Anda di halaman 1dari 4

Kata polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia, Berzelius pada tahun 1833.

Sepanjang tahun 1839 dilaporkan mengenai polimerisasi stirena, dan selama 1860-an dipublikasikan sintesis poli (eltilena glikol) dan poli (etilena suksinat) bahkan dengan struktur-struktur yang tepat. Bahan plastik buatan pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, dan saat ini di awal abad ke-21 jenis bahan ini telah ada disekeliling kita dalam bentuk dan kegunaan yang sangat beragam. Cellulose nitrate merupakan salah satu jenis bahan plastik yang pertama dikembangkan. Bahan ini ditemukan oleh Alexander Parkes dipertengahan abad ke-19 dan pertama kali dipamerkan pada suatu Pameran Akbar di London tahun 1862 dalam bentuk sol sepatu dan bola-bola biliard. Pada tahun 1869 John Wesley Hyatt mengembangkan bahan Cellulose nitrate ini lebih lanjut dengan cara mencampurkannya dengan camphor menjadi bahan baru yang kemudian diberi nama Celluloid. Bahan ini menjadi sangat populer digunakan pada produk-produk sisir rambut, kancing pakaian dan gagang pisau. Pada era awal ini, bahan-bahan polimer baru dikembangkan melalui proses modifikasi kimiawi dari bahan polimer alami, dimana bahan rayon (di kenal juga sebagai sutera buatan) merupakan contoh yang paling terkenal. Bahan rayon yang tergolong sebagai bahan semi-sintetik ini dibuat dari bahan dasar selulosa yang dimodifikasi secara kimiawi dan hingga saat ini masih digunakan pada produkproduk karpet, pakaian dan dapat pula diproses menjadi lembaran yang tansparan (cellophane). Salah satu bahan sintetik yang pertama kali dikembangkan adalah Bakelite, yang ditemukan pada tahun 1909 oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekelanddan, dan dikenal komersial sebagai bakelit.Bakelite adalah bahan yang saat ini popular dengan nama Phenol formaldehyde, dibuat dari phenol dan formaldehyde yang menghasilkan bahan polimer dengan sifat-sifat keras, ringan, kuat, tahan panas, dapat dicetak dan merupakan isolator listrik yang sangat baik, dan karenanya bahan ini banyak dipakai dalam berbagai aplikasi di industri listrik. Bahan plastik terus mengalami perkembangan sepanjang tahun 1920-an dan 1930-an.

Polimer, sebenarnya sudah ada dan digunakan manusia sejak berabad abad yang lalu. Polimer - polimer yang sudah digunakan itu adalah jenis polimer alam seperti selulosa, pati, protein, wol, dan karet. Istilah polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan dari Swedia, Berzelius (1833). Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit - unit berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly, yang berarti banyak dan mer, yang berarti bagian. Sedangkan industri polimer (polimer sintesis) baru dikembangkan beberapa puluh tahun terakhir ini. Berkembangnya industri polimer ini diawali ketika Charles Goodyear dari Amerika Serikat berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu berbagai modifikasi polimer pun mulai berkembang seperti: Pada tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan asam nitrat Pada tahun 1907 Ditemukan damar fenolik Pada tahun 1930 Ditemukan Poli fenol etena atau Polistirena Pada tahun 1933 Ditemukan Polietena atau Polietilena di laboratorium ICI di Winnington, Chesire Biokimia diawali dengan studi zat yang diambil dari tanaman dan hewan. Pada sekitar tahun 1800 banyak zat demikian diketahui, dan kimia baru mulai membantu fisiologi dalam memahami fungsi biologis. Sifat prinsip kategori kimia makanan protein, lemak dan karbohidrat mulai dipelajari pada paruh pertama abad 19. Pada akhir abad ini, peran enzim

sebagai katalis organik ditemukan, dan asam amino dinilai sebagai penyusun protein. Kimiawan cerdas dari Jerman, Emil Fischer menemukan sifat dan struktur dari banyak karbohidrat dan protein. Pengumuman ditemukannya vitamin tahun 1912 secara independen oleh biokimiawan Amerika kelahiran Polandia, Casimir Funk, dan biokimiawan Inggris, Frederick Hopkins, memulai revolusi biokimia dan nutrisi manusia. Secara bertahap, detail dari metabolisme perantara cara dimana tubuh menggunakan zat nutrisi untuk energi, pertumbuhan dan perbaikan jaringan dijelajahi. Mungkin contoh yang paling mengesankan adalah karya biokimiawan Inggris kelahiran Jerman, Hans Krebs, yang menemukan siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs, tahun 1930an.

Emil Fischer, penemu banyak struktur dan sifat karbohidrat dan protein Namun penemuan biokimia abad ke-20 yang paling dramatis adalah pengungkapan struktur DNA (asam deoksiribo nukleat) oleh genetikawan Amerika, James Watson, dan biofisikawan Inggris, Francis Crick tahun 1953. Pengetahuan baru mengenai molekul heliks ganda yang memuat sandi genetik memberi mata rantai dasar bagi kimia dan biologi, sebuah jembatan yang terus dipadati lalu lintas pengetahuan. Huruf-huruf individual yang menyusun sandi empat nukleotida bernama adenin, guanin, sitosin dan timin ditemukan satu abad lalu, namun hanya pada mendekati abad ke-20 bisa diungkapkan urutan huruf ini ada pada gen yang menyusun DNA secara tepat. Bulan Juni 2000, wakil dari Proyek Genom Manusia yang didanai pemerintah Amerika Serikat dan Celera Genomics, sebuah perusahaan swasta di Rockville, Md., secara serentak mengumumkan pemecahan sandi yang hampir lengkap secara independen atas lebih dari tiga miliar nukleotida di genom manusia. Namun, kedua kelompok ini menekankan kalau pencapaian monumental ini dalam sudut pandang yang lebih luas hanyalah akhir dari balapan menuju garis start. DNA tentu saja merupakan makromolekul. Dan pemahaman kategori penting senyawa kimia ini di prakondisikan oleh peristiwa-peristiwa barusan. Pati, selulosa, protein, dan karet adalah contoh makromolekul lainnya, atau polimer yang sangat besar. Kata polimer (berarti bagian ganda) diberikan oleh Berzelius tahun 1830, namun pada abad ke-19 hanya diterapkan pada kasus khusus seperti etilen (C2H4) versus butilen (C4H8). Hanya di tahun 1920an kimiawan Jerman, Hermann Staudinger, menekankan dengan pasti kalau karet dan karbohidrat kompleks tersebut adalah molekul raksasa. Ia memberi nama makromolekul, dengan melihat

polimer sebagai satuan-satuan yang serupa dihubungkan kepala ke ekor oleh ratusan bagian dan diikat dengan ikatan kimia biasa.

Hermann Staudinger, menemukan kalau karet dan karbohidrat adalah makromolekul Karya empiris pada polimer telah lama dilakukan sebelum kontribusi Staudinger. Nitroselulosa dipakai dalam produksi bubuk mesiu tanpa bau, dan campuran nitroselulosa dengan senyawa organik lainnya membawa pada penggunaan komersial pertama: collodion, xylonite dan seluloid. Seluloid sendiri adalah jenis plastik paling awal. Plastik sintetik total pertama dipatenkan oleh Leo Baekeland tahun 1909 dan dinamakan Bakelit. Banyak jenis plastik baru muncul tahun 1920an, 30an dan 40an, termasuk versi polimerisasi dari asam akrilik (sejenis asam karboksilat), vinil klorida, stiren, etilen dan banyak lagi. Nilon penemuan Wallace Carother menarik banyak perhatian di masa Perang Dunia II berlangsung. Usaha besar juga diberikan pada pengembangan pengganti karet yang saat itu merupakan sumber daya alam yang langka karena pasokan yang kecil saat Perang berlangsung. Pada masa Perang Dunia I, para Kimiawan Jerman memiliki bahan pengganti, walaupun jauh dari memuaskan. Pengganti karet pertama yang sangat memuaskan dihasilkan awal 1930an dan menjadi sangat penting di masa Perang Dunia II. Selama masa antar perang, peran Jerman sebagai pemimpin perkembangan kimia bergeser. Hal ini terutama akibat perang 1914-18 yang membuat negara sekutu mulai berhati-hati dalam membangun kerja sama untuk mencegah ketergantungan mereka pada industri kimia Jerman. Pewarna, obat, pupuk, bahan peledak, fotokimia, kimia makanan (seperti bahan kimia untuk penyedap makanan, pewarna makanan dan pengawetan makanan), kimia berat, dan material strategis dari aneka jenis dipasok secara internasional sebelum perang sebagian besar oleh perusahaan kimia jerman, dan, saat pasokan bahan vital ini terpotong tahun 1914, negara sekutu harus berusaha mencari penggantinya. Salah satu contoh mengesankan adalah kemunculan gas klorin dan racun lainnya, di awali tahun 1915, sebagai senjata kimia. Setelah perang selesai, kimia dipelajari dengan penuh semangat di Inggris, Perancis dan Amerika Serikat, dan tahun-tahun antar perang menjadi tahun dimana Amerika Serikat bangkit menjadi kekuatan dunia dalam sains, terutama kimia. Semua ini menjelaskan mengapa Perang Dunia I sering disebut Perang kimiawan, sementara Perang Dunia II disebut perang fisikawan, karena penggunaan radar dan senjata nuklir.

Namun kimia adalah partner baik fisika dalam pengembangan sains dan teknologi nuklir. Sintesis unsur transuranium (nomer atom lebih besar dari 92) adalah konsekuensi langsung dari penelitian yang membawa pada Proyek Manhattan dalam Perang Dunia II. Ini semua adalah kejayaan dekan kimiawan Nuklir Amerika, Glenn Seaborg, penemu ataupun anggota tim penemu dari 10 unsur transuranium. Tahun 1997, unsur 106 diberi nama seaborgium untuk menghormatinya.

Glenn Seaborg, penemu 10 unsur transuranium

Anda mungkin juga menyukai