untuk menentukan ketidaktentuan statis dan kenematis, maka ada aturan yang dapat
dipakai seperti.
I. Tentukan jumlah kelebihan gaya. Hitung jumlah pelepasan yang
diperlukan agar struktur menjadi statis tertentu.
II. Tentukan jumlah derajat kebebasan titik kempul. Hitung jumlah
pengembangan titik kempul yang diberikan agar struktur menjadi
kenematis tertentu tidak ada perpindahan titik kempul.


ASMAT I - 7
I. 5 Stabilitas
Pada pembahasan derajat kebebasan terlihat bahwa, apabila jumlah reaksi melebihi
jumlah persamaan, maka struktur bersifat statis taktentu luar. Dan jika jumlah ini
sama, maka struktur statis tertentu luar. Hal ini berlaku, bahwa struktur tidak akan
bergerak, apabila beban diberikan pada struktur tersebut.



Gambar L7
Pada contoh balok di atas 3 tumpuan
roller terdapat 3 reaksi yang sama
jumlahnya dengan persamaan
keseimbangan statis untuk gaya
perbidang.

Akan tetapi jelas bahwa balok akan bergerak ke kiri apabila beban dan yang mirin g
diberikan. Jenis struktur ini dikatakan bersifat tidak stabil.
Gambar L8 Struktur pada gambar L8 dikatakan
tidak stabil karena garis kerja gaya dan
tidak melalui 3 gaya reaksi yang
konkuren.

Jadi selain jumlah tumpuan struktur struktur yang cukup, maka tata letaknya harus
menjamin agar struktur tidak tidak dapat bergerak.

I. 6. Superposisi
Pada suatu struktur akan terdapat besaran aksi gaya dan perpindahan yang tertentu.
Aksi dan perpindahan ini menimbulkan aksi perpindahan lainnya pada struktur. Aksi
perpindahan semula merupakan penyebab, sedangkan yang terakhir adalah pengaruh.
Secara umum, nahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh sejumlah penyebab dapat
diperoleh dengan menggabungkan pengaruh setiap penyebabnya.

ASMAT I - 8

A2 Mb
A1
Ra Rb

A1 Mb

Ra D Rb


Mb

Ra D Rb

Gambar L9
Dari prinsip superposisi bahwa akibat
aksi dan perpibndahan A1 dan A2
dapat ditinjau secara terpisah.
RA = RA + RA
RB = RB + MB
MD = MB + MB
D = D + D

Prinsip superposisi ini hanya berlaku, apabila hubungan antara aksi dan perpindahan
pada struktur b ersifat linear. Hal ini terjadi apabila syarat-syarat b erikut terpenuhi:
(struktur elstis linear).
1. Bahan struktur mengikuti hokum Hooke
2. Perpindahan struktur kecil (small deflection)
3. Tidak ada interaksi antara pengaruh axial dan lentur.

I. 7. Matrik Kekakuan
Hubungan antara aksi dan perpindahan berperan penting dalam analisa struktur dan
digunakan dalam metode kekakuan. Untuk menyatakan hubungan aksi dan
perpindahan ialah dengan persamaan aksi dan perpindahan.

ASMAT I - 9
Sebagai contoh:

A

D
Gambar L10
Aksi A yang b ekerja pada balok me
nimbulkan perpindahan D. Hubungan A
dan D ini dapat dengan beban sebagai:
A = S D

Di mana S adalah kekakuan yang didefinisikan sebagai aksi yang dikukuhkan untuk
menimbulkan perpindahan satu unit. Satuannya adalah gaya persatuan panjang.
Untuk keadaan yang lebih umum :
A1 A2 A3
a)

b) D1 D2 D3
1
c) S31
S11 S21

d) 1
S12 S22 S32
e) S13 S23 S33
1

Gambar L11
a Dalam gambar diperlihatkan
perpindahan balok yang selaras
A1,A2 dan A3. Dari superposisi
didapatkan :
D1 = D11 + D12 + D13
D11 : perpindahan yang selaras A1
diakibatkan oleh A1
D12 : perpindahan yang selaras A1
diakibatkan oleh A2
D13 : perpindahan yang selaras A1
diakibatkan oleh A3
Analog untuk D2 dan D3
D11 : perpindahan yang selaras A2
diakibatkan oleh A2 dst.


Persamaan aksi:
A1 : S11 D1 + S12 D2 + S13 D3
A2 : S2 D1 + S22 D2 + S23 D3
A3 : S31 D1 + S32 D2 + S23 D3
ASMAT I - 10
Di mana:
S adalah koefisien kekakuan yang menyatakan aksi akibat perpindahan satu
satuan.
S11 : aksi yang selaras dengan A1 bila satu satuan perpindfahan D1 diberikan
sementara perpindahan yang lain = 0 dan seterusnya.

Arah setiap koefisien kekakuan yang diperlihatkan dianggap positif, apabila searah
dengan aksi yang selaras. Persamaan aksi untuk struktur dengan n buah aksi adalah:
A1 : S11 D1 + S12 D2 + S13 D3
A2 : S21 D1 + S22 D2 + S23 D3
- - -
An : Sn D1 + S31 D2 + S33 D3
Dalam balok matrik

[ ] [ ][ ] D S A atau
Dn
D
D
Snn Sn Sn
n S S S
n S S S
An
A
A
=

..
2
1
.. 2 1
.. .. .. ..
2 .. 22 21
1 .. 12 11
..
2
1

Dimana A = Matrik aksi berukuran n x 1
D = Matrik perpindahan berukuran n x 1
S = Matrik kekakuan berukuran n x n
Koefisien kekakuan Sij didefibnisikan sebagai aksi ke i akibat satu satuan
perpindahan ke- j sementara petrpindahan lainnya adalah nol.

I. 8. Beban Ekivalent
Analisa struktur mengharuskan struktur hanya memikul beban yang bekerja pada
titik kempul. Sebenarnya beban yang bekerja pada struktur tidak memenuhi syarat
tersebut. Agar supaya syarat terpenuhi beban pada batang harus diganti dengan
beban ekivalen pada titik kem pul. Beban ekivalen ini sedemikian rupa, sehingga
ASMAT I - 11
perpindahan struktur yang ditimbulkan sama dengan perpindahan akibat beban
sebenarnya. Beban ekivalen dapat dihitung berdasarkan gaya jepit ujung.
W M1 P1 P2


L L/2 L/2
1/12 WL
2

wL/2 P1
PL/8 PL/8
.5P1 .5P1
WL/2

WL/2+.5P1 .5P1+P2
1/12 WL
2

M1+1/12WL
2
-PL/8
Gambar L12
Titik kempul dikekang terhadap semua
perpindahan, sehingga menghasilkan 2
balok terjepit (gambar L12).

Di sini gaya ujung ditunjukkan sebagai
reaksi pengekangan pada struktur
terhekang. Jika reaksi pengekang ini
dibalik arahnya akan menjadi beban
yang ekivalen dengan beban yang
bekerja pada batang.

Beban titik kempul ini digabungkan,
sehingga dapat digunakan dalam analisa
struktur.

I. 9. Teori Energi
Pembahasan konsep energi ini terbatas pada struktur yang regan gan dan
perpindahannya kecil serta energinya tidak hilang selama proses pembebanan statis.
Dengan kata kain, kerja luar (external) dari beban yang diberikan secara perlahan-
lahan sama dengan energi yang disimpan dalam struktur.
Dari teori elastis, apabila ditinjau pada elemen yang sangat kecil akan terdapat
beberapa tegangan seperti pada gambar 17.




ASMAT I - 12

y
yx
yz xy dx
zy x
zx
z



Gambar L13
Terdapat 3 tegangan normal (x, y, z)
dan 6 tegangan geser (xy,xz dst nya).
xy = yx (a.)
yz = zy
zx = xz
Jadi hanya 6 komponen tegangan yang
perlu ditin jau untuk pegangan berlaku.
u,v,w adalah translasi dalam arah x,y,z.
x = du/ dx
y = dv/ dy (b.)
z = dw/ dz

Untuk regangan geser xy = yx = u/y + v/x
yz = zy = v/z + w/y (c.)
zx = xz = w/x + u/z

=

6
5
4
3
2
1

zx
yx
xy
z
y
x

6
5
4
3
2
1

zx
yz
xy
z
y
x

(d.)

Tegangan dan regangan pada sembarang titik untuk benda 3 dimensi
Dari diagram tegangan regangan untuk bahan linear. Energi regangan
didefinisikan sebagai integrasi kerja dalam dari tegangan selama pertambahan
regangan untuk pegangan total dan seluruh volume.
U =
2
1

=
5
1
. .
n
i
dV i i = dV
t
V
. . 2 / 1


ASMAT I - 13
Dimana :
t

transpose matirk kolom
n
s

jumlah komponen regangan
U Energi regangan

i

d

d i gambar L14

Energi regangan komplementer didefinisikan sebagai integrasi kerja dalam dari
regangan pertambahan tegangan untuk tegangan total dan seluruh volume.
U* =
2
1

=
5
1
. .
n
i
dV i i = dV
t
V
. . 2 / 1


Dimana :
t

transpose matirk kolom
Untuk kerja beban dapat dirumuskan sama seperti energi regangan.

Pj

dP

d j
Gambar L15

W =
2
1
=

=
5
1
. .
n
j
dV j Pj 1/2 A
t

D
W* =
2
1
=

=
5
1
. .
n
j
dV j Pj 1/2 D
t

A



Dari prinsip kekuatan energi, bahwa kerja beban W = energi pegangan U yang
disimpan dalam struktur, sehingga:
U = W = D
T
S.D
ASMAT I - 14
Teori costigliano I menyatakan bahwa jika energi regangan benda elastis
diunyatakan sebagai fungsi (himpunan) perpindahan, maka turunan parsial pertama
fungsi ini terhadap perpindahan sama dengan gaya aksi yang selaras.
Dj
U

n
k
Sjk
1
Dk = Aj ( j = 1, 2, ..n )
Persamaan ini menyatakan n (himpunan) syarat keseimbangan. Apab ila persamaan
ini diturunkan terhadap D
k
, maka akan diperoleh suku kekakuan umum Sjk
sebagai:
Dj
U

Dk Dj
U


=
Dk
Aj

= Sjk j = 1, 2, n
k = 1, 2, . N

Hubungan timbal balik (teorema Maxwell), jika untuk differensial dibalik, maka
hasilnya harus sama, sehingga: Sjk = Skj
Oleh karena itu semua pasangan kekakuan silang sama besar, sehingga matrik S
adalah simetris atau identik transposenya. S = S
T


1.10. Rangkuman
Bandungkan jenis2 struktur rangka seperti Rangka Batang , Balok
ataupun Portal. Perbedaan terletak pada gaya dalam dan deformasi
Dasar2 analisa struktur seperti deformasi, Aksi dan Perpindahan ,
derajat kebebasan , derajat ketidak tentuan statis atau kinematis ,
stabilitas, Superposisi , Kekakuan , beban ekivalent dan teori energi.



ASMAT I - 15

LAMPIRAN II
PERINTAH UNTUK CALCULATOR CFX 9850GB
Matrix calculations
26 matrix memories (Mat A Through Mat Z) plus a matrix answer memory
(MatAns), make it possible to perform the following matrix operations.
Addition, subtraction, multiplication
Scalar multiplication calculations
Determinant calculations
Matrix transposition
Matrix inversion
Matrix squaring
Raising a matrix to a specific power
Absolute value, integer part extraction, fractional part extraction, maximum
integer calculations
Matrix modification using matrix commands

LII-1 before performing matrix calculations
LII-2 matrix cell operations
LII-3 modifying matrices using matrix commands
LII-4 matrix calculations







ASMAT I - 16


LII-1 Before Performing Matrix Calaulations
In the Main Menu, select the MAT icon to enter the Matrix Mode and display its
initial screen.








{DEL}/{DEL.A} deletes {a specific matrix}/{all matrices}
The maximum number of rows that can be specifies for a matrix is 255, and the
maximum number of columns is 255.
About Matrix Answer Memory (MatAns)
The calculator automatically stores matrix Answer Memory. Note the
following points about Matrix Answer Memory. Whenever you perform
a matrix calculation, the current Matrix Answer Memory contents are
replaced by the new result. The previous contents are deleted and cannot
be recovered. Inputting values into a matrix does not affect Matrix
Answer Memory contents.
Creating a Matrix
To create a matrix, you must first define its dimensions (size) in the
MATRIX list. Then you can input values into the matrix to specify the
dimensions of a matrix

ASMAT I - 17
Example : To create a 2-row x 3-column matrix in the area named Mat B
Highlight Mat B.









All of the cells of a new matrix contain the value 0.
All Mem ERROR remains next to the matrix area name after you input the
dimensions, it means there is not enough free memory to create the matrix you
want.

ASMAT I - 18
Displayed cell values show positive integers up to six digits, and negative
integers up to tive digits (one digit used for the negative sign). Exponential
values are shown with up to two digits for the exponent. Fractional values are
not displayed.
You can see the entire value assigned to a cell by using the cursor keys to move
the highlighting to the cell whose value you want to view.
The amount of memory required for a matrix is ten bytes per cell. This means
that 3 x 3 matrix requires 90 bytes of memory ( 3 x 3 x 10 = 90 ).
Deleting Matrices
You can delete either a specific matrix or all matrices in memory.
To delete a specific matrix
While the matrix list on the display, use and to highlight the matrix
you want to delete.
Press {DEL}
Press {YES} to delete the matrix or {NO} to abort the operation
without deleting anything.
The indicator None replaces the dimensions of the matrix you delete.
To delete all matrices
While the matrix list is on the display, press {DEL A}.
Press {YES} to delete all matrices in memory or {NO} to abort the
operation without deleting anything.
The indicator None is shown for all the matrices.







ASMAT I - 19
LII 2 Matrix Cell Operations

Use the following procedure to prepare a matrix for a cell operations.
While the MATRIX list on the display, use to highlight the name
of the matrix you want to use.
And the function menu with the following items appears.
{R.OP} {row calculation menu}
{ROW}/{COL} {row}/{column} operation menu
Row Calculations
The following menu appears whenever you {R . OP} while a
recalled matrix is on the display.
{Swap} {Row Swap}
{xRw} {Product of specific row and scalar}
{xRw+} {Addition of one and the product of a specific row with a
scalar}
{Rw+} {Addition of specific row to another row}
To swap two rows
Example : To swap rows 2 and 3 of the following matrix :











ASMAT I - 20
To calculate the product of a row :

Example : to calculate the product of row 2 of the following matrix
and the scalar 4 :









To calculate the product of a row and add the result to another row
Example : to calculate the product of row 2 of the following matrix and the
scalar 4, then add the result to row 3 :












ASMAT I - 21
To add two rows together
Example : to add row 2 to row 3 of the following matrix :









Row Operations
The following menu appears whenever you {ROW} while a
recalled matrix is on the display.
{DEL} {delete row}
{INS} {insert row}
{ADD} {add row}

To delete a row
Example : to delete row 2 of the following matrix :








ASMAT I - 22
To insert a row
Example : To Insert a new row between rows 1 and 2 of the following matrix
:







To add a row
Example : to add a new below row 3 of the following matrix :






Column Operations
The following menu appears whenever you (COL) while a recalled matrix
is on the display.
{DEL} {delete column}
{INS} {insert column}
{ADD} {add column}

To delete a column
Example : to delete column 2 of the following matrix :
ASMAT I - 23









To Insert A Column
Example : to insert a new column between column 1 and 2 of the following
matrix :










To Add A Column
Example : to add a new column to the right of column 2 of the following
matrix :

ASMAT I - 24










LIII 3 Modifying Matrices Using Matrix Commands

To Display The Matrix Commands
1. From the main menu, select the RUN icon and



The following describes only the matrix command menu items that are used for
creating matrices and inputing matrix data.

{Mat} {Mat command (matrix specification)}
{ML} {MatList command (assign contents of selected column
to list file)}
{Aug} {Augment command (link two matrices)}
{Iden} {identify command (identify matrix input)}
{Dim} {Dim command (dimension check)}
{Fill} {Fill command (identical cell value)}

ASMAT I - 25

Matrix Data Input Format
The following showns the format you should use when inputing data to create a
matrix using the matrix operation menus Mat command.

















an error occurs if memory becomes full as you are inputing data.
You can also use the above format inside a program that inputs matrix data.

To Input An Identify Matrix
Use the matrix operation menus identify to create an identify
matrix.

ASMAT I - 26





To Check The Dimensions Of A Matrix
Use the matrix operation menus Dim to check the
dimensions of an existing matrix.








The display showns that matrix A consists of two rows and three columns.
You can also use {Dim} to specify the dimensions of the matrix.





Modifying Matrices Using Matrix Commands
You can also use matrix commands to assign values to and recall values from an
existing matrix, to fill in all cells of an existing matrix with the same value, to
combine two matrices into a single matrix, and to assign the contents of a matrix
column to a list file.
ASMAT I - 27
To Assign Values To And Recall Values From An Existing Matrix
Use the following format with the matrix operation menus Mat
to specify a cell for value assignment anf recall.

Mat X [m, n]
X matrix name (A through Z, or Ans)
m ... row number
n . Column number












To Fill A Matrix With Identical Values And To Combine Two Matrices Into A
Single Matrix
Use the matrix operation menus fill to fill all the cells of an
existing matrix with an identical value, or the Augment to
combine two existing matrices into a single matrix.




ASMAT I - 28






The two matrices you combine must have the same number of rows. An error
occurs if you try to combine two matrices that have different numbers of
rows.
To Assign The Contents Of A Matrix Column To A List File
Use the following format with the matrix operation menus MatList
command (F2) to specify a column and a list file.

Mat List (Mat X, m) List n
X = matrix name (A through Z , or Ans)
m = column number
n = list number








You can use matrix answer memory to assign the results of the above
matrix input and edit operations to a matrix variable. To do so, use the
following syntax.

ASMAT I - 29
Fill (n, Mat ) Mat
Augment (Mat , Mat ) Mat
In the above, , , and are any variable names A through Z, and n is
any value.
The above does not affect the contents of Matrix Answer Memory.


LIV - Matrix calculations
Use the matrix command menu to perform matrix calculation operations.
To Display The Matrix Commands
1. Fro the main menu, select the RUN icon and press ( EXE )
2. Press ( OPTN ) to display the option menu
3. Press ( F2 ) ( MAT ) to display the matrix command menu.
The following describe only the matrix commands that are used for matrix
arithmetic operations.
{Mat} {Mat command (matrix specification)}
{Det} {Det command (determinant command)}
{Trn} {Trn comman (identity matrix input)}
{Iden} {Identity command (identity matrix input)}

All of the following examples assume that matrix data is already stored in memory.








ASMAT I - 30

















ASMAT I - 31

The two matrices must have the same dimensions in order to be added or
subtracted. An error occurs if you try to add or subtract matrices of different
dimensions.
For multiplication, the number of columns in matrix 1 must match the
number of rows in matrix 2. Otherwise, an error occurs.
You can use an identity matrix in place of matrix 1 or matrix 2 in the matrix
arithmetic format. Use the matrix command menus identity command ( F1 )
to input the identity matrix.


ASMAT I - 32








































ASMAT I - 33
LII 4 Matrix Calculations































ASMAT I - 34
































ASMAT I - 35
































ASMAT I - 36









Determinants and inverse matrices are calculated using the elimination
method, so errors (such as dropped digits) may be generated
Matrix operations are performed individually on each cell, so calculations
may require considerable time to complete.
The calculation precision of displayed results for matrix calculations is +/- 1
at the last siginificant digit.
If a matrix calculations result is too large to fit into matrix answer memory,
an error occurs.
You can use the following operatin to transfer matrix answer memory
contents to another matrix (or when matrix answer memory contains a
determinant to a variable)
MatAns Mat
In the above, is any variable name A through Z. the above does not
affect the contents of matrix answer memory.

Anda mungkin juga menyukai