Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sehat itu mahal harganya, apabila tubuh kita ini sehat maka kehidupan kita disadari atau tidak insyaallah senantiasa merasa tenang, senang, lapang dan beraktifitas dengan maksimal. Akan tetapi sebaliknya bila tubuh kita tidak sehat dapat dipastikan kegiatan akan terhambat, tidak bersemangat, mudah sekali emosi atau tersinggung sehingga hari-hari akan kita lalui dengan suram. Saat ini, di negara maju telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit non infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah terbebas dari masalah penyakit khususnya penyakit menular karena penyakit akut yang timbul sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular. Namun, sebelum membahas penyakit menular dan penyakit tidak menular hal yang paling untuk diketahui adalah konsep sehat dan konsep sakit itu sendiri atau dapat dikatakan awal suatu penyakit. Konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batasbatas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Konsep sakit merupakan proses yang dinamis dan bersifat relatif. Misalnya hari ini sehat, mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal. Kualitas penduduk, secara fisik khususnya, dapat dilihat dari derajat kesehatan secara keseluruhan. Indikator utama yang dipakai untuk

melihat derajat kesehatan adalah angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain derajat kesehatan, aspek penting lain dari kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain dapat diukur dari angka kesakitan (tingkat morbiditas) penduduk. Kesehatan penduduk pada suatu waktu dapat dilihat dari angka kesakitan (tingkat morbiditas) penduduk. Angka Kesakitan dapat menggambarkan tingkat kesehatan penduduk pada umumnya. Dalam kaitan dengan tingkat kesejahteraan, status kesehatan berkaitan erat dengan produktivitas seseorang. 1

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Morbiditas? 2. Apa manfaat dari Morbiditas?

3. Bagaimana cara mengukur angka morbiditas di suatu daerah? 4. Bagaimana pandangan Islam tentang morbiditas?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Morbiditas. 2. Untuk mengetahui manfaat morbiditas. 3. Untuk mengetahui cara mengukur angka morbiditas di suatu daerah. 4. Untuk mengetahui pandangan islam tentang morbiditas.

D. Manfaat 1. Dapat mengetahui hal-hal tentang morbiditas secara umum. 2. Sebagai bahan dalam memenuhi tugas dari dosen.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Morbiditas Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas atau Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan, atau hal lain yang menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh penduduk adalah panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit gigi. Orang yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya. Pada pengobatan dan epidemiologi, kata morbiditas dapat merujuk kepada: pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat), derajat kerasnya penyakit, meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi, insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi. Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan). Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal MORBIDITAS. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.

B. Manfaat Morbiditas Morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang

kesehatan,yang bertujuan agar semua lapisan masyarakaat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah, dan merata. Melalui upaya tersebut,diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masarakat yang lebih baik. Semakin banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan dari masyarakat bersangkutan. Morbiditas dapat digunakan untuk : a. menggambarkan keadaan kesehatan secara umum b. mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit c. mengetahui keadaan sanitasi lingkungan d. memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan

C. Angka Morbiditas Secara umum, untuk menghitung Angka Morbiditas disuatu daerah digunakan rumus sebagai berikut:

AM =

X 100

Keterangan : AM : Angka Morbiditas JPKK : Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan terganggunya aktivitas JP : Jumlah Penduduk

Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi. a. INSIDENSI Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang: Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk ). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1). Incidence Rate Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit. Rumus incidence rate=jumlah penderita baru : jumlah penduduk yg mungkin terkena penyakit x K K = Konstanta ( 100%, 1000 ) Manfaat Incidence Rate adalah : - Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi - Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan.

2). Insidens kumulatif (Incidence Risk) Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu. Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit Denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak lanjut) Subyek bebas dari penyakit pada awal studi Subyek potensial untuk sakit Sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan. Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu Merujuk pada individu Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik Incidence risk=jml kasus insidens selama periode waktu tertentu : jml orang yg berisiko pada permulaan waktu 3). Attack Rate Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah : Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut. Rumus : Attack Rate=jml penderita baru dlm satu saat : jml penduduk yg mungkin terkena penyakittersebut pada saat yg samax X K 4). Secondary Attack Rate Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ). Rumus SAR=jml penderita baru pd serangan kedua : jml pendudukpenduduk yg terkena serangan pertama x K 6

b. PREVALENSI Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Prevalens tergantung pada 2 faktor : Berapa banyak orang jumlah orang yang telah sakit Durasi/lamanya penyakit Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : 1). Period Prevalen Rate Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus Periode Prevalen Rate=jml penderita lama & baru : jml penduduk pertengahan x XK 2). Point Prevalen Rate Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus Point Prevalen Rate=jml penderita lama & baru saat itu : jml penduduk saat itu x XK

D. Pandangan Islam Tentang Morbiditas Terdapat dalam QS. As-Sajdah : 21 yaitu: Artinya: Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang kecil (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudahmudahan mereka kembali (kejalan yang benar). QS: As-Sajdah 32 : 21 Disebutkan azab yang kecil didunia berarti sesuatu yang berhubungan dengan azab pastilah amat tidak mengenakkan. Apa saja yang tidak mengenakkan buat kita didunia ini? Pastinya adalah musibah, tabrakan, kecurian, kerampokan, kena tipu, diejek dan dihina dan banyak lagi termasuk didalamnya adalah terkena suatu penyakit. Ayat yang tersebut diatas lebih memperjelas lagi keinginan Allah SWT menurunkan suatu musibah semata-mata karena Allah SWT sayang kepada kita. Kita diingatkan dengan sakit agar kita segera sadar dan segera kembali kejalan yang benar, jalan Allah SWT yang sesuai dengan Al-Quran dan itu semua dimata Allah SWT hanya azab yang kecil saja.Apakah kita pernah berpikir lebih jauh apa yang dimaksudkan Allah SWT dengan sebelum azab yang lebih besar (di akhirat)? Ini bisa berarti bahwa azab/siksa yang mendera kita di akhirat kelak berhubungan dengan sakit yang kita derita didunia. Bahwa sakit pusing yang mendera kepala kita sekarang adalah perwujudan siksa Allah besok diakhirat dimana kepala kita akan dipukul dan atau ditusuk dengan besi panas. Bahwa sakit perut kita sekarang adalah kelak diakherat kita akan diberi minum timah panas yang mendidihnaudzubillahimindzalik!!Siksa Allah amatlah pedih. Kita tidak akan pernah bisa membayangkan seberapa pedih dan sakitnya siksa itu kelak mendera kita. Kalau sekarang saja dengan kondisi fisik kita yang lemah karena suatu penyakit kita sudah merasakan sakit yang teramat sangat bagaimana kelak diakherat.???? Astaghfirullah. naudzubillahimindzalik.

Marilah kita bersama-sama segera kembali kejalanNya, mari bersama-sama kita saling berlomba dalam kebaikan dan saling mengingatkan bila ada saudara kita yang lupa. Semoga ini bisa menjadi bahan renungan buat kita semua dan kami khususnya dan bisa bermanfaat. Kita pahami bahwa sesuatu musibah,sakit dan lain lain adalah karena ulah kita sendiri. jadi ada dalilnya.itu bukan mengada ada Ada kata-kata ustad yang selalu sy ingat dan menumbuhkan bisa semangat berjuang (untuk meraih kesembuhan) pesan bahwa : Karunia Allah itu langsung datangnya, begitu kita mohon ampun dan segera memperbaiki perilaku kita - langsung akan terlihat perbaikan pada kesehatan kita, Karena Allah maha pengasih dan penyayang kepada hambanya. Bahkan untuk beberapa penyakit (yang belum timbul kerusakan organ) kesembuhan itu terjadi dalam hitungan menit subhanalloh tanpa kita sadari tingkah laku/sikap kita yang kadang emosi, suka marah, gampang tersinggung, dendam, dan sebagainya membawa penyakit ke diri kita sendiri, disamping disebabkan oleh makanan atau faktor lain. Menjaga mulut agar tidak berkata-kata pedas atau menyakiti orang lain, melupakan dendam dan memaafkan orang yang berbuat salah/mendzolimi kita memang sulit. Namun dengan memperbanyak istigfar dan sholat, Insya Allah sikap/tabiat kita yang tidak terpuji dapat berubah.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. 2. Morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena suatu penyakit tertentu. 3. Angka morbiditas dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan antara jumlahh penderita dengan jumlah penduduk dalam wktu yang sama dikali 100. 4. Kita diingatkan dengan sakit agar kita segera sadar dan segera kembali kejalan yang benar, jalan Allah SWT yang sesuai dengan Al-Quran dan itu semua dimata Allah SWT hanya azab yang kecil saja.

B. Saran 1. Morbiditas dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan juga sangat mendukung angka morbiditas di suatu daerah 2. Upaya pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam peningkatan derajat kesehatan. Morbiditas sangat mempengaruhi derajat kesehatan di suatu daerah atau masyarakat.

10

DAFTAR PUSTAKA

Eko Budiarto dan Dewi Angggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC http://farahlauziah.wordpress.com/2010/10/21/ukuran-ukuran-epidemiologi/. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Morbiditas. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012. http://kamuskesehatan.com/arti/morbiditas/. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012 http://sitarokab.bps.go.id/index.php/statistik-sosial/98-morbiditas/124-angkakesakitanmorbiditaspersentase-penduduk-yang-mempunyai-keluhan-kesehatan. diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai