Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Senyawa Nitrogenosa Non
Metabolisme Dan Tinjauan Klinis Senyawa Nitrogenosa Non
OLEH:
KELOMPOK 1
NOER FAUZIAH RAHMAN
70100110081
NURUL MUKHLISA
70100110093
RIFQIYATI SAM
70100110101
SITI RUKMANA
70100110107
70100110119
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah yang telah memberikan nikmat kesehatan,
kesempatan, serta nikmat rezeki sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Metabolisme dan Tinjauan Klinis Senyawa Nitrogenosa NonProtein.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak menerima sumbangsih,
baik materi maupun non-materi dari berbagai pihak guna merampungkan makalah
ini.
Dengan
selesainya
penyusunan
makalah
ini,
tak
lupa
penulis
Samata-Gowa
November 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok bahan kimia ini mengacu kepada senyawa berberat molekul
rendah yang mengandung nitrogen dan dibedakan dari protein. Nitrogen
nonprotein (NNP) mencangkup urea, kreatinin, asam urat, ammonia dan asam
amino. Senyawa-senyawa ini adalah produk sampingan dari metabolisme protein
atau asam nukleat. Senyawa ini terdapat dalam konsentrasi miligram/desiliter
(mg/dL) atau kurang karena cepat dikeluarkan melalui urin. Dahulu, sebelum
tersedianya analisis spesifik-enzim, pengukuran NNP digunakan sebagai indeks
fungsi ginjal. Namun dengan tersedianya pemeriksaan modern untuk masingmasing senyawa tidak lagi diperlukan penentuan NNP.
1. Urea
Ureum adalah suatu molekul kecil yang mudah mendifusi ke dalam
cairan ekstrasel, tetapi akhirnya dipekatkan dalam urin dan diekskresi. Jika
keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap ekskresi ureum kira-kira
25mg per hari , ureum merupakan produk akhir dari metabolism nitrogen
yang penting pada manusia, yang disintesa dari ammonia, karbon dioksida
dan nitrogen amida aspatat.
Metabolisme
Dibanyak jaringan tubuh, terjadi pertukaran gugus amino antara
asam-asam amino yang dikatalisis oleh aminotransferase. Selain itu.
Dalam transferase dan daur-ulang asam-asam amino, gugus amino
dikeluarkan dari asam amino. Gugus amino yang dibebaskan diubah
menjadi ammonia yang mengalir ke hati dimana gugus tersebut
digabungkan ke urea dalam suatu jalur metabolic yang disebut daur urea.
Urea adalah molekul kecil dengan struktur kimiawi sebagai berikut:
Urea berdifusi bebas masuk ke cairan intrasel dan ekstrasel. Zat ini
dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan Nitrogen
yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam
darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea.
Pengukuran
Metode kimiawi untuk menentukan urea umumnya telah diganti
dengan metode enzimatik yang memanfaatkan urease sehingga sangat
spesifik untuk urea. Di Amerika Serikat, berdasarkan perjanjian
pemeriksaan urea dikalibrasi dan angka-angkanya dinyatakan sebagai
kandungan nitrogen molekul, yang juga disebut nitrogen urea darah
(BUD), konsentrasi BUN serum normal adalah sekitar 5-20 mg/dL. Di
Negara-negara lain, nilai dinyatakan sebagai berat total urea dan bukan
kandungan nitrogen. Nitrogen menyumbang 28/60 dari berat total urea;
konsentasi urea dapat dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN
dengan 60/28, atau 2,14.
Pertimbangan klinis
Nitrogen urea darah berasal dari penguraian protein, terutama
protein yang berasal dari makanan. Laki-laki memperlihatkan angka ratarata yang sedikit lebih tinggi daripada perempuan. Pada orang sehat yang
makanannya sering mengandung banyak protein, nitrogen urea darah
biasanya berada di batas atas rentang normal. Kadar BUN yang sangat
rendah
umumnya
tidak
dianggap
abnormal.
Hal
ini
mungkin
dalam
saluran
cerna
disertai
pencernaan
hemoglobin
dan
obstruksi leher kandung kemih atau uertra oleh prostat., batu tumor
peradangan.
2. Kreatinin
Metabolisme
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme keratin. Keratin
sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlibat dalam
penyimpanan energi sebagai keratin fospat (CP). Dalam sinteris ATP dari
ADP, kreatinin fospat diubah menjadi keratin dengan katalisasi enzim
keratin kinase (CK).
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga
dihasilkan CP. Dalam prosesnya, sejumlah kecil keratin diubah secara
ireversibel menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal.
Jumlah kreatinin yang dihasilkan, oleh seseorang setara dengan massa otot
rangka yang dimilikinya. Nilai rujukan untuk kreatinin adalah 0,6 1,3
mg/dL untuk laki-laki dan 0,5 1 mg/dL untuk perempuan.
Pembentukan
kreatinin
harian
umumnya
tetap,
dengan
urin pada ekskresi kreatinin jauh lebih kecil dibandingkan pada urea
karena perubahan temporer dalam aliran darah dan aktivitas glomerulus
dikompensasi oleh peningkatan sekresi kreatinin oleh tubulus ke dalam
urin. Konsentrasi kreatinin darah dan ekskresinya melalui urin per hari
tidak banyak berfluktuasi. Dengan demikian, pengukuran serial ekskresi
kreatinin, bermanfaat untuk menentukan apakah spesimen urin 24-jam
untuk analisis lain (misal, steroid), telah seluruhnya dikumpulkan dengan
akurat.
Pertimbangan klinis
Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun. Apabila
penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan
dengan penurunan massa otot, konsentrasi kreatinin dalam serum mungkin
stabil, tapi angka ekskresi (atau bersihan) 24-jam akan lebih rendah
daripada normal. Pola ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami
penuaan. Dengan demikian, indeks fungsi ginjal yang lebih baik adalah
bersihan kreatinin, yang memperhitungakn kreatinin serum dan jumlah
yang diekskresikan per hari.
Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan BUN dan kreatinin
hamper selalu disatukan (dengan darah yang sama). Rasio BUN (yang
dinyatakan sebagai mg nitrogen urea/dL) terhadap kreatinin (yang
dinyatakan sebagai mg kreatinin/dL) merupakan suatu indeks yang baik
untuk membedakan antara berbagai kemungkinan penyebab uremia. Rasio
BUN/kreatinin biasanya berada dalam rentang12-20.
Metabolisme
Pada manusia, asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin.
Purin (adenin dan guanin) merupakan konstituen asam nukleat.di dalam
tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan
sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada
asupan purin tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial.
Asam urat disintesis terutama di dalam hati, dalam suatu reaksi yang
urat,
demikian
seterusnya,
dalam
suatu
siklus
yang
ini perlu dilakukan tindakan khusus untuk mencegah gagal ginjal akibat
pengendapan urat di ginjal. Gagal ginjal tentu saja menyebabkan asam urat
dan juga urea dan kreatinin terakumulasi. Diuretik tiazid dan aspirin dosis
rendah menurunkan ekskresi urat. Alopurinol, probenesid, kortikosteroid,
dan aspirin dosis besar meningkatkan ekskresi urat.
Walaupun gejala-gejala gout terjadi saat kadar urat darah tinggi,
banyak orang dengan hiperurisemia tidak memperlihatkan gejala gout atau
saluran kemih, yang mengisyaratkan bahwa pengendapan urat mungkin
dipengaruhi oleh banyak faktor. Gout primer terjadi akibat pembentukan
berlebih asam urat atau gangguan ekskresi tubulus ginjal. Gout sekunder
terjadi akibat pembentukan urat yang berlebihan setelah perputaran massif
asam nukleat atau akibat gangguan ginjal didapat yang menurunkan
ekskresi urat. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi kadar urat serum
diperlihatkan pada tabel berikut:
Pengobatan
Pembentukan asam urat dapat dikurangi dengan pemberian obat,
allopurinol, yang menghambat aktivitas xantin oksidase, sehingga kadar
urat serum menurun tanpa menyebabkan beban ekskresi pada ginjal. Obatobat urikosurik (probenesid dan sulfinpirazon) menurunkan urat serum
dengan
meningkatkan
kandungan
urat
dalam
urin,
yang
dapat
Akibatnya,
volume
plasma
meningkat,
menyebabkan
metabolism
ammonia
juga
berkurang.
Sewaktu
cepat masuk kesirkulasi porta dan secara normal diubah menjadi urea.
Pada gagal hati atau bila terjadi perubahan sirkulasi untuk mengakomodasi
peningkatan tekanan akibat sirosis berupa pengalihan darah porta ke
pembuluh-pembuluh kolateral, terjadi penyimpangan sirkulasi normal
melalui lobules hati tempat ammonia dan zat lain dibersihkan leh
hepatosit. Karenya kadar ammonia sistemik meningkat dan kadar urea
turun. Masalah klinis ini paling baik diatasi dengan mengurangi protein
dalam saluran cerna dan mengeliminasi bakteri kolon dengan penggunaan
antibiotic (yang tidak dapat diserap) yang diberikan peroral atau rectum
untuk mengurangi pembentukan ammonia di saluran cerna. Pengbatan lain
adalah dengan memberikan gula laktulosa, yang tidak dimetabolisme oleh
usus manusia, tetapi dimetabolisme oleh bakteri di usus bagian bawah.
Kerja bakteri ini menyebabkan ammonia terikat ke laktulosa sehingga
beban ammonia keseluruhan berkurang. Pemantauan keberhasilan
tindakan-tindakan ini dilakukan dengan mengukur kadar ammonia plasma.
Spesimen darah harus diambil secara sangat hati-hati dan
dimasukkan ke dalam wadah berheparin serta dijaga tetap dingin untuk
mencegah pembentukan spontan ammonia di dalam specimen itu sendiri.
Pemeriksaan
ammonia
serial
sering
berguna
untuk
mengikuti
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jika keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap ekskresi ureum kirakira 25mg per hari
Rasio BUN/kreatinin biasanya berada dalam rentang12-20.
Kadar BUN turun pada penyakit hati yang berat, terutama karena
penurunan kapasitas hati membentuk urea dari ammonia
Amonia biasanya diukur dengan reaksi enzimatik menggunakan glutamat
dehidrogenase, yang mengkatalisis reaksi -ketoglutarat dan amonia untuk
membentuk glutamat, dengan oksidasi NADP menjadi NADPH sebagai
indikator (penurunan absorbansi pada 340 nm).
Asam urat disintesis terutama di dalam hati, dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh enzim xantin oksidase
DAFTAR PUSTAKA